Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSugiarto Wibowo Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Menggagas KEMANDIRIAN ENERGI BERBASIS MASYARAKAT
FATCHUR ROHMAN FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) Jl. Semarang 5 Malang
2
ISSUE Masalah lingkungan hidup di indonesia
PANGAN ENERGI AIR KESEHATAN PEMICU MASALAH JUMLAH PENDUDUK BERTAMBAH PERILAKU KONSUMSI POLA PRODUKSI DISTRIBUSI SUMBER DAYA ALAM KUANTITAS DAN KUALITAS SDA & LINGKUNGAN
3
PENGELOLA SDA & LINGKUNGAN
PEMERINTAH MASYARAKAT DUNIA USAHA
4
LANDASAN GERAK/NORMA/TATA ATURAN KOMITMEN KOMUNIKASI
PEMERINTAH FASILITATOR PEMBUAT KEBIJAKAN PENGAWAL KEBIJAKAN PENGHUBUNG DLL. DUNIA USAHA SPONSOR CSR SUMBER INSENTIF INVESTOR DLL MASYARAKAT PARTISIPATOR PELAKU/KETENAGAAN KONSERVATOR TENAGA AHLI KATA KUNCI: LANDASAN GERAK/NORMA/TATA ATURAN KOMITMEN KOMUNIKASI PERAN SERTA/PARTISIPATORIS KERJASAMA/NETWORKING
5
SUMBER DAYA ENERGI INDONESIA
SANGAT BERAGAM, CADANGAN ENERGI MELIMPAH ENERGI BAHAN BAKAR NON-FOSIL LEBIH BANYAK DARI BAHAN BAKAR FOSIL KONSUMSI ENERGI TAHUN 2025 BARU 12 SETARA BARREL/KAPITA/TAHUN (BAPPENAS 2010), MASIH DAPAT DITINGKATKAN MENJADI 18 SETARA BARREL/KAPITA/TAHUN(ASUMSI: PEMANFAATAN TEKNOLOGI PELET KAYU) ENERGI BARU TERBARUKAN: MATAHARI, AIR, PANAS BUMI, GELOMBANG LAUT, BIOMASSA
6
TOPIK BAHASAN ISI PERAN PENTING ENERGI LANDASAN HUKUM
DEWAN ENERGI NASIONAL TOPIK BAHASAN ISI PERAN PENTING ENERGI Energi Mempunyai Peran Penting Dan Strategis Untuk Mencapai Tujuan Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Dalam Pembangunan Nasional Berkelanjutan. LANDASAN HUKUM UU No. 32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; UU No. 4/2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, UU No. 30/2009 Tentang Ketenagalistrikan; UU No. 30/2007 Tentang Energi; UU No. 17/2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025; UU No. 27/ 2003 Tentang Panas Bumi; UU No. 22 /2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi; Peraturan Pemerintah No 70 /2009 Tentang Konservasi Energi; Instruksi Presiden No.2 /2008 Tentang Penghematan Energi dan Air; Peraturan Presiden No. 5 /2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional. Dll. Sudah dibahas dalam rapat anggota DEN 2 September 2010
7
Tercapainya kemandirian pengelolaan energi;
DEWAN ENERGI NASIONAL TOPIK BAHASAN ISI TUJUAN PENGELOLAAN ENERGI Tercapainya kemandirian pengelolaan energi; Terjaminnya ketersediaan energi dalam negeri, baik dari sumber di dalam negeri maupun di luar negeri; Tersedianya sumber energi dari dalam negeri dan/luar negeri sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk: i) pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri; ii) pemenuhan kebutuhan bahan baku industri dalam negeri; dan iii) peningkatan devisa negara; Terjaminnya pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan; Termanfaatkannya energi secara efisien di semua sektor; Tercapainya peningkatan akses masyarakat yang tidak mampu dan/atau yang tinggal di daerah terpencil terhadap energi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata dengan cara: i) menyediakan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan energi kepada masyarakat tidak mampu; ii) membangun infrastruktur energi untuk daerah belum berkembang sehingga dapat mengurangi disparitas antar daerah; Tercapainya pengembangan kemampuan industri energi dan jasa energi dalam negeri agar mandiri dan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia; Terciptanya lapangan kerja; dan Terjaganya kelestarian lingkungan hidup. Sudah dibahas dalam rapat anggota DEN 2 September 2010 Sesuai dengan UU No. 30 Tahun 2007 Pasal 3
8
Tercapainya peningkatan cadangan terbukti energi fosil dan non fosil;
DEWAN ENERGI NASIONAL TOPIK BAHASAN ISI SASARAN PENGELOLAAN ENERGI Terlaksananya penerapan harga energi sesuai dengan nilai keekonomian berkeadilan, dengan menyiapkan subsidi yang tepat sasaran (pertumbuhan, kemiskinan dan tenaga kerja);. Tercapainya peningkatan cadangan terbukti energi fosil dan non fosil; Terwujudnya pembangunan infrastruktur energi yang mampu memaksimalkan akses masyarakat terhadap energi; Terjaminnya keamanan pasokan energi nasional baik untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang, yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional; Tercapainya peningkatan kemandirian pengelolaan energi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan kemampuan dan peranan industri dan jasa energi dalam negeri; Tercapainya penurunan emisi gas rumah kaca di sektor energi dan transportasi sebesar 0,038 Gton-CO2 (setara dengan 5,13%) dicapai dari total penurunan emisi sebesar 26% pada tahun 2020. Sudah dibahas dalam rapat anggota DEN 2 September 2010
9
Sumber energi baru dan terbarukan belum dimanfaatkan secara optimal.
DEWAN ENERGI NASIONAL TOPIK BAHASAN ISI PARADIGMA PENGELOLAAN ENERGI Pengelolaan energi berorientasi pada ekspor sumberdaya energi sebagai sumber utama penerimaan negara. Energi sebagai modal pembangunan. KONSERVASI DAN EFFISIENSI ENERGI Cadangan penyangga energi yang harus disimpan secara nasional belum ditetapkan dan lokasi peruntukannya masih ada yang tumpang tindih dengan Tata Ruang Nasional. Pemborosan energi di berbagai sektor masih relatif tinggi (potensi penghematan berkisar antara 15-30%). SUMBERDAYA DAN CADANGAN ENERGI Penurunan cadangan dan produksi minyak bumi, serta penurunan produksi gas bumi. Kegiatan eksplorasi untuk berbagai jenis energi fosil belum dilaksanakan dengan optimal. Sumber energi baru dan terbarukan belum dimanfaatkan secara optimal. INFRASTRUKTUR ENERGI Keterbatasan infrastruktur energi menyebabkan rendahnya akses terhadap energi. Terbatasnya pendanaan untuk pembangunan infrastruktur di sektor energi.
10
ASUMSI SKENARIO PENYEDIAAN ENERGI
11
BAURAN ENERGI NASIONAL (2010 – 2050)
(%) Minyak Bumi Batubara 2010 2025 Gas Bumi EBT EBT 25,9 EBT 5,7 2030 2050 Catatan: EBT (energi air, panas bumi, biomasa sampah, bahan bakar nabati, energi surya, energi laut, energi angin, dan nuklir) EBT 30,9 EBT 39,5
12
KEBIJAKAN ENERGI MENURUT JENIS ENERGI SERTA KONSERVASI DAN EFISIENSI ENERGI
KEBIJAKAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Tenaga Air Panas Bumi Biomasa dan Sampah/Limbah Bahan Bakar Nabati Tenaga Surya Energi Laut Tenaga Angin Nuklir KEBIJAKAN ENERGI FOSIL Minyak dan Gas Bumi Batubara KEBIJAKAN ENERGI LISTRIK KEBIJAKAN KONSERVASI DAN EFISIENSI ENERGI
13
Kebijakan Energi Menurut Jenis Energi
14
KEBIJAKAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
Mewujudkan pasar energi terbarukan yang diatur oleh pemerintah; Mengatur dan memberlakukan harga khusus untuk energi terbarukan dan mewajibkan kepada perusahaan penyedia energi untuk membeli energi dari sumber energi terbarukan sesuai dengan kuota yang ditentukan serta mensubsidi selisih harga energi terbarukan terhadap energi konvensional dalam waktu tertentu; Menetapkan kuota minimum tenaga listrik dari sumber energi terbarukan dalam bauran energi listrik nasional; Menetapkan kuota minimum bahan bakar cair dan gas dari sumber energi terbarukan dalam bauran energi nasional; Mengalokasikan dana penelitian dan pengembangan EBT dengan skema khusus untuk mempercepat pemanfaatan energi baru dan terbarukan; Meningkatkan pengembangan industri peralatan produksi dan pemanfaat energi terbarukan dalam negeri; Memberikan insentif pajak bagi pengembangan, pengusahaan dan pemanfaaran energi terbarukan melalui pembebasan pajak, pengurangan pajak, penangguhan pajak, kredit pajak dan pajak ditanggung Pemerintah sampai nilai keekonomiannya kompetitif dengan energi konvensional; Menetapkan pengembangan energi terbarukan sebagai prioritas pengembangan energi nasional, dengan mengalokasikan anggaran Pemerintah Pusat maupun daerah untuk kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi energi terbarukan serta penguatan infrastrukturnya; Memberikan insentif bagi lembaga/swasta/perorangan yang berhasil mengembangkan teknologi inti pada bidang energi baru dan terbarukan;
15
KEBIJAKAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN TENAGA AIR
Meningkatkan pemanfaatan energi air untuk memenuhi kebutuhan energi setempat/lokal dan nasional Meningkatkan lit-bang-yasa bidang tenaga air khususnya skala mini dan mikro
16
KEBIJAKAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN PANAS BUMI
Meningkatkan ekplorasi dan eksploitasi panas bumi dan mengatur harga keekonomian listrik panas bumi Memastikan status lahan pada lokasi panas bumi Menyempurnakan pengelolaan energi panas bumi Meningkatkan kemampuan nasional di bidang panas bumi
17
KEBIJAKAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN BIOMASA DAN SAMPAH/LIMBAH
Meningkatkan pemanfaatan biomasa sebagai sumber energi terutama untuk menciptakan rantai ekonomi khususnya di perdesaan; Mensinergikan pengelolaan sampah kota secara nasional untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi
18
BAHAN BAKAR NABATI (BBN)
KEBIJAKAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN BAHAN BAKAR NABATI (BBN) Meningkatkan pemanfaatan BBN untuk menggantikan BBM secara bertahap b. Mendukung pengembangan BBN dalam negeri c. Mewajibkan penggunaan BBN untuk pengguna tertentu secara konsisten
19
KEBIJAKAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN TENAGA SURYA
Mewajibkan penggunaan sel surya pada pemakai tertentu Mengembangkan industri PLTS Mewujudkan keekonomian PLTS Meningkatkan penguasaan teknologi PLTS
20
KEBIJAKAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN ENERGI LAUT
Meningkatkan ekplorasi sumberdaya energi laut Meningkatkan kemampuan nasional dalam pemanfaatan energi laut Meningkatkan kemampuan lit-bang energi laut Mendorong pengembangan industri sistem dan komponen peralatan instalasi pembangkit listrik dari energi laut dalam negeri
21
KEBIJAKAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN NUKLIR
Pengembangan PLTN mengutamakan potensi uranium nasional dan dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan secara ketat; Pengembangan PLTN di Indonesia untuk mendukung keamanan pasokan energi nasional dalam skala besar dan penurunan emisi karbon; Meningkatkan sosialisasi PLTN kepada masyarakat secara tepat dan menyeluruh; Melibatkan pemangku kepentingan dalam persiapan pengembangan energi nuklir untuk ketenagalistrikan; Menyiapkan dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam penguasaan teknologi dan keselamatan PLTN; Memanfaatkan bahan bakar nuklir dari potensi uranium nasional dan pasar internasional yang tidak hanya tergantung kepada satu negara tertentu;
22
KEBIJAKAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN TENAGA ANGIN
Menerapkan penggunaan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) Mengembangkan industri Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Meningkatkan penguasaan teknologi PLTB dalam negeri.
23
EBT RAMAH LINGKUNGAN KEMANDIRIAN ENERGI BERBASIS MASYARAKAT
24
ENERGI tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia
alat penerangan, motor penggerak, peralatan rumah tangga, dan mesin-mesin industry Pasokan energi lebih rendah daripada kebutuhan mencari sumber energi alternatif lain yang lebih ekonomis, ramah lingkungan dan bersifat renewable
25
Energi Alternatif Ramah Lingkungan
semua energi yang dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut energi yang digunakan bertujuan untuk menghentikan penggunaan sumber daya alam atau pengrusakan lingkungan
27
Macam-Macam Energi Ramah Lingkungan
Energi Cahaya Matahari (Solar Energy) Energi Panas Bumi Biogas Biodiesel Biodiesel Alga Energi Air Bioetanol
28
Energi Cahaya Matahari (Solar Energy)
Matahari adalah sumber energi utama yang memancarkan energi yang luar biasa besarnya ke permukaan bumi. Pada keadaan cuaca cerah, permukaan bumi menerima sekitar 1000 watt energi matahari per-meter persegi Energi matahari dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara yang berlainan bahan bakar minyak adalah hasil fotosintesis, tenaga hidro elektrik adalah hasil sirkulasi hujan tenaga angin adalah hasil perbedaan suhu antar daerah dan sel surya (sel fotovoltaik) yang menjanjikan masa depan yang cerah sebagai sumber energi listrik Sebuah contoh sederhana dari kekuatan matahari dapat dilihat dengan menggunakan kaca pembesar untuk memfokuskan sinar matahari pada selembar kertas. Tak lama kemudian kertas akan menyatu menjadi kobaran api Cara lain yang jauh lebih aman dan praktis untuk memanfaatkan energi matahari adalah dengan menggunakan kekuatan matahari untuk memanaskan air. Sebuah kaca pembesar dapat digunakan untuk memanaskan sejumlah kecil air. Sepotong pendek tabung tembaga disegel di satu ujung dan diisi dengan air. Sebuah kaca pembesar kemudian digunakan untuk memanaskan pipa Secara teori, dengan cukup kesabaran, beberapa kaca pembesar dan panas cahaya matahari yang cukup kuat dapat dipergunakan untuk mendidihkan air, menghasilkan uap.
29
Solar cell energi ini dapat ditangkap dengan sel-sel fotovoltaik yang mengubah energi matahari menjadi listrik tidak ada polusi yang dihasilkan selama proses konversi energi, dan lagi sumber energinya banyak tersedia di alam, yaitu sinar matahari
30
Proses pengubahan energI matahari menggunakan teknologi solar cell
solar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran electron, aliran electron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber (penyerap), meskipun demikian, masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari solar cell
32
sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika menimpa permukaaan bahan solar sel (absorber), akan diserap, dipantulkan atau dilewatkan begitu saja, dan hanya foton dengan level energi tertentu yang akan membebaskan electron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik Level energi tersebut disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan electron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik Jika energi foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka extra energi tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel.
33
Energi Panas Bumi memanfaatkan panas dari dalam bumi. estimasi saat ini adalah, 500°C (9,932 F) - jadi tidak mengherankan jika tiga meter teratas permukaan bumi tetap konstan mendekati 10-16°C (50-60°F) setiap tahun Energi panas Bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Efisiensi termal dari pembangkit listrik tenaga panas Bumi cenderung rendah karena fluida panas Bumi berada pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan uap atau air mendidih.
34
Penggunaan panas bumi dapat dilakukan dgn:
Menempatkan panas untuk bekerja Pembangkit listrik menggunakan air panas dari tanah untuk memanaskan cairan lain, seperti isobutene, yang dipanaskan pada temperatur rendah yang lebih rendah dari air. Ketika cairan ini menguap dan mengembang, maka cairan ini akan menggerakan turbin generator Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan persen pembangkit listrik berbahan bakar fosil
35
Bahan bakar hayati atau biofuel
36
Biogas Biogas dari Limbah Peternakan Biogas dari Limbah Pertanian
teknologi pembentukan energi dengan memanfaatkan limbah, seperti limbah pertanian, limbah peternakan, dan limbah manusia Sumber Bahan Baku Biogas Biogas dari Limbah Peternakan Biogas dari Limbah Pertanian Biogas dari Limbah Perairan Biogas dari Limbah Kotoran Manusia Proses fermentasi pembuatan biogas material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium
37
Potensi Produksi Gas Jenis Kotoran Produksi Gas Per Kg Kotoran (m3) Sapi/kerbau 0,023―0,040 Babi 0,040―0,059 Ayam 0,065―0,116 Manusia 0,020―0,028 produksi biogas dari seekor sapi berkisar 600―1000 liter biogas per hari
38
Prinsip Dasar Biogas Teknologi biogas adalah proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa udara (anaerob) untuk menghasilkan campuran dari beberapa gas, di antaranya metan dan CO2 Biogas dihasilkan dengan bantuan bakteri metanogen atau metanogenik pengahsil metan yang mudah terbakar (biogas) Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30°C-55°C, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel
39
Tabel Komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa pertanian
Jenis gas Biogas Kotoran sapi Campuran kotoran + sisa pertanian Metan (CH4) 65,7 54 – 70 Karbon dioksida (CO2) 27,0 45 – 57 Nitrogen (N2) 2,3 0,5 - 3,0 Karbon monoksida (CO) 0,1 Oksigen (O2) 6,0 Propena (C3H8) 0,7 - Hidrogen sulfida(H2S) Sedikit Nilai kalor (kkal/m2) 6513 4800 – 6700
40
mekanisme pembuatan biogas
41
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah digester yang berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa prolon Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan kedalam digester Disamping digester harus dibangun juga penampung sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik cair
42
langkah langkah pembuatan biogas
Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2 Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya
46
Jarak Pagar sebagai bahan biodiesel
bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak nabati sehingga ramah lingkungan dan tidak beracun sebagai metil ester yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau lemak hewan yang memenuhi kualitas untuk digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel Metil ester atau etil ester merupakan senyawa yang relatif stabil berwujud cair pada suhu ruang (titik leleh antara C), titik didih rendah dan tidak korosif Jarak Pagar sebagai bahan biodiesel Rendemen minyak (trigliserida) dalam inti biji jarak mencapai sekitar 35 % Biji jarak pagar dapat menghasilkan minyak biji, bungkil biji dan cangkang biji. Minyak biji akan menghasilkan produk biogas, bahan bakar, insektisida dan pengobatan
47
Proses pembuatan biodiesel
48
Proses pengolahan biji jarak menjadi biodiesel
Biji jarak dibersihkan Biji direndam sekitar 5 menit di dalam air mendidih, kemudian ditiriskan sampai air tidak menetes lagi Biji dikeringkan Daging biji yang telah terpisah dari kulitnya Proses pengepresan Proses Pembuatan Crude Jatropha Oil (CJO) Reaksi Esterifikasi (Penghilangan asam lemak bebas) Transesterifikasi (menurunkan viskositas atau kekentalan CJCO sehingga akan menyamai petrodiesel (solar atau ADO) hingga mencapai nilai 4,84 cst. Sehingga didapatlah biodiesel dari minyak biji jarak pagar) Proses Pembuatan Biodiesel
51
Hasil Olahan Biji Jarak
Bahan bakar cair cruide jatropha oil (CJO), minyak jarak murni atau pure plant oil (PPO) dan biodiesel
52
Bahan bakar padat (solid biofuels)
proses non-karbonisai limbah hasil proses ekstraksi langsung dilakukan densifikasi dibentuk briket menggunakan alat press tipe hidrolik maupun ulir. Hasil densifikasi berupa briket yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar padat. Briket langsung dibakar kedalam tungku atau kompor
53
Biodiesel dari Alga Alga adalah salah satu organisme yang dapat tumbuh pada rentang kondisi yang luas di permukaan bumi Berbagai jenis alga dapat dimanfaatkan sebagai penghasil bioetanol dan biodiesel ataupun sebagai pupuk organik
55
Ada jenis alga yang memiliki komponen fatty acids lebih dari 40%
alga memiliki komposisi kimia sel yang terdiri dari protein, karbohidrat, lemak (fatty acids) dan nucleic acids Ada jenis alga yang memiliki komponen fatty acids lebih dari 40% komponen fatty acids inilah yang akan diekstraksi dan diubah menjadi biodiesel alga mampu menghasilkan minyak 200 kali lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan penghasil minyak pada kondisi terbaiknya
56
Penanaman Alga Biodiesel
57
Cara Ekstraksi Minyak dari Alga
Pengepresan (Expeller/Press) alga yang sudah siap panen dipanaskan dulu untuk menghilangkan air yang masih terkandung di dalamnya. Kemudian alga dipres dengan alat pengepres untuk mengekstraksi minyak yang terkandung dalam alga. Dengan menggunakan alat pengepres ini, dapat diekstrasi sekitar 70 – 75% minyak yang terkandung dalam alga Hexane solvent oil extraction Minyak dari alga dapat diambil dengan menggunakan larutan kimia, misalnya dengan menggunakan benzena dan eter minyak berhasil dikeluarkan dari alga dengan menggunakan alat pengepres, kemudian ampas (pulp) alga dicampur dengan larutan cyclo-hexane untuk mengambil sisa minyak alga Untuk memisahkan minyak dan cyclo-hexane dapat dilakukan proses distilasi Supercritical Fluid Extraction Pada metode ini, CO2 dicairkan dibawah tekanan normal kemudian dipanaskan sampai mencapai titik kesetimbangan antara fase cair dan gas Pencairan fluida inilah yang bertindak sebagai larutan yang akan mengekstraksi minyak dari alga Metode ini dapat mengekstraksi hampir 100% minyak yang terkandung dalam alga
59
ENERGI TENAGA AIR KINCIR AIR KAKI ANGSA
Djajusman Hadi & Budiharto
60
BIOETHANOL DARI SINGKONG (UBI KAYU)
BIOETHANOL DARI SINGKONG (UBI KAYU)
61
Dampak Energi Ramah Lingkungan
Pemanfaatan energi alternatif ini seoptimal mungkin lebih baik dari segi ekonomi, kelangsungan kelestarian dan amdalnya. Selain murah, juga sangat ramah lingkungan Pemanfaatan tanaman untuk program reboisasi lahan kritis/tandus/non-produktif. Menyerap cukup banyak tenaga kerja/mengurangi jumlah pengangguran. Mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui peningkatan pendapatan. Mengembalikan fungsi lingkungan, khususnya menghijaukan kembali kawasan gundul, mengembalikan fungsi lahan kritis sekaligus menjaga kelestarian sumber mata air. Sumber energi alternatif menghasilkan emisi gas buang yang lebih sedikit dibandingkan dengan solar biasa sehingga dapat mengurangi proses pemanasan global
62
PROGRAM PEMANFAATAN ENRGI SURYA
63
PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK MINIHIDRO
PROGRAM PENGGIATAN PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI BIO GAS ATAU KOMPOS
64
MATUR NUWUN THANK YOU JAZAKUMULLOH KHOIRON TERIMAKASIH HATUR NUHUN
MATOR SAKALANGKONG MATUR NUWUN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.