Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehInge Wibowo Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Pekerjaan Detail Desain Tanggul Laut Rob Semarang Tahun Anggaran 2017
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA Alamat : Jl. Brigjen S. Sudiarto No Semarang Telp. (024) , Fax. (024) a RAPAT PEMBAHASAN DESAIN TANGGUL LAUT ROB SEMARANG Pekerjaan Detail Desain Tanggul Laut Rob Semarang Tahun Anggaran 2017
2
LATAR BELAKANG Tahun 2016, telah dilakukan kajian basic design oleh Puslitbang SDA mengenai pengendalian banjir dan rob dengan konstruksi tanggul laut dan kolam retensi. Tanggul laut dan kolam retensi berdasarkan rekomendasi direncanakan membentang dari Sungai Kanal Banjir Timur ke arah Timur sampai Sungai Babon. Tetapi opsi lokasi tersebut belum didukung adanya survei, inventarisasi dan investigasi yang menyeluruh. Karena itu, tahun 2017, BBWS Pemali Juana menindaklanjuti dengan kegiatan Detail Desain Tanggul Laut Rob Semarang.
3
PERMASALAHAN ROB KOTA SEMARANG
Genangan rob dan banjir terutama pada ruas Jalan Nasional menimbulkan kemacetan lalulintas dan terganggunya perekonomian masyarakat
4
MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN
Mengidentifikasi permasalahan penyebab rob Kota Semarang, Menyusun solusi penanganan menyeluruh dengan sistem tanggul laut dan kolam retensi dalam upaya Penanganan Banjir dan Rob Kota Semarang. MAKSUD Mendapatkan detail desain tanggul laut rob Semarang yang memenuhi standar perencanaan teknis, dengan NSPM yang berlaku, sehingga aman dapat dilaksanakan pembangunan fisik pada tahap selanjutnya. TUJUAN
5
KONDISI UMUM KOTA SEMARANG
GEOGRAFIS Kota Semarang terletak antara garis 6°50' - 7°10' Lintang Selatan dan garis 109° °50' Bujur Timur. Dibatasi sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan kabupaten Demak, sebelah Selatan dengan kabupaten Semarang dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa. Panjang garis pantai : 13,6 Km. Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 sampai dengan 348,00 di atas garis pantai. ADMINISTRATIF Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177 Kelurahan. Luas wilayah Kota Semarang adalah 373,70 Km2, yang terdiri dari : Lahan sawah : 39,56 Km2 ( 10,59 %), Lahan kering : 334,14 Km2 ( 89,41 %). Luas wilayah perairan tercatat 1631,36 Km2, yang terdiri dari : Pertambakan seluas 1572,80 Km2 Kolam seluas 58,56 Km2
6
LOKASI KEGIATAN Lokasi kegiatan Detail Desain Tanggul Laut Rob Semarang adalah pada wilayah Kota Semarang Timur Batas Lokasi Kegiatan adalah sebagai berikut : Disebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa Disebelah Timur dibatasi oleh Sungai Babon Disebelah Selatan dibatasi oleh Sungai Pedurungan Disebelah Barat dibatasi oleh KBT dan Jalan Tol
7
Kanal Banjir Timur (KBT)
Lokasi Pekerjaan Semarang Timur (antara KBT dan S. Babon) Sungai Babon Kanal Banjir Timur (KBT)
8
Permasalahan Wilayah Kota Semarang Timur merupakan daerah yang sering mengalami permasalahan genangan rob. Kawasan yang hampir selalu tergenang rob dan paling parah adalah adalah Kelurahan Terboyo Wetan dan Kelurahan Terboyo Kulon. Beberapa wilayah kelurahan yang juga mengalami genangan rob adalah Kelurahan Tambakrejo, Kelurahan Muktiharjo, Kelurahan Trimulyo, Kelurahan Gebangsari Kelurahan Genuksari. Daerah terdampak genangan rob terdiri dari Kawasan Industri, Jalan Raya Nasional, Permukiman, Perkantoran, Terminal bus dan fasilitas umum seperti tempat ibadah, kampus/gedung sekolah dan sebagainya. Berdasarkan Rencana Induk Drainase Kota Semarang, wilayah ini masuk dalam Sistem Drainase Semarang Timur
9
Sistem Drainase Semarang Timur
Sumber : Rencana Induk Drainase Kota Semarang
10
Sistem Drainase Semarang Timur
No. Sub Sistem Drainase Luas DAS (ha) 1 Banjir Kanal Timur 3.704,80 2 Kali Tenggang 1.137,95 3 Kali Sringin 1.527,00 4 Kali Babon 12.715,28 5 Kali Pedurungan 1.076,88 Sumber : Rencana Induk Drainase Kota Semarang
11
Penyebab Utama Terjadinya Rob
Muka air laut yang lebih tinggi dari pada permukaan lahan/daratan sehingga air laut masuk menggenangi daratan, baik yang masuk secara langsung maupun melalui alur sungai Air Hujan yang tidak tertampung di sungai/saluran pembuang sehingga meluap dan terjadi genangan Genangan Rob yang terjadi semakin tinggi dan meluas, hal ini disebabkan antara lain : Adanya penurunan tanah (land subsidence), Adanya fenomena kenaikan permukaan air laut (sea level rise), Peningkatan debit (banjir) akibat perubahan tata guna dan kerusakan lahan di daerah tangkapan air.
12
Kanal Banjir Timur (KBT) Jalan Nasional Semrang Demak
Aliran Rob Sungai Babon Kanal Banjir Timur (KBT) Sungai Sringgin Jalan Nasional Semrang Demak
13
Upaya yang Telah dan Sedang Dilakukan untuk Menangani Banjir dan Rob
No Kegiatan Tahun Status 1 Rencana Induk Drainase Kota Semarang 2007 Master Plan 2 DED Kali Tenggang Tahap III 2008 Detail Desain 3 Detail Desain Sungai Dolok - Penggaron 2009 4 Study Of Dolok Penggaran River System and Desain Of the East Floodway 2016 Fs dan Detail Desain 5 Basic Desain Tanggul Laut BKT- Babon Basic Desain 6 Pengendalian Banjir dan Rob, Paket I Dan II 2017 Kontruksi 7 Detail Desain Tanggul Laut Rob Semarang
14
Lingkup Kegiatan Detail Desain Tanggul Laut Rob Semarang
Upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan banjir rob sesuai Acuan Kerja adalah pembuatan Tanggul Laut Rob (TLR). Detail Desain Tanggul Laut Rob Semarang dirancang untuk menanggulangi genangan banjir akibat rob sesuai Basic Desain oleh Puslitbang SDA Kementerian PUPR. TLR ini akan dibangun pada ruas pantai antara Kanal Banjir Timur (KBT) dengan Sungai Babon (SB), yang didalamnya terdapat sistem drainase utama yaitu Sistem Tenggang dan Sistem Sringin. Dengan dibuatnya Konstruksi Tanggul Laut maka, sistem drainase di kawasan tersebut dilakukan dengan sistem polder, dimana kawasan yang menjadi target penanganan terisolasi secara hidrologi. Perlu kegiatan survei investigasi dan inventarisasi serta detail desain yang mencakup tanggul laut, tanggul sungai, kolam retensi & perbaikan drainase utama.
15
KEGIATAN DALAM PENANGAN ROB
KOMPONEN PENGENDALIAN BANJIR ROB SEMARANG TIMUR DENGAN SISTEM POLDER Tahap Konstruksi (2017) terdiri dari Paket I (Sistem Sringin) dan Paket II (Sistem Tenggang) dengan kegiatan utama berupa : Pekerjaan galian (alur sungai) Pekerjaan parapet beton Pekerjaan box culvert dan jembatan Pekerjaan sheet pile dan mini pile Pekerjaan pintu air dan pompa air Tahap Detail Desain untuk Paket III (2017) dengan kegiatan utama berupa : Tanggul Laut Rob Kolam Retensi Pintu air dan Pompa air
16
Jalur (Trase) Tanggul Laut
17
Jalur (Trase) Tanggul Laut Berdasarkan Koordinat
18
Jalur (Trase) Tanggul Laut dan Batas Kepemilikan Lahan
Keterangan : Trase tanggul laut berada di dalam lahan kepemilikan warga. Batas kepemilikan lahan tersebut didasarkan pada hasil survey lapangan (tracking GPS) menurut petunjuk dan tanda berupa patok bambu yang dipasang oleh warga (pemilik).
19
Jalur (Trase) Tanggul Laut Berdasarkan Hasil Bathimetri
Keterangan : Kedalaman pada trase tanggul laut rata-rata berada pada kedalaman -0,5 sampai -1,0 m Lokasi lahan tambak yang berada di area paling luar berada di kedalaman -1,0 m Data bathimetri menggunakan data sekunder dari pekerjaan Detail Desain Dolok Penggaron (Kanal Banjir Timur - Dombo Sayung)
20
Lokasi Kolam Berdasarkan Hasil Bathimetri
Keterangan : - Rencana kolam berdasarkan hasil bathimetri berada pada lahan dengan kedalaman -1,0 meter. - Data bathimetri menggunakan data sekunder dari pekerjaan Detail Desain Dolok Penggaron (Kanal Banjir Timur - Dombo Sayung) Lokasi Kolam Retensi dan Pompa
21
N DESAIN ELEVASI PUNCAK TANGGUL LAUT
HASIL ANALISIS AWAL KONSULTAN (2017) Elevasi Tanggul = DWL + Ru + Fb + *Ls DWL = HHWL+ (SS atau WS) + SLR Ls Fb Ru DWL SLR SS atau WS HAT Datum 0 LLWL PARAMETER DESAIN TANGGUL LAUT (Ref. m LLWL) HAT ( elevasi tertinggi pasang surut 18,6 th an ) 1,38 Ss ( kenaikan muka air laut akibat badai ) 0,15 Ws ( kenaikan muka air laut akibat tekanan angin) 0,15 SLR ( Sea level rise, lihat Grafik IPCC, 1990) 0.20 Ru ( Run up, tinggi luncuran gelombang di lererng tanggul) 1.80 Fb ( tinggi jagaan, 1 sd 1.5 m, lihat pedoman perencanaan tanggul laut) 1.00 *Ls ( penurunan tanah di semarang ) ( 10 sd 15 cm /th) 2.00 ( 20 th) Elevasi Puncak Tanggul Laut = ,68
22
Komparasi Desain Elevasi Tanggul Laut Rob Semarang
DETAIL DESAIN (2017) BASIC DESAIN (2016)
23
ANALISIS GELOMBANG Hmaks =1.8 x Hs100 ≈ 6.0 m
Return Period PT Geotindo Mitra J. Power, Central Java Coal Thermal Power Project PT. Amythas Kencana ( ) ( 2007 – 2016) ARAH BEBAS WNW NW Arah Bebas (Tahun) Hs (m) Ts (s) Hs (m) Ts (s) Hs (m) Ts (s) Hs (m) Ts (s) 1 5 10 25 50 100 3.31 3.77 7.45 200 Dersain Tanggul = 20 tahun (n) Kala Ulang angin Rencana 100 tahun (T) Rumus Kemungkinan terjadi kecepatan angin > U100th = 18% Atau Kecepatan angin rencana (U100th) tidak akan terlampaui selama kurun waktu 20 tahun dengan probabilitas = 82 % (cukup aman ≥ 75%) HD = Hs100 = 3.31 m Hmaks =1.8 x Hs100 ≈ 6.0 m
24
DWL = HAT + SS/Ws + SLR = 1.38 + 0.30 + 0.20 = + 1.88 m
ANALISIS PASANG SURUT ELEVASI PENTING TERKAIT PASANG SURUT ( MSL): HAT MHWS MHWN MSL MLWN MLWS LAT (Highest Astronomical Tide): m (Mean HighWater Spring) (Mean HighWater Neap) (Mean Sea Level) (Mean LowWater Neap) (Mean LowWater Spring) : m : m : ± 0.00 m : m : m (Lowest Astronomical Tide) : m Untuk menentukan elevasi terhadap LAT = 0 Maka ditambah m DWL = HAT + SS/Ws + SLR = = m Ket: DWL = muka air laut rencana (Design Water Level) SS = Storm Surge = 0.01 (Po-Pa) Po = Tinggi tekanan udara pada MSL = 1013 mbar Pa = tinggi tekanan atmosfeer pada muka laut (mbar) SLR = tinggi kenaikan muka air laut akibat climae change (lihat Grafik IPCC, 1990)
25
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
SS = 0,01 (po – pa) Keterangan: SS = tinggi storm surge (m) pa = tinggi tekanan atmosfeer pada muka air laut (mbar) po = tinggi tekanan pada MSL = 1013 mbar WS = Iw F/2 ; Iw = Cw( udara )( ) Keterangan: Iw = gradien muka air laut U = kecepatan angin (m/det) h = kedalaman air laut rerata (m) airlaut,udara = rapat masa air laut dan udara = 1030 kg/m3; 1,21 kg/m3 U 2 gh airlaut WS = tinggi wind set up (m) F = panjang fetch (m) g Cw = percepatan gravitasi bumi (m/det2) = koef. gesek udara-air = 0, sd 3,0 10 Hb = 0,78 ds Keterangan: Hb = Tinggi gelombang pecah (m) ds = Kedalaman air di lokasi bangunan (m)
26
Run-up Gelombang I tg () f .I r (H / L0 ) Keterangan:
Ru = tinggi rayapan gelombang (m) H = tinggi gelombang datang (m) Lo = panjang gelombang = 1,56 T2 (m) T = periode gelombang (detik) Ir = angka Irribaren f = koefisien rayapan gelombang (Gambar 5.4 dan 5.5) = kemiringan dinding tembok laut f .I r H r (H / L0 ) 0,5
27
KEBUTUHAN TOE PTOCETION
No Jenis Material Lapis Lindung m Cara Penem- patan armor Lengan Bangunan Ujung Bangunan Sudut (m) Gelombang Gelombang Pecah Tidak Pecah Pecah Tidak pecah 1 : m 1 Batu quarry, Bulat 2 >3 Acak 1,2 1,6 2,4 3,2 1,1 1,4 1,9 2,3 1,5 3,0 2 Batu quarry, Kasar dan bersudut 2 Acak 2,0 4,0 1,9 1,6 1,3 3,2 2,8 2,3 1,5 3,0 2,0 3 Tetrapod, Quadripod 2 Acak 7,0 8,0 5,0 4,5 3,5 6,0 5,5 4,4 1,5 3,0 2,0 4 Tribar 2 Acak 9,0 10,0 8,3 7,8 6,0 9,0 8,5 6,5 1,5 2,0 3,0 5 Dolos 2 Acak 15,8 31,8 8,0 7,0 16,0 14,0 2,0 3,0 6 Kubus 2 Acak 6,5 7,5 - 5,0 2 Keterangan: Koefisien KD diambil dari SPM (CERC, 1984) Koefisien KD diluar table tersebut diatas harus ditentukan berdasarkan uji model hidraulik di laboratorium.
28
Rencana Survey Bathimetri
Luas area untuk survey Bathimetri (Memanjang 4 km ; Melintang 3 km atau d= -5 m)
29
Rencana Penyelidikan Geoteknik
RENCANA PEMBORAN INTI = 4 52,5 m (Total kedalaman bor = 210 m)
30
Hasil Rapat Koordinasi Pembahasan AMDAL (Dinas PSDA Prov
Hasil Rapat Koordinasi Pembahasan AMDAL (Dinas PSDA Prov. Jateng, 18 Apriil 2017 Lingkup Kegiatan Kegiatan Drainase Sringin-Tenggang dilakukan dalam rangka penanganan Rob Kota Semarang, yang mana rencananya akan mencakup Tanggul Laut. Berkaitan dengan rencana Tanggul Laut maka Nomenklatur yang dipakai sebagai acuan adalah: - Reklamasi - Penahan Gelombang - Break Water - Kolam Reservoir (Kolam Tampungan) Tanggul Laut dapat berstatus sebagai bagian dari penanganan Rob Kota Semarang sehingga dapat disatukan dengan Dokumen Amdal Sringin-Tenggang
31
Hasil Rapat Koordinasi Pembahasan AMDAL (Dinas PSDA Prov
Hasil Rapat Koordinasi Pembahasan AMDAL (Dinas PSDA Prov. Jateng, 18 Apriil 2017 Pedoman Permen LH no.5 .15 Lamp 1.I.5 Normalisasi Sungai Sringin dan Tenggang batasanya lebih dari 5 Km. Pengerukan m3 F. 3a.3c apabila kegiatan lebih dari m3 harus ada Amdal Pada huruf F.A , Sebagai pemecah gelombang sepanjang 200 m. Volume tampungan m3, area genangan 200 Ha. Huruf I.4, Apabila konteks untuk pengaman pantai lebih dari 500 m dari bibir pantai.
32
Terima Kasih.... PT AMYTHAS
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.