Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehVeronika Lesmono Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
POTENSI EKONOMI UNTUK KEBERLANJUTAN KRPL
Oleh : Saptana PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Makalah disampaikan pada Apresiasi Pendaping P2KP Kaupaten/Kota, Wilayah Tengah: Maret 2014 1
2
PENDAHULUAN Xenophon, filsuf dan sejarawan Yunani yang hidup SM mengatakan bahwa “Agriculture is the mother and nourishes of all other arts. When it is well conducted, all other arts prosper. When it is neglected, all other arts decline”. Pertanian adalah ibu dari segala budaya. Jika pertanian berjalan dengan baik, maka budaya-budaya lainnya akan tumbuh dengan baik pula, tetapi manakala sektor ini diterlantarkan, maka semua budaya lainnya akan rusak. 2
3
Filsuf Lao Tze, yang hidup sekitar 600 tahun SM mengatakan “There is nothing more important than agriculture in governing people and serving the Heaven”. Tidak ada suatu pun yang lebih penting di dunia ini selain pertanian, jika ingin masuk surga. Dalam hadits, Rosulullah bersabda tanamlah pohon, walaupun hari besuk kiamat datang. Kisah Ketika Menebar Benih Seketika Panen. Resolusi No. 288 Sidang ke-66 MU-PBB 2012 tentang "The Future We Want": Agenda Pembangunan Berkelanjutan.
4
5 Faktor Penggarak Pembangunan Ekonomi Berbasis Pekarangan
Sumberdaya Lahan Pekarangan & Air 2. Sumberdaya Manusia 3. Ketersediaan dan adopsi teknologi 4. Kelembagaan pertanian 5. Kebijakan pendukung 5 Faktor Penggarak Pembangunan Ekonomi Berbasis Pekarangan 4
5
Pengajaran ini ditujukan untuk mengkaji "Potensi ekonomi pengembangan KRPL dan faktor-faktor yang menentukan keberlanjutannya. 5
6
Beberapa Konsep Dasar 1. Konsep Pekarangan: 2. Konsep Rumah Hijau:
Sayagyo mendefinikan pekarangan sebagai sebidang tanah disekitar rumah yang masih diusahakan secara sambilan, sering disebut lumbung hidup, warung hidup, atau apotik hidup. 2. Konsep Rumah Hijau: Intinya menghijaukan setiap jengkal lahan disekitar rumah untuk mendukung ketahanan pangan 3. Kawasan rumah pangan lestari : Intinya penyempurnaan dari konsep rumah hijau, sejalan dg P2KP, secara berkesinabungan kebutuhan pangan, gizi rumah tangga dapat terpenuhi dari sekitar rumahnya 6
7
Lanjutan konsep dasar... 4. Eksistensi Kebun Bibit Desa :
Intinya keberadaan KBD yang meliputi kualitas, ragam jenis komoditas adalah faktor utama keberhasailan program KRPL 5.Eksistensi Kelembagaan Pengelola handal & Pemberdayaan: Intinya menjadi wadah dan media berinteraksi antar anggota dalam mengidentifikasi potensi dan kendala, serta dalam memecahkan permasalahan bersama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan Pemberdayaan masyarakat hanya dapat terjadi apabila anggota dalam masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif 7
8
Lanjutan konsep dasar... 5. Pentingnya pasca panen dan pengolahan:
Intinya menjadikan hasil pertanian memiliki nilai ekonomi, mudah diangkut dan didistribusikan secara lebih luas 6. Pentingnya pasar pertanian : Intinya menjadi faktor penentu KRPL yang berkelanjutan, setelah kebutuhan RT terpenuhi untuk memupuk semangat usaha dan peningkatan pendapatan riil 8
9
Multi Fungsi Lahan Pekarangan
Luas lahan pekarangan di Indonesia sekitar 10,3 juta hektar (14 %) dari keseluruhan luas lahan pertanian (Badan Litbang Pertanian, 2011). Multi fungsi lahan pekarangan: (1) Pelestarian SDA & L (2) Pelindung sumber plasma nutfah (3) Fungsi ekonomi, (4) Fungsi sosial, dan (5) Fungsi estetika. 9
10
“Bukan spesies yang paling kuat yang dapat bertahan,
Pentingnya Memilih Komoditas Unggulan Lokal/daerah dalam pengembangan P2KP/KRPL “It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent, but the one most responsive to change” “Bukan spesies yang paling kuat yang dapat bertahan, bukan pula yang paling pintar, tetapi yang paling responsif menyesuaikan diri terhadap perubahan” Komoditas unggulan: (1) produktivitas tinggi,(2) nilai jual tinggi, (3) sumber bahan pangan, (4) memiliki daya adaptasi yang baik 10
11
Peran Ekonomi KRPL 1. Produksi pertanian
2. Konsumsi dan belanja keluarga 3. Konsumsi energi, dan PPH 4. Pendapatan keluarga 5. Pengembangan ekonomi wilayah pedesaan 11
12
Peran KRPL terhadap Produksi dan Keuntungan Usahatani (Rp/Rumah Tangga)
Kontribusi produksi yang bersumber dari lahan pekarangan terhadap struktur pedapatan rumah tangga berbeda antar strata dan antar wilayah Pada strata 1 kontribusi lahan pekarangan terhadap pendapatan sekitar (3,16 %) Pada strata 2 kurang lebih (6.81 %), dan pada stata 3 kurang lebih (10,03 %). Kontribusi terbesar secara berturut-turut adalah kelompok kelompok komoditas sayuran, umbi- umbian, peternakan, dan buah-buahan. 12
13
Komoditas Jumlah Pohon/ RT Jumlah Biaya (Rp.) Jumlah Produksi (kg)
Nilai Produksi (Rp) Keuntung an (Rp) R/C ratio Terong 30 37.800 30.90 71.842,50 1,9 Tomat 15 20.910 30.2 46.810 25.900 2,2 C Rawit 19 21.985 8,2 85.690 63.705 3,9 CMB 21.590 8.8 95.480 73.890 4,4 CMK 11 8.000 2,85 22.800 14.800 2,9 Sawi 13.670 9,9 32.521,50 18.851,50 2,4 Brocoli 14 30.375 6 32.760 2.385 1,1 Kangkung 9 7.360 7,2 27.360 20.000 3,7 Selada 11.865 18.040 6.175 1,5 Sledri 8 10.061 4,5 18945 8.884,50 Kobis 12.265 8,9 17.088 4.823 1,4 BM 17 19.950 4,2 38.304 18.354 Bayam 12.100 4,9 18.865 6.765 1,6 13
14
Peran KRPL terhadap komsumsi
Jenis Pangan Peserta (Kg/kapita) Non Peserta (Kg/kapita) Kayen Kebon Agung Banjaran Sari Ubi jalar 6,00 4,16 6,47 Ikan 17,14 14,49 16,23 Telur 13,30 13,09 11,73 Bayam 3,06 3,79 3,22 Kangkung 9,47 7,90 6,66 Kol 2,06 2,31 1,79 Terong 11,75 11,63 10,24 Tomat 5,78 3,88 5,27 Sawi 4,75 1,92 3,09 Pepaya 8,13 2,08 3,71 Jeruk 6,32 5,14 7,01 Pisang 15,60 11,38 16,27 14
15
Peran KRPL terhadap konsumsi energi & Protein
Lokasi Energi (Kkal/kap/hari) Protein (kkal/kap/hari) Peserta : Desa Kayen 2180,49 79,37 Non Peserta (Rataan) 2024,80 76,35 - Desa Banjar Sari 2018,68 75,86 - Desa Kebonagung 2030,91 76,85 Tingkat Kecukupan*) 2000,00 52,00 15
16
Peran KRPL terhadap PPH
Kelompok Pangan PPH Ideal KRPL Non KRPL 1. Padi-padian 25 25.00 2. Umbi-umbian 2.5 2.34 2.20 1.77 3. Pangan Hewani 24 8.33 10.44 6.68 4. Minyak dan Lemak 5 5.00 5. Buah/Biji Berminyak 1 1.00 6. Kacang-kacangan 10 10.00 7. Gula 0.39 0.51 0.46 8. Sayur dan Buah 30 28.50 21.63 30.00 9. Lain-lan - Total 100 80.55 75.77 79.91 16
17
Dampak KRPL di Pacitan dan Magetan Jawa Timur telah meningkatkan skor PPH dari 65,6 menjadi 73,38-77,50 Skor PPH tertinggi di Kabupaten Karawang Skor PPH di Kabupaten Timor Tengah Selatan skornya masih rendah Sasaran skor PPH Jabar 88.1, NTT 89.1 dan nasional 88 Kelompok pangan yang masih di bawah harapan adalah sayur dan buah, pangan hewani, umbi- umbian dan kacang-kacangan.
18
Potensi & Peran KRPL terhadap Pengembangan Ekonomi Pedesaan
Berkembangnya usaha pembibitan Usaha pengolahan hasil pertanian (penepungan, keripik umbi-umbian lokal, susu kedelai, sause, manisan, tepung sayuran untuk bahan makanan bayi). Usaha perdagangan hasil pertanian berbasis pekarangan terutama hortikultura Volume pasar dengan segmen pasar dan tujuan pasar yang makin beragam 18
19
Hasil Evaluasi Program KRPL
Penyusunan konsep pengembangan KRPL awalnya kurang matang, namu telah disempurnakan. Persiapan, sosialisasi, pembentukan kelompok, perencanaan, pelatihan, pelaksanakaan kegiatan, pembiayaan, serta monev kurang melalui proses sosial yang matang. Tujuan masih terbatas pada peningkatan produksi jangka pendek dengan menggunakan teknologi sebagai entry point, lemah dalam pengembangan kelembagaan. 19
20
Lanjutan Hasil Evaluasi...
4.Pembentukan kelompok lebih ditujukan untuk memperkuat ikatan horizontal, namun masih lemah dalam ikatan vertikal. 5.Kelompok dibentuk lebih untuk tujuan memudahkan dalam distribusi bantuan dan masih lemah dalam pemberdayaan masyarakat. 6.Bentuk kelembagaan yang dikembangkan realatif seragam dengan menunjuk kelembagaan PKK/KWT sebagai kelembagaan pengelola KRPL. 7.Pembinaan dilakukan baik melalui pendekatan individu maupun kelompok. 20
21
Lanjutan hasil evaluasi...
8.Pengembangan kelompok cenderung menggunakan jalur struktural dan kurang dalam aspek kulturalnya. 9.Introduksi lebih melalui budaya material dibanding nonmaterial. 10.Kurang adanya harmonisasi keterpaduan program antara pemerintah pusat dan daerah. 21
22
Kendala Pengembangan KRPL
Kendala Teknis : Lahan tidak terbiasa diolah Serangan OPT Keterbatasan benih sumber dan KBD Kurang tersedianya teknologi spesifik Transfer teknologi yang kurang efektif Adopsi teknologi masih rendah Kesulitan air pada MK. 22
23
Kendala Ekonomi: Kekurangan modal usaha
Tingginya harga input (benih, pupuk dan pestisida) Volume pasar kecil Segmen dan tujuan pasar terbatas Infrastruktur ekonomi lokal terbatas Rendahnya harga jual output. 23
24
Kendala sosial-kelembagaan n Kebijakan:
Rendahnya konsolidasi kelembagaan KRPL Rendahnya kapasitas SDM petani Kurangnya partisipasi anggota Sistem koordinasi yang tidak efektif Rendahnya kapabilitas manajerial kelembagaan KRPL Lemahnya konsolidasi kelembagaan PKK Belum terbangun kemitraan usaha terpadu Aspek kebijakan, kurangnya program pendukung Pemerintah Pusat dan Daerah. 24
25
Prospek dan Strategi Pengembangan KRPL memiliki kelayakan teknis, ekonomi, dan sosial Pengembangan KRPL secara nasional memiliki prospek yang baik Prospek berbeda antar provinsi dan kabupaten/kota Secara teknis KRPL dapat diterapkan di lokasi perdesaan maupun perkotaan Meningkatkan produksi bahan pangan keluarga Meningkatkan konsumsi bahan pangan keuarga Meningkatkan konsumsi energi dan PPH Meningkatkan pendapatan Rumah Tangga 25
26
Lanjutan Prospek... Secara berturut-turut kelompok komoditas sayuran, biofarmaka, ternak dan ikan serta komoditas umbi- umbian lokal Program KRPL mampu mengurangi belanja RT hingga 5 % - 10 % Sumbangan pendapatan 6,81 % - 15 % Hasil kajian BPTP % Mampu menyediakan pangan dg volume lebih besar dan lebih beragam. 26
27
Strategi Pengembangan KRPL: Transformasi dari Pertanian Tradisional ke Pertanian Modern
27
28
4 a. Makro Dayasaing : Porter Diamond Model
Chance Firmstrategy, structure, and Rivalry Social Capital Demand Contition Factor Conditions Government Related and Supporting Industries Source : Porter, 1998 (Adapted)
29
KEBERLANJUTAN PROGRAM KRPL
Aspek Pelaksanaan Juklak, Juknis, buku panduan yg mudah dipahami dan diimplementasikan di lapang Sosialisasi secara berkala agar pelaksana dan pendamping termotivasi Pelaksana dan pendamping yang kompeten baik dalam keterampilan teknis, kapabilitas manajerial, dan dalam menggerakkan anggota kelompok Pendampingan secara berkala sehingga tujuan tercapai sesuai rencana Monev secara berkala untuk mendapatkan Umpan balik (perbaikan model dan pemecahan teknis lapangan) 29
30
Lanjutan Keberlanjutan...
Aspek Pendukung : Perlu direncanakan kebutuhan benih/bibit dalam satu kawasan siapa yang menyiapkan, jumlah dan waktu yang tepat Perlu penyedia alat/rak, media tumbuh seperti pupuk organik/an organik atau pestisida nabati Lembaga pasar untuk menampung kelebihan produksi (pasar tani/pasar desa, koperasi, bermitra) 30
31
Lanjutan Keberlanjutan...
Aspek Promosi : Temu lapang secara berkala untuk memotivasi dusun/desa sekitar yg belum melaksanakan KRPL. Advokasi secara berkala ke Pemangku kebijakan tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi tentang manfaat dan keuntungan ekonomi dari KRPL Di negara maju ada layanan promosi bersama melalui The Check off Program atau The Levy System dan di beberapa lokasi dilakukan lomba- lomba KRPL 31
32
Saran Penutup Penetapkan prioritas area lokasi (tidak harus ada disemua lokasi); Penentukan kelompok sasaran dan anggota secara tepat; 3.Memasukkan komoditas unggulan lokal/daerah; 4.Membangun KBI, KBD, KBRT/kelompok yang menjamin tersedianya benih yang memenuhi aspek keragaman jenis, kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas penyediaannya; 32
33
Lanjutan saran penutup ...
Konsolidasi kelembagaan pengelola KRPL baik manajemen, keanggotaan, permodalan, serta networking 6.Sistem koordinasi yang efektif antar stakeholders yang mencakup ABGC 33
34
Concluding Remarks: Leaderships
The pessimist complain about the wind; the optimist expects it to change; the leaders adjusts the sails. - William Arthur Ward 34
35
Implementasi M-KRPL M-KRPL di Pacitan 35 2012
36
M-KRPL di Karawang 36
37
M-KRPL di Konawe (Sultra) M-KRPL di Banyuasin (Sumsel) 37
38
M-KRPL di Jambi 38
39
Penampilan berbagai tanaman dalam vertikultur
BALI Penampilan berbagai tanaman dalam vertikultur Salah satu KBD dengan rumah pesemaian (kiri) yang dibuat sederhana tapi fungsional dan kebun pembibitannya (kanan) 39 2012
40
KALTENG 40 2012
41
KALIMANTAN SELATAN Gambar 2. Pemanfaatan pekarangan dengan luas lahan diatas 400 meter persegi Gambar 3. Partisipasi masyarakat dalam mensukseskan kegiatan KRPL 41 2012
42
KALIMANTAN TIMUR 42 2012
43
NANGROE ACEH DARUSSALAM
43 2012
44
NTT 44 2012
45
SULAWESI SELATAN PEMBIBITAN DI KOTA (KIRI) DAN DI DESA (KANAN) 45 2012
46
SUMATERA UTARA Kebun Bibit Desa (KBD) di Kelurahan Terjun Kec. Medan Marelan, Kota Medan Tampilan Pertanaman KRPL di pekarangan Kelurahan Terjun Kec. Medan Marelan, Kota Medan 46 2012
47
. Kunjungan Menteri Pertanian RI ke lokasi KRPL Medan Marelan
LANJUTAN SUMUT . Kunjungan Menteri Pertanian RI ke lokasi KRPL Medan Marelan 47 2012
48
Display M-KRPL di lingkungan Kantor BBP2TP
Strata I (di teras) Strata II (pekarangan sempit) Strata III (pekarangan luas) 48
49
Aspek Sosial dalam Pengembagnan KRPL: Pemeliharaan/Perawatan Tanaman
49
50
Pengembangan Kebun Bibit Desa (KBD)
50
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.