Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

“Pembangunan Hutan Untuk Pengoptimalan Ekonomi Masyarakat 1) Dalam Upaya Penguatan Ekonomi Masyarakat Menuju Kesejahteraan Yang Adil Dan Merata 2)” 1)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "“Pembangunan Hutan Untuk Pengoptimalan Ekonomi Masyarakat 1) Dalam Upaya Penguatan Ekonomi Masyarakat Menuju Kesejahteraan Yang Adil Dan Merata 2)” 1)"— Transcript presentasi:

1 “Pembangunan Hutan Untuk Pengoptimalan Ekonomi Masyarakat 1) Dalam Upaya Penguatan Ekonomi Masyarakat Menuju Kesejahteraan Yang Adil Dan Merata 2)” 1) Substansi materi 2) Tema RKPD Provinsi Kaltim Tahun Disampaikan pada Konsultasi Publik Rancangan Awal RKPD Provinsi Kaltim 2018 Samarinda, 14 Maret 2017

2 Sektor Pertanian-Kehutanan-Perikanan:
EKSPLOITASI sumberdaya pertambangan dan penggalian berkontribusi 43,34% struktur perekonomian Kaltim di 2016 Sektor Pertanian-Kehutanan-Perikanan: Menyumbang 8,06% pada struktur ekonomi Kaltim (BPS Kaltim, 2016); Tumbuh 0,46% (BPS Kaltim, 2016) dan cenderung menunjukkan trend menurun sejak 2014; Menyerap 21,85% tenaga kerja (BPS Kaltim, 2016); Potensi kehutanan 65,85%, pertanian pangan dan hortikultura 2,46% dari 12,6juta ha (RTRW Prov. Kaltim, 2016); Sekitar 53,70% masyarakat tinggal di 7 kabupaten dengan kawasan perdesaannya yang notabene masih berada di sekitar kawasan hutan;

3 Potret Masyarakat Perdesaan di Sekitar Hutan:
50 Kampung di Mahulu yang tersebar luas dengan total penduduk sekitar 26ribu jiwa, di wilayah seluas sekitar 1,8 juta Ha. Ke depan kampung akan memiliki peran besar dalam pembangunan dan pengembangan daerah Potret Masyarakat Perdesaan di Sekitar Hutan: Tingkat IPM yang lebih rendah dari masyarakat di perkotaan (Bontang 78,78 dan Mahulu 64,89); Sangat tergantung dengan SDA, minim akses, mayoritas adalah petani dengan nilai tukar petani yang defisit; Kewenangan desa yang semakin luas dengan alokasi pendanaan yang semakin besar;

4 Beberapa “Panduan” : Rumusan visi Kaltim pada tahun 2030 dimana pada periode merupakan fase “peningkatan nilai tambah” dengan strategi yang digunakan, yaitu: Peningkatan produktivitas sektor pertanian dalam arti luas; Pembatasan alih fungsi lahan dan pembatasan ekspor sektor primer (batubara dan migas); Persiapan pengembangan energi baru dan terbarukan; Peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi industri migas, batubara dan pertanian, serta sektor jasa dan perdagangan. Prinsip pelaksanaan RKPD 2018: Berlandaskan pada kearifan lokal; Mendorong pemanfaatan optimal sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian daerah; Menjaga keberlanjutan dan kelestarian lingkungan sebagai aset daerah dan nasional; Mendorong kesadaran, kepedulian, partisipasi, dan rasa memiliki oleh masyarakat akan proses dan hasil pembangunan. Capaian pembangunan jangka menengah fase ketiga (2016) yang masih minim capaian pembangunan, berupa: penurunan tingkat kemisikinan yang menjauh dari target, tingkat pengangguran yang belum optimal penanganannya, serta pertumbuhan ekonomi yang masih jauh dari harapan;

5 Beberapa “Panduan” (lanjutan-1):
Dari analisis faktor penghambat dan upaya-upaya untuk mencapai target pembangunan daerah berdasarkan sasaran pembangunan jangka panjang menengah Provinsi Kaltim, maka dapat dilihat peluang kontribusi dari sektor pertanian-kehutanan-perikanan di perdesaan: Sasaran Indikator Kinerja Faktor Penghambat Upaya-upaya untuk mencapai target Meningkatnya pendapatan per kapita (sasaran kelima) Pendapatan per kapita 3) Kontribusi sumber penghasilan riil dari sektor dominan/pertanian di kalangan masyarakat belum signifikan 2) peningkatan kuantitas, kualitas dan nilai tambah produk pertanian sebagai sumber utama pendapatan masyarakat di perdesaan dan wilayah terpencil Menurunnya tingkat kemiskinan (sasaran keenam) Tingkat kemiskinan 5) Kebijakan terkait kesejahteraan petani belum efektif 2) Sinergi program pengentasan kemiskinan dengan pengembangan sektor ekonomi unggulan di Kaltim 3) Hilirisasi sektor primer dan pencarian sumber ekonomi alternatif Menurunnya tingkat pengangguran (sasaran ketujuh) Tingkat pengangguran 3) Masih tingginya mindset bahwa bekerja itu adalah menjadi pegawai/karyawan/buruh 2) Peningkatan peluang wirausaha melalui berbagai program pengembangan kewirausahaan

6 Beberapa “Panduan” (lanjutan-2):
Sasaran Indikator Kinerja Faktor Penghambat Upaya-upaya untuk mencapai target Meningkatnya daya beli masyarakat (sasaran kedelapan) Inflasi 4) Lemahnya rantai distribusi komoditi strategis 2) Memperbaiki sektor tata niaga dan pemasaran produk UMKM Menurunnya Indeks Gini (sasaran kesembilan) Indeks Gini 1) Belum optimalnya pengembangan usaha pada sektor produktif 1) Pengembangan ekonomi kerakyatan Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (sasaran kesepuluh) Pertumbuhan ekonomi non migas non batubara 2) Struktur ekonomi masih didominasi sektor pertambangan dan sektor pengolahan industri migas 3) Pusat pertumbuhan ekonomi yang terpusat pada kabupaten/kota yang memiliki keunggulan SDA dan infrastruktur yang relatif baik 2) Lebih mengarahkan struktur ekonomi berbasis SDA terbarukan 4) Pengembangan perekonomian rakyat dan/atau sektor yang didukung oleh pelaku ekonomi yang lebih luas (pertanian) Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam arti luas (sasaran kesebelas) Kontriusi sektor pertanian dalam arti luas 1) Masih rendahnya produk sektor pertanian 2) Kurang maksimalnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian 3) Kurangnya penggalian inovasi produk unggulan kreatif dari sektor pertanian 1) Pengembangan agribisnis 2) Pertanian dengan sentra bisnis 3) Pengembangan agroindustri

7 Beberapa “Panduan” (lanjutan-3):
Sasaran Indikator Kinerja Faktor Penghambat Upaya-upaya untuk mencapai target Tercapainya swasembada beras (sasaran keduabelas) Rasio pemenuhan beras 1) Pengembangan dan pemberdayaan pertanian belum optimal 2) Ketersediaan infrastruktur pertanian masih rendah 3) Luas tanam dan luas panen belum optimal 4) Masih kurangnya ketersediaan sarana produksi pertanian 1) Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian yang berdaya saing dan penerapan teknologi 2) Perbaikan tata niaga dalam mendukung pergerakan ekonomi 3) Mempertahankan dan bilamana mungkin memperluas areal tanam atau lahan pertanian masyarakat Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan (sasaran ketigabelas) Bauran energi baru dan terbarukan 4) Masih rendahnya rasio elektrifikasi dan desa berlistrik 1) Pemenuhan dan pemberdayaan energi yang ramah lingkungan Meningkatnya Indeks kualitas lingkungan (sasaran kedelapan belas) Indeks kualitas lingkungan 4) Kesadaran masyarakat yang kurang dalam menjaga kualitas lingkungan 2) Mendorong partisipasi para pihak, khususnya pengusaha dan masyarakat, untuk terlibat aktif dalam pemantauan dan penjagaan lingkungan

8 Beberapa “Panduan” (lanjutan-4):
Sasaran Indikator Kinerja Faktor Penghambat Upaya-upaya untuk mencapai target Menurunnya tingkat emisi gas rumah kaca (sasaran kesembilan belas) Tingkat emisi gas rumah kaca 3) Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pemanasan global yang mengancam kulaitas ekosistem dunia 5) Sosialisasi sekaligus realisasi pencegahan peningkatan pemanasan global dari rumah tangga Pelemahan kemampuan finansial dan turunnya laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim dalam beberapa tahun terakhir sebagai salah satu akibat masih bergantungnya dengan sektor pertambangan dan penggalian. Hal ini seharusnya “memaksa” pelaku pembangunan di provinsi ini untuk bersegera mungkin menjalankan rencana aksi peningkatan ekonomi yang bertumpu pada sektor sumber daya terbarukan; Berkontribusi terhadap upaya pencapaian dari tujuan dan sasaran pembangunan Provinsi Kaltim tahun 2018: Tujuan 2 (Meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pendapatan masyarakat), Tujuan 3 (Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan), Tujuan 4 (Menyediakan infrastruktur dasar yang berkualitas) seperti listrik dan air bersih, Tujuan 6 (Meningkatkan kualitas lingkungan hidup), Relevansi dengan prioritas dan sasaran pembangunan Provinsi Kaltim tahun 2018: Strategi 3 (Percepatan pengentasan kemiskinan); Strategi 7 (Peningkatan skala produksi pertanian); Strategi 8 (Peningkatan produksi pangan); Strategi 9 (Pemenuhan kebutuhan energi ramah lingkungan); Strategi 12 (Peningkatan kualitas lingkungan hidup).

9 DAERAH HULU SUNGAI Mahakam memiliki peranan penting dalam tata hidrologi bagi banyak masyarakat di Kaltim Bagaimana mendorong pembangunan kehutanan untuk pengoptimalan ekonomi masyarakat: Membaca ulang sejarah hutan dan masyarakat Kaltim untuk selanjutnya merevitalisasi kehutanan di Kaltim yang dimaknai bukan hanya sebagai sektor (atau sub-sektor) namun merupakan salah satu karakter dasar Kaltim; Pembangunan kehutanan menyeluruh yang bisa memadukan pembangunan kehutanan dengan isu lainnya (misal: potensi APBDes, sinergitas dengan lintas isu dan lintas lapisan: pertanian-pariwisata-infrastruktur, kementerian-dinas prov/kab-desa, dll );

10 Hutan LEBIH DARI 90% luasan hutan alam di Kabupaten Mahakam Ulu masih dalam kondisi baik dengan keanekaragaman hayati yang melimpah Bagaimana mendorong pembangunan kehutanan untuk pengoptimalan ekonomi masyarakat: Mendorong skema perhutanan sosial (peta potensi, pilihan-pilihan skema, mendekatkan akses permodalan, mempermudah birokrasi); Meyakini bahwa hutan Kaltim adalah salah satu solusi masa depan rakyatnya dan juga bagi persoalan manusia di bumi.

11

12 Beberapa Cerita Dari Kampung
Di Lansekap Hulu Mahakam

13 Mimpi dodol kakao, cookies cokelat, dan minuman bubuk kakao organik
SEBAGIAN BESAR masyarakat tinggal dan atau masih hidup harmoni dengan hutan, kultur yang dekat dengan aktifitas pemanfaatan sumberdaya hutan. Mimpi dodol kakao, cookies cokelat, dan minuman bubuk kakao organik di Kampung Long Tuyoq (Kec. Long Pahangai, Mahulu): Membangun dan mengembangkan (pendampingan teknis budidaya dan nilai tambah) potensi agroforestry di Mahakam Ulu; Membangun kerjasama pengembangan dan pemasaran komoditas; Memfasilitasi me-link-kan bantuan financial (kredit kecil ataupun hibah) dan input teknologi untuk pengembangan kegiatan pertanian masyarakat; Mendorong pengintegrasian dengan paket ekowisata; Menemani dinamika organisasi tani dan berjejaring.

14 SEBAGIAN BESAR kebutuhan pokok dari mulai beras hingga BBM dipasok dari hilir melalui moda transportasi sungai Tata ruang kampung menjadi perajut isu pembangunan Kampung Laham (Kec. Laham, Mahulu): Proses dilakukan secara partisipatif dengan pelibatan warga seoptimal mungkin; Mulai menyentuh isu pembangunan ekonomi. Mereka bersepakat untuk mengalokasikan APBKampung-nya untuk membangun kebun kakao pola agroforestry; Rencana individu warga yang ingin menerapkan pola berladang gilir balik dengan menanam sengon dan tanaman sela sebelum memasuki daur tanam padi; Melakukan reforestasi secara mandiri; Menjadi model pengembangan desa dengan tata kelola yang baik;

15 PERTANIAN TRADISI menjadi sebuah ciri khas dan karakter budaya masyarakat yang berkontribusi dalam membangun ketahanan pangan wilayah Pola kemitraan kehutanan PT. Ratah Timber dengan Poktan di Kampung Mamahak Teboq (Kec. Long Hubung, Mahulu): Terdapat sekitar 30 petani yang bergabung di Poktan yang akan menggarap lahan seluas sekitar 60 ha di konsesi PT. Ratah Timber dengan skema kemitraan; Jenis tanaman produktif (karet dan tanaman kehutanan lainnya); Mendorong penguatan penerapan dari prinsip dan kriteria dari sertifikasi FSC yang diterima oleh PT Ratah Timber untuk menjadi lebih baik.

16 Kampung wisata Linggang Melapeh (Kec. Linggang Bigung, Kubar):
SEBAGIAN BESAR kebutuhan bahan pokok dari mulai dari beras hingga bahan bakar dipasok dari hilir dgn melalui moda transportasi sungai. Kampung wisata Linggang Melapeh (Kec. Linggang Bigung, Kubar): Eksistensi ICCA Gunung Eno membawa dampak positif terhadap pembangunan kampung; Mendorong penguatan budaya dan kesenian; Membuka kesempatan berusaha dan lapangan kerja bagi warga; Penguatan praktek kebun agroforestry tradisional dengan pola organik. Mendorong kopi ditanam kembali; Pendidikan anak usia sekolah dasar menjadi lebih menarik.

17 Ekonomi kerakyatan di Kampung Minta (Kec. Penyinggahan, Kubar):
Pengembangan model desa dengan tipologi lahan basah; Kaya sumberdaya namun belum termanfaatkan dengan optimal; Pengembangan gula semut dan penganan berbahan ikan; Konservasi danau dan hutan rawa gambut.

18 Hutan adalah masa lalu sekaligus solusi masa depan Kalimantan Timur.
Pertanian gilir Balik POTENSI ENERGI baru dan terbarukan di Kabupaten Mahakam Ulu yang cukup besar, dari air, sinar matahari, maupun biomassa yang tersedia sangat melimpah Hutan adalah masa lalu sekaligus solusi masa depan Kalimantan Timur.

19 ADAT DAN BUDAYA merupakan identitas yang menjadi ciri khas dari masyarakat di Hulu Mahakam
“TERIMA KASIH”


Download ppt "“Pembangunan Hutan Untuk Pengoptimalan Ekonomi Masyarakat 1) Dalam Upaya Penguatan Ekonomi Masyarakat Menuju Kesejahteraan Yang Adil Dan Merata 2)” 1)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google