Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Asuhan Keperawatan Efusi Pleura
Irma Nur Amalia, S.Kep.,Ners.,M.Kep
2
Definisi……… Efusi Pleura merupakan akumulasi cairan di rongga pleura.
Secara normal cairan pleura mengalir secara terus menerus ke dalam aliran kapiler pleura di bagian parietal pleura dan di reabsorbsi oleh kapiler di bagian visceral pleura dan sistem limphatik. Pada kondisi tertentu yang mengganggu sekresi atau drainase tersebut maka terjadilah effusi pleura.(Black & Hawk, 2001)
3
Etiologi………. Peningkatan tekanan hidrostatik secara sistemik (ex: gagal jantung) Penurunan tekanan onkotik kapiler (ex: Liver or renal failure) Peningkatan permeabilitas kapiler (ex: infeksi atau trauma) Rusaknya fungsi limphatik (ex: obstruksi limphatik oleh tumor)
4
Manifestasi Klinis Tergantung banyaknya cairan yang menekan paru-paru:
Sedikit (+ 250 ml) ; dapat terlihat melalui pemeriksaan thorax foto. Pada effusi yang lebih luas : Ekspansi paru-paru dapat menjadi terbatas Dyspnea Batuk kering dan non-produktif, disebabkan oleh karena iritasi bronchial dan pertukaran pada mediastinal. Taktil fremitus dapat menurun atau sama sekali tak ada. Perkusi mungkin dull atau flat.
5
PATOFISIOLOGI EFUSI PLEURA
Akumulasi cairan : darah, nanah dalam cavum pleura Perubahan Tekanan Dinamik Thorak (Tekanan (+) atau me↑) Paru-paru Colaps Kesulitan Bernafas (Dyspnea, Nyeri Dada)
6
Efusi pleura naiknya tekanan ruang pleura Alv
Efusi pleura naiknya tekanan ruang pleura Alv. Colaps pengembangan paru terhambat Tek. u/ mengemb RR naik Paru naik Vent. Paru naik Tak terpenuhi PO2 turun, PCO2 naik Atelektasis
7
Efusi Pleura Transudat
Efusi cairan dapat berbentuk transudat, terjadinya karena penyakit lain bukan primer paru ( gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindrom nefrotik, dialysis peritoneum, hipoalbuminemia oleh berbagai keadaan percarditis konstriktiva, keganasan, atelektasis paru dan pneumothoraks)
8
Efusi Pleura Eksudat Efusi eksudat terjadi bila proses peradangan yang menyebabkan permeabelitas kapiler pembuluh darah kapiler pembuluh darah pleura meningkat sehingga sel mesotelial berubah menjadi bulat atau kubolial dan terjadi pengeluaran cairan ke dalam rongga pleura. Penyebab pleuritis eksudativa yang paling sering adalah karena mikobakterium tuberculosis dan dikenal sebagai pleuritis eksudativa tuberkulosa. Sebab lain seperti parapneumonia, parasit (amuba, paragonimiosis, ekinokokkus), jamur, pneumonia atipik (virus, mikoplasma, fever, legionella), keganasan paru, proses immunologic seperti pleuritis lupus, pleuritis rematoid, sarkoidosis, radang sebab lain seperti pankreatitis, asbetosis, pleuritis uremia dan akibat radiasi.
9
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN Data Subyektif : Nyeri dada pada lokasi efusi Fatigue Ketakutan sulit bernafas Data Obyektif : Berhubungan dengan penyakit penyebabnya dan bias saja asimptomatik bila efusi dalam jumlah kecil. Kesulitan bernafas Suara nafas : Terbatas atau tidak terdengar sama sekali di area afek Egofoni diseluruh area efusi Pleural friction rub Ekspansi dada yang asimetris Peningkatan temperature Batuk
10
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan thorax foto (Chest X-Ray) sudut costophrenic tumpul Batas diapragma tidak jelas Seluruh area tampak putih/ “white out” (opaque densities) jika efusi sangat luas Toracentesis Pleural biopsy Pemeriksaan sitologi cairan Gram stain, culture, dan sensitifitas cairan pleura.
11
Pemeriksaan Biokimia (Perbedaan Biokimia Efusi Pleura)
Transudat Eksudat Kadar Protein dalam efusi (g/dl) Kadar Protein dalam efusi Kadar protein dalam serum Kadar LDH dalam effusi (1-U) Kadar LDH dalam effusi Kadar LDH dalam serum Berat jenis cairan effusi Rivalta < 3 <0,5 < 200 < 0,6 < 1,016 Negatif >3 >0,5 > 200 >0,6 >1,016 Positif Diadaptasi dari:Buku ajar Ilmu Penyakit dalam Jilid II edisi IV,tahun2006;hal1067
12
PENATALAKSANAAN KOLABORATIF :
Bed rest Pemasangan chest tube Thoracentesis Medikasi : antibiotic Manajemen cairan Chest fisiotherapy Tindakan sesuai dengan proses penyakit penyebabnya.
13
DIAGNOSA KEPERAWATAN Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukkan cairan dalam rongga pleura (Susan Martin Tucleer, dkk, 1998). Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sehubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh, pencernaan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen (Barbara Engram, 1993). Cemas sehubungan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan (ketidakmampuan untuk bernafas). Gangguan pola tidur dan istirahat sehubungan dengan batuk yang menetap dan sesak nafas serta perubahan suasana lingkungan Barbara Engram). Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari sehubungan dengan keletihan (keadaan fisik yang lemah) (Susan Martin Tucleer, dkk, 1998). Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan sehubungan dengan kurang terpajang informasi (Barbara Engram, 1993)
14
Dx. 1 Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan menurunnya
ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura. Tujuan : Pasien mampu mempertahankan fungsi paru secara normal Kriteria hasil : Irama, frekuensi dan kedalaman pernafasan dalam batas normal, pada pemeriksaan sinar X dada tidak ditemukan adanya akumulasi cairan, bunyi nafas terdengar jelas. Rencana tindakan : Identifikasi faktor penyebab. Rasional : Dengan mengidentifikasikan penyebab, kita dapat menentukan jenis effusi pleura sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap perubahan yang terjadi. Rasional : Dengan mengkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, kita dapat mengetahui sejauh mana perubahan kondisi pasien.
15
Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60 – 90 derajat. Rasional : Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal. Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, RR dan respon pasien). Rasional : Peningkatan RR dan tachcardi merupakan indikasi adanya penurunan fungsi paru. Lakukan auskultasi suara nafas tiap 2-4 jam. Rasional : Auskultasi dapat menentukan kelainan suara nafas pada bagian paru- paru. Bantu dan ajarkan pasien untuk batuk dan nafas dalam yang efektif. Rasional : Menekan daerah yang nyeri ketika batuk atau nafas dalam. Penekanan otot-otot dada serta abdomen membuat batuk lebih efektif. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian O2 dan obat-obatan serta foto thorax. Rasional : Pemberian oksigen dapat menurunkan beban pernafasan dan mencegah terjadinya sianosis akibat hiponia. Dengan foto thorax dapat dimonitor kemajuan dari berkurangnya cairan dan kembalinya daya kembang paru
16
Dx. 2 Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Konsumsi lebih 40 % jumlah makanan, berat badan normal dan hasil laboratorium dalam batas normal. Rencana tindakan : Beri motivasi tentang pentingnya nutrisi. Rasional : Kebiasaan makan seseorang dipengaruhi oleh kesukaannya, kebiasaannya, agama, ekonomi dan pengetahuannya tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh. Auskultasi suara bising usus. Rasional : Bising usus yang menurun atau meningkat menunjukkan adanya gangguan pada fungsi pencernaan. Lakukan oral hygiene setiap hari. Rasional : Bau mulut yang kurang sedap dapat mengurangi nafsu makan.
17
Dx. 2 Lakukan oral hygiene setiap hari.
Rasional : Bau mulut yang kurang sedap dapat mengurangi nafsu makan. Sajikan makanan semenarik mungkin. Rasional : Penyajian makanan yang menarik dapat meningkatkan nafsu makan. Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering. Rasional : Makanan dalam porsi kecil tidak membutuhkan energi, banyak selingan memudahkan reflek. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian di’it TKTP Rasional : Di’it TKTP sangat baik untuk kebutuhan metabolisme dan pembentukan antibody karena diet TKTP menyediakan kalori dan semua asam amino esensial. Kolaborasi dengan dokter atau konsultasi untuk melakukan pemeriksaan laboratorium alabumin dan pemberian vitamin dan suplemen nutrisi lainnya (zevity, ensure, socal, putmocare) jika intake diet terus menurun lebih 30 % dari kebutuhan. Rasional : Peningkatan intake protein, vitamin dan mineral dapat menambah asam lemak dalam tubuh.
18
Dx. 3 Tujuan : Pasien mampu memahami dan menerima keadaannya sehingga tidak terjadi kecemasan. Kriteria hasil : Pasien mampu bernafas secara normal, pasien mampu beradaptasi dengan keadaannya. Respon non verbal klien tampak lebih rileks dan santai, nafas teratur dengan frekuensi kali permenit, nadi kali permenit. Rencana tindakan : 1. Berikan posisi yang menyenangkan bagi pasien. Biasanya dengan semi fowler. Jelaskan mengenai penyakit dan diagnosanya. Rasional : pasien mampu menerima keadaan dan mengerti sehingga dapat diajak kerjasama dalam perawatan. 2. Ajarkan teknik relaksasi Rasional : Mengurangi ketegangan otot dan kecemasan 3.Bantu dalam menggala sumber koping yang ada. Rasional : Pemanfaatan sumber koping yang ada secara konstruktif sangat bermanfaat dalam mengatasi stress. 4. Pertahankan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Rasional : Hubungan saling percaya membantu proses terapeutik Kaji faktor yang menyebabkan timbulnya rasa cemas. Rasional : Tindakan yang tepat diperlukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien dan membangun kepercayaan dalam mengurangi kecemasan. 5. Bantu pasien mengenali dan mengakui rasa cemasnya. Rasional : Rasa cemas merupakan efek emosi sehingga apabila sudah teridentifikasi dengan baik, perasaan yang mengganggu dapat diketahui.
19
Dx. 4 Tujuan : Tidak terjadi gangguan pola tidur dan kebutuhan istirahat terpenuhi. Kriteria hasil : Pasien tidak sesak nafas, pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa mengalami gangguan, pasien dapat tertidur dengan mudah dalam waktu menit dan pasien beristirahat atau tidur dalam waktu 3-8 jam per hari. Rencana tindakan : Beri posisi senyaman mungkin bagi pasien. Rasonal : Posisi semi fowler atau posisi yang menyenangkan akan memperlancar peredaran O2 dan CO2. Tentukan kebiasaan motivasi sebelum tidur malam sesuai dengan kebiasaan pasien sebelum dirawat. Rasional : Mengubah pola yang sudah menjadi kebiasaan sebelum tidur akan mengganggu proses tidur. Anjurkan pasien untuk latihan relaksasi sebelum tidur. Rasional : Relaksasi dapat membantu mengatasi gangguan tidur. Observasi gejala kardinal dan keadaan umum pasien. Rasional : Observasi gejala kardinal guna mengetahui perubahan terhadap kondisi pasien.
20
Dx. 5 Tujuan : Pasien mampu melaksanakan aktivitas seoptimal mungkin.
Kriteria hasil : Terpenuhinya aktivitas secara optimal, pasien kelihatan segar dan bersemangat, personel hygiene pasien cukup. Rencana tindakan : Evaluasi respon pasien saat beraktivitas, catat keluhan dan tingkat aktivitas serta adanya perubahan tanda-tanda vital. Raasional : Mengetahui sejauh mana kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas. Bantu Px memenuhi kebutuhannya. Rasional : Memacu pasien untuk berlatih secara aktif dan mandiri. Awasi Px saat melakukan aktivitas. Rasional : Memberi pendidikan pada Px dan keluarga dalam perawatan selanjutnya Libatkan keluarga dalam perawatan pasien. Rasional : Kelemahan suatu tanda Px belum mampu beraktivitas secara penuh. Jelaskan pada pasien tentang perlunya keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. Rasional : Istirahat perlu untuk menurunkan kebutuhan metabolisme. Motivasi dan awasi pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap. Rasional : Aktivitas yang teratur dan bertahap akan membantu mengembalikan pasien pada kondisi normal.
21
Dx 6 Tujuan : Pasien dan keluarga tahu mengenai kondisi dan aturan pengobatan. Kriteria hasil : Px dan keluarga menyatakan pemahaman penyebab masalah. PX dan keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medik. Px dan keluarga mengikuti program pengobatan dan menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu untuk mencegah terulangnya masalah. Rencana tindakan : 1. Kaji patologi masalah individu. Rasional : Informasi menurunkan takut karena ketidaktahuan. Memberikan pengetahuan dasar untuk pemahaman kondisi dinamik dan pentingnya intervensi terapeutik. 2. Identifikasi kemungkinan kambuh atau komplikasi jangka panjang. Rasional : Penyakit paru yang ada seperti PPOM berat, penyakit paru infeksi dan keganasan dapat meningkatkan insiden kambuh. .
22
3. Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat (contoh, nyeri dada tiba-tiba, dispena, distress pernafasan). Rasional : Berulangnya effusi pleura memerlukan intervensi medik untuk mencegah, menurunkan potensial komplikasi. 4. Kaji ulang praktik kesehatan yang baik (contoh, nutrisi baik, istirahat, latihan). Rasional : Mempertahankan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.