Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Sartika Nisumanti, ST.,MT

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Sartika Nisumanti, ST.,MT"— Transcript presentasi:

1 Sartika Nisumanti, ST.,MT
Kuliah - 02 REKAYASA JALAN RAYA I Sartika Nisumanti, ST.,MT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IGM

2 SEJARAH PERKERASAN JALAN
Sebelum mengenal Hewan sebagai Alat Angkutan Setelah manusia diam berkelompok disuatu tempat yang tetap mereka mulai mengenal artinya jarak jauh dan dekat. Maka dalam membuat jalan mereka berusaha mencari jarak yang paling dekat dengan mengatasi rintangan-rintangan yang masih bisa mereka atasi. Misalnya bila melewati tanjakan yang curam maka dibuat tangga-tangga dan bila melewati tempat berlumpur maka mereka menaruh batu-batu di sana disini agar bisa melompat-lompat di atasnya.

3 Bentuk jalan bertangga-tangga sudah dibuat lebih mendatar.
Setelah mengenal Hewan sebagai Alat Angkutan Setelah manusia mengenai hewan sebagai alat pengangkut, maka konstruksi jalan sudah agak maju, ialah: Bentuk jalan bertangga-tangga sudah dibuat lebih mendatar. Batu-batu yang ditempatkan jarang-jarang di tempat yang jelek sudah dibuat lebih kerap dan meutup rapat tempat yang jelek tersebut, sehingga dengan demikian lahirlah konstruksi perkerasan.

4 Setelah mengenal Kendaraan beroda
Bangsa romawi yang genius mulai abad ke 4 SM sampai abad ke 4 M telah membuat jalan dengan perkerasan dibuat berlapis-lapis seperti pada gambar berikut:

5 SEJARAH PERKERASAN JALAN
Pada abad ke-18 Penemuan bentuk perkerasan oleh Thomas Telford dinamakan struktur Telford. Kemudian ditemukan oleh Jhon Londer MacAdam dengan prinsip penyebaran beban dengan menyusun batu yang semakin ke atas semakin kecil, sehingga perkerasan jalan tersebut dinamakan perkerasan Macadam. Perencanaan geometrik jalan raya baru dikenal pada tahun 1960. Struktur perkerasan dengan menggunakan campuran panas (hot mix) dikenal pada tahun 1975, dan perkerasan dengan aspal emulsi pada tahun 1980.

6 a. Thomas Telford Thomas Telford pada Akhir Abad Ke ( ) dari Skotlandia memperkenalkan sistem telford. Sistem ini terdiri dari batu batu besar (Batu kali)/batu belah 15/20-25/30 yang disusun tegak diatas alas pasir, dan pori-porinya ditutup dengan batu kecil yang juga berfungsi agar permukaan menjadi rata. " Prinsip desak-desakan dengan menggunakan batu-batu belah yang dipasang berdiri dengan tangan.  Konstruksi ini sangat berhasil kemudian disebut "Sistem Telford". `

7 Bahan Pondasi Thomas Telford
Batu-batu belah/kali yang berukuran tinggi antara 15/20-25/30 cm. Batu-batu penguci (pecahan-pecahan batu kecil) Metode Kerja Hamparkan selapis pasir setebal 10 – 20 cm. Letakkan/susun batu-batu tersebut satu persatu dengan tangan dan dipasang vertikal. Kedudukan dua batu yang berdekatan harus diatur sedemikian rupa sehingga batu-batu tersebut sedapat mungkin mempunyai rongga-rongga diantara sekecil mungkin dan memperbanyak pergesekan antara permukaan. Kekuatan pondasi ditimbulkan oleh pergesekan antara batu-batu tersebut , permukaan batu belah menghasilkan pergesekan yang lebih besar dari pada batu-batu utuh yang permukaannya licin. `

8 Bahan Pondasi Thomas Telford
Batu-batu pengisi dihamparkan untuk mengisi rongga-rongga di antara batu-batu yang lebih besar. 4. Gilas batu-batu pengisi tersebut dengan menggunakan mesin gila bergoda tiga berkapasitas ton. Pemadatan dilanjutkan sampai letak batu-batu tersebut menjadi stabil. 5. Pada umumnya air ditambahkan selama penggilasan untuk membantu mengisi rongga-rongga dengan batu-batu split,akan tetapi jangan terlalu banyak menggunakan air karena dapat menyebabkan lapis yang terletak dibawahnya menjadi lunak. `

9 b). John Louden Mac Adam ( ), memperkenalkan perkerasan makadam yang terdiri dari batu pecah, prinsip pemasangan“tumpang tindih” dengan ukuran terbesar (± 3"). Untuk menutup pori-pori di atasnya digunakan batu yang lebih kecil. Kemudian supaya kedap air, maka diatas lapisan makadam diberi lapis aus berupa aspal yang ditaburi pasir kasar. Selanjutnya sistem ini disebut "Sistem Mc. Adam".

10 Sistim Macadam ini masih lazim dipergunakan di daerah-daerah di Indonesia dengan menggabungkannya menjadi sistim Telford-Macadam, ialah untuk bagian bawah dengan sistim Telford kemudian untuk perkerasan atas dengan sistim macadam. Lapis pondasi makadam terdiri dari: Makadam kering adalah suatu lapis pondasi dari bahan batuan pecah yang memperoleh saling mengikat antar butir-butirannya dengan cara penggilasan dan penggetaran. Makadam basah ialah dengan cara menyiram air pada bahan-bahan pengikat pengisi rongga dan kemudian seluruh susunan tersebut digilas. Penetrasi makadam ialah dengan cara mempenetrasikan bahan-bahan aspal diatas batu agar meresap ke dalam susunan tersebut.

11 Abad ke 20 Pada tahun 1920 negara-negara sudah mulai mengenal ilmu mengenai konstruksi jalan raya, yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Perhitungan tebal perkerasan Konstruksi perkerasan dan lapisan penutup (aspalan) Perencanaan geometrik Kemudian berkembang lagi konstruksi perkeasan dan lapisan penutup sehingga menjadi: Perhitungan tebal konstruksi perkerasan Konstruksi perkerasan Lapisan Penutup (aspalan/aspal beton) Perencanaan Geometrik.

12 Bentuk konstruksi perkeasan yang lazim

13 SEKIAN & TERIMAKASIH


Download ppt "Sartika Nisumanti, ST.,MT"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google