Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: ""— Transcript presentasi:

375 Pengelolaan Limbah Industri Farmasi

376 Shg Dampak Sekecil mungkin
Pendahuluan Dampak Kegiatan Industri Farmasi Dampak Positif Wujud nyata pembangunan di bidang kesehatan untuk menyediakan obat sebagai sarana meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar baik secara langsung maupun tidak langsung Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui pajak Meningkatkan roda ekonomi di daerah sekitar lokasi industri Dan lain-lain Dampak Negatif Adanya pencemaran/limbah udara (gas) Adanya pencemaran/limbah padat Adanya pencemaran/limbah cair Adanya kebisingan (limbah suara) dan getaran HARUSDikelola Shg Dampak Sekecil mungkin

377 Dasar Hukum Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
Undang – Undang No. 23 tahun 1999 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) beserta petunjuk pelaksanaannya Keputusan Meneg LH No. 17 tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan/atau kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Keputusan MenLH No. 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL- UPL) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 09 tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

378 Pengertian Istilah AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan Dampak Lingkungan Hidup Pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan Dampak Besar dan Penting Perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan Kriteria Dampak Besar dan Penting Jumlah manusia yang terkena dampak Luas wilayah sebaran dampak Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Banyaknya komponen lingkungan lainnya yg terkena dampak Sifat Kumulatif dampak Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak

379 Tujuan Pengelolaan Lingkungan
Mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan Mengidentifikasi adanya kemungkinan munculnya dampak besar dan penting sebagai akibat adanya kegiatan dan/atau usaha industri Menanggulangi, meminimalkan atau mengendalikan dampak negatif yang timbul serta menghindari kerusakan atau penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan industri Mengamati/memantau interaksi kegiatan industri terhadap lingkungan disekitarnya dengan menggunakan indikator tertentu yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku (Baku Mutu Lingkungan) Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup : AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL) UKL/UPL SPPL Meningkatkan Dampak Positif, Meminimalkan Dampak Negatif

380 Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Setiap rencana usaha/kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup  WAJIB dilengkapi Dokumen AMDAL Dokumen AMDAL terdiri dari : KA-ANDAL (Kerangka Acuan ANDAL) adalah ruang lingkup studi AMDAL yang merupakan hasil pelingkupan yang disepakati oleh pemrakarsa/penyusun AMDAL dan komisi AMDAL ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) Adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) Adalah dokumen yg memuat upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak besar dan penting terhadap lingkungan akibat suatu kegiatan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) Adalah dokumen yg memuat upaya pemantauan komponen lingkungan yang terkena dampak besar dan penting akibat kegiatan yang direncanakan dengan menggunakan indikator tertentu yg ditentukan oleh peraturan per-UU-an (baku mutu lingkungan) UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingk.) SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan)  Non AMDAL & UKL/UPL

381 Dokumen Pengelolaan Lingkungan
AMDAL Dampak Penting Adanya Faktor Ketidakpastian Khas unt. Suatu Lokasi - Kegiatan Proses Penilaian Komisi Penilai AMDAL Dampak Tidak Penting Dampak Pasti – Cara Penanggulangan Pasti UKL - UPL Tidak ada Proses Penilaian Komisi Penilai AMDAL Berlaku Umum untuk kegiatan sejenis

382 Prosedur Penyusunan Dokumen AMDAL
Masyarakat Berkepentingan Instansi yg Bertanggung Jawab Pemrakarsa/ Industri Pengumuman Rencana Usaha/kegiatan Pengumuman Persiapan Penyusunan AMDAL Saran, Pendapat, tanggapan KONSULTASI Penyusunan KA-ANDAL Saran, Pendapat, tanggapan Penilaian KA-ANDAL oleh Komisi AMDAL Penyusunan ANDAL, RKL, RPL Saran, Pendapat, tanggapan Penilaian ANDAL, RKL, RPL oleh Komisi AMDAL KEPUTUSAN KELAYAKAN

383 Kegunaan/Manfaat AMDAL
Bagi Pemerintah Sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan Merupakan bahan masukan dalam perencanaan pembangunan wilayah Mencegah terjadinya kerusakan sumber daya alam dan menjaga kelestarian lingkungan hidup Bagi Masyarakat Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk berpartisipasi Dapat mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi, baik manfaat maupun kerugian akibat adanya suatu kegiatan Mengetahui hak dan kewajiban di dalam hubungan dangan usaha/kegiatan khususnya dalam pengelolaan lingkungan Bagi Pemrakarsa/Industri Untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi pada masa yang akan datang Sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan Dapat menghindari terjadinya konflik bila ada masalah lingkungan di lokasi kegiatan dan/atau usaha

384 Limbah Industri Farmasi
Sumber Pencemaran/Limbah Industri Farmasi : - Limbah Gas/Pencemaran udara - Limbah Padat - Limbah Suara dan Getaran - Limbah Cair HARUS DIKELOLA DAMPAK SEKECIL MUNGKIN

385 Pengelolaan & Pemantauan Pencemaran Udara
Sumber Pencemaran : - Debu selama proses produksi - Uap lemari asam di laboratorium - Uap solvent proses film coating - Asap Steam boiler, generator listrik dan incenerator Tolak Ukur Dampak : SK Men LH No. 13/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Upaya Pengelolaan Lingkungan Lemari asam dilengkapi dgn exhaust fan dan cerobong + 6 m dilengkapi dgn absorbent Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system) Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector unit Asap dari Genset dan Incenerator dibuat cerobong asap + 6 m Pemantauan Kualitas udara di dalam dan diluar lingkungan industri, meliputi kadar H2S, NH3, SO2, CO, NO2, O3, TSP (debu), Pb

386 Pengelolaan & Pemantauan Limbah Padat
Sumber Pencemaran : - Debu/serbuk obat dari sistem pengendalian debu (dust collector) - Obat rusak/kadaluwarsa/obat sub standart (reject) - Kertas, karton, plastik bekas, botol dan aluminium foil dan sampah Rumah tangga - Lumpur dari proses Instalasi Pengolahan Air Limbah Tolak Ukur Dampak : SK Men LH No. 50/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan Lingkungan pabrik yg bersih, tidak berbau, tidak ada limbah B-3, sampah tertata rapi Upaya Pengelolaan Lingkungan Sampah domestik dibuatkan tempat sampah Sisa – sisa kertas, karton, plastik dan aluminium foil dikumpulkan kemudian dijual ke pengumpul sampah (perusahaan daur ulang sampah) Debu/sisa-sisa serbuk, obat rusak/kaduwarsa serta lumpur dari IPAL di bakar di incenerator Pemantauan Kualitas lingkungan (kebersihan) di dalam area industri

387 Dust Collector Unit (dry system)
Filter Bag Dari Ruang Produksi Dust Collecting Bag Aksial Fan

388 Pengelolaan Limbah Padat
incenerator

389 Pengelolaan & Pemantauan Limbah Suara dan Getaran
Sumber Pencemaran : - Suara dan getaran dari mesin-mesin pabrik, genset, dan steam boiler Tolak Ukur Dampak : SK Men LH No. 48/MENLH/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan SK Men LH No. 49/MENLH/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Getaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Untuk menanggulangi kebisingan yg ditimbulkan oleh genset, dibuat ruangan berdinding dua (double cover) dan dilakukan perawatan mesin secara berkala Untuk menanggulangi getaran yg ditimbulkan oleh mesin genset dan mesin-mesin lain, mesin-mesin ditempatkan pada lantai yang telah dicor beton dan diberi penguat (pengunci antara mesin dan lantai) Pemantauan Angka kebisingan dan getaran di dalam dan diluar area pabrik Kebisingan : max 65 dB Getaran : max 7,5 Hz

390 Pengelolaan & Pemantauan Limbah Cair
Sumber Pencemaran : Bekas cucian peralatan produksi, laboratorium, laundri dan rumah tangga Kamar Mandi dan WC Bekas reagensia di Laboratorium Tolak Ukur Dampak : SK Men LH No. 51/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri Jogja: SK Gub. DIY No. 281/KPTS/1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri di Propinsi DIY Upaya Pengelolaan Lingkungan Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah : Saluran air hujan langsung dialirkan ke selokan umum Saluran dari kamar mandi/WC dialirkan ke septic tank Saluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium dialirkan ke IPAL Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)  lihat diagram Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan β Laktam : sebelum dicampur dengan limbah non β Laktam, ditambahkan NaOH untuk untuk memecah cincin β Laktam Pemantauan Kualitas badan air permukaan inlet dan outlet saluran limbah, meliputi kadar COD, BOD, pH, TSS, N total serta parameter lain termasuk indikator biologis dan mikrobiologi Kualitas badan sungai sebelum dan sesudah outlet IPAL

391 Pengelolaan & Pemantauan Limbah Cair
Saluran pembuangan II VII VI V IV III I Limbah dari produksi Keterangan: Penampungan Awal & Filtrasi Bak Netralisasi Bak Koagulasi dan flokulasi Bak Filtrasi (pasir kwarsa) 5. Bak Aerasi 6. Bak Sedimentasi 7. Bak Penampungan akhir dan bio indikator Bak Destruksi (β Laktam)

392 Pengelolaan & Pemantauan Limbah Cair
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

393 Pengertian beberapa istilah
DO (Dissolved Oxygen) adalah banyaknya oksigen (O2) yang terlarut dalam air dan dinyatakan dalam mg/L. COD (Chemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen (O2) yang digunakan untuk mengoksidasikan senyawa organik dan anorganik yang bisa teroksidasi dalam air dan dinyatakan dalam mg/L. BOD (Biological Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh bakteri aerobic untuk menguraikan dan menstabilkan sejumlah senyawa organik dalam air melalui proses oksidasi biologis aerobic dan dinyatakan dalam mg/L. BOD5 (Biological Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen (O2) yang dibutuhkan dalam kondisi penetapan inkubasi selama 5 hari dalam suhu 20oC dan dalam kondisi yang gelap. Pengujian ini untuk menyatakan degradasi zat organik melalui cara biologis dan dinyatakan dalam mg/L

394 Contoh Hasil Pengujian

395 Organisasi Pengelolaan Limbah
Penanggung Jawab : Direktur Pabrik Supervisi : Technical Manager, atau General Affair Manager Pelaksana : HSE (Health, Safety and Environment) Officer Tugas dan Tanggung Jawab HSE Officer : Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan didalam area pabrik Bersama – sama dengan konsultan, menyusun dokumen AMDAL Melalukan swapantau terhadap parameter-parameter lingkungan dan melaporkan kepada instansi yang terkait Bertanggung jawab terhadap berbagai instalasi pengelolaan lingkungan (Incenerator, IPAL, dll) Bersama-sama dengan Kepala Bagian Teknik, mengupayakan minimalisasi berbagai sumber pencemaran lingkungan Melakukan pemantauan terhadap berbagai dampak pencemaran industri terhadap kesehatan karyawan dan masyarakat sekitar Berhubungan dengan masyarakat sekitar lokasi industri untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan

396 Thank You for your attention


Download ppt ""

Presentasi serupa


Iklan oleh Google