Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MENGGALI POTENSI KHALIFAH DARI AL QUR’AN : TADABBUR SURAH AL ‘ALAQ

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MENGGALI POTENSI KHALIFAH DARI AL QUR’AN : TADABBUR SURAH AL ‘ALAQ"— Transcript presentasi:

1 MENGGALI POTENSI KHALIFAH DARI AL QUR’AN : TADABBUR SURAH AL ‘ALAQ
DR. MUHAMMAD ARIFIN ISMAIL AHAD, 20 NOVEMBER 2016

2 Surah al ‘Alaq Di dalamnya ada 5 ayat yang merupakan ayat dan perintah pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Surah tersebut terdiri dari dua sebab turun, sehingga surah tersebut terdiri dari dua bagian. Bagian pertama dari ayat 1-5 berkaitan dengan perintah Iqra, sedang bagian kedua dari ari ayat 6 sampai ayat 19, berkaitan dengan sikap Abu Jahal yang mengganggu nabi ketika shalat di depan Ka’bah. Berbeda waktu turun, dan berbeda sebab turun, tetapi memiliki kesatuan makna dan pesan.

3 Penggalan Pertama ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ (١) خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مِنۡ عَلَقٍ (٢) ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ (٣) ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ (٤) عَلَّمَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ (٥) Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar [manusia] dengan perantaraan kalam . Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al Alaq: 1-5)

4 Penggalan kedua كلَّآ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَيَطۡغَىٰٓ (٦) أَن رَّءَاهُ ٱسۡتَغۡنَىٰٓ (٧) إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلرُّجۡعَىٰٓ (٨) أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِى يَنۡهَىٰ (٩) عَبۡدًا إِذَا صَلَّىٰٓ (١٠) أَرَءَيۡتَ إِن كَانَ عَلَى ٱلۡهُدَىٰٓ (١١) أَوۡ أَمَرَ بِٱلتَّقۡوَىٰٓ (١٢) أَرَءَيۡتَ إِن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰٓ (١٣) أَلَمۡ يَعۡلَم بِأَنَّ ٱللَّهَ يَرَىٰ (١٤) كَلَّا لَٮِٕن لَّمۡ يَنتَهِ لَنَسۡفَعَۢا بِٱلنَّاصِيَةِ (١٥) نَاصِيَةٍ۬ كَـٰذِبَةٍ خَاطِئَةٍ۬ (١٦) فَلۡيَدۡعُ نَادِيَهُ ۥ (١٧) سَنَدۡعُ ٱلزَّبَانِيَةَ (١٨) كَلَّا لَا تُطِعۡهُ وَٱسۡجُدۡ وَٱقۡتَرِب ۩ (١٩)

5 Maksud ayat Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kamu kembali. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat , bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa ? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti [berbuat demikian] niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, [yaitu] ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya [untuk menolongnya], kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah, sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah dirimu kepada Tuhan. ( QS. Al Alaq : 6-19 )

6 MAKNA IQRA’ PADA AYAT 1-5 DARI SURAH AL ‘ALAQ

7 Perintah IQRA IQRA kepada apa yang diciptakan.
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ IQRA kepada perkembangan manusia خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مِنۡ عَلَقٍ IQRA kepada apa yang ditulis ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ Perintah untuk mengajarkan apa yang telah diketahui عَلَّمَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ

8 Makna IQRA Iqra’ : Membaca, bedakan dengan Tilawah.
Membaca dengan mata Membaca dengan telinga Membaca dengan akal pikiran Membaca – mengkaji – menganalisa – mengambil kesimpulan. Berawal dengan perintah IQRA dan berakhir dengan perintah SUJUD dan TAQARRUB.

9 Apa yang dibaca ? Membaca : ٱلَّذِى خَلَقَ Apa saja yang dijadikan Tuhan ( langit, bumi, hewan, tumbuh-tumbuhan, alam semesta, keadaan, perubahan, dan lain-lain) Membaca : Manusia ( خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰن ) dari proses proses penciptaan, proses perkembangan dan kehidupan, sifat, karakter, lingkungan, dll. Membaca ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ pedoman hidup yang tertulis, kalam Allah yang tertulis.

10 Bagaimana membaca ? Membaca : Meyakini adanya pencipta alam
Penciptaan alam : tanda kekuasaan Tuhan, works of God, Ayat-ayat Alah, Sunnatullah. Penciptaan alam merupakan hasil dari perbuatan Allah ( work of God ) dengan segala sifat-sifatNya. Membaca alam dengan nama Allah, membaca dengan mengingat kebesaran Allah melaui sifat-sifat Allah yang terhimpun dalam nama-namaNya

11 BACA ALAM Membaca alam bagi seorang muslim untuk meyakini bahwa alam ini memiliki Tuhan pencipta yang mengatur setiap kejadian, pergerakan dan perubahan alam yang terjadi pada setiap saat. Membaca alam bagi seorang kafir atheis meyakini alam ini tejadi dengan sistem dan hukum alam itu sendiri tanpa ada ikut campur tuhan. Membaca alam bagi agama bukan Islam, Tuhan mencipta alam dan sistem, tetapi selanjutnya diserahkan kepada sistem dan sikap manusia.

12 IQRA’ KEDUA Iqra pertama : membaca alam dan manusia, membaca hasil kerja Allah dalam penciptaan, membaca “ works of Allah “. Iqra kedua : membaca apa yang ditulis dengan qalam..membaca wahyu Allah...membaca Kalam Allah “ words of Allah “. Membaca alam untuk menjadi khalifah, dan membaca kalam Allah untuk menjadi hambaNya. Membaca alam menumbuhkan keimanan tauhid, sedang membaca kalam Allah melaksanakan hukum dan perintahNya.

13 KALAM ALLAH SEBAGAI PEDOMAN
Membaca alam , menguasai sains dan teknologi hanya dapat dipakai untuk kehidupan di dunia sahaja, sebab itu ilmuwan atheis dapat hidup di dunia, tanpa berpikir adanya hidup di akhirat. IQRA kedua, membaca Kalam Allah untuk mengenal Allah, mengenal hidup, mengenal pedoman hidup yag dapat menjamin kebahagian hidup manusia di dunia yang berdampak pada kebahagian akhirat.

14 IQRA 1 + IQRA’ 2 IQRA pertama mengenal sains untuk menimbulkan rasa kagum dan yakin atas eksistensi dan kebesaran keyakinan Tuhan pencipta alam. IQRA kedua untuk mengenal Allah, mengenal agama sebagai pedoman hidup manusia dunia akhirat. Penggabungan Iqra 1 dan Iqra 2 , manusia dapat mencapai kebahagiaan di dunia ( dengan sains) dan kehidupan dunia itu dipandu untuk aset untuk kehidupan akhirat yang kekal abadi.

15 ILMU ANTARA MUSLIM DAN KAFIR
Ilmuwan Muslim : Dengan membaca alam dan manusia akan bertambah iman dan taqwa kepada Allah, sebab seluruh pergerakan alam merupakan bukti kebesaran Allah. Ilmuwan Kafir : Alam itu terjadi dengan sistem hukum alam ( law of nature ) yang tidak punya hubungan dengan Tuhan. Ilmuwan Muslim : Ilmu membentuk iman. Ilmuwan kafir : ilmu terpisah dari iman.

16 ILMU DAN AGAMA Ilmuwan Muslim akan lebih mengenal Tuhan dengan ilmu yang diperolehnya, sebab semakain bertambah ilmu, maka akan bertambah banyak rahasia kebesaran Allah yang didapat melalui sunatullah. Dengan bertambah iman, akan bertambah taqwa dalam menjalankan pedoman hidup sesuai dengan petunjuk Allah sebab hanya dengan mengikuti petunjukNya kebahagian hidup dunia dan akhirat tercapai.

17 Mengajar : memberi manfaat
Allah mengajarkan manusia yang tidak mengetahui عَلَّمَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ Mengajar ilmu = memberikan pelayanan terbaik kepada manusia yang lain sesuai dengan ilmu yang dimilikinya. Khalifah = memiliki dan memberikan pelayanan terbaik kepada manusia lain. Imam Ghazali: “ Kesempurnaan hidup manusia adalah berakhlak dengan akhlak Allah “ أن كمال العبد وسعادته في التخلق بأخلاق الله تعالى

18 IQRA 1 + IQRA 2 + Ajar = Khalifah
Iqra 1 = Iqra alam / manusia : Ilmu/ Sains yang berlandaskan Tauhid. Iqra 2 = Iqra wahyu = memahami perintah, hukum, sunatullah kehidupan dunia dan akhirat = hidup berdasarkan syariah/sunatullah. Iqra 1 + Iqra 2 = kebahagian hidup dunia dan akhirat secara indvidual = hamba Allah. Hidup terbaik = hidup memberi manfaat bagi orang lain = kebahagiaan bersama = Khalifah

19 Contoh Sejarah Ilmuwan Muslim
Ibnu Battan : memperhatikan alam fauna, menulis buku sehingga ilmu tumbuh-tumbuhan dikenal dengan nama ilmu Botani. Al Idrisi : melihat dan melukis alam sehinga mencipta peta pertama di dunia. Al Khawarizmi berpikir tentang bilangan sehingga mencipta angka 0,1,2,3, dst. Ibnu Sina melihat keadaan, melakukan riset terhadap obat, menemukan obat untuk penyakit. Al Jahiz memperhatikan hewan dan menulis buku al Hayawan al Kubra, tentang sifat-sifat hewan.

20 Metode Ilmuwan Muslim Membaca alam dengan memperhatikan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, untuk mendapatkan data, sifat-sifat alam sehingga menambah keyakinan kepada kebesaran Allah. Menguji data dan sifat alam ( sunatullah ) melalui kajian dan penyelidkan riset di laboratarium. Meminta petunjuk tentang kebenaran teori dan penemuan melalui shalat istikharah dan tahajjud untuk mendapatkan taufiq. Penemuan hasil kajian dapat dimanfaatkan oleh manusia lain sebagai amal jariyah.

21 Pengakuan atas metode Muhammad Abduh dalam buku “ Islam antara Ilmu dan Peradaban” : “ Menurut Gustave Le Bon ( ), kaedah belajar kaum muslimin dahulu adalah: “ lakukan percobaan riset dan observasi, kamu mendapat ilmu pengetahuan جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا. “, sedangkan metode belajar bangsa eropah pada waktu itu adalah “ baca buku dan ulangi apa kata guru, maka kamu dapat ilmu “.

22 Ayat Allah dalam penciptaan
إِنَّ فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ (3) Sesungguhnya pada langit dan bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah ( ayat Allah ) untuk orang yang beriman. ( QS.Jatsiyah : 3 ) وَفِى خَلۡقِكُمۡ وَمَا يَبُثُّ مِن دَآبَّةٍ ءَايَـٰتٌ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يُوقِنُونَ Dan pada penciptaan kamu dan pada penciptaan binatang yang melata yang bertebaran di muka bumi ini terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah (ayat Alah ) untuk kaum yang meyakini, ( QS. Jatsiyah : 4)

23 Ayat Allah dalam perubahan alam
وَٱخۡتِلَـٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّہَارِ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن رِّزۡقٍ۬ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا وَتَصۡرِيفِ ٱلرِّيَـٰحِ ءَايَـٰتٌ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَعۡقِلُونَ dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berakal. ( QS. Jatsiyah : 5 ) تِلۡكَ ءَايَـٰتُ ٱللَّهِ نَتۡلُوهَا عَلَيۡكَ بِٱلۡحَقِّ‌ۖ Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepadamu dengan benar ( QS.Jatsiyah : 56 )

24 Belajar, mengkaji dan riset itu ibadah
قال معاذ بن جبل (تعلموا العلم فإن تعلمه لله خشية وطلبه عبادة ومدارسته تسبيح والبحث عنه جهاد) Hadis Marfu’ dari Muaz bin Jabal : Belajarlah kamu sebab belajar karena Allah itu adalah sikap taqwa, mencari ilmu itu ibadah, ulang pelajaran itu tasbih, dan riset itu jihad. قال صلى الله عليه وسلم: (لأن تغدو فتتعلم بابا من العلم خير من أن تصلي مائة ركعة) أخرجه ابن عبد البر من حديث أبي ذر Rasulullah bersabda : Engkau mempelajari satu bab pelajaran lebih baik daripada shalat sunat seratus rakaat ( riwayat Ibnu Abdil Barr, disampaikan oleh Abu Dzar )

25 Ulama : ilmuwan takut kepada Allah
أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ ثَمَرَٲتٍ۬ مُّخۡتَلِفًا أَلۡوَٲنُہَاۚ وَمِنَ ٱلۡجِبَالِ جُدَدُۢ بِيضٌ۬ وَحُمۡرٌ۬ مُّخۡتَلِفٌ أَلۡوَٲنُہَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ۬ وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلۡأَنۡعَـٰمِ مُخۡتَلِفٌ أَلۡوَٲنُهُ ۥ كَذَٲلِكَۗ إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَـٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah telah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada yang hitam pekat. Dan demikian juga di antara manusia, binatang melata dan binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama Sesungguhnya Allah itu Maha Perkasa lagi Maha Pengampun ( QS. alFathir : 27-28)

26 AKIBAT TIDAK IQRA : ( KAJIAN PENGGAL KEDUA DARI SURAH AL ALAQ AYAT 6 – 19 )

27 Tidak Iqra’ : Merasa Cukup ( Istighna )
كلَّآ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَيَطۡغَىٰٓ (٦) أَن رَّءَاهُ ٱسۡتَغۡنَىٰٓ (٧) “ Sesungguhnya manusia itu akan bersikap berlebih-lebihan jika dia memiliki sikap merasa cukup “ ( QS. Al Alaq : 6-7 ) Iqra : Merasa kurang, terus mencari, mengkaji, meneliti sehingga dapat berprestasi. Istighna : Merasa cukup, tidak akan mencari kebenaran, akan melahirkan sikap berbuat di luar batas, sikap jahat , sikap thagut.

28 Pertanggungjawaban Iqra’
إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلرُّجۡعَىٰٓ “ Sesunguhnya semua akan kemali kepada Tuhan engkau “.( QS. al Alaq : 8 ) Manusia akan kembali kepada Tuhan, dimana Tuan akan mempertanyakan tentang sikap berlebih-lebihan yang diakibatkan oleh perasaan sudah cukup ( istighna ), dan tidak mau Iqra’ dan mengkaji.

29 Akibat tidak Iqra’ أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِى يَنۡهَىٰ (٩) عَبۡدًا إِذَا صَلَّىٰٓ (١٠) “Bagaimana engkau melihat seseorang yang melarang orang lain untuk shalat “ ( al Alaq 9-10) Orang bodoh akan bersikap melarang sesuatu perkara yang baik, sebagaimana Abu Jahal melarang Nabi untuk melakukan shalat. Orang bodoh itu akan melarang perbuatan yang tidak ada hubungan dengan dirinya sama sekali.

30 Sikap orang tidak Iqra’
أَرَءَيۡتَ إِن كَانَ عَلَى ٱلۡهُدَىٰٓ (١١) أَوۡ أَمَرَ بِٱلتَّقۡوَىٰٓ (١٢) “ Padahal orang yang dilarang itu mengikuti petunjuk, atau menyuruh kepada taqwa”( QS. al Alaq : ) Orang bodoh itu akan melarang seseorang yang berjalan atas petunjuk yang benar Orang bodoh itu akan melarang sesuatu perbuatan taqwa yang dilakukan oleh orang yang benar.

31 Akibat tidak IQRA أَرَءَيۡتَ إِن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ
“ Bagaimana pendapatmu jika orang itu mendustakan dan bepaling ? “( QS. al Alaq : 13 ) Orang tidak membaca itu ( tidak berilmu ) akan mendustakan ( tidak percaya ) dengan sesuatu yang benar Orang yang tidak membaca itu akan berpaling dari jalan kebenaran

32 Orang tidak Iqra, akan lupa Allah
أَلَمۡ يَعۡلَم بِأَنَّ ٱللَّهَ يَرَىٰ (١٤) “Apakah dia tidak mengetahui bahwa sesunguhnya Allah melihat perbuatannya “ ( QS. al Alaq : 14 ) Orang tidak Iqra’ akan lupa bahwa Allah akan melihat dan mengetahui segala perbuatan yang dilakukan Orang tidak Iqra’ itu tidak mengetahui bahwa Tuhan akan meminta pertanggungjawaban perbuatannya

33 Akibat tidak Iqra’ kepada diri
كَلَّا لَٮِٕن لَّمۡ يَنتَهِ لَنَسۡفَعَۢا بِٱلنَّاصِيَةِ “ Janganlah engkau lakukan sikap kebodohan dan sikap berlebih-lebihan tersebut sebab Kami akan menarik ubun-ubunnya “ ( QS. al Alaq L 15 ) Sikap bodoh itu akan mengakibatkan keburukan pada diri sendiri. Ubun-ubun adalah tempat otak yang berpikir antara benar dan salah tempat mengambil kesimpulan.

34 Akibat : Kesalahan dalam bersikap
نَاصِيَةٍ۬ كَـٰذِبَةٍ خَاطِئَةٍ۬ (١٦) “ Ubun-ubun yang mendustakan dan melakukan kesalahan “ ( QS. Al Alaq : 16 ) Orang tidak Iqra’ akan mendustakan kebenaran dan banyak melakukan kesalahan. Itu terjadi akibat rusaknya otak yang terdapat di ubun-ubun, tempat berpikir dan mengambil keputusan dalam bersikap.

35 Akibat Tidak Iqra : Merasa hebat dan kuat dengan kawan
فَلۡيَدۡعُ نَادِيَهُ ۥ “ Maka dia ( orang jahil ) akan memanggil kawan-kawannya “. Orang yang tidak berilmu itu akan merasa kuat jika bersama kawan-kawannya. Orang yang tidak berilmu itu akan melakukan perlawanan terhadap orang yang membaca dan benar.

36 Perlawanan orang yang tidak Iqra
سَنَدۡعُ ٱلزَّبَانِيَةَ “ Maka Kami akan memangil malaikat zabaniyah” Zabaniyah adalah malaikat penjaga neraka. Jika orang bodoh dan kawan-kawannya melakukan perlawanan, maka mereka akan bertambah terperosok kedalam kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat.

37 IQRA : Sujud dan Taqarrub
كَلَّا لَا تُطِعۡهُ وَٱسۡجُدۡ وَٱقۡتَرِب (١٩) “ Jangan sekali-kali kamu megikutinya dan bersujudlah dan dekatkanlah dirimu kepada Allah “. Orang yang membaca tidak boleh mengikuti sikap dan pendapat orang yang tidak berilmu. Orang membaca hanya akan taat, sujud dan mendekatkan diri ( taqarrub ) kepada Tuhan pencipta alam.

38 KESIMPULAN PERINTAH IQRA ADALAH PERINTAH PERTAMA BAGI MANUSIA DALAM MENGEMBAN AMANAH SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI. IQRA BERMAKNA BACA,LIHAT, KAJI, RISET, SEHINGGA MENGHASILKAN PRODUK YANG BERMANFAAT. SIKAP IQRA ADALAH WAJIB DAN MERUPAKAN POTENSI UTAMA UNTUK MENJADI KHALIFAH SIKAP IQRA : MENDEKATKAN DIRI KEPADA TUHAN, MENSUJUDKAN SELURUH KEHIDUPAN KEPADANYA SIKAP ISTIGHNA’ ( MERASA CUKUP ) AKAN MENGAKIBATKAN SIKAP KONTRA KHALIFAH, YANG AKAN MERUSAK KEHIDUPAN MASYARAKAT.


Download ppt "MENGGALI POTENSI KHALIFAH DARI AL QUR’AN : TADABBUR SURAH AL ‘ALAQ"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google