Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan
By : Ns. Richa Noprianty., S.Kep., MPH
2
Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami :
universal precaution Konsep dasar infeksi Etiologi infeksi Rantai infeksi Metode penyebaran Faktor yg mempengaruhi proses infeksi Sterilisasi & desinfeksi Pencegahan infeksi Assuhan keperawatan
3
Definisi Keselamatan & Keamanan
keamanan (security) keadaan aman dan tentram. Keselamatan (safety) adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya / kecelakaan (Taylor, 1996)
4
Universal Precaution Merupakan upaya untuk memproteksi diri dan orang lain terhadap resiko keselamatan dan keamanan yg terjadi karena faktor fisiologis maupun kelalaian
5
Penerapan Universal Precaution
1 Mencuci tangan dengan sabun / handscrub 2 Menggunakan masker u/ mencegah droplet 3 Gunakan sarung tangan (bersih/ steril) 4 Gunakan alat pelindung khusus (masker, baju pelindung, kacamata, & handscoon) 5 Menggunakan teknik steril (aseptik dan antiseptik) 6 Membuang / menyimpan benda-benda resiko tertular sesuai prosedur 7 Pemeriksaan kesehatan rutin untuk perawat dan petugas kesehatan 8 Pemberian vaksin tertentu secara berkala kepada petugas kesehatan
6
Konsep Dasar Infeksi tanda-tanda infeksi:
Infeksi adalah suatu kondisi penyakit akibat masuknya kuman pathogen atau mikroorganisme lain kedalam tubuh manusia sehingga menimbulkan gejala tertentu. tanda-tanda infeksi: Infeksi lokal : rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (sakit/nyeri), tumor (bengkak), fungsi laesa Infeksi sistemik: demam, malaise, anoreksia, nausea, vomiting, sakit kepala, diare
7
Etiologi Infeksi Agen biologis
Bakteri, jamur, virus, protozoa, dan riketsia Agen kimia Pestisida, makanan yg beracun atau basi, obat-obatan dan zat-zat kimia industri Agen fisik Lingkungan yg menyebabkan sakit, misal: panas, radiasi, laser, dll
9
Metode Penyebaran
10
Faktor yang mempengaruhi proses infeksi
Sumber penyakit Kuman penyebab Cara penularan Daya tahun tubuh/hospes yg rentan Cara masuknya kuman
11
Sterilisasi dan Desinfeksi
Merupakan tindakan membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada alat-alat perwatan dan kedokteran dengan car merebus, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia adalah tindakan membunuh juman pathogen dan apatogen tanpa disertai sporanya pada alat / permukaan jaringan dengan menggunakan bahan desinfektan,mencuci, mengoles, merendam dan menjemur
12
Yang perlu diperhatikan saat sterilisasi:
Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai Peralatan harus bersih dan masih berfungsi Peralatan yang dibungkus harus diberi label : nama, jenis alat, jumlah serta tanggal dan jam sterilisasi Peralatan harus disusun sedemikian rupa sehingga semuabagian alat dapat disterilkan Jangan menambah peralatan lain kedalam sterilisator sebelum proses sterilsai selesai Peralatan yang steril harus dipindahkan dengan menggunakan alat yang steri (korentang steril) Saat mendinginkan alat, jangan menbuka bungkusnya Bila peralatan terbuka harus disterikan kembali
13
Langkah-langkah desinfeksi
Mencuci dengan sabun dibersikan dan dibasahi dengan alcohol, luka dibersikan dengan betadine,vulva dibersihkan dengan sublimat Merendam tangan atau alat perawatan direndam dalam larutan lisol Menjemur alat tenun,kasur,bantal dll dijemur dibawah inar matahari
14
Pencegahan Infeksi Sebelum dan sesudah kontak klien
Sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan Sebelum dan sesudah menyediakan makanan dan menyuapi klien Sebelum menyiapkan obat Sebelum menyentuh alat yang steril Setelah menyentuh alat yang terkontaminasi Awal dan akhir dari perawatan diruang persalinan dll
15
Proses Keperawatan Pengkajian Diagnosa keperawatan
Intervensi & Rasional Implementasi Evaluasi
16
Pemeriksaan penunjang
1. PENGKAJIAN Riwayat keperawatan Riwayat imunisasi Riwayat infeksi akut/kronis Terapi yg sedang dijalani Stressor emosional Proses penyakit Status nutrisi Pemeriksaan fisik Infeksi lokal : Rubor Kalor Dolor Tumor Fungsi laesa Infeksi sistemik Demam, peningkatan TTV, malaise, anoreksia, mual, muntah Pemeriksaan penunjang Data laboratorium: Leukosit meningkat LED meningkat
17
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN Perubahan proteksi (NANDA, 2015 – 2019)
Resiko infeksi (NANDA, 2015 – 2019) Resiko cedera atau jatuh (NANDA, 2015 – 2019) Resiko disfungsi neurovaskular perifer (NANDA, 2015 – 2019) Nyeri akut atau kronis (NANDA, 2015 – 2019)
18
Dx 1. Perubahan proteksi Kemungkinan berhubungan dengan:
Defisit imunologi Malnutrisi Kemoterapi atau efek pengobatan Penglihatan yg kurang Kurang informasi ttg keselamatan Tujuan yang diharapkan: Pasien terhindar dari infeksi nosokomial Pasien dapat menunjukkan perilaku yg dapat mencegah terjadi infeksi nosokomial
19
Dx: Perubahan Proteksi
INTERVENSI RASIONAL Kaji kembali resiko pasien inos Merupakan data dasar menentukan rencana selanjutnya Kaji status nutrisi klien Merupakan penyokong daya tahan tubuh observasi TTV tiap 4 jam sekali Peningkatan suhu merupakan indikasi adanya infeksi Kaji hasil lab: leukosit, limfosit, Hb Leukosit yg tinggi, Hb yg rendah indikasi penurunan daya tahan tubuh Gunakan pelindung khusus, spt : masker, handscoon, jika ke pasien Mengurangi penularan melalui droplet dan melalui udara Jaga kebersihan diri klien Tubuh dan lingkungan yg kotor merupakan media pertumbuhan kuman Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat untuk imun Pemberian vitamin dapat meningkatkan sistem imun
20
Dx 2. Resiko Infeksi Kemungkinan berhubungan dengan:
Tidak adekuatnya pertahanan primer Kerusakan jaringan Terpaparnya lingkungan yg terkontaminasi penyakit Prosedur invasif Malnutrisi Penyakit kronis Tujuan yang diharapkan: Pasien dapat menunjukkan penurunan infeksi Tidak ada tanda-tanda infeksi
21
Dx: Resiko Infeksi INTERVENSI RASIONAL
Kaji adanya tanda-tanda infeksi lokal (rubor, kalor, dolor, tumor) Tubuh berespon thd infeksi melalui tanda-tanda rubor, kalor, dolor, tumor Observasi TTV tiap 4 jam Perubahan TTV indikasi terjadi infeksi Kaji adanya pus, bau dan luka Pus merupakan kumpulan sel jaringan mati dan leukosit adlh indikasi infeksi Lakukan perawatan luka Dapat mencegah infeksi pada luka Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik Dapat membunuh kuman patogen penyebab penyakit Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dgn pasien Cuci tangan dapat memotong rantai infeksi Gunakan handscoon saat melakukan tindakan invasif Dapat memproteksi diri dari resiko infeksi Berikan penkes kepada keluarga dan pasien ttg pencegahan infeksi Mengantisipasi terjadinya infeksi nosokomial
22
Dx 3. Resiko cedera atau jatuh
Kemungkinan berhubungan dengan: Kurang informasi ttg keamanan Kelemahan Gangguan kesadaran Kurangnya koordinasi otot Epilepsi Vertigo Gangguan persepi Tujuan yang diharapkan: Cidera tidak terjadi Pasien menunjukkan perilaku pencegahan terjadi cedera
23
Dx: Resiko Cidera / jatuh
INTERVENSI RASIONAL Kaji dan identifikasi faktor resiko cedera yang mungkin terjadi Banyak faktor yang mempengaruhi cedera: keadaan pasien & lingkungan Identifikasi kemampuan pasien u/ berjalan, berpindah dan aktifitas Salah satu yg dapat menimbulkan cedera jatuh Jaga kebersihan lantai kamar Lantai yg kotor dan licin berpotensi menyebabkan jatuh Bantu pasien dalam melakukan aktifitas dan mobilisasi Membantu mencegah trauma Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam pada pasien tirah baring Penekanan yg lama pada bagian tubh dapat menimbulkan hipoksia jaringan Lakukan range of motion (ROM) pasif/aktif Mengurangi resiko terjadinya kontraktur shg mobilisasi terjaga Pasang bed plang pada tempat tidur pasien Mengurangi resiko pasien jatuh
24
Dx 4. Resiko disfungsi neurovaskuler perifer
Kemungkinan berhubungan dengan: Fraktur Trauma Obstruksi vaskuler Mekanisme kompresi Immobilisasi Pembedahan orthopaedi, traksi Tujuan yang diharapkan: Pasien dapat menunjukkan sirkulasi perifer adekuat Gangguan sensori dan motorik tidak terjadi
25
Dx: Resiko disfungsi neurovaskuler perifer
INTERVENSI RASIONAL Observasi keadaan gips, ikatan, traksi, catat kepatenan Pemasangan gips/traksi yg tidak benar mengakibatkan penekanan berlebih shg dapat menimbulkan hipoksia jaringan Observasi adanya edema pada daerah pemasangan gips/spalek Edema terjadi krena bendungan dan terhambatnya aliran balik darah Kaji adanya nyeri pada lokasi pemasangan alat Nyeri merupakan tanda adanya kerusakan pada jaringan Lakukan alih posisi setiap 2 jam Penekanan yg lama akan menimbulkan gangguan sirkulasi darah Kolaborasi dengan tim medis untuk melonggarkan atau melepaskan gips/spalek jika terjadi gangguan Mengurangi tekanan dan memperlancar aliran darah
26
IMPLEMENTASI Evaluasi
Catat semua yang telah dilakukan pada buku status pasien Jangan lupa dokumentasikan : jam, dan respon klien Evaluasi Ditulis dengan berdasarkan SOAP Bubuhkan nama dan ttd perawat
27
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.