Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KOLOID.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KOLOID."— Transcript presentasi:

1 KOLOID

2 Thomas Graham (1805-1809); penelitian tentang difusi larutan melalui membran  koloid dan kristaloid
Zat yang mudah berdifusi (umumnya membentuk kristal dalam keadaan padat )  disebut kristaloid Misal: NaCl dalam air Tetapi ada juga zat bukan kristal yang mudah berdifusi, misal HCl dan HNO3. Zat yang sukar berdifusi  disebut koloid Misal: lem, agar-agar, putih telur

3 Sistem dispersi Larutan Koloid Suspensi

4 Perbandingan sifat No Larutan Suspensi Koloid 1 Satu fase 2 fase 2
Stabil Mudah mengendap Sukar mengendap 3 Tdk dapat disaring Dapat disaring Dapat disaring dng penyaring ultra 4 Homogen Heterogen Tampak homogen 5 Ukuran partikel < 1 nm Ukuran partikel >100 nm Ukuran partikel 1 – 100 nm 6 Sistem dispersi molekuler Sistem dispersi padatan kasar Sistem dispersi padatan halus Contoh Larutan gula, air laut Campuran air dan pasir Sabun, susu

5 Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk:
fase terdispersi (fase dalam) Fase yang tersebar halus yang kontinyu Umumnya memiliki jumlah yang lebih kecil (mirip dg zat terlarut) zat yang fasenya berubah fase pendispersi (fase luar, medium) Fase yang diskontinyu Jumlahnya lebih besar (mirip dg pelarut) Zat yang fasenya tetap

6 Jenis-jenis koloid No Jenis Koloid Fase terdispersi Medium Pendispersi
Contoh 1 Aerosol (padat) Padat Gas Asap,debu 2 Sol Cair Agar agar Sol padat Kaca berwarna 3 Emulsi Susu, santan, krim, lotion 4 Aerosol (cair) Kabut, awan 5 Emulsi padat Keju, mentega, mutiara 6 Buih / busa Krim kocok, Busa sabun 7 Busa padat Karet busa, Batu apung

7 Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu:
Sol : koloid dengan zat terdispersinya fase padat. Emulsi : koloid dengan zat terdispersinya fase cair. Buih : koloid dengan zat terdispersinya fase gas.     

8 1. KOLOID SOL Koloid sol terdiri atas:
Sol padat (padat-padat) jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase padat. Contoh: logam paduan, kaca berwama, intan hitam, dan baja. Sol cair (padat-cair) jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair. Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase cair. Contoh: cat, tinta, dan kanji. Sol gas (padat-gas) koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase gas. Contoh: asap dan debu.

9 2. KOLOID EMULSi Emulsi padat (cair-padat) Koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase padat. Contoh: mentega, keju, jeli, dan mutiara. Emulsi cair (cair-cair) Koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase cair. Contoh: susu, minyak ikan, dan santan kelapa. Emulsi gas (cair-gas) Koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase gas. Contoh: obat-obat insektisida (semprot), kabut, dan hair spray.

10 3. KOLOID BUIH a. Buih padat (gas-padat)
Koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase padat. Contoh: busa jok dan batu apung. b. Buih cair (gas-cair) Koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair. Berarti, zat terdispersi faso gas dan medium fase cair. Contoh: buih sabun, buih soda, dan krim kocok

11

12 Koloid liofil dan Liofob
Koloid liofil : Koloid yang partikel terdispersinya menarik medium pendispersinya Koloid liofob : koloid yang partikel terdispersinya tidak menarik medium pendispersinya Jika medium pendispersi berupa air maka disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob

13 KEGUNAAN KOLOID 1. Mengurangi polusi udara
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan menggunakan alat yang disebut pengendap/cotrell. Asap buangan itu dimasukkan ke dalam ruangan bertegangan listrik tinggi sehingga elektron mengionkan molekul udara. Partikel asap akan menyerap ion positifdan tertarik ke elektroda negatif sehingga menggumpal. Akhirnya gas yang keluar bebas asap dan padatan.

14 2. Penggumpalan Lateks Lateks adalah koloid karet dalam air, berupa sol bermuatan negatif. Bila ditambah ion positif, lateks menggumpal dan dapat dibentuk sesuai cetakan. 3   Penggumpalan Darah Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.

15  4.  Pemutihan Gula Cara: melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula berwarna putih. 5. Sebagai deodoran Keringat biasanya mengandung protein yang dapat menimbulkan bau biia diuraikan oleh bakteri yang banyak terdapat di tempat basah, seperti ketiak. Deodoran mengandung aluminium klorida urituk mengkoagulasi (mengendapkan) protein dalam keringat. sehingga keringat dan protein yang dihasilkan berkurang.

16 6. Sebagai bahan makanan dan obat Ada bahan makanan atau obat berwujud padat sehingga tidak enak dan sulit ditelan.. Zat ini tidak larut dalam cairan (air). Untuk mengatasinya, zat itu dikemas dalam bentuk koloid sehingga mudah diminum, contohnya susu encer, 7.Sebagai bahan kosmetik Ada berbagai bahan kosmetik berupa padatan, tetapi lebih baik bila dipakai dalam bentuk cairan. Untuk itu biasanya dibuat berupa koloid dalam pelarut tertentu. 8. Bahan pencuci Sabun sebagai pembersih karena dapat mengemuisi minyak dalam air. Kepala asam lemak yang bermuatan negatif larut dalam air, sedangkan ekornya larut dalam minyak. Hal ini menyebabkan tetesan minyak larut dalam air.

17 9. Penjernihan Air Air keran yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat, lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Agar layak diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Penambahkan tawas (Al2SO4)3. Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al3+   +   3H2O         Al(OH)3   +      3H+ Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat / lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.

18

19 ada kecenderungan industri membuat produknya dalam bentuk koloid
ada kecenderungan industri membuat produknya dalam bentuk koloid. Misalnya, industri kosmetik, industri makanan, industri farmasi, dan lain-lain. Mengapa harus koloid? koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara "homogen" dan stabil (pada tingkat mikroskopis). Cat  mengandung pigmen yang tidak larut dalam air atau medium cat, tetapi dengan sistem koloid dapat dibuat suatu campuran yang homogen dan stabil.

20 PEMURNIAN KOLOID Adanya zat elektrolit dapat mengganggu kestabilan koloid  sehingga zat tsb perlu dihilangkan  cara: Dialisis Pemurnian koloid dengan menggunakan membran yang bersifat selektif Elektrodialisis (elektroosmosis) Pemurnian koloid dengan memaksa ion pengganggu melewati pori-pori semipermeable dengan bantuan medan listrik Ultrafiltrasi Pemurnian koloid dengan menyaring koloid menggunakan penyaring khusus dari membran. Untuk mempercepat biasanya menggunakan pompa vakum


Download ppt "KOLOID."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google