Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Abdur Rahman Departemen Kesehatan Lingkungan FKMUI, 2015

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Abdur Rahman Departemen Kesehatan Lingkungan FKMUI, 2015"— Transcript presentasi:

1 ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN: Metode Kajian Aspek-Aspek Kesmas dalam Studi Amdal
Abdur Rahman Departemen Kesehatan Lingkungan FKMUI, 2015 FAI 20, PPSML UI, Desember 2015

2 Dagian Pertama DASAR HUKUM

3 Peraturan Per-UU-an Amdal
UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup: Potensi dampak lingkungan yang merugikan dan upaya-upaya pengendaliannya tercakup dalam ketentuan pasal-pasal analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal); Amdal merupakan salah satu instrumen pengendalian dampak lingkungan.

4 UU No. 32/2009 Bab V Pengendalian, Pasal 14: Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas: KLHS; tata ruang; baku mutu lingkungan hidup; kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; amdal; UKL-UPL; perizinan; instrumen ekonomi lingkungan hidup; peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup; anggaran berbasis lingkungan hidup; analisis risiko lingkungan hidup; audit lingkungan hidup; dan instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

5 UU No. 32/2009 Bab V Pasal 22 Ayat (1): Ayat (2):
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Ayat (2): Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria: besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan; luas wilayah penyebaran dampak; intensitas dan lamanya dampak berlangsung; banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak; sifat kumulatif dampak; berbalik atau tidak berbaliknya dampak dan/atau kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6 Aspek Kesmas dalam Amdal
PP No. 27/1999 ttg Amdal (menggantikan PP No. 51/1993); Peraturan Men LH No. 08/2006 tttg Pedoman Penyusunan Amdal (menggantikan Kpts Meneg LH No. KEP-14/MENLH/3/1994 & mencabut Kpts Kepala Bapedal No. 09/2000); Kpts Kepala Bapedal No Kep-124/ 12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesmas dalam Penyusunan Amdal;

7 Kepmenkes No. 875/Menkes/SK/ VIII/2001 ttg Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Ling­kungan (UKL-UPL) Kepmenkes No 876/Menkes/SK/VIII/2001 ttg Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL).

8 ADKL Menurut Kepmenkes 876/2001
Model kajian dampak lingkungan terhadap kesehatan dalam Amdal dengan pendekatan ARKL; Bertujuan untuk mengenal, memahami & meramalkan kondisi & karakteristik lingkungan yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan; Dasar penyusunan atau pengembangan pengelolaan & pemantauan risiko.

9 Beberapa Keterbatasan ‘Pedoman Teknis ADKL’
Belum betul-betul ‘teknis’ & tidak disertai ‘Petunjuk Teknis’ yang lebih operasional; Tidak ada rujukan (referensi) & contoh: Menyusun proposal, termasuk protokol, instrumen pengumpul data & informasi Melaksanakan kajian Mengolah, menganalisis, menampilkan & menginterpretasi data & informasi hasil kajian

10 Risiko hanya mencakup “angka kesakitan dan angka kematian” (Lamp I bag III angka 3); sehingga:
Karakteristik risiko (menurut metode ARKL) bukan wilayah kajian ADKL; Risiko kesehatan akibat pajanan bahaya lingkungan tidak disebutkan sebagai bagian kesmas dalam UKL dan UPL (Lamp III Bab III angka 4);

11 Langkah-langkah Operasional ADKL (Lamp II bagian III) hanya ‘memprakirakan dampak kesehatan masyarakat’ (Langkah 5) dan ‘pengelolaan risiko’ (Langkah 7); tetapi Langkah-langkah analisis risikonya tidak disebutkan dan diuraikan; sedangkan

12 ‘Perkiraan Dampak’ (bag XVII) adalah evaluasi toksikologi, evaluasi data outcome kesehatan, dan evaluasi kepedulian kesmas, yang rinciannya: “Data outcome kesehatan yang ada baik yang logis (secara profesional diketahui berhubungan dengan pemajanan di lokasi) dan outcome yang menjadi kepedulian masyarakat hendaknya dinilai dengan setepat-tepatnya. Pertama hendaknya diidentifikasi outcome kesehatan yang logis menggunakan informasi toksikologi dan lingkungan yang ada serta penerapan kriteria-kriteria tertentu.”

13 Maka, dampak disamakan dengan risiko; Terjadi kesalahfahaman:
Risiko pasti terjadi & dapat dihilangkan 100%; Baku Mutu & pedoman merupakan batas mutlak pajanan aman & tidak aman; Baku Mutu & pedoman dari negara maju/ badan dunia dianggap paling baik; Kuantitas toksisitas = besaran fisis; Biomarker pemajanan = Biomarker efek; Biomarker pemajanan digunakan untuk konfirmasi EFEK kesehatan oleh lingkungan.

14 Perbaikan Teknis ADKL ‘Pedoman Teknis’ Kepmenkes 876/2001 kemudian dilengkapi dengan ‘Pedoman Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan’; Naskah ‘Pedoman Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan , khususnya Bab III tentang Metode, selesai Mei 2005 tetapi baru dicetak 2012.

15 Beberapa Pertanyaan Kritis Tentang Bahaya Lingkungan & Risiko (Ruang Lingkup ARKL)
Berapa besar risiko kesehatan terjadi akibat pajanan bahaya lingkungan? Apakah risiko kesehatan dapat dihilangkan atau dikendalikan? Apakah perangkat hukum & teknologi dapat melindungi penyandang risiko dari efek-efek yang merugikan kesehatan?

16 Bagian Kedua PRINSIP DASAR, KONSEP & DEFINISI ARKL

17 Risiko (Risk) “The probability of an adverse effect in an organism, system, or (sub)population caused under specified circumstances by exposure to an agent” (IPCS 2004). Kebolehjadian dampak yang merugikan kesehatan pada suatu organisme, sistem, atau (sub)populasi yang disebabkan oleh pajanan suatu agen dalam jumlah dan dengan jalur pajanan tertentu.

18 Bahaya Lingkungan (Environmental Hazard)
Segala zat, organisme atau energi yang mempunyai kapasitas atau potensi menimbulkan cedera, sakit atau mati Cedera, sakit atau mati tidak akan terjadi akibat bahaya lingkungan, kecuali kondisi-kondisi tertentu yang spesifik terpenuhi Bahaya adalah sumber risiko tetapi bukan risiko itu sendiri

19 Bahaya Lingkungan (physical & social environmental factors)
Zat kimia toksik Energi radiasi dan gelombang elektromagnetik Organisme patogen Perilaku hidup tidak sehat dan tidak bersih Faktor-faktor non fisik lingkungan (sosial)

20 Dua Model Kajian Dampak Kesehatan (Akibat) Lingkungan
Studi Epidemiologi: Bersifat kilas balik Berdasarkan kasus Dari & untuk populasi ybs Tidak mencakup manajemen risiko Analisis Risiko: Bersifat prediktif (kilas depan) Berdasarkan dosis-respon Dapat diekstrapolasi ke populasi lain Basis ilmiah untuk manajemen & komunikasi risiko

21 Karakteristik Epid KL dan ARKL
Pajanan risk agent kuantitatif, dinyatakan sebagai asupan (intake) Pajanan risk agent kategori kualitatif, tidak harus sebagai asupan (intake) Membutuhkan konsentrasi risk agent, antropometri & pola aktivitas Membutuhkan konsentrasi risk agent, tapi antropometri & pola aktivitas bukan keharusan Risiko karsinogenik & nonkarsinogenik dibedakan Risiko karsinogenik & nonkarsinogenik tidak dibedakan Tidak menguji hubungan/pengaruh lingkungan terhadap kesehatan Menguji hubungan/pengaruh lingkungan terhadap kesehatan Risiko dinyatakan sebagai added risk (RQ & ECR: absolute/additive, excess) Risiko dinyatakan sebagai perbandingan relatif: RR, OR, SMR Kuantitas risiko digunakan untuk manajemen & komunikasi risiko Manajemen & komunikasi risiko bukan bagian integral Epid KL

22 Kontribusi Studi Epidemiologi
Sumber data penting untuk analisis dosis-respon, dengan 3 kemungkinan: Dapat digunakan untuk mengekstrapolasi dosis-respon secara langsung ; Tidak cukup kuat untuk mengekstrapolasi dosis-respon secara langsung, tetapi berguna untuk mengevaluasi kemasukakalan (plausibility) estimasi risiko dari hewan uji; Hanya berguna untuk identifikasi bahaya, bukan untuk analisis dosis-respon.

23 Studi epidemiologi merupakan salah satu sumber data untuk analisis pemajanan;
Ukuran-ukuran epidemiologi dapat menjadi dasar untuk memantau estimasi risiko di dalam suatu populasi.

24 Gabungan Epidemiologi & ARKL: PUBLIC HEALTH ASSESSMENT
Evaluation of data & information on the release of hazardous substances into the environment in order to assess any [past], current, or future impact on public health, develop health advisories and other recommendations, and identify studies or actions needed to evaluate and mitigate or prevent human health effects (ATSDR 2005).

25 Pengembangan PHA 2005 PHA dikembangkan menjadi Public Health Risk Assessment (PHRA) atau Analisis Risiko Kesehatan Masyarakat (ARKM); ARKM menggabungkan PHA (ATSDR 2005), Type-1 Health Study (ATSDR 1996), Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) menurut Risk Analysis Paradigm (NRC 1983), WHO Regional Eropa (2000)

26 Decision Logic Epidemiologi vs ARKL (ATSDR 2005)
Kategori 1a: Dosis-respon risk agents telah tersedia ARKL Kategori 1: Pajanan manusia pada tingkat yang harus dipedulikan terdokumentasi Kategori 1b : Dosis-respons risk agents belum tersedia Tipe, media, kon-sentrasi risk agents (polutan) Jalur pajanan Populasi berisiko Epid KL Kategori 2: Pajanan manusia pada tingkat yang harus dipedulikan belum cukup terdokumentasi Penyelidikan efek biologis kesehatan yang masuk akal Penyelidikan pajanan (sum-ber yang lalu & sekarang, produksi & pelepasan)

27 Alur Epidemiologi ke ARKL
STUDI EPIDEMIOLOGI ANALISIS RISIKO Pajanan (inhalasi, ingesi, absorbsi) Manajemen Risiko (CDI, LADD, C, t, f, D, ECR) Risk Agent, Media Lingkungan & PHBS Penyakit Berbasis Lingkungan KarakterisasiRisiko (RQ, ECR) Dosis-Respons (RfD, SF) Komunikasi Risiko (PHBS)

28 Pengertian ARKL (EHRA)
Karakterisasi efek-efek pajanan bahaya lingkungan yang berpotensi merugikan kesehatan manusia (NRC, 1983); Proses penilaian bersama ilmuwan dan birokrat untuk memprakirakan peningkatan risiko gangguan kesehatan pada manusia yang terpajan oleh zat-zat toksik (EPA, 1991);

29 Evaluasi ilmiah dampak kesehatan potensial yang dapat terjadi karena pajanan zat tertentu atau campurannya pada kondisi spesifik (US-EPA 1998); Kerangka ilmiah untuk memecahkan permasalahan lingkungan & kesehatan (Louvar & Louvar 1998); Salah satu alat pengelolaan risiko yang digunakan Risk Manager untuk melindungi kesehatan masyarakat;

30 “The process of estimating the probability of occurrence of an undesirable event and the magnitude of its consequences over a specified time period “;

31 Proses prakiraan risiko pada suatu organisme, sistem atau (sub)populasi sasaran, dengan segala ketidakpastian yang menyertainya, setelah terpajan oleh agen tertentu, dengan memperhatikan karakteristik agen dan sasaran yang spesifik (WHO 2009).

32 RISK ANALYSIS PARADIGM (NRC, 1983)
Research Risk Assessment Risk Management Laboratory Field Clinical Occupational Epidemiological Hazard Identification What agent (chemical, phy-sical, biological) are potentially harmful? Regulatory options development Toxicity mechanism Methods development & validation Species & dose extrapolations Dose-Response Assessment How does is related to adverse effects? Economics, socials, political & technical considerations Risk Characterization What effects are likely on exposed populations? Exposure Assessment Who is, or will be, exposed to what, when, where, & for how long? Goalss, Decisions, and Actions Field measurement & observation Environmental fate & transport modeling

33 EHRA Outcomes (Luaran ARKL)
Quantitative risk estimates as Risk Quotient (RQ) and Excess Cancer Risk (ECR); Safe and unsafe dose or concentration of risk agents and activity patterns of population at risk; Safe & unsafe zones or sites of impacted areas by risk agents, RQ or ECR, & population at risk;

34 EHRA Outcomes (cont) Management options’ formula based on best-worst exposure factor scenarios; Environmental health surveillance and monitoring & evaluation models;

35 Bagian Ketiga METODE, TEKNIK & PROSEDUR ARKL dalam ARKM

36 Langkah Formal ARKL Melibatkan proses banyak langkah (multi-step) yang sangat terperinci; Studi-studi analitik yang melibatkan banyak data statistik; Mengumpulkan informasi tentang aktivitas di suatu lokasi tentang keberadaan agen risiko (yang bersumber) lingkungan); Melengkapi environmental health risk inventory (data tentang risiko kesehatan lingkungan).

37 Metode ARKM Dua komponen komplementer ARKM: EVALUASI PAJANAN
EVALUASI EFEK KESEHATAN Evaluasi Pajanan dilakukan dengan metode ARKL; Evaluasi Efek Kesehatan dilakukan dengan studi epidemiologi

38 Evaluasi Pajanan Menelaah data lingkungan untuk mengetahui:
Berapa besar kontaminasi terjadi pada suatu area Di mana (dalam media lingkungan apa) kontaminan itu berada; dan Bagaimana penduduk kontak dengan kontaminan tersebut.

39 Data lingkungan mungkin:
telah tersedia dalam laporan-laporan monitoring dan evaluasi berkala belum ada sehingga harus dikumpulkan langsung dari lapangan Jika hasil evaluasi pemajanan menunjukkan bahwa penduduk telah atau mungkin akan kontak dengan kontaminan, apakah kontak tersebut berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan?

40 Tingkat Kontaminasi: Screening Tool
Konsentrasi & tingkat kontaminasi (TK) mineral air geotermal Baturaden, Purwokerto, 7 Desember 2015 Titik sampling Mn, mg/L TK Mn Fe, mg/L TK Fe Cr, mg/L TK Cr S2-, mg/L TK S2- Pancuran 7 (AB) 0,4 4 1,58 15,8 - 0,001 5 Air terjun (AB) 0.\,3 3 0,09 0,9 0,01 0,2 0,005 2,5 Air parit (AB) 0,07 0,7 1,8 0,007 3,5 Mesjid (AB) 0,3 0,04 Tdu 0,002 1 Rumah RW (AB) 0,1 0,004 2 0,25 0,03 tdu 0,003 Tda

41 Potensi gangguan kesehatan dihitung dengan Estimasi Risiko;
Estimasi Risiko dihitung dari besar asupan harian kronik dan toksisitas kontaminan; Besar asupan harian kronik dibedakan atas: Chronic Daily Intake (CDI, nonkarsinogen) Lifetime Average Daily Dose (LADD, karsinogen)

42 Perhitungan Asupan (CDI & LADD):
CDI atau LADD = intake (asupan), jumlah risk agent yang diterima individu per berat badan per hari (mg/kg/hari) C = konsentrasi risk agent, mg/M3 (udara), mg/L (air minum), mg/kg (makanan) R = laju (rate) asupan, 20 M3/hari (udara), 2 L/hari (air minum?) tE = waktu pajanan harian, jam/hari fE = frekuensi pajanan tahunan, hari/tahun Dt = durasi pajanan, real time atau 30 tahun proyeksi Wb = berat badan, kg tavg = perioda waktu rata-rata, 30 tahun  365 hari/tahun (non karsinogen) atau 70 tahun  365 hari/tahun (karsinogen)

43 US-EPA Default Exposure Factors
Land Use Exposure Pathway Daily Intake Exposure Frequency Exposure Duration Body Weight Residensial Air Minum Tanah & debu Inhalasi kontaminan 2 L (dewasa) 1 L (anak) 200 mg (anak) 100 mg (dewasa) 20 M3 (dewasa) 12 M3 (anak) 350 hari/tahun 30 tahun 6 tahun 24 tahun 70 kg (dewasa) 15 kg (anak) Industri & Komersial Air minum Inhalasi 1 L 50 mg 20 M3 (hari kerja) 250 hari/tahun 25 tahun Pertanian Konsumsi tanaman 42 g (bebuahan) 80 g (sayuran) Rekreasi Konsumsi ikan lokal 54 g

44 Variabel Perhitungan Asupan
Jalur Pajanan Variabel Inhalasi (udara) C (mg/M3), R (M3/jam), tE (jam/hari), fE (hari/tahun), Dt (tahun), Wb (kg) Inggesi (air minuman/ makanan) C (mg/L), fE (hari/tahun), Absorbsi (kontak kulit/ permukaan tubuh) C (mg/L), tE (jam/hari), fE (hari/tahun), Dt (tahun), Wb (kg)

45 Karakterisasi/Estimasi Risiko
Risiko nonkarsinogenik dinyatakan sebagai Risk Qoutient (RQ), dihitung membagi asupan (CDI) dengan dosis referensi (RfD atau RfC): Risiko karsinogenik dinyatakan sebagai Excess Cancer Risk (ECR), dihitung dengan mengalikan asupan (LADD) dengan CSF: ECR = Ik (mg/kg/hari) x CSF (mg/kg/hari)1

46 Analisis Dosis-Respon
Menetapkan kuantitas toksisitas risk agent untuk setiap spesi kimianya Toksisitas dinyatakan sebagai: Dosis referensi (RfD atau RfC) untuk efek-efek nonkarsinogenik Cancer Slope Factor (CSF) untuk efek-efek karsinogenik

47 Kurva Teoretis Dosis-Respon Efek Nonkarsinogenik
LOAEL NOAEL Dosis

48 NOAEL & LOAEL No Observed Adverse Effect Level: dosis tertinggi toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik tidak memperlihatkan efek merugikan; Lowest Observed Adverse Effect Level: dosis terendah toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik memperlihatkan efek merugikan;

49 RfD atau RfC RfD atau RfC = human dose, NOAEL atau LOAEL = experimental dose; RfD atau RfC: Estimasi dosis pajanan harian yang diperkirakan tidak menimbulkan efek merugikan kesehatan meskipun pajanan berlanjut itu terjadi sepan­jang hayat.

50 Uncertainty Factor (UF)
Faktor-faktor kelipatan 10 untuk menurunkan RfD dari data eksperimen hewan uji atau studi epidemiologi Digunakan untuk menampung ketidakpastian: UF1 = 1-10 untuk variasi sensitivitas manusia; UF2 = 1-10 untuk ekstrapolasi hewan ke manusia UF3 = 1-10 untuk NOAEL uji subkronik (bukan kronik) UF4 = 1-10 bila digunakan LOAEL (bukan NOAEL)

51 Modifying Factor (MF) Faktor yang digunakan untuk menurunkan RfD dari data eksperimen hewan uji atau studi epidemiologi, dengan nilai numerik 0<MF<10 Menggambarkan ketidakpastian ilmiah yang tidak tertampung dalam UF (misal, ketidak-lengkapan data dasar dan spesies hewan uji) Nilainya ditetapkan dengan professional judgment Nilai default MF = 1

52 Contoh Pernyataan Dosis-Respon
Risk Agent RfD a’ RfC (mg/kg/hari) CSF (mg/kg/hari)-1 Efek Kritis & Sumber Data As 3E-4 1,5E+0 Hiperpigmentasi, keratosis, & kemungkinan komplikasi vaskular pajanan oral manusia (Tseng 1977; Tseng et al 1968) Cd 5E-4 Proteinurea pajanan kronik pada manusia (US-EPA 1985) Cr6+ 3E-3 Bioassay air minum 1 tahun pada tikus (McKenzie at al 1958) dan air minum penduduk Jinzhou (Zhang & Li 1987) MeHg 1E-4 Epidemiologi kelainan neuro psikologis perkembangan (Granjean et al 1997; Budz-Jergensen et al 1999) CHBr3 2E-2 7,9E-3 Lesi hepatik gavage bioassay pada tikus (NTP 1989)

53 Kurva Teoretis Dosis-Respon Karsinogenik
b Respon c r Ekstrapolasi linier (linearized model) Dosis d

54 Evaluasi Efek Kesehatan
Menggunakan efek-efek kritis NOAEL, LOAEL, atau BMD agen risiko yang digunakan untuk menurunkan/ menetapkan RfD atau RfC; Krireria penilaian (assessment criteria): efek dengan nilai UF x MF < 3000; Diamati dengan survei epidemiologi pada populasi yang terpajan secara kronikl (>1 tahun atau 10% lifetime);

55 Contoh Efek Kritis

56 Kemungkinan indikasi efek kesehatan pada populasi dapat diperkirakan menurut waktu pajanan dan tingkat kontaminasi, spasial atau temporal; Konsentrasi yang sama agen risko dalam media lingkungan belum tentu menghasilkan risiko yang sama karena faktor-faktor pemajanan antropometri yang berbeda

57 Bagian Keempat CONTOH APLIKASI

58 Contoh 1: Analisis & Manajemen Risiko Arsen di Desa Buyat, Sulawesi Utara
Konsentrasi As dalam air sumur 0,04-0,1 mg/L (BTKL Manado 2005) Estimasi risiko dengan konsentrasi As maksimum (0,1 mg/L) (1) Perhitungan asupan:

59 (2) Estimasi risiko: ECR = 1,49103 mg/kg/hari  1,5 (mg/kg/hari) = 2,23E-3 Interpretasi: Air sumur yang mengandung As 0,1 mg/L sangat tidak aman (nonkarsinogenik & Karsinogenik) bila diminum 2 L/hari selama 350 hari/tahun dalam jangka waktu 30 tahun oleh orang dengan berat badan 55 kg atau kurang.

60 Cara Mengamankan Risiko As?
Turunkan konsentrasi As, bila pola dan waktu konsumsi tidak berubah; Kurangi waktu kontak, bila konsentrasi As dan pola konsumsi tidak berubah; Kurangi pola konsumsi, bila konsentrasi As dan waktu konsumsi tidak berubah

61 Menurunkan [As] Bila RCS <100% (Health Advisories)
Memakai RfD sebagai dosis harian aman; Air minum bukan satu-satu sumber, RCS paling banyak 80% (EPA 1990); Perhitungan: MCLG = 0,80,00715 mg/L = 0,0057 mg/L  0,006 mg/L

62 Menurunkan [As] Bila RCS 100%
Prinsip: CDI = RfD, sehingga: Maka:

63 Mengurangi Laju Konsumsi
Persamaan untuk konsentrasi As dan waktu konsumsi tidak tetap: Perhitungan:

64 Strategi Survey Epidemiologi
Batas aman menurut durasi pajanan dapat menentukan kapan gejala gangguan As (maksimum) bisa ditemukan; Durasi dihitung dengan mengganti CDI dengan RfD: Interpretasi: Efek toksik As diramalkan dapat ditemukan pada orang dewasa 55 kg yang telah mengonsumsi air minum mengandung As 0,1 mg/L selama >3 tahun dengan laju konsumsi 2 L/hari selama 350 hari/tahun secara terus menerus.

65 Contoh 2: Perhitungan Intake NO2 dan RQ (data dari Tabel 1)
NO2= 49,7 g/M3 (arithmetic mean); RfC-NO2 = 0,02 mg/kg/hari (US-EPA, 1990) Karena RQ<1, pajanan 49,7 g NO2 /M3 udara selama 14 tahun untuk orang dengan berat badan 45 kg diprediksi aman bagi kesehatan, jika pola pajanannya 14 jam per hari selama 350 hari per tahun.

66 Contoh Tabel Faktor Pemajanan Antropometri & Pola Aktivitas
Tabel 1. Antropometri Pedagang Kaki Lima (R = 0,83 M3/jam) di Terminal Terboyo, Semarang, 2003, untuk menghitung intake inhalasi SO2 (35,6 g/M3), NO2 (49,7 g/M3), TSP (322,6 g/M3) dan Pb (0,04 g/M3). No. Resp Lama Pajanan (tE) jam/hari Frek. Pajanan (fE) hari/tahun Lama Mukim (Dt) tahun Berat Badan (Wb) kg 1 10 350 14 73 2 45 3 19 56 4 8 15 85 5 62 dst

67 Kompetensi Asesor ARKL (Pendidikan & Pelatihan)
Problematika Lingkungan Berisiko Kesehatan, Penyakit Berbasis Lingkungan, Epid KL, Toksikologi Lingkungan Pemahaman Metodologis & Keterampilan Teknis Aspek-Aspek Statistik dalam Rancangan & Analisis Studi ARKL Kompetensi Asesor ARKL (Pendidikan & Pelatihan) Keterampilan Metodologis Rancangan Studi ARKL Pemahaman Teoretis Prinsip-Prinsip Dasar ARKL Pemahaman Teoretis Metoda Dasar ARKL Keterampilan Teknis Aplikasi Prosedur ARKL Seminar Laporan Hasil Studi ARKL dan Sinopsis Manajemen dan Komunikasi Risiko Pengolahan dan Analisis Data hasil Survey dan Pengukuran Antropometri, Pola Aktivitas dan Analisis Kualitas Lingkungan Aplikasi Lapangan Rancangan Studi ARKL (Survey dan Pengukuran Antropometri, Pola Aktivitas dan Analisis Kualitas Lingkungan Analisis Dosis-Respon, Jalur Pemajanan dan Karakterisasi Risiko, Manajemen dan Komunikasi Risiko Penulisan Laporan dan Penyiapan Seminar Hasil Studi ARKL

68 RQ = CDI/RfD RfD RQ>1? Tidak Defisiensi? Ya Ya Efek Kritis
Uji hayati, epidemiologi (manusia & molekuler), structure-reactivity relationship Survai atau default Penilaian Toksisitas Antropometri (Ri, Wb) NOAEL, LOAEL, BMD UF, MF Analisis Kualitas Lingkungan Konsentrasi Lingkungan (C) Asupan (CDI) RQ = CDI/RfD RfD Aktivitas (tE, fE, Dt) RQ>1? Tidak Defisiensi? Tidak Survai/ default Ya Ya Efek Kritis Efek Kritis NOAEL, LOAEL, BMD; UF x MF<3000 RDA, ESSADI, AI, EAR <NOAEL, LOAEL, BMD

69 Terima Kasih..... Sampai Jumpa Bila-Bila Masa


Download ppt "Abdur Rahman Departemen Kesehatan Lingkungan FKMUI, 2015"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google