Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ISU STRATEGIS ZOONOSIS

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ISU STRATEGIS ZOONOSIS"— Transcript presentasi:

1 ISU STRATEGIS ZOONOSIS
DEPUTI PENINGKATAN KESEHATAN Disampaikan oleh : ASISTEN DEPUTI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT

2 SISTIMATIKA LATAR BELAKANG RPJMN 2015-2019 ANCAMAN DAN KERENTANAN
KAPASITAS ISU STRATEGIS KOORDINASI PMK 2017 KESIMPULAN

3 LATAR BELAKANG Indeks 1. 2-3 orang menjadi korban rabies setiap minggu; 2. Leptospirosis seringkali muncul pasca banjir; 3. Fatalitas zoonosis prioritas lebih dari 30% (jauh lebih tinggi daripada DBD, HIV/AIDS, Tb, Malaria; 4. Jutaan ternak mati akibat flu burung dan antraks setiap tahun; 5. Lebih dari 70% EID bersifat zoonosis. Strategis Zoonosis prioritas merupakan penyakit berpotensi KLB yang sewaktu-waktu dapat menjadi wabah; Zoonosis prioritas digunakan dalam perang asimetris (bioterror-agroterror); berdampak pada berbagai aspek kehidupan (kesehatan masyarakat, sosial, korban jiwa, cacat, ekspor, produksi pangan asal ternak, kualitas pangan asal ternak). Internasional International Health Regulation 2005; Global Health Security Agenda (Indonesia sebagai Lead Country untuk Zoonotic Action Packages); Kesepakatan tk regional (ASEAN) dalam pembebasan rabies 2025. Perang asimetris adalah suatu model peperangan yang dikembangkan daricara berpikir yang tidak lazim, dan di luar aturan peperangan yang berlaku,dengan spektrum perang yang sangat luas dan mencakup aspek-aspekastagatra (perpaduan antara trigatra; geografi, demografi, dan sumber daya alam, dan pancagatra; ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya).Perang asimetri selalu melibatkan peperangan antara dua aktor atau lebih,dengan ciri menonjol dari kekuatan yang tidak seimbang. Dewan Riset Nasional (DRN), 2008, Suatu Pemikiran tentang Perang  Asimetris (Asymetric Warfare), Jakarta.

4 RPJMN 2015-2019 TANTANGAN Munculnya multi drugs resistance
Kerusakan lingkungan Tingginya mobilitas Urbanisasi MASALAH PENYAKIT MENULAR Munculnya multi drugs resistance Kegagalan pengobatan Ketidaksiapan litbang obat Ketergantungan obat impor Infeksi baru HIV tinggi Kekebalan populasi rendah Mudah terjadi penularan penyakit baru Percepatan adaptasi infeksi patogen Ancaman Emerging dan Re-emerging Diseases meningkat Tingginya insidensi malaria dan DBD Menjadi rujukan differensial diagnosa Sangat dipengaruhi faktor lingkungan TANTANGAN Peningkatan surveilans epidemiologi Pencegahan penyakit Peningkatan penemuan kasus Tatalaksana kasus STRATEGI

5 RPJMN 2015-2019 STRATEGI KERANGKA PELAKSANAAN SASARAN Surveilans
Preventif dan promotif Pencegahan dan penanggulangan KLB Kesehatan lingkungan Tatalaksana kasus dan pemutusan rantai penularan Pengendalian dan promosi penurunan faktor risiko Akses air minum, sanitasi dan higiene Peran swasta dan masyarakat STRATEGI Pendanaan meningkatkan pendanaan untuk pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat meningkatkan efektifitas pendanaan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat Regulasi penyusunan kebijakan dan peraturan perundangan penyusunan dan sinkronisasi peraturan sebagai turunan dari undang-undang yang mengatur pembangunan kesehatan penyusunan regulasi terkait pengembangan sumber daya manusia kesehatan penyusunan kebijakan dan peraturan untuk mendorong public private partnership (PPP) dan corporate social responsibility (CSR) Kelembagaan sinkronisasi nomenklatur kelembagaan antara pusat dan daerah dalam rangka peningkatan sinergitas kebijakan penguatan pemantauan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi penguatan kelembagaan KERANGKA PELAKSANAAN SASARAN Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Meningkatnya Penyehatan Lingkungan Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan preventif Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat Meningkatnya responsifitas sistem kesehatan (health system responsiveness)

6 AGENDA PEMBANGUNAN BIDANG MATRIKS PEMBANGUNAN BIDANG
BUKU II RPJMN AGENDA PEMBANGUNAN BIDANG MATRIKS PEMBANGUNAN BIDANG RPJMN PENGARUSUTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG PENJAMINAN PRODUK HEWAN YANG ASUH DAN BERDAYA SAING TERCAPAINYA PENINGKATAN PENYELENGGARAAN JAMINAN PRODUK HEWAN YANG ASUH PENCEGAHAN PENULARAN ZOONOSIS KEMENTERIAN PERTANIAN BIDANG PEMBANGUNAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TERJAMINNYA PANGAN ASAL HEWAN YANG ASUH DAN PEMENUHAN PERSYARATAN PRODUK HEWAN NON PANGAN PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN MENULAR STRATEGIS DAN ZOONOSIS (PHMSZ) TERKENDALI DAN TERTANGGULANGINYA PHMSZ PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PHMSZ PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN PENYAKIT HEWAN PENGUATAN KELEMBAGAAN OTORITAS VETERINER PRODUKSI VAKSIN DAN BAHAN BIOLOGIK PENGUATAN SISKESWANAS BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PENINGKATAN PROMOSI KESEHATAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENINGKATNYA PROMOSI KESEHATAN DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENKO PMK PEMBINAAN SURVEILANS, IMUNISASI, KARANTINA KESEHATAN DAN MATRA MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI, PENINGKATAN SURVEILANS, KARANTINA KESEHATAN DAN MATRA KEMENTERIAAN KESEHATAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG MENINGKATNYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG MERAH : ISU STRATEGIS KUNING : PROGRAM HIJAU : SASARAN

7 ANCAMAN DAN KERENTANAN
interaksi manusia dengan hewan serta produknya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya pemburu kelas dunia, peternak suksess, sosialita, ect Bekerja sebagai : dokter hewan, dokter, paramedis,paramedic, peternak, pedagang, peneliti, teknisi lab, pemburu, perawat hewan, pekerja rumah potong hewan Memiliki hewan kesayangan, bergabung dengan komunitas pecinta hewan atau aktivis kesrawan, wisata alam Memiliki : anjing penjaga, anjing pemburu atau anjing pelacak Makan : daging, telur, sosis, nugget , minum : susu, yoghurt, kefir KERENTANAN ANCAMAN

8 yang melibatkan hewan dalam penularannya
ANCAMAN DAN KERENTANAN 6 (enam) pandemi (wabah yang meluas antar negara) yang terjadi di dunia yang melibatkan hewan dalam penularannya HIV Influenza 1900 1920 1940 1960 1980 2000 SARS Spanish flu H1N1 40 juta jiwa Asian flu H2N2 19 juta jiwa Hong Kong flu H3N2 2 juta jiwa 2009 H1N1 35 Juta Jiwa Kedekatan interaksi antara manusia dengan hewan 2013 Influenza A H7N9 dari China 2014 MERSCoV 2015 Ebola 2016 ZIKA Adopted : Andrew Clements, Ph.D. Bureau for Global Health/Office of Health, Infectious Diseases, and Nutrition Pandemic Influenza and Other Emerging Threats Unit

9 Pemantauan Media ANCAMAN DAN KERENTANAN
Rabies Flu burung Antraks Gorontalo, Kematian ternak akibat antraks Bengkayang, peningkatan gigitan hewan penular rabies dan kekurangan VAR Kalteng, peningkatan kejadian dan perluasan penularan pada hewan dan manusia sejak 2015 Polewali Mandar, Kematian ternak akibat antraks Pinrang, Kematian puluhan ternak akibat antraks dan suspek pada manusia Flu Burung H5N1 pada uanggas di Cilandak Jaksel Bali, peningkatan gigitan dan kematian kematian manusia akibat rabies sejak 2015 Banyuwangi dan Lamongan, kematian ribuan ternak unggas akibat flu burung Indeks Ketahanan Nasional (2012) didapatkan dari penilaian terhadap 24 variabel dari Tri Gatra (Geografi, Demografi, dan SKA) dan 72 variabel dari Panca Gatra (IPOLEKSOSBUDHANKAM) oleh Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional, Lemhannas RI.

10 Kematian hewan / ternak / musnah plasma nutfah
ANCAMAN DAN KERENTANAN Keamanan Ekonomi Produktivitas ternak Kematian hewan / ternak / musnah plasma nutfah Penolakan produk Aktivitas Sosial Kesehatan perorangan Kesehatan masyarakat Panik Cacat Korban jiwa Pertahanan Wabah KLB PATOGEN HEWAN PENULAR TRANSMISI ZOO NOSIS DAMPAK ZOONOSIS PHEIC / PANDEMI BIOTERRORISM PENYELUNDUPAN ISOLAT KECELAKAAN LAB KEBOCORAN PENGIRIMAN ISOLAT

11 URUSAN KEPEMERINTAHAN
KAPASITAS SEKTOR URUSAN KEPEMERINTAHAN KELEMBAGAAN SDM PRASARANA SARANA LOGISTIK PENDANAAN KESEHATAN Wajib Sinkron antara pusat (kementerian kesehatan) sampai dengan daerah dalam bentuk SKPD dinas kesehatan Jumlah cukup Perlu pelatihan sesuai standar Jumlah pusat layanan (puskesmas) cukup tersebar di setiap kecamatan, RS khusus rujukan FB yang siap hanya 19 unit Alat penunjang pelaksanaan pelayanan kesehatan dan pengendalian cukup baik ditambah dukungan BUMN dan swasta Vaksin dan serum masih impor Obat sebagian besar sudah dapat diproduksi dalam negeri Program indonesia sehat KESEHATAN HEWAN Konkuren Kementan : Dit. Keswan, Dit.Kesmavet, Pus.karwan, Bbalitvet, BBVet Daerah : 9 variasi SKPD tk Provini 51 variasi SKPD tk Kabupaten/ Kota Jumlah sangat kurang Jumlah pusat layanan (puskeswan) sangat kurang Alat penunjang masih kurang (rantai dingin, vaksin, ruang atau area khusus karantina di pintu masuk,, alat angkut khusus, incenerator,) Vaksin dan serum diproduksi dalam negeri dan sebagian masih impor Program pemenuhan pangan asal ternak dan agribisnis peternakan rakyat KESEHATAN SATWA LIAR Pusat KemenLHK BKSDA Jumlah kurang BKSDA, pembinaan pada lembaga konservasi Kerjasama dengan kesehatan hewan dan lembaga konservasi di bawah binaan KLHK SDA

12 USULAN URUSAN WAJIB DI BIDANG PERTANIAN
Kesehatan hewan, yang merupakan penjaminan dari pemerintah kepada warganya untuk memperoleh produk yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal serta kesehatan masyarakat secara umum yang berkaitan dengan zoonosis; Hama penyakit tanaman dan penanggulangan eksplosi hama penyakit tanaman Kedua hal tersebut selayaknya masuk dalam urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar

13 ISU STRATEGIS KOORDINASI PMK 2017
FOKUS KOORDINASI PROGRAM PRIORITAS KL Jaminan Kebutuhan Dan Pelayanan Dasar Pembangunan Manusia Berkarakter Pembangunan Desa Semesta Pemberdayaan Masyarakat Selaras Basis Data Pencegahan dan penanggulangan Kejadian LuarBiasa (KLB)/wabah Pemenuhan kapasitas sumberdaya prasarana, sarana dan logistik Petugas yang memiliki sense of crisis, berintegritas dan mampu bekerjasama dalam upaya penanggulangan wabah Desa yang memiliki ketahanan dalam merespon suatu kejadian penyakit berpotensi wabah Mendorong peran serta masyarakat, swasta, organisasi profesi dan civitas akademika dalam pencegahan dan penanggulangan KLB/Wabah Sistem peringatan dini SIZE Program indonesia sehat (Kemenkes) Program pemenuhan pangan asal ternak dan agribisnis peternakan rakyat (Kementan) Peningkatan upaya preventif dan promotive termasuk pencegahan kasus penyakit baru dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, HIV dan Malaria dan penyakit tidak menular Tersedianya materi berupa bahan sosialisasi dan informasi yang di publikasikan melalui berbagai media Masyarakat peduli terhadap isu penyakit dan menjadi gaya hidup sehat Desa dengan sanitasi layak, konsumsi makanan sehat dan memelihara hewan secara sehat Mendorong peran serta masyarakat, swasta, organisasi profesi dan civitas akademika dalam upaya promotif dan preventif Substansi komunikasi, informasi dan edukasi Penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan Tersedianya pedoman, SOP dan protap dalam penatalaksanaan kasus yang diaplikasikan oleh sumberdaya manusia terlatih Petugas yang berkompeten, berintegritas dan mampu bekerjasama Desa yang memiliki akses pelayanan kesehatan Mendorong peran serta masyarakat, swasta, organisasi profesi dan civitas akademika dalam pelaporan, pencegahan dan pemusnahan sumber penularan Data dan informasi perkembangan

14 ISU STRATEGIS YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN
Lembaga Koordinasi (KNPZ akan berahir pada Desember 2017)  Lembaga Koordinasi di Daerah? (Kemendagri) Sumberdaya Manusia  Kemenkes, Kementan Konsep Sistim Kesehatan Terpadu antara Kesehatan Manusia dan Kesehatan Hewan (One Health) Penanganan teknis belum dilakukan secara terpadu dan koordinasi masih bersifat sharing informasi sehingga kolaborasi belum terwujud optimal.

15 KESIMPULAN Pengendalian zoonosis masih menjadi pelengkap dalam program di kementerian; Anggaran siaga darurat dan darurat untuk zoonosis belum pernah digunakan; Kapasitas sumberdaya pengendali zoonosis di sektor hulu masih lemah, sehingga sewaktu-waktu akan menimbulkan KLB/Wabah pada manusia;

16 Terima kasih


Download ppt "ISU STRATEGIS ZOONOSIS"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google