Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

STRATEGI INTERVENSI DALAM PERKESMAS

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "STRATEGI INTERVENSI DALAM PERKESMAS"— Transcript presentasi:

1 STRATEGI INTERVENSI DALAM PERKESMAS
R BAYU KUSUMAH N

2 Strategi Intervensi dalam Perkesmas
Pendidikan Kesehatan Peran serta masyarakat Pengorganisasian masyarakat Kemitraan Kesehatan Proses Kelompok Pemberdayaan kesehatan

3 PENDIDIKAN KESEHATAN

4

5 Pengertian Wood (1926 dalam Suliha 2002. h:1):
Pendidikan kesehatan sebagai sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat dan ras.

6 Nyswander (1947) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1997) :
Pengertian Nyswander (1947) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1997) : menyatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis

7 Tujuan Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan

8 WHO 1954 dalam Notoatmodjo 1997 memperinci tujuan pendidikan kesehatan sbb:
Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat B Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat C Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada

9 Sasaran http://dosen.stikesdhb.ac.id/bayu/ Individu
Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan di RS, klinik, puskesmas, rumah bersalin, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan Keluarga Keluarga binaan yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan yang tergolong dalam keluarga Resiko tinggi, diantaranya adalah : a. Anggota keluarga yang menderita penyakit menular b. Keluarga dengan sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah c. Keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk d. Keluarga dengan masalah gizi buruk e. Keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang banyak di luar kemampuan kapasitas keluarga Masyarakat a. Masyarakat binaan Puskesmas b. Masyarakat nelayan c. Masyarakat pedesaan d. Masyarakat yang datang ke institusi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu yang diberikan pendidikan kesehatan secara massal e. Masyarakat luas yang terkena masalah kesehatan seperti wabah DHFdan Muntaber

10 Konsep Pendidikan kesehatan
“Health education alone is nothing. Health education with program is something. Health education with program and community is everything”. (Jargon Health Education)

11 Konsep Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya yang ditekankan pada terjadinya perubahan perilaku, baik pada individu maupun masyarakat. Area Pendidikan Kesehatan adalah pada Knowledge (Pengetahuan), Attitude (Sikap) dan Practice (Perilaku), yang disingkat menjadi K.A.P.

12 PERAN SERTA MASYARAKAT (PSM)

13 Pengertian Peran Serta Masyarakat (Pemerintah):
adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya.

14 Pengertian PSM Peran Serta Masyarakat (D.A. Setyawan, 2008 ):
adalah proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta: Mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat Mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga, dan masyarakat Menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan kegiatan masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan atas kemandirian dan kebersamaan.

15 Tujuan PSM Tujuan umum Untuk meningkatkan jumlah dan mutu upaya masyarakat di bidang kesehatan Tujuan Khusus Meningkatkan kemampuan pemimpin/pemuka masyarakat dalam menggerakkan upaya kesehatan. 2. Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam menyelenggarakan upaya kesehatan 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola dana/sarana masyarakat untuk kesehatan.

16 SASARAN PSM Tokoh Masyarakat
Organisasi Masyarakat dan Organisasi Profesi Keluarga Kelompok Masyarakat dengan Kebutuhan Khusus Masyarakat Umum di Desa, Kota, dan Pemukiman Khusus.

17 LANGKAH PEMBINAAN Pertemuan/Pendekatan Tingkat Desa
Survey Mawas Diri (Community Self Survey/CSS) Musyawarah Masyarakat Desa (LOKMIN) Pelatihan Kader Pelaksanaan Upaya Kesehatan oleh Masyarakat Pembinaan Pelestarian Kegiatan Pengenalan Sosio-Budaya Masyarakat Setempat

18 Tingkatan Peran Serta Peran serta karena perintah (terpaksa)
Peran serta karena imbalan Peran serta karena identifikasi atau rasa ingin memiliki Peran serta karena kesadaran

19 Bentuk PSM Ikut dalam menelaah situasi masalah
Ikut terlibat dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, termasuk penentuan prioritas Menjalankan kebiasaan hidup sehat & atau berperan serta secara aktif dalam mengembangkan ketenagaan, dana, & saranan

20 PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

21

22 Pengertian Suatu proses ketika suatu komunitas tertentu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhannya serta mengembangkan keyakinannya untuk berusaha memenuhi kebutuhan itu termasuk menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia dan dengan usaha gotong royong (Sasongko.A, 1996)

23 TUJUAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
1. Membangun kekuatan masyarakat 2. Memperkokoh kekuatan komunitas basis 3. Membangun jaringan 4. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.

24 ASPEK - ASPEK PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
1.PROSES 2.MASYARAKAT 3. BERFUNGSINYA MASYARAKAT

25 1.PROSES Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak disadari, Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan, Dalam prosesnya ditemukan unsur – unsur kesukarelaan. Kesukarelaan timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya,

26 Kesukarelaan terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kelompok atau masyarakat, Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya. Selanjutnya mengintruksikan kepada masyarakat untuk bersama – sama mengatasinya.

27 2.MASYARAKAT Masyarakat biasanya diartikan sebagai : a. Kelompok besar yang mempunyai Batas - batas Geografis : Desa, Kecamatan, Kabupaten dsb. b. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar, c. Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar, d. Kelompok yang secara bersama - sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.

28 3. BERFUNGSINYA MASYARAKAT
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah - langkah sebagai berikut : a. Menarik orang - orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah - masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, b. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat, c. Melakukan upaya penyebaran rencana (kampanye) untuk mensukseskan rencana tersebut.

29 Proses pengorganisasian masyarakat
Menurut sarwono (1980) : 1. Disadari dimana Masy merasakan adanya kebutuhan bersama 2. Tidak disadari dimana masalah dirasakan setelah adanya kebutuhan yang mendesak 3. Sukarela dimana Toma menyadari adanya kebutuhan, selanjutnya mengambil prakarsa 4. Tidak sukarela/ mekanisme instruktif dimana program dilaksanakan bila ada instruksi

30 KEMITRAAN (PARTNERSHIP)

31 Partnership diartikan sebagai persekutuan atau perkongsian.
Secara etimologis, diadaptasi dari kata partnership dengan akar kata partner (pasangan, jodoh, sekutu, kompanyon) (Sulistiyani, 2004) Partnership diartikan sebagai persekutuan atau perkongsian.

32 KEMITRAAN Suatu bentuk persekutuan atau perkongsian antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu untuk memperoleh hasil yang baik.(Sulistiyani, 2004)

33 terjadi apabila terpenuhi syarat-syarat: Ada dua pihak atau lebih
KEMITRAAN terjadi apabila terpenuhi syarat-syarat: Ada dua pihak atau lebih Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan Ada kesepakatan Saling membutuhkan

34 MODEL-MODEL KEMITRAAN

35 KEMITRAAN SEMU (Pseudo partnership)
Suatu persekutuan antara dua pihak atau lebih, namun sesungguhnya tidak melakukan kerjasama secara seimbang satu dengan lainnya.

36 KEMITRAAN MUTUALISTIK (Mutualism partnership)
Persekutuan dua pihak atau lebih yang sama-sama menyadari aspek pentingnya melakukan kemitraan, yakni untuk saling memberi manfaat dan mendapatkan manfaat lebih untuk mencapai tujuan bersama secara optimal.

37 (Conjugation partnership)
KEMITRAAN KONJUGASI (Conjugation partnership) Yakni kemitraan melalui peleburan dan pengembangan, dimana organisasi, agen-agen, kelompok-kelompok atau perorangan yang memiliki kelemahan dalam melakukan usaha atau mencapai tujuan bersama melebur dan bekerjasama untuk meningkatkan kemampuan masing-masing.

38 MODEL-MODEL KEMITRAAN DALAM ORGANISASI LAINNYA

39 SUBORDINATE UNION OF PARTNERSHIP
Yakni kemitraan antara dua pihak atau lebih yang memiliki status, kemampuan atau kekuatan yang tidak seimbang satu sama lainnya. Hubungan yang terjadi adalah ATAS-BAWAH, atau KUAT-LEMAH.

40 LINEAR UNION OF PARTNERSHIP
Pihak-pihak yang bekerjasama memiliki persamaan secara relatif, baik tujuan, misi, volume usaha, status atau legalitas.

41 LINEAR COLLABORATIVE OF PARTNERSHIP
Dalam kemitraan ini, tidak membedakan besaran volume, status/legalitas, atau kekuatan para pihak, namun tekanan utama adalah kesamaan visi dan misi. Hubungan terjadi pada garis lurus dan tidak saling tersubordinasi.

42 PROSES KELOMPOK

43 PENGERTIAN Robbins & Judge,1 (2008:356) kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi,dan saling bergantung utk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Luthans (2006:514) definisi komprehensif menyatakan bahwa jiika ada sebuah kelompok di dalam organisasi maka anggotanya: Termotivasi untuk bergabung Merasa bahwa kelompok adalah tempat untuk saling berinteraksi dan sebuah kesatuan unit Memiliki berbagai kontribusi dalam proses organisasi (yaitu, beberapa orang memiliki kontribusi dalam hal waktu atau energi lebih dari yang lainnya) Memiliki berbagai pendapat yang disetujui maupun tidak disetujui melalui berbagai bentuk interaksi

44 SYARAT-SYARAT TERBENTUKNYA KELOMPOK
Setiap anggota termotivasi untuk bergabung karena sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan Ada hubungan timbal balik (interaksi) antara anggota yang satu dengan anggota yang lain. Ada faktor yang dimiliki bersama sebagai pengikat, seperti; tugas, atasan, nasib, hobi dan sebagainya sehingga hubungan antar mereka menjadi erat Berstruktur dan berproses

45 MOTIVASI BERGABUNG DALAM KELOMPOK?
Teori Kedekatan. Individu berafiliasi satu sama lain karena kedekatan jarak geogragafis. Teori formasi kelompok. Teori ini terdiri dari tiga elemen yaitu; aktivitas, interaksi, dan perasaan. Semakin banyak aktivitas bersama, semakin tinggi interaksi dan semakin kuat perasaan seseorang (disukai atau tidak disukai) Semakin tinggi interaksi, semakin banyak aktivitas bersama, dan semakin kuat perasaannya, Semakin kuat perasaan seseorang thd orang lain, semakin banyak aktivitas dan interaksi bersama.

46 Lanjutan….. Teori keseimbangan. Orang saling tertarik karena mereka memiliki sikap yg sama thd obyek relevan dan tujuan. Individu X akan berkelompo0kndg individu Y karena persamaan sikap dan nilai (agama, poltik, gaya hidup, pekerjaan dll) Ketika hubungan terbentuk mereka berjuang mempertahankan keseimbangan antara atraksi dan kesamaan sikap. Jika terjadi ketidakseimbangan, dilakukan usaha untuk memper-baikinya. Jika tidak dapat diperbaiki, hubungan akan berakhir. Kedekatan dan interaksi ikut berperan dalam teori keseimbangan

47 KELOMPOK DALAM ORGANISASI
FORMAL KELOMPOK INFORMAL Kelompok Komando Kelompok Tugas Kelompok Persahabatan Kelompok Kepentingan Melaksanakan Tugas rutin Melaksanakan Tugas/proyek tertentu Mendukung Atau Menghambat TUJUAN ORGANISASI

48 KELOMPOK FORMAL DAN KELOMPOK INFORMAL
Kelompok Formal, kelompok yang diciptakan oleh keputusan manajerial untuk mencapai tujuan organisasi Kelompok Komando, kelompok yang tersusun atas seorang manajer dan bawahan-bawahan langsungnya. Kelompok Tugas, kelompok yang bekerjasama untuk menyelesaikan tugas tertentu, yang dapat melintasi hubungan komando

49 Lanjutan….. Kelompok Informal, kelompok yang muncul dan berkembang secara alamiah yang bekerja karena kebutuhan sosial. Kelompok Kepentingan, mereka yang bekerja sama untuk mencapai sasaran khusus yang menjadi kepedulian dari setiap anggota klompok Kelompok Persahabatan, mereka yang bergabung bersama karena mereka berbagi satu atau lebih karakteristik, misalnya umur, jenis keyakinan politik, hoby, etnik.

50 PERBEDAAN KELOMPOK FORMAL DAN INFORMAL
ASPEK KELOMPOK FORMAL ORGANISASI INFORMAL Hubungan antar pribadi Kepemimpinan Pengendalian Perilaku Ketergantungan Jelas/Terstruktur Dirancang dan ditetapkan Penghargaan dan hukuman Bawahan lebih tergantung Tergantung pada motif dan tujuan Muncul dan dipilih Pemenuhan kebu-tuhan Keanggotaan bebas dan tidak tergantung

51 TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
Tahap pembentukan (Forming). Tahap awal ini ditandai ketidakpastian atas tujuan, struktur dan kepemimpinan. Tahap ini selesai ketika anggota merasa menjadi bagian dari kelompok. Tahap perkembangan (storming). Seperti diindikasikan istilahnya (ribut), ditandai oleh konflik dan konfrontasi. Ketika tahap ini selesai terdapat kepastian strukur. Tahap normalisasi (norming). Tahap ini struktur menjadi solid, kohesivitas tinggi, perbedaan menjadi kerjasama

52 Lanjutan….. Tahap berkinerja (performing). Tahap ini struktur sudah berfungsi dan fokus pada penyelesaian tugas. Untuk kelompok kerja permanen berkinerja adalah tahap akhir. Untuk tim, panitia, satgas dan sejenisnya terdapat tahap pembubaran. Tahap pembubaran (adjourning). Untuk proyek tim atau tugas dengan tujuan khusus, saat tujuan tercapai kelompok akan membubarkan diri atau memiliki komposisi baru dan tahapan dimulai dari awal.

53

54 Definisi Pemberdayaan masy. :
program pembangunan yang disiapkan harus memenuhi kebutuhan masyarakat, tidak berpihak pada sekelompok masyarakat saja dan diupayakan ada kerja sama antara pihak penggagas program dan masyarakat, diawali saat perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.

55 Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi yang tepat untuk membantu masyarakat untuk meningkatkan status kesehatannya. Pernyataan ini didukung oleh Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

56 Dalam SK tersebut dinyatakan bahwa penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pemberdayaan dan kemandirian masyarakat. Setiap orang dan masyarakat bersama pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.

57 Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus berdasarkan pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri, kepribadian bangsa, semangat solidaritas sosial dan gotong-royong (SKN, 2004).

58 UKBM : Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat
Contoh UKBM : 1. posyandu ( pos pelayanan terpadu ) Kegiatan posyandu antara lain : KB, imunisasi, perbaikan gizi, KIA,perawatan diare 2. poskestren ( pos kesehatan pesantren) 3. poskesdes ( pos kesehatan desa) 4. Rumah Remaja

59 Pengantar PEMBERDAYAAN UTK PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA (PKMD) DENGAN CARA MELIBATKAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN, SEHINGGA BISA SESUAI DENGAN ASPIRASI MASYARAKAT SERTA SITUASI DAN KONDISI SETEMPAT PERLU DIKETAHUI POTENSI ATAU KEKUATAN YANG DAPAT MEMBANTU PROSES PERUBAHAN AGAR DAPAT LEBIH CEPAT DAN TERARAH

60 PEMETAAN SOSIAL Pemetaan sosial merupakan salah satu strategi guna mempermudah melaksanakan pemberdayaan masyarakat. Langkah-langkah pemetaan sosial pada slide berikut.

61 Terima Kasih


Download ppt "STRATEGI INTERVENSI DALAM PERKESMAS"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google