Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SITUASI HIV&AIDS DI PAPUA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SITUASI HIV&AIDS DI PAPUA"— Transcript presentasi:

1 SITUASI HIV&AIDS DI PAPUA

2

3

4 36,38 16,25 2669 1152 47,37

5 Penyebab terjadinya epidemi HIV
Cakupan ERA Faktor KULTURAL: 2 Sanksi Adat Pola Imbalan Seksual Konsep Cairan Semen Adat Mengenai Seksualitas Faktor EKONOMI: 1 Bisnis Pelacuran Jumlah Pekerja Seks di Papua Alasan Menjadi Pekerja Seks Pendapatan Pekerja Seks 7 Kategori Pelacuran di Papua Dimensi Pengetahuan Populasi Kunci Dimensi Kondisi dan Pemahaman Komunitas Dimensi Kebijakan Dimensi Program/Upaya yang sudah ada Dimensi Kepemimpinan Dimensi Sumberdaya Faktor PENGETAHUAN HIV DAN AIDS: 1,2 Pernah dengar rendah Lebih rendah menyebut 4 cara pencegahan Radio dan TV sumber informasi HIV Faktor PERILAKU SEKSUAL: 1, 2 Frekuensi seks diluar nikah tinggi Meningkatkan kekerasan seksual dalam rumah tangga Penyebaran pornografi Seks Antri Punya banyak pasangan seks Pola seksual di pedesaan, pinggiran dan perkotaan Faktor PENGGUNAAN KONDOM: 1, 2 Pemakaian kondom pada seks beresiko sangat rendah Pengetahuan kondom rendah Faktor ALKOHOL DAN SEKS: 1, 2 Pernah minum sebelum seks Bisnis miras menjamur Biasanya kalu minum bersama perempuan dan laki-laki dilanjutkan dengan seks , juga sering seks antri Faktor: POLA MOBILITAS 1, 2 Faktor: KEPEDULIAN/KOMITMEN 3, 4, 5, 6

6 FAKTOR KULTURAL Sanksi Adat terhadap Seksual : Adat Denda
Pola imbalan Seksual: Imbalan Komersil, Imbalan Transaksional dan Imbalan Kasual Konsep Suku Bangsa Mengenai Cairan Semen: Boleh dibuang diluar vagina (menyuburkan tanaman); Tidak boleh dibuang diluar vagina (bisa sakit, bisa diguna-guna, bisa membunuh tanaman); bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit; digunakan sebagai kekuatan, pelindung, mencapai keberhasilan dan kebahagiaan. Adat mengenai seksualitas: Papis di Asmat, Tenggeng di Dani, Agama tongkat Orya, Marind, levirat-sororat, kawin tukar

7 BENTUK PELANGGARAN SEKSUAL
SANGSI ADAT TERHADAP PELANGGARAN SEKSUAL Bayar denda, dipaksa menikah, diusir tanpa membawa apa-apa dipaksa menikah, dipukul sampai mati, bayar denda Bayar denda (jenis dan jumlah bervariasi), dipaksa menikah Serui Genyem BENTUK PELANGGARAN SEKSUAL Hubungan seks yang terjadi diantara remaja yang belum menikah (premarital seks) Hubungan seks yang terjadi pada remaja yang belum menikah dengan suami atau istri seseorang Hubungan seks yang terjadi antara istri atau suami dengan istri atau suami orang lain (ekstramarital seks) Perkelahian, bisa dibunuh, dipaksa menikah, dipukul sampai mati, diusir dari rumah dan kampung, dipukul dengan bamboo, kayu, bayar denda, suami bunuh istri Marind

8 Pakaian, uang, alat elektronik, Alkohol sebagai alat tukar seks
POLA IMBALAN SEKSUAL Uang dan alcohol sebagai alat tukar seks Dominan Uang dan Alkohol Uang, pakaian, rokok, pinang, makanan sebagai alat tukar seks Pola Imbalan ada 3 kategori, yaitu: “Imbalan Satu Pihak”: Umumnya dijalankan oleh pekerja seks “Imbalan dua pihak”: Umumnya dijalankan oleh waria “Imbalan Gratis & Transaksional”: Pada masyarakat umum/tdk ngaku PS Pakaian, uang, alat elektronik, Alkohol sebagai alat tukar seks

9 KONSEP SUKU MENGENAI CAIRAN SEMEN
sperma dapat memberi kekuatan, kebahagian dan pelindung dalam kehidupan keluarga Buang sembarang tempat, bisa membuat sakit sampai makan badan kurus, bibir miring, susah buang air besar Sperma satu atau dua kali masuk dalam vagina waktu hubungan seks tidak bisa hamil karena cairan semen itu belum kuat membentuk tulang dan darah menjadi janin atau manusia, harus 5, 10 sampai 15 kali Orya Jatuh disembarang tempat, arwah jahat bisa membuat sakit sampai mati Ekari Dani/Lani Jatuh ke tanah bisa bunuh tanaman dan ditemukan musuh diguna-guna sampai mati Asmat Sperma digunakan untuk penyembuhan penyakit Awyu Marind Jatuh ke tanah bisa menyuburkan tanaman dan dipakai menyembuhkan penyakit

10 4 KEPERCAYAAN MENGENAI CAIRAN KELAMIN
Boleh dibuang diluar karena bisa menyuburkan tanaman Tidak boleh Dibuang diluar bisa sakit, diguna-guna oleh musuh sampai mati, dan bunuh tanaman Bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit Bisa digunakan sebagai kekuatan, pelindung, keberhasilan dan kebahagiaan dalam keluarga

11 FAKTOR EKONOMI Bisnis Pelacuran yang menjamur: 17 Panti Pijat dan 32 bar dan diskotik di Kota Jayapura serta 1 lokalisasi. Sorong: 8 Panti Pijat, 20 Bar dan Diskotik, 1 lokalisasi. Jumlah Pekerja seks di Papua diperkirakan sekitar – orang: 183 orang (Panti Pijat), 393 orang (bar dan diskotik), 200an (lokalisasi) dan PS Jalanan 236 orang di Kota Jayapura (1012 orang); Kota Sorong : PS Jalanan 111 orang, Waria 45 orang, Bar & Diskotik 258 orang, Panti Pijat 32 orang, PS Café Tenda 42 orang dan Lokalisasi 200an orang (688 orang)

12 FAKTOR EKONOMI Alasan menjadi Pekerja seks kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan hidup anak dan diri sendiri. Prefaktornya: diceraikan atau ditinggalkan (suami kawin lagi), diperkosa, ditinggal pacar setelah mengambil perawannya, diajak PS lama-lama berprofesi menjadi PS, Membiayai uang kuliah, tidak diperhatikan orangtua, orang tua bercerai, kenikmatan. Pendapatan sebagai pekerja seks cukup tinggi: Contoh: Seorang PS Warung di Wamena selama 5 hari bekerja mendapat imbalan sebesar Rp. 2,100,000 (hubungan seks dgn 13 klien)

13 FAKTOR EKONOMI: 7 KATEGORI PELACURAN DI PAPUA
JENIS KERJA SEKS: PSJ, Lokalisasi, Bar, Panti pijat, Hotel, Seks klandestein, LS-PS atau hugel TARIF : Mahal (Bar, hotel, LS-PS atau hugel, Seks Klandestein, panti pijat, lokalisasi) Murah (PSJ) RELASI SEKSUAL: Heteroseks dan Homoseks ORIENTASI SEKSUAL: Vaginal, anal, oral, seks antri, limsat. ORIENTASI TEMPAT SEKS: “Seks tertutup” dan “seks terbuka” sorong: Tanjung Dofior, Nabire: Taman Gizi, Jayapura: Taman Mesran, Timika: Pasar Swadaya PERSEBARAN ETNISITAS: Non-Papua (Bar, Lokalisasi, Pantipijat, Hotel), Papua (PSJ), Campuran (hugel, Seks klandestein) PENGORGANISASIAN SEKS: “Langsung” dan “Tidak Langsung”

14 FAKTOR PERILAKU SEKSUAL
FREKUENSI SEKS DILUAR NIKAH TINGGI: 65% mempunyai pasangan seks lebih dari 1; 35% laki-laki pernah memiliki lebih dr 10 pasangan seksual; 8,7% memiliki lebih dari 50 pasangan seksual; 16% pernah menderita IMS; 53% melakukan hubungan seks dengan wanita berusia dibawah 19 tahun. MENINGKATNYA KEKERASAN SEKSUAL DALAM RUMAH TANGGA: 28 kasus yang diceritakan tentang Laki-laki atau suami memukul istrinya. Umumnya pada saat mabuk dan tidak diberi seks oleh istri PENYEBARAN PORNOGRAFI: VCD Porno dan gambar porno pendorong aktivitas seksual dan kekerasan seksual (perkosaan) SEKS ANTRI: 17% laki-laki pernah melakukan seks antri; 37% wanita pernah melakukan seks antri; terjadi di desa dan kota; seks antri berhubungan dengan uang, alcohol dan obat bius; tdk pakai kondom

15 FAKTOR PERILAKU SEKSUAL
Studi STHP: Perempuan : 8% mempunyai pasangan lebih dari 2 orang dan laki-laki : 22% mempunyai pasangan lebih dr 2 Laki-laki: 11% mempunyai pasangan seks dengan imbalan dan perempuan: 3% Laki-laki : melakukan seks antri 0,5% dan perempuan: 0,8% laki-laki : 6% memaksa untuk hubungan seks dan perempuan dipaksa hub. seks 12% Penduduk dengan Banyak Pasangan, Setengahnya Adalah Pasangan Seks dengan Imbalan – seks casual, abtinens dan seks dgn pasangan tetap Penduduk yang punya banyak pasangan lebih tinggi di Pegunungan (12% pesisir dan 22% pegunungan) Penduduk di Pegunungan Lebih Banyak yang Melakukan Seks Imbalan (26% pegunungan dan 9% pesisir)

16 POLA SEKSUAL UMUM DI PAPUA
PEDESAAN: Dilakukan sembunyi-sembunyi, melalui perantara, sesama pasangan dari satu suku, hubungan seks terjadi pada peristiwa-peristiwa umum (pesta), seks berhubungan dengan mobilitas tinggi, cenderung terjadi diluar batas masyarakat adat, ada Seks Antri PINGGIRAN : Dilakukan sembunyi-sembunyi, melalui perantara, seks berhubungan dengan mobilitas tinggi, cenderung terjadi dalam batas masyarakat adat dan di luar, seks aktif, seks oral dan anal, berhubungan seks dengan berbagai suku, berbagai golongan social, tdk beranggapan sbg pekerja seks, sering mabuk dan isap aibon, seks antri PERKOTAAN: Seks terbuka, langsung, tanpa batas masyarakat adat, seks aktif, berbagai golongan social, oral seks, anal seks, seks antri, terorganisir, jalanan, bar, pantipijat, hotel dan lokalisasi, homoseksual, imbalan uang, minuman keras, mengaku sebagai pekerja seks, mobilitas tinggi

17 7 PANDANGAN TENTANG HUBUNGAN SEKS MASYARAKAT PAPUA (FANTASI SEKS)
Kenikmatan (Pleasure) Prokreasi (pengikat hubungan kerabat, tenaga kerja, penerus keturunan) Tersembunyi (rahasia) Dalam rumah dan diluar rumah Kejantanan (Maskulinitas) Aspek psikologi (lemah-lembut, tidak kasar akan dinikmati dengan kesenangan) Aspek religius (Dilakukan dengan kesadaran moral yang baik, bukan dengan nafsu yang tak terkendali)

18 PENGETAHUAN HIV/AIDS Separuh populasi pernah mendengar AIDS, lebih sedikit perempuan (48%) pernah mendengar AIDS dibandingkan lelaki (55%) Lebih tinggi tingkat pendidikan, lebih banyak yang pernah dengar tentang HIV/AIDS (SLTA/PT 79%, SD/SLTP: 55% dan tdk sekolah/SD tak tamat : 26%) Sebagian besar penduduk Papua tidak pernah dengar informasi langsung tentang HIV/AIDS: < 35% saja yang pernah dengar langsung Cakupan Media terbanyak adalah Radio dan TV, lebih besar pada pendidikan yang lebih tinggi

19 PENGGUNAAN KONDOM Pemakaian kondom pada seks berisiko sangat rendah (Pasangan tetap 11% dan Pasangan Imbalan 12%) Studi Seksualitas Papua 50% pernah pakai Kondom

20 ALKOHOL DAN SEKSUALITAS
1/3 Lelaki and 1/7 Perempuan minum alkohol sebelum seks non-marital (Perempuan: 7% minum alkohol dengan pasangan dan Laki-laki: 8% 27% perempuan pernah mabuk dan 73% laki-laki pernah mabuk.

21 Keterangan : ■ Tempat produksi minuman beralkohol jenis local □ Tempat jual minuman beralkohol jenis local ● Tempat jual minuman beralkohol legal ○ Tempat jual minuman beralkohol legal secara legal  Tempat minum  Tempat melakukan hubungan seks

22 ■ Tempat produksi minuman beralkohol jenis local
Keterangan : ■ Tempat produksi minuman beralkohol jenis local □ Tempat jual minuman beralkohol jenis local ● Tempat jual minuman beralkohol legal ○ Tempat jual minuman beralkohol legal tanpa ijin  Tempat minum  Tempat melakukan hubungan seks YOKA Waena Kampung WAENA PADANG BULAN ABEPURA KOTARAJA Perumnas III UNCEN TPU TANAH HITAM ORGANDA PASAR YOUTEFA BTN NAFRI ABE PANTAI SKYLAND ENTROP EXPO JAYAPURA BUPER DOK II POLIMAK HAMADI PASIR II BASE G DOK IX DOK V ANGKASA SAMUDERA PASIFIK

23 MOBILITAS Mobilitas kultural Mobilitas pendidikan Mobilitas rekreasi

24 Bagaimana Pola penyebaran ?
Pola Mobilitas Pendidikan 33 positiv HIV di Oksibil Anak muda baik laki-laki maupun perempuan pergi ke Wamena untuk melanjutkan sekolah SMP dan SMA Di Wamena mereka tinggal dengan saudara, bersamaan kost Biaya pendidikan dan biaya hidup kadang tidak dikirim dan mencari sendiri Mereka mulai mencari uang dengan bekerja sebagai PSJ Mereka yang bekerja sebagai PSJ mulai terinfeksi Para pemuda juga terinfeksi karena berhubungan seks dengan PSJ

25 Bagaimana Pola penyebaran ?
Pola Mobilitas: Kunjungan keluarga, acara adat Masyarakat adat dari desanya mengunjungi kerabatnya di desa lain untuk tujuan acara adat, kunjungan keluarga Pada kegiatan kekerabatan tersebut ada kontak-kontak seksual dan ini biasanya lebih aktif karena mereka keluar dari wilayah adatnya yang mengkontrol kegiatan seksualnya Pada situasi ini mereka mulai terinfeksi karena kontak seksual itu terjadi dengan banyak pasangan diberbagai tempat Dengan demikian acara adat juga mendorong terjadi kontak seksual dan awal infeksi terjadi

26 Bagaimana Pola penyebaran ?
Pola Mobilitas: Pekerjaan dan rekreasi Penduduk Desa pergi ke kota Wamena untuk tujuan mencari pekerjaan dan mencari hiburan Di Wamena mereka tinggal dengan saudara, atau di tempat kerja dan kost Sejak tinggal diwamena kontak seksual dan penggunaan alkohol dan hirup aibon mulai dilakukan Mereka mulai terinfeksi dan menginfeksi kerabat lain di desa asalnya ketika melakukan kunjungan keluarga Ada yang datang ke wamena hanya mencari seks dan bermain judi lalu kembali ke desanya dan menginfeksi penduduk lain didesanya atau desa sekitarnya

27 FAKTOR: Kepedulian/Komitmen
Kepedulian terhadap penanggulangan masih rendah Dalam RPJMD HIV dimasukan dalam sector kesehatan dengan focus program hanya penyediaan ARV Dalam perencanaan Renstra HIV alokasi anggaran dari tahun 2007 dialokasi sebesar 6,940,000,000; 2008 dialokasi 7, ; tahun 2009 dialokasi sebesar 8,397,400,000; tahun 2010 dialokasi sebesar 9,237,140,000 dan tahun 2011 dialokasi sebesar 10,160,854,000. Dalam implementasi tidak sesuai Perencanaan Program penanggulangan HIV untuk jangka menengah telah dibuat dengan partisipatif tapi perencanaan dan implementasi tahunannya tidak disesuaikan dengan perencanaan jangka menengah

28 PENGOBATAN HIV DAN AIDS PADA BULAN JUNI 2009
NO NAMA RUMAH SAKIT PENGOBATAN (ORANG) COTRIMOKSAZOL TB-HIV ARV 1 Jayapura RSUD Jayapura RSUD Abepura RS Dian Harapan 337 193 235 91 85 61 * 2 Timika RS Mitra Masyarakat RSUD Timika 800 419 143 19 3 Merauke RSUD Merauke 398 242 77 4 Biak Numfor RSUD Biak 92 54 6 5 Nabire RSUD Nabire 137 30 Wamena RSUD Wamena 416 97 34 JUMLAH 2373 1168 444 TOTAL 3985 KET: 0 : Tidak ada data * : Data Kurang Sumber : Dinkes Prov Papua

29 PEMBIAYAAN PROGRAM HIV&AIDS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
NO SKPD ANGGARAN KET APBN APBD 1. *Dana tersedia pada SKPD baik dari APBN maupun APBD (kegiatan HIV & AIDS yang diintegrasikan) 2. x Tidak tersedia dana, namun informasi HIV & AIDS dapat dipadukan pada kegiatan lain 2007 2008 1. BKKBN * 2. Dinas Pemuda & Olah Raga 3. Dinas Kesejahteraan Sosial 4. Dinas Pendidikan & Pengajaran x 5. Dinas Tenaga Kerja 6. Dinas Kesehatan 7. Dinas Perhubungan 9. Kanwil Depag

30 PEMBIAYAAN PROGRAM KPA KABUPATEN / KOTA
NO KAB. / KOTA ANGGARAN KET APBN APBD Bantuan dana DASK Dinkes Prov. Papua tahun 2006 kepada KPA Kab/Kota ( ** ) sebesar Rp ,- 2. Bantuan dana operasional KPAN kepada KPA Kab/Kota (*; ** ) sebesar Rp ,- per bulan dari tahun 2006 sampai sekarang 3. Beberapa KPA Kab/Kota sampai saat ini belum jelas penggangarannya. 2006 2007 2008 1. Kota Jayapura ** - 600 Jt 2. Kab. Jayapura ** 200 Jt 500 Jt 3. Kab. Sarmi * 4. Kab. Tolikara * 5. Kab. Puncak Jaya ** 650 Jt 6. Kab. Asmat ** 7. Kab. Jayawijaya** 300 Jt 800 Jt 8. Kab. Mappi ** 216 Jt 9. Kab. Pg. Bintang ** 1.8 M 10. Kab. Keerom ** 1 M 11. Kab. Mimika ** 500Jt 1.2 M 2 M

31 LANJUTAN….. - NO KAB. / KOTA ANGGARAN KET APBN APBD 2006 2007 2008 12.
Kab. Paniai ** - 13. Kab. Yapen ** 14. Kab. Nabire ** 15. Kab. Biak Numfor ** 500 Jt 16. Kab. Merauke ** 900 Jt 1 M 1.5 M 17. Kab. Supiori 18. Kab Yahukimo 19. Kab. Boven Digoel 20. Kab. Waropen 21. Kab. Membramo Ry

32 PEMBIAYAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV&AIDS PADA LSM
NO NAMA WILAYAH KERJA KEGIATAN 1 YKB Papua Jayapura, Jayawijaya dan Pegunungan Bintang, Mimika, Keerom, Puncak Jaya Promosi Kesehatan Sexual 2 YPKM Papua Jayapura, Jayawijaya, Serui, Nabire Pendampingan & Konseling bagi ODHA, PSKJalanan,Anak Jalanan, Remaja Gereja, kilinik kespro 3 YHI Papua Jayapura Pendampingan KIE HIV & AIDS bagi ODHA, Buruh Pelabuhan WTS Jalanan, masyarakat umum 4 PKBI Papua Jayapura, Biak Numfor, Keerom Pendampingan & Konseling HIV & AIDS, WTS, Tukang Ojek dan Supir Taxi 5 P3W GKI Papua Penampingan & konseling HIV & AIDS kalangan wanita

33 NO NAMA WILAYAH KERJA KEGIATAN
LANJUTAN….. NO NAMA WILAYAH KERJA KEGIATAN 6 YASMAD Jayapura Pendampingan & Konseling KIE HIV & AIDS bagi Pramuria 7 YKPSM Pendampingan & KIE HIV & AIDS bagi Tukang Ojek 8 JSG Pendmpingan bagi ODHA 9 Forum Komunikasi Aksi Pelayanan Peduli AIDS (FK-APPA) Pendampingan & KIE HIV & AIDS bagi warga Gereja 10 Betania Papua 11 YPPM Papua Pendampingan & Konseling KIE HIV & AIDS bagi PSK jalanan, Anak Jalanan, LAPAS 12 Yayasan Amanat Agung Papua Pendampingan HIV & AIDS bagi anak nakal

34 NO NAMA WILAYAH KERJA KEGIATAN
LANJUTAN….. NO NAMA WILAYAH KERJA KEGIATAN 13 Pusat Pendampingan Agape (PPAP) Jayapura Pendampingan & KIE HIV & AIDS bagi warga Gereja 14 KKW Papua KIE, Pendampingan HIV & AIDS, Penelitian 15 Yayasan Karya Tabi Papua KIE, Pendampingan & Konseling HIV & AIDS 16 Yayasan Dian Harapan Abepura KIE, Klinik Konseling HIV & AIDS 17 Yayasan Muhammadiyah KIE, Pendampingan HIV & AIDS KETERANGAN : Pembiayaan oleh masing-masing LSM dan Penguatan Pembiayaan dari Lembaga Donor. KPA Papua hanya membantu biaya pada 2004 dan 2006

35 Jayapura, Keerom, Merauke, Jayawijaya Jayapura, Merauke, Mimika
PEMBIAYAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV&AIDS OLEH LEMBAGA DONOR NO NAMA WILAYAH KERJA MITRA 1 FHI Jayapura, Keerom, Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Mimika, Nabire, Puncak Jaya, Mappi, Waropen, Biak, Paniai KPA Kab/Kota, Dinkes Kab/Kota dan LSM Peduli AIDS 2 HCPI Jayapura, Keerom, Peg. Bintang, Merauke, Jayawijaya, Sarmi, Yapen, Nabire, Mimika 3 WVI Jayapura, Keerom, Merauke, Jayawijaya 4 Global Fund Jayapura, Merauke, Mimika 5 MDM Jayapura, Puncak Jaya

36 LANJUTAN….. NO NAMA WILAYAH KERJA MITRA 6 UNICEF
Jayapura, Merauke, Keerom, Biak, Supiori, Mimika, Jayawijaya KPA Kab/Kota, Dinkes Kab/Kota dan LSM Peduli AIDS 7 WHO Jayapura KET. Kegiatan dilaksanakan bersama Mitra dengan biaya Lembaga Donor yang bersangkutan

37 TERIMA KASIH


Download ppt "SITUASI HIV&AIDS DI PAPUA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google