Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehVeronika Sudirman Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Personil Pengembangan Sistem Informasi
Analis sistem (System Analyst) seseorang yang bertanggung jawab menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan pemakai kedalam spesifikasi teknik yang dilakukan oleh programer dan terhadap permintaan seorang manajer Fungsi Sistem Analis: Mengidentifikasikan kebutuhan pengguna, contohnya suatu perusahaan menginginkan pemakaian komputer dalam pengolahan data, semua masalah yang ada pada proses yang sudah berjalan diidentifikasikan dan dianalisis, kemudian berbagai formulir yang ada di perusahaan tersebut dipelajari dengan tepat. 2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Memilih alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat Merencanakan dan menerapkan rancangan sistem
2
Tugas yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem:
Mengumpulkan dan menganalisis dokumen-dokumen, file-file, dan formulir yang berkaitan dengan sistem untuk merancang sistem yang baru. 3. Menyusun dan memberikan rekomendasi berdasarkan data-data yang sudah terkumpul. 4. Merancang suatu sistem perbaikan dan mengidentifikasikan aplikasi-aplikasi untuk penerapannya pada komputer. 5. Menganalisis dan menyusun biaya-biaya dan keuntungan dari sistem yang baru. 6. Mengawasi kegiatan dari penerapan sistem yang baru.
3
Tugas teknik analis sistem:
Menyiapkan gambaran beban kerja yang akan dikerjakan oleh suatu tim dalam menerapkan sistem yang baru. 2. Menyusun prosedur-prosedur untuk pengawasan sistem yang baru. 3. Menyusun data flow diagram (aliran data) untuk aliran informasi, hal ini diperlukan untuk merancang sistem yang baru secara detail. 4. Merancang semudah mungkin pola pengawasan terhadap data. 5. Menyusun file-file untuk digunakan komputer secara efisien dan efektif. 6. Merancang semudah mungkin bentuk input/output berupa tampilan di layar atau formulir-formulir yang akan digunakan dalam pemasukan data untuk output. 7. Menyusun dokumentasi dari semua kegiatan yang dilakukan dalam merancang sistem yang baru.
4
Langkah kerja analis sistem:
l. Mendefinisikan masalah untuk mendapatkan pengertian yang lebih mendalam tentang. 2. Melakukan studi kelayakan untuk memilih alternatif pemecahan masalah yang baik dan paling tepat. Kegiatan yang dilakukan biasanya pertama melaksamakan dan menyiapkan kegiatan. Melakukan rancangan sistem untuk menentukan langkah operasi di dalam proses pengolahan data dengan menentukan prosedur untuk mendukung sistem. 4. Mendetailkan rancangan sistem untuk membuat alternatif pemecahan masalah secara terinci. 5. Penerapan sistem yaitu menyiapkan dalam semua kegiatan sesuai dengan spesifikaai yang sudah ditentukan. 6. Pemeliharaan dan evaluasi yaitu untuk mempelajari efisiensi dan efektivitas dari sistem yang baru.
5
Programmer Tugas seorang programer adalah: Tanggung jawab yang terbatas pada pembuatan program komputer (coding). 2. Pengetahuan yng cukup terbatas pada teknologi komputer, sistem komputer, utilitas dan bahasa-bahasa program yang diperlukan. 3. Pekerjaan programer sifatnya teknis dan harus tepat dalam pembuatan instruksi-instruksi program. 4. Pekerjaan tidak menyangkut hubungan dengan banyak orang, terbatas pada sesama pemrogram dan analis sistem yang mempersiapkan rancang bangun (spesifikasi) program.
6
Personal Sistem Lainnya
1. Network/System Administrator. Bertanggung jawab terhadap desain jaringan, seperti LAN, Selain itu bertugas menjaga keamanan dan kontinuitas jaringan sistem yang digunakan, termasuk hal-hal seperti mengeset komputer agar terkoneksi ke Internet, mengeset server (misal: Outlook), .
7
2. Teknisi (Hardware). Personel yang menetapkan konfigurasi hardware yang tepat agar dapat bekerja secara optimal. 3. Database Administrator. Personel yang bertanggung jawab terhadap suatu sistem database, mencakup pola struktur data, integritas data, memberikan hak akses kepada pengguna, back-up, recovery, dan mengoptimalkan kinerja database.
8
4. Documenter. Personel yang membuat dokumentasi sistem, mencakup buku operasional, aplikasi, teknis dan sistem. 5. Web & Graphic Designer Personel yang memiliki keahlian dalam mendesain untuk aplikasi berbasis Graphic User Interface (GUI). Seorang desainer Web bertanggungjawab atas elemen visual dan multimedia dari sebuah situs. Bekerja sama dengan programer Web, mereka bertugas merancang situs baik dari segi isi maupun grafis. Seorang desainer grafis dapat bekerja di luar desain situs, seperti menjadi staf artistik pada majalah atau koran.
9
6 Software Tester. Personel yang menjamin bahwa program aplikasi yang dibuat programer sesuai spesifikasi. 7. Consultant (Enterprise Resources Planning-ERP). Tugas intinya adalah memberi masukan atau saran akan pengembangan suatu sistem dengan software database tertentu. Tujuannya supaya perusahaan klien lebih efektif dalam melakukan pekerjaan, dengan pengeluaran yang lebih minim. Tak jarang seorang konsultan ERP juga dituntut untuk memberi solusi pengumpulan dan pencarian data (data warehousing dan data mining).
10
Model Pengembangan Sistem Informasi
A. Model-Driven Model-driven menggunakan sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan pembuatan gambar model-model sistem untuk membantu visualisasi dan analisis masalah, mendefinisikan persyaratan bisnis, danmendesain sistem informasi Keunggulan: Spesifikasi persyaratan cenderung menyeluruh dan didokumentasikan dengan baik. 2. Persyaratan bisnis dan desain sistem lebih mudah divalidasi dengan gambar daripada kata-kata. 3. Lebih mudah mengidentifikasi, mengonseptualkan, dan menganalisis solusi-solusi alternatif. 4. Spesifikasi desain cenderung solid, stabil, dapat beradaptasi, dan fleksibel karena berbasis model dan dianalisis lebih menyeluruh sebelum dibangun. 5. Sistem dapat dikonstruksikan dengan lebih tepat pertama kali saat dibangun dari spesifikasi berbasis model yang menyeluruh dan jelas.
11
Kelemahan: Memerlukan waktu untuk mengumpulkan fakta, menggambar model, dan memvalidasi model tersebut. 2. Tidak fleksibel, karena harus mengumpulkan semua persyaratan sebelum didesain, desain harus sepenuhnya mendokumentasikan spesifikasi teknis sebelum konstruksi, dan seterusnya. . 3. Pengembangan model-driven paling efektif untuk sistem-sistem yang persyaratanpersyaratannya dipahami dengan baik dan sangat kompleks sehingga membutuhkan tim-tim proyek yang besar untuk menyelesaikannya.
12
B. Prototyping Prototype memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototipe disebut dengan Prototyping. Prototipe dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1) Prototipe jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional, 2) Prototipe jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional. a. Prototipe Jenis I Langkah-langkahnya adalah: 1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai. . 2. Mengembangkan prototipe. 3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima. . 4. Menggunakan prototipe. Prototipe yang diterima menjadi sistem operasional.
13
Prototipe Jenis II Prototipe jenis 2 adalah prototipe jenis I kecuali nomor 4, ditambah dengan: 1. Mengodekan sistem operasional. Ini dilakukan oleh programer langsung melakukan coding. 2. Menguji sistem operasional.. Ini dilakukan oleh programer. Menentukan bahwa sistem dapat diterima. Jika diterima dilanjutkan langkah 6, dan jika ditolak diulangi langkah 4 dan 5. 4. Menggunakan sistem operasional.
14
Keunggulan Prototyping
menghemat biaya dan meningkatkan kepuasan pemakai dengan sistem yang dihasilkan. 2. Komunikasi antara analis dan pemakai membaik. 3. Analis dapat langsung mengerti kebutuhan pemakai. 4. Melibatkan peran aktif pemakai. 5. Spesialis informasi dan pemakai menggunakan sedikit waktu dalam mengembangkam sistem. 6. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkan.
15
Kekurangan Prototyping
1. Ketergesaan membuat prototipe dapat menghasilkan jalan pintas dalam mendefinisikan masalah, sehingga kurang lengkap/detail. Pemakai menjadi lebih tertarik pada tampilan prototipe sehingga kurang memperhatikan realitas kebutuhan sistem operasional. 3. Hubungan komputer manusia yang disediakan oleh peralatan prototype tertentu mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
16
C Rapid Applications Development (RAD)
Model RAD ini mirip dengan prototyping, yaitu memberikan respons yang cepat pada kebutuhan pemakai, tetapi dengan lingkup yang lebih luas. RA.D merupakan seperangkat strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi yang ada dalam satu kerangka kerja menyeluruh yang disebut information engineering. RAD menekankan pengembangan sistem yang cepat melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang, dan bertambah, dan serangkaian prototipe bekerja pada sebuah sistem yang pada akhirnya ke dalam sistem fina
17
RAD memiliki unsur-unsur penting sebagai berikut:
1. Manajemen, 2. Manusia penggunaan tim yang memiliki spesialisasi 3. Metodologi 4. Peralatan Keunggulan RAD Berguna untuk mengembangkan proyek yang memiliki persyararan-persyaratan yang tidak pasti dan tidak tepat. 2 Mendorong pengguna aktif dan partisipatif. 3. Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang berbasis software dan bekerja lebih cepat. 4. Kesalahan dan penghilangan cenderung untuk dideteksi lebih awal. 5. Pengujian dan pelatihan adalah produk tambahan alami. 6. Pendekatan berulang adalah proses yang lebih alami karena perubahan adalah faktor yang diharapkan selama pengembangan.
18
Kelemahan RAD RAD dapat mendorong mentalis "mengkode, mengimplementasi, dan memperbaiki" yang meningkatkan biaya seumur hidup yang dibutuhkan untuk mengoperasikan, mendukung, dan merawat sistem. 2. Prototipe RAD lebih mudah memecahkan masalah dibanding pada tahap analisis yang relatif disingkat atau diabaikan. Ini berakibat juga membuat para analis minder untuk mengembangkan alternatif bisnis yang lebih bernilai. 3. Kadang-kadang lebih baik membuang sebuah prototipe, tetapi para stakeholder enggan melakukannya karena menganggapnya sebagai hilangnya waktu dan usaha dalam produk saat ini. 4. Penekanan pada kecepatan dapat berimpas buruk terhadap kualitas sistem yang dikembangkan.
19
D. Business Process Reengineering (BPR)
Business Process Reengineering merupakan model pendekatan pengembangan sistem yang menggunakan dua pendekatan sebagai berikut: BPR adalah rancang ulang secara simultan dalam hal proses organisasi dan sistem informasi pendukungnya untuk mencapai perbaikan radikal yang menyangkut waktu, biaya, kualitas dan penghargaan pelanggan terhadap produk dan layanan perusahaan.. 2 BPR adalah perencanaan ulang secara cepat dan menyeluruh pada proses bisnis strategi, dan bernilai tambah, termasuk sistem, kebijakan, dan struktur organisasi yang mendukung proses bisnis tersebut. BPR bertujuan untuk mengoptimalkan aliran kerja dan produktivitas organisasi.
20
Karakteristik BPR BPR memiliki karaketeristik yang selalu ditunjang oleh keberadaan teknologi informasi yang terbaru. Beberapa karakateristik BPR adalah: 1. Banyak pekerjaan yang dikombinasikan menjadi satu. 2 Setiap pegawai dapat mengambil keputusan (empowerment of employee). pengambilan keputusan menjadi bagian dari tugas pekerjaan. 3. Langkah-langkah dalam menjalankan proses bisnis dilakukan secara alamiah mulai dari proses pertama sampai proses terakhir dan beberapa proses bisnis dilakukan secara simultan. 4. Beberapa proses mempunyai beberapa cara untuk menjalankannya.
21
5. Pekerjaan dijalankan dengan memperhatikan banyak
kepentingan baik itu pembeli atau penyedia barang, misalnya dengan kustomisasi situs Web mereka. Dan pekerjaan tersebut dilakukan secara dinamis seperti menjalin hubungan dengan organisasi atau perusahaan lain bahkan dengan internasional. 6. Pengendalian dan pengecekan pekerjaan yang tidak mempunyai nilai tambah dilakukan seminimal mungkin. 7. Membuat aliansi bisnis dengan rekanan secara langsung. 8. Mengabungkan sistem sentralisasi dan desentralisasi dalam operasional perusahaan. 9. Menyediakan satu layanan khusus untuk melayani pelanggan.
22
Komponen BPR terdiri dari
Strategic/Business Planning, menyediakan informasi tentang sasaran bisnis dan segala hal kebutuhan untuk mencapai sasaran tersebut sehingga memenuhi apa yang diinginkan oleh konsumen sebagai pengguna dari produk mereka Activity model digunakan untuk menggambarkan proses bisnis yang sekarang berjalan dan akan mengambarkan juga seperti apa proses bisnis yang akan dibangun untuk masa mendatang Data modeling adalah sebuah teknik untuk mengambarkan secara benar dan akurat informasi apa yang dibutuhkan untuk menjalankan masing-masing aktivitas yang akan membuat sebuah proses bisnis bisa berjalan
23
4. Activity Based Costing (ABC) adalah sebuah teknik untuk
menentukan biaya dalam memproduksi sebuah produk atau sebuah sistem pelayanan pada konsumen (Economic Analysis). 5. Best Business Practices adalah sebuah teknik untuk mencari jalan terbaik dalam menjalankan perubahan ini dan bagaimana melakukan perbandingan dengan beberapa perusaham atau organisasi yang sejenis dan sebagai bahan untuk mengukur keberhasilan dari BPR ini
24
Strategi Pengembangan Sistem
Pengembangan system informasi berarti tindakan mengubah, menggantikan, atau mnyusun system informasi yang selama ini digunakan baik secara keseluruhan maupun sebagian untuk diperbaiki menjadi system baru yang lebih baik. Untuk menjadikan system informasi baru yang lebih baik diperlukan dukungan perangkat teknologi informasi Sebuah organisasi dalam melakukan penggantian sistem lama m menjadi sistem baru tentunya memiliki alasan-alasan yang jelas. Alasan-alasan tersebut adalah: 1. Terdapat permasalahan-permasalahan yang muncul pada sistem lama. 2. Adanya kesempatan-kesempatan 3. Adanya instruksi dan kebijakan baru.
25
Rangkuman Pengembangan sistem informasi berarti tindakan mengubah, menggantikan, atau menyusun sistem informasi yang selama ini digunakan baik secara kesuluruhan maupun sebagian untuk diperbaiki menjadi sistem baru yang lebih baik. Perusahaan atau organisasi melakukan proses pengembangan sistem informasi, secara teori, dibedakan dalam dua pendekatan, yaitu melalui pendekatan pengembangan dan pendekatan sistem. Pada pelaksanaannya, kedua pendekatan ini dipilih oleh sebuah organisasi atau perusahaan sesuai parameter yang mempengaruhi proses pengembangan sistem di perusahaan tersebut. Faktor-faktor penentu tingkat keberhasilan atau sering disebut juga dengan critical success factors adalah merupakan hal yang mendasar yang menentukan keberhasilan suatu pekerjaan akan dicapai.
26
Khusus pada proses pengembangan sistem, faktor-faktor ini lebih merupakan aturan yang diperhatikan dan dilakukan sebelum melakukan tahap pengembangan sistem sesuai metodelogi yang digunakan melalui dua pendekatan sistematis dan mengembangkan sistem. Pendekatan pengembangan sistem merupakan metodelogi dasar bagaimana proses pengembangan dilakukan mulai dari studi kelayakan sampai penerapan sistem. Hal lain yang perlu untuk diperhatikan pada pengembangan sistem informasi adalah faktor keamanan dan pengendalian sistem dari tindakan-tindakan yang tidak diinginkan selama operasional sistem. Proses berkelanjutan selanjutnya adalah bagaimana memulai kembali proses pengembangan sistem yang telah berjalan menjadi sistem baru yang dapat memenuhi kebutuhan organisasi atau perusahaan, demikian bahwa proses pengembangan adalah sebuah proses yang berjalan secara berkelanjutan membentuk suatu siklus pengembangan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.