Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

RIYANTO SUPRAWIHADI HAESTI SEMBIRING.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "RIYANTO SUPRAWIHADI HAESTI SEMBIRING."— Transcript presentasi:

1 RIYANTO SUPRAWIHADI HAESTI SEMBIRING

2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan menuju masyarakat mandiri untuk hidup sehat. milik seluruh masyarakat dan seluruh sektor. Lingk kondusif bebas polusi, tersedia air bersih dan sanitasi, pengelolaan limbah, perumahan & permukiman sehat. Visi Masyarakat mandiri untuk hidup sehat mengutamakan upaya preventif dan promotif tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

3 PENDEKATAN KEBIJAKAN DESENTRALISASI KEBIJAKAN NASIONAL
Upaya pengamanan dampak limbah menggunakan pendekatan epidemiologi. Pemda berwenang melaksanakan pengamanan dampak limbah dan menerbitkan Perda Pusat menetapkan standar, pembinaan, pengawasan dan penanganan lintas batas provinsi dan negara RS tempat berkumpulnya orang sehat & sakit dan tempat pendidikan, penelitian juga menghasilkan limbah dg kategori B3 yg hrs dikelola KEBIJAKAN DESENTRALISASI KEBIJAKAN NASIONAL

4 KEBIJAKAN PENGAMANAN DAMPAK LIMBAH
Visi : Limbah aman bagi kesehatan Misi: a. Mengamankan kualitas limbah utk mencegah resiko & gangguan kesehatan. b. Meningkatkan kerjasama LP, LS, organisasi profesi dan PT dlm upaya pengamanan dampak limbah c. Mengembangkan kemitraan dg swasta, LSM dlm pengelolaan limbah. d. Mendorong kemandirian masyarakat untuk pengamanan dampak limbah.

5 Tujuan: Umum: Terlindunginya masy dr penyakit dan atau gangguan kes. thd bahan pencemar pd limbah yg tdk memenuhi baku mutu yg ditetapkan. Khusus: Tersusunnya standardisasi/baku mutu pengamanan dampak limbah thd kes. masyarakat. Terwujudnya kondisi komponen lingk yg aman. Minimasi faktor subtansial risiko kesehatan di lokasi yg berisiko. Terwujudnya pengelolaan yg sesuai dg persyaratan.

6 Kebijakan dan strategi :
a. Prioritas upaya PDL kpd masyarakat yg rawan thd dampak limbah di lokasi permukiman, industri/TTU, dan sarana kesehatan. b. Menggunakan pendekatan Epid.kesling (ADKL) mengutamakan community base. c. Dilaksanakan secara LP,LS, kemitraan dg masy, LSM, dunia usaha, & organisasi profesi dg partisipasi pendk. d. Desentralisasi Pemda menerbitkan Perda yg mengacu pd peraturan perundangan yg terkait. e. Membangun sistem informasi PDL yg merupakan bagian dari SIMKESLING. f. Peningk profesionalisme pengelola program PDL secara terus menerus sesuai kemajuan IPTEK.

7 Kegiatan Pusat dlm Pengamanan Dampak Limbah
Pengaturan & standardisasi (peraturan, baku mutu, pedoman umum). Pengembangan program dan metoda. Pengembangan kemitraan (LN,LP,LS, LSM, Swasta). Pemantauan dan penilaian. Pengembangan & pelaksanaan Studi Dampak Kes. Pengembangan kemamp SDM (pelat. Tk Nasional). Pengembangan IPTEK (uji coba). Pengembangan SIMKESLING.

8 PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN
SUMBER WAHANA MANUSIA DAMPAK ALAMIAH BUATAN LANGSUNG UDARA AIR MAKANAN VEKTOR DARAH RAMBUT SALIVA URINE TINJA AKUT SUBKLINIK TERSAMAR SEHAT A B C D

9 PEMANTAUAN DAMPAK LIMBAH
a. Simpul 1 Pengamatan dilakukan pd sumber pencemar b. Simpul 2 Pengamatan jika bhn pencemar telah berada di lingkungan (udara ambient, badan air, tanah dll). c. Simpul 3 Merupakan kegiatan indikator biologis (biomarker). d. Simpul 4 Pengamatan thd angka kesakitan dan kematian dr penyakit yg diperkirakan ada kaitan dg dampak pembuangan limbah dr suatu kegiatan..

10 kombinasi air buangan yang berasal dari permukiman, institusi, perdagangan dan industri yang keberadaannya bersama dengan air permukaan, air hujan maupun air tanah LIMBAH CAIR

11 KOMPOSISI AIR LIMBAH SEWAGE WATER 99,9% SOLIDS 0,1% ORGANIC 70%
INORGANIC 30% PROTEIN 65% CH 25% FATS 10% GRIT SALTS METALS

12 LINGKUP PENGELOLAAN WASTE AUDIT/MANAGEMENT WASTE MINIMIZATION
WASTE TREATMENT

13 PEMBUANGAN TAK TERKENDALI
WASTE MANAGEMENT M D R PENCEGAHAN REUSE RECYCLING TREATMENT DISPOSAL PEMBUANGAN TAK TERKENDALI 100 80 60 40 20 D – M = SKALA MANAJEMEN D – R = SKALA RESIKO M – R = SKALA DAMPAK 20 40 60 80

14 WASTE MANAJEMEN CONTOH KEGIATAN CONTOH APLIKASI METODA
PRODUK BARU RAMAH LINGKUNGAN MEROBAH PRODUK PEMBATASAN SUMBER MODIFIKASI PENGGUNAAN SOLVENT MODIFIKASI MEMPERPANJANG UMUR PENGURANGAN SUMBER DAUR ULANG SOLVENT PENGAMBILAN METAL PADA BAK BUANGAN PENYERAPAN ORGANIK YANG MENGUAP REUSE RECLAMATION DAUR ULANG STABILIZATION NEUTRALIZATION PRECIPITATION EVAPORATION INCENERATION SCRUBBING PENGOLAHAN PEMANASAN LARUTAN ORGANIK PRESIPITASI LOGAM BERAT PEMBUANGAN PADA FASILITAS YANG DIIJINKAN PEMBUANGAN PEMBUANGAN KE TANAH

15 TEKNIK MINIMISASI LIMBAH
SOURCE REDUCTION RECYCLING PRODUCT CHANGES Product substitution Product conservation Change in product composition SOURCE CONTROL USE & REUSE Return to original process Raw material substitute RECLAMATION Processed for resource recovery Processed as a by product INPUT MATERIAL CHANGES Material purification Material substitution TECHNOLOGY CHANGES Process changes Equipment, piping, layout changes Additional automation Change in operational setting GOOD OPERATING PRACTICES Procedural measures Loss prevention Management practices Waste stream segregation Material handling improvements Production scheduling

16 ASPEK PENGELOLAAN LIMBAH
DEBIT DAN ALIRAN MRPK ASPEK PENTING DALAM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR KOMPONEN ALIRAN TERGANTUNG DARI JENIS DAN TIPE SISTEM YANG DIGUNAKAN : DOMESTIC (SANITARY) WASTEWATER INDUSTRIAL WASTEWATER INFILTRATION/INFLOW STORM WATER

17 INDUSTRIAL WASTEWATER INFILTRATION STORM WATER
DOMESTIC WASTEWATER Air limbah yang berasal dari perumahan, perdagangan, dan institusi serta fasilitas sejenis INDUSTRIAL WASTEWATER Air limbah yang didominasi dari buangan industri INFILTRATION Air yang berasal dari luapan yang masuk dalam sistem saluran mis, talang, drainase STORM WATER Air yang dihasilkan dari runoff

18 Rata-rata aliran air limbah yang bersumber dari permukiman
SUMBER AIR LIMBAH Sumber Unit L/unit.hari Range Tipikal Apartemen Hotel Rumah biasa Rumah bagus Rumah mewah Orang 200 – 340 150 – 220 190 – 350 250 – 400 300 – 550 260 190 280 310 380 Rata-rata aliran air limbah yang bersumber dari permukiman

19 PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
KUALITAS LIMBAH KARAKTERISTIK DAN DEBIT LIMBAH DATA LIMBAH KUANTITAS LIMBAH PILIHAN TEKNOLOGI PENYALURAN PILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN ASPEK TEKNIS PROSEDUR PEMILIHAN ASPEK NON TEKNIS KEANDALAN SISTEM PENYALURAN DAN PENGOLAHAN SISTEM PENGOLAHAN TERPILIH KETERSEDIAAN LAHAN DAN BIAYA

20 TINGKAT PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
PRELIMINARY TREATMENT DITUJUKAN UNTUK MENGHILANGKAN SUBSTANSI AIR LIMBAH YANG DAPAT MERUSAK ATAU MENGGANGGU OPERASIONAL UNIT PENGOLAH PRIMARY TREATMENT UNTUK MENGHILANGKAN SUSPENDED SOLID, ORGANISME PATHOGEN DAN BAHAN ORGANIK SECARA FISIK

21 SECONDARY TREATMENT UNTUK MENGHILANGKAN SUSPENDED SOLID, BAHAN BIODEGRADABLE DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME TERTIARY TREATMENT DIPERLUKAN BILA ADANYA PENINGKATAN BAHAN ORGANIK, BAHAN BERACUN MAUPUN NUTRIENT SLUDGE TREATMENT PENGOLAHAN KHUSUS TERHADAP LUMPUR YANG DIHASILKAN KARENA ALASAN VOLUME DAN KUALITAS

22 PROSES Pengolahan SECARA FISIK MENGGUNAKAN APLIKASI GAYA FISIK
SECARA KIMIA MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA ATAU REAKSI KIMIA SECARA BIOLOGIS MELIBATKAN PRINSIP DASAR KEHIDUPAN MIKROORGANISME

23 LIMBAH CAIR PERLU DIOLAH
Alasan LIMBAH CAIR PERLU DIOLAH DEKOMPOSISI ORGANIK bau & gas MENGANDUNG MIKROORGANISME PATHOGEN MENGANDUNG NUTRIENT pertumbuhan tanaman air MENGANDUNG SENYAWA BERACUN

24 KONTAMINAN HARUS DIBUANG (perlindungan lingkungan)
ANALISA KEBUTUHAN & KONDISI LOKAL PENERAPAN IPTEK PERTIMBANGAN TEKNOLOGI PERTIMBANGAN PERUNDANGAN SETEMPAT

25 SISTEM PENGOLAHAN KONTAMINAN UNIT OPERASI PROSES SUSPENDED SOLID
SCREENING GRIT REMOVAL SEDIMENTASI FLOATASI FILTRASI KOAGULASI LAND TREATMENT F K/F

26 BIODEGRADABLE ORGANICS
ACTIVATED SLUDGE TRICKLING FILTER RBC AERATED LAGOON OXIDATION PONDS INTERMITTEN SAND FILTER LAND TREATMENT PHYSICAL/CHEMICAL B F/B B/K/F F/K PATHOGEN CHLORINATION OZONATION K F

27 DISSOLVED INORGANIC SOLIDS
REFRACTORY ORGANICS ADSORPTION TERTIARY OZONATION LAND TREATMENT F K F/K HEAVY METAL CHEMICAL PRECIPITATION ION EXCHANGE DISSOLVED INORGANIC SOLIDS REVERSE OSMOSIS ELECTRODIALYSIS K/F

28 CONTOH FASILITAS PRELIMINARY TREATMENT
SCREW CONVEYOR VERTICAL SCREEN BAR

29 CONTOH FASILITAS PRIMARY TREATMENT PENAMPANG FLOCCULATOR

30 CONTOH FASILITAS SECONDARY TREATMENT
TRICKLING FILTER

31 ROTARY BIOLOGICAL CONTACTOR
RBC ROTARY BIOLOGICAL CONTACTOR

32 STABILIZATION PONDS

33 AERATED LAGOON

34 AERATION TANK

35 BIOFILTER ANAEROBIC-AEROBIC UPFLOW

36 Pressure filter for sludge dewatering

37

38 Karakteristik LIMBAH CAIR FISIK KIMIA BIOLOGI mengurangi polutan

39 FISIK KARAKTERISTIK SUMBER Warna
Domestik, industri, pelapukan material organik Bau Dekomposisi limbah Padatan Water supply, domestik, industri, erosi, infiltrasi Suhu Limbah domestik & industri

40 Dihilangkan dg koagulasi
TOTAL SOLID dissolved colloid suspended mikron 10-5 10-4 10-3 10-2 10-1 1 10 100 10-8 10-7 10-6 10-5 10-4 10-3 10-2 10-1 milimeter Dihilangkan dg koagulasi Pengendapan

41 BAU Disebabkan gas hasil dekomposisi organik
Terjadi pada kondisi anaerob/septik H2S hasil anaerob sulfat dan sulfit Efek menyangkut estetika dan psikologis

42 LIMBAH DOMESTIK TIDAK MENGANDUNG EKSKRETA
BERASAL DARI KAMAR MANDI, DAPUR DAN CUCI CAIRAN KERUH WARNA ABU-ABU BAU TIDAK MENYENGAT (SEGAR) KANDUNGAN 99,9% AIR DAN 0,1% PADATAN

43 KIMIA ORGANIK KARAKTERISTIK SUMBER Karbo hidrat
domestik, perdagangan, industri Lemak, minyak, gemuk Pestisida pertanian Phenol industri Protein domestik, perdagangan Surfaktan domestik, industri Lain-lain pelapukan bahan organik

44 KIMIA ANORGANIK KARAKTERISTIK SUMBER alkalinitas
wts, infiltrasi, domestik khlorida nitrogen domestik, pertanian Logam berat industri pH sulfur wts, domestik, industri pospor domestik, industri, runoff senyawa racun

45 BIOLOGI KARAKTERISTIK SUMBER binatang Pengolahan air terbuka tanaman
protista Domestik, unit pengolahan virus Domestik

46 PEMBUANGAN DILUTION SEEPAGE PIT SUBSURFACE IRRIGATION TRENCHES FILTER
SAND FILTER TRICKLING FILTER

47 SEPTIC TANK Unit pembuangan tinja sistem basah
Terdiri dari tangki pengendap/pengurai dan resapan Proses secara primary dan secondary treatment

48 FAKTOR MENENTUKAN : ALIRAN RATA-RATA/HARI RETENTION TIME
RENCANA PENGURASAN

49 PROSES DALAM TANGKI sewage disimpan 1 – 3 hari
padatan berat mengendap dan ringan mengapung endapan dekomposisi anaerob sludge, organik terlarut dan koloidal berkurang

50 PROSES DALAM TANGKI dekomposisi gas bentuk gelembung
gelembung menghalangi proses pengendapan diperlukan + kompartment hindari aliran turbulen efisiensi proses

51 Ketentuan dimensi Panjang > 1 x lebar dan < 3 x lebar
Dalam cairan > 1,2 m dan < 1,7 m Scum area 30 cm di atas water level P = 2 lebar

52 PERCOLATION TEST MAKSUD : mengetahui daya serap tanah terhadap air
GUNA : memperhitungkan luas resapan HASIL : percolation rate yaitu waktu yang dibutuhkan oleh air turun meresap sedalam 25 mm dalam menit

53 Jumlah lobang 6 buah atau lebih
Diameter 15 – 30 cm Lobang dibersihkan Isi pasir kasar/kerikil setinggi 5 cm Isi air bersih setinggi 30 cm dan pertahankan selama 1 hari (penjenuhan) Setelah satu hari, isi lobang dengan air 15 cm di atas kerikil Ukur penurunan air setiap 30 menit selama 4 jam

54 Contoh : Dalam 5 menit penurunan air sebesar 2 cm
Hasil pengukuran diperoleh penurunan air 5 cm dalam waktu 30 menit

55 LUAS SALURAN PERESAPAN
PR LUAS RESAPAN/ORANG (M2) PERUMAHAN SEKOLAH 2 ATAU KURANG 3 4 5 10 15 30 45 60 0,24 0,30 0,34 0,36 0,48 0,56 0,74 0,88 1,00 0,08 0,10 0,12 0,18 0,20 0,28 0,32

56 SUMUR RESAPAN Ø (CM) LUAS DINDING EFEKTIF (M2)
KEDALAMAN DIUKUR DARI INLET (CM) 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 0,87 1,17 1,47 1,74 2,04 2,33 2,62 2,91 1,76 2,32 2,87 3,53 4,08 4,64 5,29 5,85 2,60 4,36 6,13 6,96 7,89 8,73 8,17 9,38 10,49 11,70 7,33 13,09 14,58 12,26 14,02 15,79 17,46 10,21 14,30 16,35 18,39 20,47 18,67 20,99 23,31 23,59 26,29 20,43 29,17

57 SUMUR RESAPAN LUAS DINDING EFEKTIF (M2)
(CM) P LUAS DINDING EFEKTIF (M2) KEDALAMAN DIUKUR DARI INLET (CM) 60 90 120 150 180 210 240 270 300 200 250 350 400 2,88 3,48 4,08 4,68 5,28 5,88 4,33 5,22 6,12 7,02 7,92 8,82 5,76 6,96 8,16 9,36 10,56 11,76 7,20 8,70 10,20 11,70 13,20 14,70 8,64 10,44 12,24 14,04 15,18 17,64 10,08 12,18 14,28 16,38 18,48 20,58 11,52 13,98 16,32 18,72 21,12 23,52 12,96 15,66 18,36 21,06 23,76 26,46 14,40 17,40 20,40 23,40 26,40 29,40

58 LUAS DINDING EFEKTIF (M2) KEDALAMAN DIUKUR DARI INLET (CM) 60 90 120
P LUAS DINDING EFEKTIF (M2) KEDALAMAN DIUKUR DARI INLET (CM) 60 90 120 150 180 210 240 270 300 100 200 250 350 400 3,00 3,60 4,20 4,80 5,40 6,00 4,50 6,30 7,20 8,10 9,00 8,40 9,60 10,70 11,90 7,50 10,50 12,00 13,50 15,00 10,80 12,60 14,40 16,20 18,00 14,70 16,80 18,90 21,00 19,20 21,60 24,00 24,30 27,00 30,00 3,24 3,84 4,44 5,04 5,64 6,24 4,86 5,76 6,66 7,56 8,46 9,36 6,48 7,68 8,88 10,08 11,28 12,48 11,10 14,10 15,60 9,72 11,52 13,32 15,12 16,92 18,72 11,34 13,44 15,54 17,64 19,74 21,84 12,96 15,36 17,76 20,16 22,56 24,96 14,58 17,28 19,98 22,68 25,38 28,08 22,20 25,20 28,20 31,20

59 example Dari suatu lobang percobaan yang kedalamannya 250 cm diperoleh angka perkolasi 30. Jumlah penghuni suatu asrama sebanyak 25 orang. Berapa luas peresapan yang diperlukan Jawab : Luas resapan = 0,74 m2 x 25 = 18,50 m2

60 Contoh 2 Dari hasil percobaan pada kedalaman 75 cm, diperoleh angka rata-rata perkolasi 20. Jumlah penghuni suatu rumah 25 orang. Lebar saluran direncanakan 45 cm Berapa panjang saluran resapan ?

61 Jawab 2 Luas angka perkolasi 20 : 30 = 0,74 15 = 0,56 15 = 0,18
Jadi tiap selisih PR = 1, maka luas resapan : Untuk PR 20 = 0,56 + (5 x 0,012) = 0,62 Luas resapan untuk 25 orang = 25 x 0,62 = 15,50 m2 Panjang resapan =

62 Latihan PR hasil percobaan diperoleh angka 30 pada kedalaman 250 cm. Jumlah orang yang membuang limbah 25 orang Berapa ukuran sumur resapan ? Berapa ukuran seepage pit ?

63 Jawab Luas resapan = 0,74 m2 x 25 = 18,50 m2
Dalam sumur yang mendekati 250 cm = 240 cm  yang mempunyai luas 18,50 cm2 = 240 cm Dimensi sumur : Dalam 240 cm dan  240 cm Ukuran SP : Dalam 240 cm Lebar 90 cm Panjang 300 cm Vol = 2,4 x 0,9 x 3 = 6,48 m3

64 example Suatu komplek perumahan dihuni oleh 4 keluarga, dimana setiap keluarga memiliki 2 anak dewasa dan 1 pembantu. Pada komplek tersebut akan dibangun septic tank dengan rencana pengurasan setiap 3 tahun. Waktu penahanan (RT) 2 hari, sedangkan angka perkolasi hasil percobaan adalah 30 Berapa ukuran septic tank bila tinggi sekat yang masuk ke dalam air 40% Berapa ukuran sumur resapan

65 jawab V lumpur = 20 x (20 x 2) x 3 = 2400 liter = 2,4 M3
V cairan = 20 x 100 x 2 = 4000 liter = 4 M3 Total volume = 6,4 M3 Septic tank : p x l x t  p : l = 2 : 1 2 l x l x 1,2 = 6,4 M3 2 l2 = 6,4 M3 : 1,2 M = 5,3 M2 L2 = 5,3 M2 : 2 = 2,7 M2 L = 1,6 M  p = 2 x 1,6 M = 3,2 M Dimensi septic tank : p = 3,2 M l = 1,6 M t = 1,5 M

66 Tinggi lumpur = 3,2 x 1,6 x t1 = 2,4 M3 5,12 M2t1 = 2,4 M3  t1 = 0,47 M Tinggi cairan = 3,2 x 1,6 x t2 = 4 M3 5,12 M2t2 = 4 M3  t2 = 0,78 M Tinggi sekat 40% x 0,78 M = 0,312 M Tinggi sekat maksimal = 1,2 – 0,312 = 0,89 M Luas resapan = 20 x 0,74 = 14,8 M2 Kedalaman sumur resapan yang mendekati = 300 M dan diameter sumur = 150 cm

67 Penghuni suatu permukiman 150 orang, air limbah yang dihasilkan (bukan dari WC) akan dibuang ke dalam septic tank, dimana tiap orang menghasilkan air limbah 100 liter/hari. Air limbah dari septic tank rencananya akan diolah menggunakan trikling filter berbentuk segi empat yang menurut standart daya pembebanan saringan 700 liter/M3 dan kedalaman 2 – 3 M. Banyaknya air yang dibuang antara 5700 – liter adalah ( ,75 Q) Hitunglah dimensi trickling filter tersebut.

68 jawab Q = 150 x 100 lt = 15000 lt {4260 +(0,75 x 15000)} = 15510 lt
Media saring yang diperlukan = Dimensi : p : l = 3 : p x l x t = 22,2 m3 p x l =

69 SEDIMENTASI Berbentuk segi empat atau silinder
Untuk mengurangi/menghilangkan partikulat Kriteria ukuran mencakup : kecepatan aliran, kedalaman dan detention time V = volume (liter/hari/m2) Q = rata-rata aliran (liter/hari) A = luas permukaan (m2)

70 t = detention time (jam)
V = volume kolam (liter) Q = rata-rata aliran (liter/hari) 24 = jumlah jam per hari

71 INDUSTRI KERTAS PEMBUATAN PULP POTONGAN KAYU SERAT SELULOSA
PAPER BOARD KANTONG KERTAS KARDUS AMPLOP KERTAS LAPIS PEMBUATAN PULP POTONGAN KAYU SERAT SELULOSA

72 LIMBAH PEMBERSIH LANTAI PENYULINGAN BAHAN APKIR
SIMPANAN KAYU GILING AIR PEMUTIH SARING KASAR LIMBAH PEMBERSIH LANTAI PENYULINGAN BAHAN APKIR SARING HALUS EFFLUENT PEMBERSIHAN PENYIMPANAN PENAMPUNG PERSEDIAAN BAHAN TDK KELANTANG PROSES AIR KELANTANG KIMIA PENGELANTANG PRODUK

73 GRADING, TIMBANG, PACKING
POULTRY AYAM PENGUMPULAN PEMOTONGAN DARAH PENCUCIAN BUANG BULU AIR BERSIH PENGIRIMAN BULU PENCUCIAN PEMBERSIHAN SAMPAH GRADING, TIMBANG, PACKING PENCUCIAN AKHIR PENDINGINAN PENGOLAH LIMBAH

74 Parameter Limbah Cair BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Parameter utama limbah cair Menunjukkan besarnya kandungan organik dalam limbah cair Menggambarkan jumlah oksigen yang diperlukan pada unit pengolah

75

76 Contoh : Sampel limbah cair sebanyak 5 ml dalam botol volume 300 ml, nilai DO 7,8 mg/l, setelah 5 hari nilai DO 4,3 mg/l. Hitunglah BOD dan BOD akhir dan diasumsikan nilai k = 0,1 per hari Jawab :

77

78 Contoh : Sanitasi limbah cair dari permukiman sebanyak 100 gal/capita/hari mengandung 200 mg/l BOD dan 240 mg/l padatan tersuspensi. Hitunglah berat kandungan BOD dan SS per kapita

79 Jawab :

80 Example : Limbah industri memiliki total aliran gal per hari, dengan kandungan BOD lb/hari dan SS lb/hari. Hitunglah konsentrasi BOD dan SS

81 Yang lain : Suatu industri susu memproduksi lb susu setiap hari dan limbah cair yang dihasilkan rata-rata gpd dengan konsentrasi BOD 1400 mg/l. Hitunglah aliran limbah cair dan kandungan BOD setiap 1000 lb susu yang diproduksi.

82


Download ppt "RIYANTO SUPRAWIHADI HAESTI SEMBIRING."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google