Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Wawasan Etika Penelitian Bagi Peneliti:
Pelanggaran, Nilai Luhur, Integritas, Tanggungjawab, dan Standar Triono Soendoro KEPPKeN
3
Sistematika Pelanggaran: plagiarisme, falcification, dan fabrication
Memupuk nilai luhur ilmiah, integritas dan tanggungjawab, Standar etika dan profesi peneliti
4
Wawasan & Ruang Lingkup
Research Misconduct Human & Animal Subjects Authorship Collaboration Conflicts of Interest Data Management Mentoring Peer Review Publication Social Responsibility Whistleblower
5
Science and Trust (1) dunia ilmiah dibangun atas dasar kepercayaan.
hasil penelitian merupakan refleksi jujur dan akurat, dapat dipertanggungjawabkan sesama peneliti juga percaya bahwa pengumpulan data dengan hati-hati menggunakan analisis dan metoda statistik yang tepat, melaporkan hasil secara akurat, saling memperlakukan dengan rasa hormat.
6
Science and Trust (2) Ketika kepercayaan dan standar profesional ilmuwan dilanggar, peneliti secara pribadi terhina dan keluhuran profesi dirusak. berdampak pada hubungan antara sains dan masyarakat.
7
Kasus 1: Dr. Hwang Woo-Suk
8
Teknologi Reproduksi: Kloning
Kelahiran Dolly domba di Institut Roslin di Skotlandia, 1996 memiliki dampak besar, termasuk perlombaan mengkloning mamalia lain juga manusia. Munculnya teknik sel induk kloning dari embrio melalui ke sel somatic merupakan kejutan yg didambakan ilmuwan, sebagai terobosan pertama dunia. Pada Agustus 2005, tim Universitas Nasional Seoul dipimpin Hwang Woo-Suk menyajikan hasil penelitian sel induk anjing di jurnal Nature, dipandang sebagai temuan klas dunia
9
Embryonic Stem Cell Secara parallel, mereka membuat teknologi stem cell dari blastocyst manusia hasil kloning, yang dilaporkan pertama di jurnal Science 2004 dan 2005, dan menakjubkan komunitas ilmiah di seluruh dunia. Beberapa minggu kemudian, muncul reaksi keraguan dan skeptisisme di media cetak, tentang sumber dan jumlah oosit yang digunakan dalam percobaan. Dalam penyelidikan, lebih banyak aspek terurai, termasuk keabsahan data yang diklaim.
10
Sikap dan Reputasi Januari 2006, tim investigator universitas telah memutuskan bahwa publikasi ilmiah tersebut merupakan penipuan, harus ditarik, dan Hwang dituntut untuk penyalahgunaan dana penelitian. Editor of Science meminta maaf dan menarik kedua makalah yang telah diterbitkan karena hasil yang dilaporkan di dalamnya tidak valid. Demikian juga pemerintah Korea Selatan
11
Hancurnya Jatidiri menyangkal: kesalahan tidak disengaja, pencatatan atau tertulis, dan tidak ada niat untuk menipu. rusaknya reputasi, kehormatan, dan pengkhianatan pribadi, dampaknya dahsyat dan menghancurkan, termasuk bagi lembaga Universitas/negara, seluruh bidang penelitian. kisah kesalahan menarik perhatian media, pembuat kebijakan, komunitas, dengan konsekuensi negatif untuk semua ilmu pengetahuan dan, akhirnya kehilangan jatidiri dan kepercayaan publik.
12
Kasus 2: 2015
13
Sebaiknya Dihindari
14
(William L. Aldis and Triono Soendoro) - 2015
Indonesia, Power Asymmetry and Pandemic Risk: The Paradox of Global Health Security (William L. Aldis and Triono Soendoro) Indonesian scientists were asked in a pro forma fashion to become co-authors on papers already written by international scientists, who, to the surprise of Indonesia’s scientists, had been given access to viral isolates sent by Indonesia to WHO (Sedyaningsih et al., et al). Indonesian virologists and public health officials were left in the dark on scientific research on lethal viruses actively circulating in their country.
15
(William L. Aldis and Triono Soendoro)
Indonesia, Power Asymmetry and Pandemic Risk: The Paradox of Global Health Security (William L. Aldis and Triono Soendoro) More disturbing, officials in WHO’s Regional Office for South-East Asia and in Indonesia subsequently discovered that WHO’s 2005 guidelines on sharing of influenza isolates, titled ‘Guidance for the timely sharing of influenza viruses/specimens with potential to cause human influenza pandemics’, had been mysteriously deleted from the WHO website.
16
Kasus 3: Penipuan Hibah Riset Science 25 March 2005: Vol. 307. no
Kasus 3: Penipuan Hibah Riset Science 25 March 2005: Vol no. 5717, p. 1851 A researcher formerly at University of Vermont College of Medicine has admitted in court documents to falsifying data in 15 federal grant applications & numerous published articles Eric Poehlman, an expert on menopause, aging, and metabolism, faces up to 5 years in jail & $250,000 fine & has been barred for life from receiving any U.S. research funding Number & scope of falsifications discovered, along with stature of investigator, are quite remarkable. "This is probably one of the biggest misconduct cases ever,"
17
Kasus 4: Kompas 2002 Syaiful S Azhar MS (UGM) mengambil karya ilmiah Nurhasim (Peneliti LIPI), diaku sebagai miliknya. Disertasinya: mengabaikan etika dalam pengutipan. Hasil penelitian orang lain tidak disebutkan secara eksplisit; claim hasil penelitian sendiri. Nurhasim: data skripsinya adalah data sekunder milik petani Jenggawah yang didokumentasikan dengan cukup rapi oleh H Imam Masyhuri AM, salah satu wakil petani Jenggawah. Senat Guru Besar UGM membatalkan gelar doktornya
18
Scientists behaving badly
SCIENCE: Commentary Vol 435|9, p.737 June 2005 Scientists behaving badly “To protect the integrity of science, we must look beyond falsification, fabrication & plagiarism, to a wider range of questionable research practices” Brian C. Martinson, Melissa S. Anderson and Raymond de Vries.
19
Perilaku Tercela Peneliti (Research Misconduct/Integrity)
pelanggaran ilmiah: fabrikasi, pemalsuan, atau plagiarisme konflik kepentingan halo2 hasil ilmiah, termasuk uji kilnis, di media cetak sebelum diterima di jurnal ilmiah terakreditasi, forum ilmiah, dan BPOM/FDA
20
Fabrikasi & Pemalsuan fabrikasi: menampilkan data bukan hasil penelitian sendiri pemalsuan: memanipulasi bahan penelitian, peralatan, atau proses, atau mengubah/menghilangkan data, tidak akurat
21
Plagiarisme Mengambil ide atau data orang lain dan
menyatakan sebagai milik sendiri tanpa menyebutkan sumbernya dengan benar
22
Plagiarisme (2) Mempublikasi satu sumber berulangkali dengan perubahan yang tidak berarti. Mencuri data/ide; berbohong sebagai penulis, mengambil hasil penelitian orang lain. Membuat proposal dengan mengambil ide orang lain Membuat duplikasi kegiatan yang telah dipublikasikan/selesai
23
Perilaku Tercela: Niat/Alpa?
perilaku tidak patut/tercela mengancam keseluruhan reputasi dan karir lembaga/ybs intinya: bukti adanya “niat” dan “kesengajaan” atas penipuan, pemalsuan, berbuat tidak jujur. fakta: sulit membuktikan “adanya” niat terselubung. Benarkah? niat biasanya “sulit” dikonstruksikan/dibangun kepercayaan perkembangan ilmu dilandasi perlakuan rasa hormat terhadap isi gagasan ilmiah, plagiarism – pelanggaran serius meskipun tidak menyajikan hasil palsu ke dalam catatan penelitian
24
Sistematika Pelanggaran: plagiarisme, falcification, dan fabrication
Memupuk nilai luhur ilmiah, integritas dan tanggungjawab, Standar etika dan profesi peneliti
25
Memupuk Keluhuran lembaga pendidikan/penelitian dan peneliti: tunduk pada nilai luhur dan aturan ilmiah mencegah, menyelidiki, dan melaporkan tindakan potensi pelanggaran kesalahan tegaknya kebijakan, nilai, dan prosedur. harus menerima tanggung jawab akibat pelanggaran standar, nilai, dan praktek ilmiah sebagai penasehat, pembimbing (mentor dan mentee): baik/buruk membantu/menghambat penelitian produktif: keluhuran Univ/Lembaga/Negara banyak peneliti berhasil: peran baik senior/mentor
26
Misconduct & Non-Compliance
Scientific Integrity Research Compliance Misconduct & Non-Compliance
27
Ketaatan dan Integritas Ilmiah
integritas ilmiah: bentuk tertinggi dari kepatuhan. kepatuhan atas dorongan aturan dan hukum-hukum yang harus diikuti integritas, lebih tinggi dari sekedar mengikuti aturan: termasuk menetapkan standar dan harapan keunggulan dalam penelitian dan beasiswa
28
Integritas Penelitian: Antidote
Penggunaan metode secara jujur & diverifikasi dalam mengusulkan, melakukan & mengevaluasi kegiatan penelitian Melaporkan hasil dengan perhatian khusus pada kepatuhan aturan, peraturan, & pedoman Mengikuti prinsip-prinsip yang diterima secara umum, kode etik dan norma yang berlaku.
29
Meminimalkan Resiko Salah
ketaatan terhadap metode ilmiah jelas, dengan pencatatan rinci pemahaman bersama tentang peran dan tanggung jawab sebagai penulis mentoring penuh perhatian bagi anggota baru lingkungan penelitian dorongan dan dukungan untuk mengajukan pertanyaan dan diskusi terbuka – skeptis, analitis, kritis
30
Perlu Mentor: Mitra Pembimbing
transfer pengalaman tantangan dihadapi mentee mengajar/memberi contoh perilaku bertanggung jawab secara eksplisit apa yang diucapkan dan apa yang ditunjukkan dalam praktek mentoring yang efektif penting untuk masa depan ilmu pengetahuan mencakup diskusi etik tentang praktek penelitian terbaik termasuk penulis, kolaborasi, konflik kepentingan, manajemen data dll
31
Peer Review Integritas ilmu pengetahuan tergantung pada peer review yang efektif: Publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal terakrediasi mencerminkan tidak hanya pada penulis, tapi juga komunitas ilmuwan. Tanpa penilaian komunitas ilmiah sebagai standar kualitas ilmu pengetahuan, sulit membedakan apa yang kredibel/tidak.
32
Peer Review (2) peer review yang efektif tergantung pada pengulas kompeten dan bertanggung jawab. hak istimewa untuk menjadi bagian dari komunitas ilmiah menyiratkan tanggung jawab untuk berbagi dalam tugas sebagai penelaah karya ilmiah
33
Cermat, Telita, Hati2 metode dan praktek yang berkembang pesat meminimalkan kesalahan gagal memahami/menerapkan metopen: melanggar standar ilmu pengetahuan. setiap hasil ilmiah harus hati-hati disiapkan, diserahkan kepada proses peer review, dan diteliti bahkan setelah publikasi. diluar kesalahan yang jujur adalah akibat kelalaian. tergesa-gesa, ceroboh, kurang perhatian-salah satu kesalahan menyebabkan pekerjaan yang tidak memenuhi standar ilmiah atau praktik disiplin.
34
Penulis dan Penulisan Nama penulis
Yang memberikan kontribusi substansial dalam perencanaan, pelaksanaan penelitian dan laporan hasil Urutan penulis: penulis utama, berkontribusi secara bermakna sejak awal Penulis kedua dan pembentu dstnya
35
Harus Dihindari Mencantumkan nama pengarang lain tanpa izin baik sebagai penghargaan ataupun untuk menambah bobot karangan Ucapan terimakasih kepada siapa saja yang memberi bantuan substansial anta lain: para ahli, pemberi saran, sponsor, dll
36
Sistematika Pelanggaran: plagiarisme, falcification, dan fabrication
Nilai luhur ilmiah, integritas dan tanggungjawab, Standar etika dan profesi peneliti (berkas)
37
Nilai, Standar, dan Praktek
kegiatan penelitian dilandasi oleh nilai2 etika seperti jujur, adil, objektif, terbuka, percaya, dan hormat yang berlaku dalam kehidupan normal. standar ilmiah mengacu pada penerapan nilai-nilai ini dalam konteks penelitian. contoh: keterbukaan dalam berbagi bahan penelitian, keadilan dalam meninjau proposal, menghormati sesama peneliti, dosen, mahasiswa, seseorang, dan kejujuran dalam melaporkan hasil penelitian.
38
Standar Profesional Peneliti
Wajib saling menghormati dan percaya antar peneliti dengan diri sendiri bertindak melayani masyarakat dengan rasa hormat.
39
Saling Percaya & Menghormati
Ilmu adalah proses perkembangan kumulatif yang dibangun di atas hasil penelitian sebelumnya. Jika hasil penelitian tidak akurat, sia2 bagi peneliti/sumber daya meniru/melanjutkan/mengembangkan hasil tersebut. tindakan yang tidak bertanggung jawab dapat menghambat kemajuan ilmu dan bidang penelitian, bahkan menuju kearah yang salah. kepercayaan yg tertanam dipundak ybs adalah tanggungjawab sebagai mentor untuk dialihkan ke generasi penerus
40
Diri Sendiri perilaku yang tidak bertanggung jawab dalam penelitian dapat menghambat tercapainya tujuan untuk: mendapatkan gelar menjadi peneliti sejati mempertahankan reputasi sebagai peneliti yang produktif dan jujur. melekat dalam karir sebagai ilmuwan membangun kehidupan lebih lanjut dengan integritas pribadi sebagai elemen standar profesi.
41
Komunitas & Dunia Ilmiah
hasil penelitian berpengaruh terhadap kehidupan individu dan masyarakat untuk membuat keputusan tentang isu2 mendesak seperti misalnya penelitian sel induk, dan penemuan obat imunoterapi kanker dll. bahkan ketika hasil ilmiah tidak memiliki kontibusi dan aplikasi langsung dalam mengungkapkan informasi baru tentang alam semesta atau fundamental pengetahuan baru, masih tetap terbuka jalan bagi kemajuan di masa depan.
42
Standar Etik Peneliti: Sebelum
Penguasaan ilmiah, kompeten, Tanggung jawab atas subjek manusia Peneliti memahami standar etik penelitian yang melibatkan subyek manusia. Melakukan penilaian cermat mengenai risiko dan beban Perlakuan yang benar yang akan diberikan kepada hewan, termasuk pemberian anestesi untuk mengeliminasi sensibilitas atas nyeri, perlu dikuasai peneliti.
43
Standar Etik Peneliti: Saat
Bila peneliti seorang peserta didik, maka tanggung jawab pengisian dan pengiriman aplikasi kajian etik penelitian berada pada pembimbing/pembina/supervisor atau staf pengajar. melaksanakan penelitian sesuai persetujuan; deviasi, lapor; kecuali harus melakukan tindakan segera untuk menghindari kondisi berbahaya bagi subyek penelitian. melaporkan safety, progresnya, juga kepada subyek penelitian
44
Standar Etik Peneliti: Setelah
melaporkan penelitian sudah selesai (format?). mempublikasikan: negatif dan positif, terbuka bagi publik. menyebarkan informasi tertulis dari hasil penelitiannya, informasi pendalaman pemahaman ilmiah dan/atau pengetahuan baru yang terungkap dan diperolehnya
45
Standar Etik Peneliti: Rangkum
Dengan melaksanakan tiga fase kriteria standar etik penelitian diatas, peneliti diharapkan mampu menjaga keamanan dan memberi perlakuan yang baik kepada subyek manusia. Nilai integritas, kejujuran dan keadilan akan tetap melekat pada peneliti sehingga penelitian dapat diselesaikan sesuai standar etik.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.