Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BERFIKIR KREATIF Pertemuan II.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BERFIKIR KREATIF Pertemuan II."— Transcript presentasi:

1 BERFIKIR KREATIF Pertemuan II

2 TOPI PUTIH Berpikir dengan topi putih adalah berpikir berdasarkan fakta, berlandaskan data, bersifat deskriptif, dan berupaya untuk objektif.

3 FAKTANYA, ADAKAH FAKTA ITU?
Dual meaning image. Untuk memperlihatkan bahwa apa yang disebut fakta, pada dasarnya, tergantung dari sudut pandang.

4 FAKTANYA, ADAKAH FAKTA ITU?
Dual meaning image. Untuk memperlihatkan bahwa apa yang disebut fakta, pada dasarnya, tergantung dari sudut pandang.

5 TEORI KEBENARAN Pernyataan adalah benar jika isinya sesuai dengan atau mencerminkan kenyataannya sebagaimana adanya (korespondensi). Pernyataan adalah benar jika ada kesesuaian antara sebuah pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah diterima sebagai benar (koherensi). Pernyataan adalah benar jika efektif (pragmatik). Pernyataan adalah benar jika disepakati oleh ahli, pakar, atau kekuasaan tertentu (intersubjektivitas). Empat teori kebenaran dalam logika. Untuk menunjukkan bagaimana sesuatu menjadi dianggap benar.

6 TEORI KEBENARAN KORESPONDENSI
Di kelas ini ada meja. Hari ini akan hujan. Di dompet Umar ada uang lima ribu rupiah. Langit berwarna biru. Teori korespondensi. Benar adalah sesuai kenyataan. Ada kata, ada fakta. Ada fakta, ada kata. Ada kalimat, ada kejadian. Ada kejadian, ada kalimat. Dalam teori korespondensi, pernyataan yang tidak punya korelasi dengan kejadian seperti "Membunuh itu dosa", "Cinta yang berakhir adalah seperti sayap-sayap patah", dan sebagainya, adalah pernyataan-pernyataan yang nonsens.

7 TEORI KEBENARAN KOHERENSI
1 + 1 = 2, = 4 Premis mayor: Semua manusia akan mati. Premis minor: Sokrates adalah manusia. Kesimpulan: Sokrates akan mati. Premis mayor: Beberapa honda adalah bebek. Premis minor: Bebek adalah hewan petelur. Kesimpulan: Beberapa honda adalah hewan petelur. Teori koherensi. Benar adalah sesuai premis-premis yang dianggap benar. Misalnya, kita tidak tahu apakah Sokrates akan mati atau tidak. Yang kita tahu bahwa pernyataan "Semua manusia akan mati" dan "Sokrates adalah manusia" adalah benar.

8 TEORI KEBENARAN KOHERENSI (2)
Premis mayor: Beberapa mahasiswa adalah pemalas. Premis minor: Beberapa mahasiswa adalah rajin. Kesimpulan: ? Premis mayor: Semua anak Tel-U meneladani perbuatan terpuji. Premis minor: Nabi Muhammad adalah teladan yang terpuji. Kesimpulan: Semua anak Tel-U pasti masuk surga. Teori koherensi (2). Contoh premis-premis yang keliru. Di contoh pertama, kita tidak bisa mengambil kesimpulan dari dua premis yang keduanya bersifat partikular ("beberapa"). Di contoh kedua, ada kekacauan dalam penarikan kesimpulan.  Keterangan: Teori koherensi sangat penting dalam konteks penelitian. Dalam penelitian, bukan kesimpulan yang menjadi penting, melainkan premis-premis yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut. 

9 TEORI KEBENARAN PRAGMATIK
Membunuh itu dosa. Cinta adalah sayap yang di baliknya tersembunyi pedang yang siap melukai. Jangan berkunjung ke hutan terlarang, banyak jin. Teori pragmatis. Apa yang dianggap oleh teori korespondensi sebagai nonsens, pada dasarnya tidak masalah jika tetap berguna dan bermakna untuk kehidupan.

10 TEORI KEBENARAN INTERSUBJEKTIVITAS
Sabun yang mengandung antiseptik pasti lebih bersih. Tragedi G 30 S PKI adalah kejahatan kemanusiaan terbesar dalam sejarah bangsa Indonesia. Amerika Serikat adalah negara maju, Indonesia adalah negara berkembang, Gabon adalah negara terbelakang. Pendapat para pakar pasti benar. Teori intersubjektivitas. Kebenaran adalah tergantung siapa yang mengatakannya atau kesepakatan bersama. Kalimat-kalimat yang terkandung dalam slide adalah contoh kebenaran yang "tidak bisa digugat karena kata-katanya berasal dari pakar". Teori intersubjektivitas dapat mengarah pada teori kritis karena isinya bisa semacam kebenaran yang dipaksakan seperti dalam kalimat ketiga tentang negara maju, berkembang, dan terbelakang. Yang mengategorikan ketiga negara tersebut pastilah negara maju -bukan negara berkembang, apalagi terbelakang-. 

11 KONSEP ATAU IDE Konsep berasal dari kata conceptus yang berarti tangkapan. Dapat diartikan bahwa konsep berarti hasil tangkapan intelek atau akal budi manusia. Ide berasal dari kata eidos yang berarti yang dilihat; yang menampakan diri. Dapat diartikan bahwa ide adalah sesuatu yang muncul dalam akal budi manusia. Konsep bisa disinonimkan dengan ide. Teori intersubjektivitas. Kebenaran adalah tergantung siapa yang mengatakannya atau kesepakatan bersama. Kalimat-kalimat yang terkandung dalam slide adalah contoh kebenaran yang "tidak bisa digugat karena kata-katanya berasal dari pakar". Teori intersubjektivitas dapat mengarah pada teori kritis karena isinya bisa semacam kebenaran yang dipaksakan seperti dalam kalimat ketiga tentang negara maju, berkembang, dan terbelakang. Yang mengategorikan ketiga negara tersebut pastilah negara maju -bukan negara berkembang, apalagi terbelakang-. 

12 KUALITAS Kualitas primer: Melekat pada benda; dapat diamati dan diukur. Misalnya: Meja itu bulat, ayam itu bertelur, bentuk wajah orang itu lonjong. Kualitas sekunder: Melekat pada subjek; terkait dengan kesan-kesan dan perasaan masing-masing orang. Misalnya: Kopi itu pahit, kucing itu lucu, cinta itu membahagiakan. Membedakan kualitas primer dan kualitas sekunder. Dalam konteks topi putih, kita selalu bicara kualitas primer. Begitupun ketika kita belajar di kampus dan penelitian kelak, rata-rata yang dibicarakan adalah kualitas primer. Kapan kita membahas kualitas sekunder? Tentu dalam keseharian, atau pemikiran-pemikiran yang sifatnya estetis, keseni-senian, dan bisa jadi, kreatif. 

13 CIRI-CIRI DAN LUAS KONSEP
Komprehensi Ekstensi Mobil Beroda minimal empat; bermesin 4 tak; Kekuatan mesin 500 cc ke atas; Mampu mengangkut penumpang minimal 2 orang; Berbahan bakar minyak; Jika ditambah dengan ciri lainnya seperti: Maksimal penumpang 5 orang; kapasitas mesin sampai 2000 cc; memiliki moncong dan bagasi berpintu maksimal 4; Sedan, SUV, MPV, APV, Minibus, city car, bus. Sedan Membicarakan hubungan antara konsep, komprehensi, dan ekstensi (cukup jelas)

14 SEMAKIN LUAS KOMPREHENSI, SEMAKIN SEMPIT EKSTENSI SEMAKIN SEMPIT KOMPREHENSI, SEMAKIN LUAS EKSTENSI

15 LATIHAN Buatlah komprehensi dari konsep sebagai berikut: Orang hilang Pacar idaman Komprehensi harus seluas mungkin agar ekstensi semakin sedikit. Latihan. Jika kita sedang mencari orang hilang, tentu komprehensinya harus luas agar ekstensinya sempit. Contoh salah: Dicari, orang hilang. Ciri-ciri, baju putih. Contoh benar: Dicari, orang hilang. Ciri-ciri, baju putih; usia sekitar sekian; perawakan sekitar sekian; hilang terakhir di tempat sekian. Hal yang sama berlaku jika kita tengah mencari pacar idaman. Tentu kita tidak bisa mengatakan kriteria pacar idaman dengan hanya "baik" dan "ganteng".

16 DEFINISI Definisi nominal: Penjelasan berdasarkan asal-usul kata / etimologi. Contoh: Ekonomi berasal dari kata Yunani, oikos dan nomos yang berarti rumah tangga. Definisi hakiki: Penjelasan berdasarkan genus proximum dan pembeda spesifik. Contoh: Gajah adalah mamalia yang berbelalai

17 DEFINISI (2) Definisi Gambaran: Definisi yang dibuat dengan menyebutkan semua ciri konsep yang dimaksud. Definisi Sebab-Akibat: Definisi yang dibuat dengan menggunakan hubungan sebab akibat untuk menjelaskan konsep. Definisi Tujuan: Definisi yang dibuat dengan menyebutkan tujuan, maksud, atau martabat dari sebuah konsep. Cara-cara mendefinisikan. Contoh definisi gambaran: Mawar adalah perempuan yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (bla bla bla). Contoh definisi sebab-akibat: Banjir adalah bencana alam yang disebabkan oleh (bla bla bla). Contoh definisi tujuan: Komputer adalah alat untuk (bla bla bla) Keterangan: Perhatikan bahwa konsep tertentu harus didefinisikan dengan cara tertentu. Ada konsep yang cocok dengan definisi nominal, ada yang cocok dengan hakiki, ada yang cocok dengan gambaran, dan sebagainya. Misalnya, untuk mendefinisikan siapa itu Mawar, kita tidak mungkin dengan definisi nominal, "Mawar, dilihat dari asal katanya, adalah orang yang harum semerbak" Keterangan 2: Kemukakan juga bahwa dalam tradisi berfikir, mendefinisikan konsep adalah hal yang pertama-tama harus dilakukan sebelum memulai mendiskusikan apapun. Kita tidak mungkin berdiskusi tapi berbeda dalam soal definisi.

18 ATURAN MEMBUAT DEFINISI
Definisi harus dapat dibolak-balik antara konsep dan rumusan. Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif. Definisi tidak boleh menyebutkan konsep dalam rumusan. Definisi tidak boleh menggunakan kata kiasan.

19 KLASIFIKASI Pembagian harus lengkap, merinci keseluruhan, ke dalam bagian-bagian sehingga tampil sebagai sebuah kesatuan. Pembagian harus memisahkan: Bagian yang satu tidak termasuk ke dalam bagian yang lainnya. Pembagian harus menggunakan dasar yang sama. Penggolongan sesuai dengan tujuan yang mau dicapai.

20 LATIHAN Deskripsikan suasana kelas ini secara rinci. Untuk membantu deskripsi, bisa menggunakan definisi atau klasifikasi pada konsep-konsep tertentu. Misal: Kelas ini sangat tertib. Maksud dari tertib adalah orang-orangnya berbicara dan bertingkah laku sesuai dengan aturan. Namun tertib di sini ada dua macam, ada yang tertib karena memang sudah demikian sifat dari orang tersebut. Ada juga yang tertib hanya karena takut akan dosennya. Orang yang disebut terakhir itu, ada kemungkinan di luar sana adalah orang yang justru sangat tidak tertib. Slide 20: Membuat tulisan deskripsi tentang situasi kelas (boleh situasi kamar kalau memang tidak memungkinkan untuk dilakukan di tempat dan lebih baik jika dibawa ke rumah saja tugasnya). Dalam tulisan tersebut harus terkandung di dalamnya definisi dan klasifikasi. 


Download ppt "BERFIKIR KREATIF Pertemuan II."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google