Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Metode Intuitif (2) Henri Bergson (1859-1941) Oleh: Abdul Rokhmat.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Metode Intuitif (2) Henri Bergson (1859-1941) Oleh: Abdul Rokhmat."— Transcript presentasi:

1 Metode Intuitif (2) Henri Bergson ( ) Oleh: Abdul Rokhmat

2 Metode Intuitif Berfilsafat dengan jalan introspeksi intuitif, dengan pemakaian simbol-simbol diusahakan pembersihan intelektual (bersama dengan pensucian moral) sehingga tercapai penerangan pikiran (pencerahan)

3 Intuitif Bergson Dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan

4 Plotinos Henri Bergson
Tokoh Plotinos Henri Bergson

5 Henri Bergson ( ) Masa hidup jauh setelah Plotinos tetapi menggunakan metode yang mirip dengan Plotinos menunjukkan bahwa ada pola dialektis dalam sejarah metode filsafat Ia seorang Yahudi, mulai mengajar pada usia 22 di beberapa sekolah Sejak 1900 menjabat guru besar di le college de France , Paris, selama 24 tahun Ia tertarik dengan filsafat Plotinos, dan merasa adanya konnaturalitas dengan Plotinos terutama pada akhir hidupnya Perhatikan juga masa hidupnya yang kental dengan suasana perang di Eropa baik PD I maupun PD II

6 Filsafat Bergson Bersifat spiritualistis, melawan segala materialisme dan mekanisme Berpandangan bahwa segala sesuatu berakar pada dorongan hidup (l’élan vital) dan muncul dari gaya itu, sehingga kerap dianggap sama dgn vitalisme biologis, ttp… Meskipun ia mengakui adanya vitalitas naluri dan biologis pada manusia, Ia (Bergson) lebih menekankan vitalitas spiritual, yaitu kebebasan dan spontanitas, yang irreversible, dan mendobrak hkm kausalitas.

7 Filsafat Bergson (2) Dinamika vitalitas spiritual membawa manusia menuju penghayatan yang lebih tinggi: ilmu, seni, kesusilaan, agama Mengkritisi mistisisme, jika memisahkan antara metafisik dan ilmu (seperti pandangan Kant), karena ia hendak menyelami kegiatan spiritual intern di dalam individu kongkrit dgn cara ilmiah (dpt dipertanggungjawabkan) Ia menerima mistisisme sebagai jalan pemahaman yang berdasarkan hidup kebatinan yang mendalam, yg berarti setiap filsafat juga sekaligus ‘mistik’

8 Metode Bergson Metode Bergson ditemukan dalam model penalaran yang digunakan dalam karyanya, dan cara ia berargumentasi, serta pembuktian teorinya Bergson memiliki gaya berpikir yang jelas-khusus, metodenya bersifat intuitif, menyulitkan para logikus untuk menangkap konsep dan kategorinya Ia berpikir mengikuti alur gelombang, tidak menjabarkan gagasan dan konsep dengan sistematis, tidak memberi konstruksi logis, tetapi sekelumit hidup Metodenya hanya dapat digambarkan dalam suatu gerakan dan dinamika, sesuai dengan kenyataan yang diselami Bergson.

9 Gambaran Menyeluruh Bagi Bergson, yang paling menentukan intuisinya mengenai seluruh kenyataan kosmis ialah la durée (‘berlangsungnya’) Hal itu sebagai inti setiap pemikiran, dan ide induk bagi semua analisis Intisari itu merupakan ‘apriori’ metodis bagi setiap gagasan dan konsepnya

10 La durée dan Temps Temps adalah “waktu-matematis” bersifat kuantitatif, berurutan secara kronometrik Durée adalah “keberlangsungan” bersifat kualitatif, dialami psikis-subjektif Temps itu seperti detik, menit, jam Durée berupa durasi yang tak terhitung dalam pembagian waktu tertentu, misalnya anda terhanyut ketika mendengar konser musik, tak pernah menyangka malam semakin larut

11 Intuisi Hidup Dinamika kosmis hanya dapat dipahami jika manusia menyelami dan membiarkan diri tenggelam dalam arus kesadaran yang tak terputus. Identifikasi diperoleh pada taraf naluri, tetapi pada manusia mencapai tingkat lebih tinggi, yaitu bersifat sadar-diri, refleksif, lepas dr kepentingan (pure/disinterested), Penyatuan ini merupakan persepsi (penglihatan) langsung dan bukan konseptual, intuisi langsung dan sederhana (simpel) mengenai yang kongkrit- individual Pengertian yang terdiri dari kontak dan affinitas (gaya gabung)

12 Intuisi Hidup (2) Pengertian mutlak diperoleh dari pengalaman batiniah. Menangkap objek melalui menangkap dirinya sendiri. Hakikat objek tetap utuh ‘Menjadi’ tidak dipahami sebagai ‘melampaui suatu ruang’ (kuantitatif), melainkan sebagai kemajuan kualitatif Intuisi itu tidak mengukur dan tanpa analisis logis, hanya mengikuti saja kemajuan yang tak terbagi- bagi. Seperti sebuah lagu yang bagian-2nya saling meresapi dan terlepas dari semua simbol spasial. Bergson melukiskan pengalaman psikologis itu: hidup seperti diungkapkan oleh hidup. Misalnya: satu perasaan atau keinginan diikuti melalui setiap gelombang dan intensitas

13 Analisa Membeku Di lain pihak, intuisi itu bukan saja suatu flash of insight yang mustahil diekspresikan Intuisi adalah suatu act (kegiatan), yaitu suatu usaha mental, dan konsentrasi pikiran. Pengalaman batiniah harus diuraikan oleh akal-budi, seakan-akan mengerti dari ‘luar’, bersifat relatif dan tergantung dari sudut pandang yang dipakai (hal ini terjadi dalam konsep- konsep) Pengalaman yang mengalir diklasifikasi dan disistematisasi. Konsep-konsep itu membekukan dan membagi-bagi arus yang hidup. Seperti mengutip foto- foto tentang gerakan kreatif. Hakikat objek pun diubah, kesatuan didobrak dan dipecah-pecah menjadi keragaman. Bergson sendiri menyebut proses ini: analisa

14 Antara Analisa Membeku dan Intuisi Hidup: Dialektika
Pengetahuan konseptual dapat menyingkirkan pengalaman otentik, bahkan menggantikannya Bagaimana mengekspresikan intuisi namun tidak terjebak pada kebekuan analisis? Maka uraian hanya alat yang suborder dari dinamika dan harus selalu terjadi dalam rangka intuisi akan arus dinamika kosmis Ia menciptakan kembali pengalaman langsung dalam penggambaaran kenyataan aktual secara jelas dan terperinci

15 Bergson menganalisis secara mendetail tetapi konsep-konsepnya tidak menunjukkan ketepatan logis seperti tuntutan akal budi. Ia berangkat dari konsep sehari-hari tetapi kemudian seakan dipecah untuk mulai bergerak, bergeser dan bertukar, seperti karet yang lentur (fleksibel) Tetapi tetap dalam transformasi pada arah tertentu yang tidak memastikan melainkan lebih kepada menunjukkan arah dan jalan (menuntun) Pada taraf naluri-material mereka menurun, dan menanjak pada bidang rohani-manusiawi Konsep-konsep itu bertegangan dan bergerak antara materi dan roh, kata dan visi, kausalitas dan kebebasan, deterministik dan free will, struktur dan arus

16 Bergson menguraikan dinamika itu dengan konsep-konsep yang bersifat kontraris (contrast), yang saling mengecualikan dan tidak dapat disesuaikan secara logis Seperti dalam kenyataan itu kausalitas didobrak (banyak hal terjadi di luar perkiraan hukum kausal) begitu juga dengan hukum hubungan logis Rumusan yang diberikan Bergson bukan sebuah kerangka kokoh melainkan hanya penopang (rest area) bagi pemikiran

17 Simbolisme Bergson memakai banyak simbol untuk mencairkan konsep-konsep-konsep dan untuk mengarahkan ‘visi’ dan ‘intuisi’ Simbol tidak mematikan gerak, tidak mengurangi keluasan realitas; membuat orang menduga Bagi Bergson, simbol itu mempunyai dua peran. Di satu pihak, simbol itu menampakkan realitas tersembunyi. Di lain pihak, simbol membantu orang mencapai intuisi. Simbol-2 dan gambaran-2 pada umumnya meliputi kegiatan , gerakan, usaha yang dinamis, hidup, cahaya, elan dan mobililtas

18 Kesimpulan Metode Bergson bukannya bersifat anti-intelektual melainkan supra-intelektual Metode ini menuntut dan mengerjakan suatu perbaikan dari kebiasaan Manusia harus mengambil jarak (distance) dari logika dan menyerahkan diri pada kenyataan murni: gerakan Kesamaan dengan Plotinos: peningkatan dari material dan kebekuan pada yang spiritual dan bebas Perbedaannya: bergson tidak menuju pada kontemplasi tenang tetapi ke dinamika yang bergelombang

19 Sekian dan Terima Kasih


Download ppt "Metode Intuitif (2) Henri Bergson (1859-1941) Oleh: Abdul Rokhmat."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google