Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYulia Hardja Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
MANAJEMEN SDM KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
DR.YAN RAFIQ Pusrengun
2
LATAR BELAKANG MENGINGAT BERAGAMNYA BENCANA YANG TERJADI DAN SEMAKIN KOMPLEKSNYA PERMASALAHAN DITAMBAH KETERSEDIAAN SDM KESEHATAN YANG TIDAK MERATA, MAKA PERLU DISUSUN MANAJEMEN SDM KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA. SDM KESEHATAN SEBAGAI UNSUR PENTING DALAM PENANGGULANGAN BENCANA, SERING DIABAIKAN. MOBILISASI TENAGA TERLAMBAT, TENAGA TIDAK SIAP, PEMANFAATAN YANG TIDAK EFISIEN, PELAKSANAAN PELATIHAN TIDAK KONTINU, KOORDINASI TIDAK ADA. Pusrengun
3
Pengertian SDM KESEHATAN : SESEORANG YG BEKERJA SECARA AKTIF DI BIDANG KESEHATAN BAIK YG MEMILIKI PENDIDIKAN FORMAL KESEHATAN MAUPUN TDK YG UTK JENIS TERTENTU MEMERLUKAN KEWENANGAN DLM MELAKUKAN UPAYA KESEHATAN MANAJEMEN SDM KESEHATAN : SERANGKAIAN KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN TENAGA YG BEKERJA SECARA AKTIF DI BIDANG KESEHATAN DLM MELAKUKAN UPAYA KESEHATAN
4
TUJUAN UMUM MENINGKATNYA PENGELOLAAN SDM KESEHATAN DALAM PENANGANAN BENCANA (MANAJEMEN) Pusrengun
5
TUJUAN (PERENCANAAN) KHUSUS
TERSUSUNNYA PEDOMAN PERENCANAAN SDM KESEHATAN TERSEDIANYA SDM KESEHATAN YANG MEMPUNYAI KEMAMPUAN DALAM PENANGANAN BENCANA MENINGKATNYA KUALITAS SDM KESEHATAN Pusrengun
6
PERMASALAHAN SDM KESEHATAN
TERBATASNYA INFORMASI PETA KEKUATAN TENAGA KESEHATAN TERBATASNYA KEBIJAKAN PENEMPATAN TENAGA DI DAERAH RAWAN BENCANA BELUM MERATANYA PENYEBARAN TENAGA KESEHATAN, KHUSUSNYA DI DAERAH YANG RAWAN BENCANA TERBATASNYA KEMAMPUAN SDM KESEHATAN DALAM MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA. Pusrengun
7
PERMASALAHAN SDM KESEHATAN
BELUM SEMUA DAERAH MEMPUNYAI TIM REAKSI CEPAT PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA BELUM SEMUA DAERAH MENYELENGGARAKAN PELATIHAN/GLADI Pusrengun
8
UPAYA PENANGGULANGAN Pra Bencana
(Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan) Penyusunan peta rawan bencana Penyusunan standar ketenagaan, sarana dan pembiayaan Penempatan tenaga kesehatan disesuaikan dengan situasi wilayah setempat (kerawanan terhadap bencana) Pemberdayaan tenaga kesehatan di sarana kesehatan khususnya puskesmas dan RS, terutama di daerah rawan bencana Pembentukan Tim Reaksi Cepat (BSB / Brigade Siaga Bencana) Pelatihan-pelatihan dan gladi Pusrengun
9
UPAYA PENANGGULANGAN Pada Saat Bencana (Tanggap Darurat)
Mobilisasi sdm kesehatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Pengorganisasian sdm kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan Koordinasi pengiriman tenaga sesuai dengan kebutuhan Pusrengun
10
UPAYA PENANGGULANGAN 3. Pasca Bencana
(Pemulihan/Rehabilitasi & Rekonstruksi) Upaya pemulihan SDM Kesehatan melalui pendampingan pelayanan kesehatan Rekruitmen SDM Kesehatan untuk peningkatan upaya penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana pada masa yang akan datang. Pusrengun
11
MANAJEMEN SDM KESEHATAN
MELIPUTI : PERENCANAAN KETENAGAAN BAIK PADA TAHAP PRA BENCANA, SAAT BENCANA DAN PASCA BENCANA. KOORDINASI MOBILISASI TENAGA PADA SAAT BENCANA (DALAM ATAU LUAR NEGERI) INVENTARISASI KEBUTUHAN SDM KESEHATAN PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN TENAGA PENANGGULANGAN BENCANA Pusrengun
12
PERENCANAAN SDM KEBUTUHAN TENAGA UNTUK TIM GERAK CEPAT
KEBUTUHAN TENAGA UNTUK TIM BANTUAN KESEHATAN (MENENTUKAN JUMLAH, JENIS DAN KUALIFIKASI) MEMPERKUAT SDM PADA SAAT PERSIAPAN DAN MITIGASI PERENCANAAN MOBILISASI TENAGA KESEHATAN PERENCANAAN PEMBIAYAAN Pusrengun
13
INVENTARISASI KEBUTUHAN
MERUPAKAN UPAYA MENENTUKAN KEBUTUHAN TENAGA PASCA BENCANA. BERBENTUK SUATU RENCANA YANG BERTAHAP SESUAI KEADAAN MENJAMIN TERPENUHINYA KEBUTUHAN SDM. DAPAT DIMANFAATKAN SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN. Pusrengun
14
Epidemiolog/Sanitarian
TIM GERAK CEPAT TIM YANG DIHARAPKAN DAPAT SEGERA BERGERAK DALAM WAKTU 0-24 JAM SETELAH ADA INFORMASI KEJADIAN BENCANA PELAYANAN MEDIK: Dokter Umum/BSB Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Anastesi Perawat Mahir (Bedah/Gawat Darurat) Tenaga D III/IV Apoteker / Ass. Apoteker Sopir Ambulans SURVEILANS Epidemiolog/Sanitarian PETUGAS KOMUNIKASI Pusrengun
15
TIM YANG BISA DIBERANGKATKAN BERSAMAAN DENGAN TIM GERAK CEPAT
TIM RHA TIM YANG BISA DIBERANGKATKAN BERSAMAAN DENGAN TIM GERAK CEPAT DOKTER UMUM EPIDEMIOLOG SANITARIAN RAPID HEALTH ASSESMENT Pusrengun
16
TIM BANTUAN KESEHATAN TIM YANG DIBERANGKATKAN BERDASARKAN KEBUTUHAN SETELAH TIM GERAK CEPAT DAN TIM RHA KEMBALI DENGAN LAPORAN HASIL KEGIATAN MEREKA DI LAPANGAN DOKTER SPESIALIS DOKTER UMUM APOTEKER & ASISTEN APOTEKER PERAWAT MAHIR BIDAN (D3 KEBIDANAN) SANITARIAN (SKM/D3 KESLING) AHLI GIZI (D3/D4 GIZI/SKM) TENAGA SURVEILANS (D III/IV KESEHATAN/SKM) ENTOMOLOG (D III/IV KESEHATAN/SKM/SARJANA BIOLOGI) Pusrengun
17
CONTOH KASUS (LEDAKAN BOM/ KECELAKAAN INDUSTRI)
Jenis Tenaga Kompetensi Tenaga Jumlah Dokter Spesialis Bedah Umum & Orthopedi Sesuai Kebutuhan / Rekomendasi Tim RHA Penyakit Dalam Anaestesi DVI Forensik Kesehatan Jiwa Bedah Plastik Dental Forensik D3 Perawat Mahir Anaestesi & Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) Dasar & Lanjutan serta Perawat Mahir Jiwa, OK, ICU Radiografer Rontgen Sarjana Kimia/ Teknik Lingkungan Ahli Kimia/ Toksikologi Pusrengun
18
TIM BANTUAN KESEHATAN (diberangkatkan sesuai kebutuhan setelah ada lap
TIM BANTUAN KESEHATAN (diberangkatkan sesuai kebutuhan setelah ada lap. Dari Tim pendahulu) No Jenis Tenaga Kompetensi Tenaga 1 Dokter Umum PPGD/ GELS/ATLS/ACLS 2 Apoteker dan Asisten Apoteker Pengelolaan obat dan alkes 3 Perawat (D III/Sarjana Keperawatan) Emergencynursing/PPGD/BTLS/ PONED/ PONEK/ICU 4 Perawat Mahir Anestesi/Emergency nursing 5 Bidan (D3 Kebidanan) APN dan PONED 6 Sanitarian (D3 Kesling/Sarjana Kesmas) Penanganan kualitas air bersih dan kesling 7 Ahli Gizi (D3/D4 Gizi/Sarjana Kesmas) Penanganan Gizi Darurat 8 Tenaga Surveilens (D3/D4Kesehatan/ Sarjana Kesmas) Surveilens Penyakit 9 Entomolog (D3/D4 Kesehatan/ Sarjana Kesmas/Sarjana Biologi) Pengendalian Vektor
19
TAMBAHAN TENAGA BANTUAN KESEHATAN MENURUT JENIS BENCANA
Gempa Bumi Dokter Spesialis Bedah umum & orthopedi Penyakit dalam Anak Obsgyn Bedah plastik Anaestesi DVI Forensik Dental Forensik Kesehatan Jiwa D3 Perawat Mahir Anaestesi dan perawat mahir gawat darurat (emergency nursing) dasar dan lanjutan serta perawat mahir jiwa, OK, ICU Radiografer Rontgen
20
Dokter Spesialis Bedah umum & orthopedi Penyakit dalam Anak
TSUNAMI Dokter Spesialis Bedah umum & orthopedi Penyakit dalam Anak Bedah plastik Anaestesi DVI Pulmonologi Forensik Dental Forensik Kesehatan Jiwa D3 Perawat Mahir Anaestesi dan perawat mahir gawat darurat (emergency nursing) dasar dan lanjutan serta perawat mahir jiwa, OK, ICU Radiografer Rontgen
21
BANJIR BANDANG/TANAH LONGSOR
Dokter Spesialis Bedah umum & orthopedi Penyakit dalam Anak Obsgyn Bedah plastik Anaestesi DVI Pulmonologi Forensik Dental Forensik Kesehatan Jiwa D3 Perawat Mahir Anaestesi dan perawat mahir gawat darurat (emergency nursing) dasar dan lanjutan serta perawat mahir jiwa, OK, ICU Radiografer Rontgen
22
GUNUNG MELETUS Dokter Spesialis Bedah umum Penyakit dalam
Anestesi dan ahli intensive care Bedah plastik Forensik Dental Forensik Kesehatan Jiwa D3 Perawat Mahir Anaestesi dan perawat mahir gawat darurat (emergency nursing) dasar dan lanjutan serta perawat mahir jiwa, OK, ICU Radiografer Rontgen
23
LEDAKAN BOM/KECELAKAAN INDUSTRI
Dokter Spesialis Bedah umum & orthopedi Penyakit dalam Bedah plastik Anaestesi DVI Forensik Dental Forensik Kesehatan Jiwa D3 Perawat Mahir Anaestesi dan perawat mahir gawat darurat (emergency nursing) dasar dan lanjutan serta perawat mahir jiwa, OK, ICU Radiografer Rontgen Sarjana Kimia/Teknik Lingkungan Ahli kimia/Toksikologi
24
KERUSUHAN MASSAL Dokter Spesialis Bedah umum & orthopedi Penyakit dalam Anaestesi DVI Forensik Kesehatan Jiwa D3 Perawat Mahir Anaestesi dan perawat mahir gawat darurat (emergency nursing) dasar dan lanjutan serta perawat mahir jiwa, OK, ICU Radiografer Rontgen
25
KECELAKAAN TRANSPORTASI
Dokter Spesialis Bedah umum & orthopedi Penyakit dalam Bedah plastik Anaestesi DVI Forensik Dental Forensik D3 Perawat Mahir Anaestesi dan perawat mahir gawat darurat (emergency nursing) dasar dan lanjutan serta perawat mahir jiwa, OK, ICU Radiografer Rontgen
26
KEBAKARAN HUTAN Dokter Spesialis Pulmonologi Penyakit dalam
Radiografer Rontgen
27
JUMLAH KEBUTUHAN SDM KES DI LAPANGAN UTK JML PENDUDUK/ PENGUNGSI 10
JUMLAH KEBUTUHAN SDM KES DI LAPANGAN UTK JML PENDUDUK/ PENGUNGSI – ORANG Dokter Umum 4 orang Perawat orang Bidan 8 – 16 orang Apoteker 2 orang Asisten Apoteker 4 orang Pranata Laboratorium 2 orang Epidemiolog 2 orang Entomolog 2 orang Sanitarian 4 – 8 orang
28
TRIASE Hijau Kuning AREA TRIASE Hitam Merah EVAKUASI
29
POS MEDIS LANJUTAN STANDAR
TRIASE GAWAT DARURAT SEORANG DOKTER YANG TELAH BERPENGALAMAN (DIANJURKAN DOKTER YANG BEKERJA DI UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT, AHLI ANESTESI ATAU AHLI BEDAH). PERAWAT, TENAGA MEDIS GAWAT DARURAT, ATAU TENAGA PERTOLONGAN PERTAMA. PETUGAS ADMINISTRASI YANG BERTUGAS UNTUK MEREGISTRASI KORBAN.
30
TRIASE NON GAWAT DARURAT
PERAWAT YANG BERPENGALAMAN, PARAMEDIS ATAU TENAGA MEDIS GAWAT DARURAT. DIBANTU TENAGA PERTOLONGAN PERTAMA. PETUGAS ADMINISTRASI (DIAMBIL DARI TENAGA PERTOLONGAN PERTAMA).
31
TEMPAT PERAWATAN GAWAT DARURAT
PENANGGUNG JAWAB DOKTER SPESIALIS, KONSULTAN ATAU DOKTER TERLATIH. PENANGGUNG JAWAB MENJAMIN SUPLAI KE POS MEDIS LANJUTAN, MELAKUKAN KOORDINASI DENGAN BAGIAN LAIN DALAM POS MEDIS LANJUTAN, MENGATUR PEMBUANGAN ALAT DAN BAHAN YANG TELAH DIPAKAI DAN KOMUNIKASI RADIO. BERFUNGSI SEBAGAI MANAJER BAGI POS MEDIS LANJUTAN TERSEBUT.
32
TEMPAT PERAWATAN MERAH TERDIRI DARI :
KETUA TIM, MERUPAKAN SEORANG AHLI ANESTESI, DOKTER UNIT GAWAT DARURAT ATAU SEORANG PERAWAT YANG BERPENGALAMAN. PERAWAT / PENATA ANESTESI DAN / ATAU PERAWAT DARI UNIT GAWAT DARURAT. TENAGA BANTUAN : TENAGA MEDIS GAWAT DARURAT ATAU TENAGA PERTOLONGAN PERTAMA. TENAGA PENGANGKUT TANDU
33
TEMPAT PERAWATAN KUNING TERDIRI DARI :
KETUA TIM : PERAWAT (PENATA ANESTESI ATAU PERAWAT DARI UNIT GAWAT DARURAT) ATAU SEORANG PARAMEDIS. TENAGA BANTUAN : TENAGA MEDIS GAWAT DARURAT ATAU PARA TENAGA PERTOLONGAN PERTAMA. TENAGA PENGANGKUT TANDU
34
TIM PERAWATAN AREA HIJAU
KETUA TIM : TENAGA MEDIS GAWAT DARURAT YANG BERPENGALAMAN TENAGA BANTUAN : TENAGA MEDIS GAWAT DARURAT ATAU PARA TENAGA PERTOLONGAN PERTAMA. TENAGA PENGANGKUT TANDU
35
FORMULASI UNTUK MENGHITUNG JUMLAH KEBUTUHAN SDM KES FASILITAS RUJUKAN/ RS
KEBUTUHAN DOKTER UMUM = (JML PASIEN / 40) – JML DOKTER UMUM YG ADA DI TEMPAT KEBUTUHAN DOKTER BEDAH = {(JML PASIEN DOKTER BEDAH / 5)} – JML DR BEDAH DI TEMPAT KEBUTUHAN DOKTER ANESTESI = {(JML PASIEN BEDAH / 15)} – JML DOKTER ANESTESI DITEMPAT
36
UNTUK PELAYANAN KESEHATAN PENGUNGSI S.D. 5.000 ORG (DIANJURKAN)
PELAYANAN 24 JAM, KEBUTUHAN TENAGA YANG DIUSULKAN SEBAGAI BERIKUT: DOKTER 2 ORANG, PERAWAT 6 ORANG, BIDAN 2 ORANG, SANITARIAN 1 ORANG, GIZI 1 ORANG, ASISTEN APOTEKER 2 ORANG DAN ADMINISTRASI 1 ORANG. PELAYANAN 8 JAM, KEBUTUHAN TENAGA YANG DIUSULKAN SEBAGAI BERIKUT: DOKTER 1 ORANG, PERAWAT 2 ORANG, BIDAN 1 ORANG, SANITARIAN 1 ORANG, DAN GIZI 1 ORANG.
37
KEBUTUHAN MINIMAL SDM KESEHATAN DI FASILITAS RUJUKAN/RS (DOKTER UMUM)
DOKTER UMUM = (JML PASIEN/40) – JML DR UMUM YG ADA DITEMPAT CONTOH PERHITUNGAN: ANDAIKAN JUMLAH PASIEN YANG PERLU MENDAPATKAN PENANGANAN DOKTER UMUM ADALAH 80 ORANG/HARI, SEMENTARA JUMLAH DOKTER UMUM YANG ADA DI RUMAH SAKIT TERSEBUT ADALAH 1 ORANG, MAKA JUMLAH DOKTER UMUM YANG MASIH DIBUTUHKAN ADALAH: (80/40) – 1 = = 1 ORANG
38
KEBUTUHAN MINIMAL SDM KESEHATAN DI FASILITAS RUJUKAN/RS (DR. SP. BEDAH)
DOKTER BEDAH = {(JML PSN DR.SPB/5)} - JML DR.SPB YG ADA 5 DIASUMSIKAN LAMA DOKTER BEDAH YANG BERTUGAS ADALAH SELAMA 5 HARI BARU BERGANTI SHIFT DENGAN PENGGANTINYA, RATA-RATA JUMLAH PASIEN BEDAH SELAMA 5 HARI ADALAH 75 PASIEN, DAN JUMLAH DOKTER BEDAH YANG BERADA DI DAERAH TERSEBUT BERJUMLAH 1 ORANG. MAKA JUMLAH DOKTER BEDAH YANG MASIH DIBUTUHKAN ADALAH : 75/5 -1 = 3 – 1 = 2 ORANG DOKTER BEDAH
39
KEBUTUHAN MINIMAL SDM KESEHATAN DI FASILITAS RUJUKAN/RS (DR. SP
KEBUTUHAN MINIMAL SDM KESEHATAN DI FASILITAS RUJUKAN/RS (DR. SP. ANESTESI) Dokter anestesi = {(jml psn Dr.SpB/15)} - jml Dr.SpAn yg ada 5 Diasumsikan lama Dokter Anestesi yg bertugas adalah selama 5 hari baru berganti shift dengan penggantinya, rata-rata jumlah pasien bedah selama 5 hari adalah 75 pasien, dan jumlah dokter anestesi yang berada di daerah tersebut tidak ada. Maka jumlah dokter anestesi yang masih dibutuhkan adalah : 75/15 -0 = 1 orang dokter Anestesi
40
KEBUTUHAN MINIMAL SDM KESEHATAN DI FASILITAS RUJUKAN/RS (NAKES LAIN)
PERAWAT DI UGD RASIO KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT MAHIR DI UGD PADA SAAT BENCANA ADALAH 1:1 (1 PERAWAT MENANGANI 1 PASIEN) PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP = JUMLAH JAM PERAWATAN TOTAL UNTUK SEMUA JENIS PASIEN/JUMLAH JAM EFEKTIF PER HARI PER SHIFT (7 JAM) TENAGA FISIOTERAPI = RASIO KEBUTUHAN TENAGA FISIOTERAPI UNTUK PENANGANAN KORBAN SELAMAT ADALAH 1:30 (1 FISIOTERAPIS MENANGANI 30 PASIEN) APOTEKER 1 ORANG DAN ASISTEN APOTEKER 2 ORANG. TENAGA GIZI ADALAH 2 ORANG PEMBANTU UMUM ADALAH 5-10 ORANG
41
Mobilisasi pada saat bencana
Dilakukan sesuai kebutuhan dengan memperhatikan alat transportasi, bantuan hidup dan peralatan. Mampu bergerak cepat menghantar SDM ke lokasi dan menyediakan logistik untuk SDM Koordinasi bantuan sesuai kualifikasi dan kebutuhan (baik LN maupun DN) Menyusun sistem pergantian (tour of duty)
42
Pengembangan dan pelatihan
Pelatihan (standar kebutuhan) Pertemuan ilmiah (analisis kebutuhan) Kegiatan supervisi dan bimbingan teknis (alert system) Pertukaran pengalaman (penyegaran) Simulasi penanggulangan
43
TERIMA KASIH Atas Perhatiannya
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.