Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Pembangunan Model Kegiatan
PELAKSANAAN PUG DI KEMENTERIAN LHK Pembangunan Model Kegiatan Responsif Gender Slogan Logo Drs. Teguh Prio Adi Sulistyo, M.Si POKJA PUG KEMLHK, 22 APRIL 2015
2
MEMBERI KONTEK HASIL 2015 DENGAN KEBUTUHAN STAKEHOLDERS
SDM ANGGARAN INPUT KINERJA OUTPUT KEPUASAN KEBUTUHAN PROSES BISNIS KINERJA ADMINISTRASI BELUM DICERMINKAN PADA KONDISI TAPAK KINERJA SEMAKIN BAIK, KONDISI TAPAK JUGA SEMAKIN BAIK
3
3 MODEL YANG DIBANGUN Pemberdayaan Masyarakat sekitar hutan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat Peningkatan Peran Perempuan Dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Flora Penghasil Pewarna di Sumba Timur (NTT) Model bersama Kementerian LHK, Kementerian PPA, GIZ-Forclime, dan GIZ SWR di 3 (tiga) wilayah areal percontohan program Forclime FC yaitu Kab. Berau, Kab. Malinau dan Kab. Kapuas Hulu Gender Dalam Perubahan Iklim: Merespon Ketidakpastian Masa Depan Women in Climate Change – Gender Representation in Reducing Proverty and Protecting Livelihood in Mountainous Ecosystem at Solok District, West Sumatera
4
Pemberdayaan Masyarakat sekitar hutan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat
1 Ada 2 Kelompok Wanita Tani (KWT) yaitu KWT Jelita dan KWT Jorong Sitingkai Telah dibuat SK Tim Pembentukan Model melalui SK Ketua Pokja PUG Kemenhut KWT Mekar Syuhada : Penanaman Jabon sebanyak batang dengan pola pemberian insentif. Tahun ke-1 sebesar Rp.5.000,-, Tahun ke-2 sebesar Rp.4000,- dan Tahun ke-3 sebesar Rp.3000,- Melibatkan Badan Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu dalam pembinaan dan pemasaran hasil Kayu Tahun 2015 akan dilakukan penanaman Alpukat sebanyak 3.000batang di lahan milik petanu anggota KWT Jelita PROFIL KWT JELITA KWT MEKAR SYUHADA Didirikan 12 Maret 2010 di jorong simarasok Nagari Simarasok dengan SK pengukuhan dari Wali Nagari Simarasok Nomor 04 Tahun 2010, anggota 20 orang
5
TAHAPAN MODEL No. KEGIATAN Bulan Ket 1
Melakukan pemetaan jumlah kelompok tani hutan yang ada di lokasi model. Maret sudah 2 Melakukan pemetaan kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian, Dinas dan UPT baik di provinsi maupun kab/kota di lokasi yang akan menjadi model 3 Melakukan FGD kepada kelompok sesuai dengan lokasi, dipilih 2 kelompok. 4 Rapat koordinasi dengan SKPD berdasarkan hasil FGD kebutuhan kelompok tani hutan di lokasi percontohan, sinkronisasi kegiatan antara SKPD satu dengan SKPD yang lain. 5 Sosialisasi pedoman PPRG, Data dan Monev Kehutanan serta pengenalan isu gender dan analisis gender kepada SKPD terkait pilot di kab/kota, bila memungkinkan sebaiknya SKPD yang di provinsi juga dilibatkan agar kegiatannya bisa sinkron. Juni 6 Pendampingan teknis untuk penyusunan dan pengolahan data terpilah di provinsi dan kab/kota percontohan. 7 Pendampingan teknis sebanyak 2 kali, untuk SKPD terkait baik di provinsi maupun kab/kota percontohan, dan memastikan bahwa GBS yang mereka buat masuk dalam dokumen RKA-SKPD TA baik di provinsi maupun kab/kota. 8 Rapat Koordinasi yang dipimpin oleh Kepala Bappeda Kabupaten Oktober
6
PENYALURAN BIBIT JABON 5.000 BATANG
8
Peningkatan Peran Perempuan Dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Flora Penghasil Pewarna di Sumba Timur (NTT) 2 Kab Sumtim penghasil kain tenun ikat, 14 kec dr 22 kec yg masy melakukan usaha tenun, dg hampir 700 unit usaha. Flora penghasil warna 62 jenis, pengrajin di Desa Kaliuda menggunakan 6 jenis flora penghasil pewarna alam, namun baru 2 jenis yg sudah mulai dibudidayakan, jenis lainnya diambil dr hutan atau dibeli. Pengrajin di Desa Kaliuda memproduksi 3 jenis kain tenun (selendang, sarung dan kain), dg rata2 pendapatan R ,- per KK/bl )
9
TEKNIK PEMUNGUTAN YANG TIDAK KONSERVATIF
(mengkudu dan dadap)
10
Pembangunan Model Bersama di Berau, Malinau dan Kapuas Hulu 3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak (KPPA), GIZ-Forclime, dan GIZ SWR akan membangun model bersama kegiatan kehutanan responsif gender di 3 (tiga) wilayah areal percontohan program Forclime FC yaitu Kab. Berau, Kab. Malinau dan Kab. Kapuas Hulu. Pelaksanaan pembangunan model akan dilakukan dengan mensinergikan isu gender bidang lingkungan dan kehutanan, industri rumahan serta isu perlindungan anak dengan memperhatikan peran dan fungsi masing-masing instansi. Untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan pembangunan model, telah diditetapkan Tim Pelaksana Identifikasi Kegiatan Pembangunan Kehutanan Responsif Gender melalui SK Kepala Biro Perencanaan No.SK.02/Ren-PUG/2014 tanggal 22 Desember 2014.
11
FORCLIME Module-TC Tujuan Memberikan dukungan dalam rangka implementasi perbaikan kerangka institusi dan regulasi, metode dan layanan untuk pengelolaan hutan lestari, konservasi alam, dan pengurangan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh deforestasi dan degradasi hutan Durasi 12 tahun ( ), terdiri dari 3 fase (masing2: 4 th) Pendanaan Fase I, : EUR ,02 (rencana EUR.7 juta)- selesai Fase II, : EUR. 14,8 juta Fase III, Scope kegiatan Level nasoional dan daerah (3 provinsi dan 3 kabupaten:Berau, malinau dan Kapuas Hulu) FORCLIME Module-FC Tujuan memberikan dukungan dan menemukan cara terbaik terhadap pelaksanaan kegiatan percontohan REDD+ di 3 kabupaten di Kalimantan (Berau, Malinau, dan Kapuas Hulu) Durasi (efektif) Pendanaana. Kontribusi Jerman EUR b. Kontribusi Indonesia EUR (10%) dalam bentuk cash dan in kind Lokasi Tiga (3) Kabupaten; Dishut sebagai District Project Management Unit (DPMU) 11
12
KAMPUNG MODEL Data Sosial Ekonomi Tepian Buah
Jumlah penduduk tahun 2012 adalah 689 jiwa yang terdiri dari 316 jiwa perempuan dan 373 jiwa laki- laki. Jumlah rumah tangga adalah 172 kk dan kepadatan penduduk 11,62 jiwa/km2. Luas areal 59,27 km2 Fasilitas pendidikan tahun 2013 : Jumlah SDN 1 , jumlah guru 9 orang dan murid 124 orang Jumlah SLTPN 1, jumlah guru 15 orang dan murid 333 orang Jumlah SMKN 1, jumlah guru 13 orang dan murid 157 orang Fasilitas Kesehatan tahun 2013 : Puskesmas Induk 1 Posyandu 1 Dokter 1 orang Dokter gigi 1 orang Bidan 2 orang Dukun bayi 2 orang Tenaga kesehatan 9 orang Industri rumah tangga tahun 2013 : Industri kayu 1 Industri anyaman 5 Sumber: BPS Kabupaten Berau Statistik Daerah Kecamatan Segah Berau: BPS Kabupaten Berau BPS Kabupaten Berau Kecamatan Segah Dalam Angka Berau: BPS Kabupaten Berau
13
Penelitian : Gender Dalam Perubahan Iklim-Merespon Ketidakpastian Masa Depan
Dampak PI ke biofisik Hulu tidak ada dampak longsor hanya ada penurunan produksi, air berkurang Hilir dampaknya berjenjang: penurunan prod. ikan dan banjir rob (harus bangun tanggul ) Dampak PI ~ Gender Hulu Hilir P lebih dekat dg SDA, lebih mengelola SDA interaksi dg dunia luar lebih besar lebih banyak pilihan pekerjaan P banyak memilih off-farm (alih profesi) P ikut menanam P tidak melaut (usaha warung) Jarang bencana , tidak disiapkan Sering bencana, ada Tagana (penanggulangan daerah bencana) Makin ke hulu sebuah DAS keterlibatan P thd SDA makin tinggi, Makin ke hilir keterlibatan P dalam pengelolaan SDA makin hilang
14
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.