Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

STIKES DARUL MAARIF AL –INSAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "STIKES DARUL MAARIF AL –INSAN"— Transcript presentasi:

1 STIKES DARUL MAARIF AL –INSAN
RANCANGAN SAMPEL DR. MUNAJAT, M.SI STIKES DARUL MAARIF AL –INSAN BATURAJA

2 POPULASI DAN SAMPLING PENELITIAN
Populasi : jumlah keseluruhan obyek yang diteliti (N) Sample : sebagian jumlah obyek yang diteliti (n) Teknik sampling: Teknik random (acak) & teknik non –random Teknik random : 1. simpel random sampling " representasi, tabulasi 2. stratified random sampling “ bagi populasi yg terstrata 3. cluster random sampling " populasi besar & heterogen

3 Data yang dipergunakan dalam suatu penelitian belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi karena beberapa kendala : 1. Kendala biaya 2. Kendala waktu 3. Kendala tenaga Polulasi yang tidak terdefinisikan Untuk mengatasi masalah dalam pemakaian data yang mengalami kendala-kendala , maka dapat Dipergunakan SAMPEL. Sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyaikarakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

4 SAMPEL PENELITI DAPAT MENELITI SELURUH ELEMEN
POPULASI (SENSUS) ATAU MENELITI SEBAGIAN ELEMEN POPULASI PENELITI MENGALAMU KESULITAN MENELITI SENSUS JUKA, SEJUMLAH ELEMEN POPULASINYA RELATIF BANYAK ATAU SULIT DIHITUNG KENDALA PENELITI: KETERBATASAN WAKTU, BIAYA, DAN TENAGA KARENA ALASAN PRAKTIS DAPAT MENELITI SEBAGIAN ELEMEN POPULASI SEBAGAI SAMPEL. ANGGOTA SAMPEL DISEBUT SUBJECT Macam-macam cara untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi. Beberapa ahli mengemukakan berbagai cara yang berbeda

5 ALASAN PENELITIAN SAMPEL
- JUMLAH ELEMEN POPULASI RELATIF BANYAK KUALITAS DATA YANG DIHASILKAN OLEH PENELITIAN SAMPEL SERING LEBIH BAIK DIBANDINGKAN DENGAN HASIL SENSUS KARENA PROSES DAN ANALISIS DATA SAMPEL AKAN LEBIH TELITI PROSES PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA SAMPEL RELATIF LEBIH CEPAT DARI PADA SENSUS

6 ALASAN SENSUS • JIKA ELEMEN-ELEMEN POPULASI
RELATIF SEDIKIT DAN VARIABILITAS SETIAP ELEMEN RELATIF TINGGI (HETEROGEN) SENSUS JUGA LEBIH BANYAK/LAYAK DILAKUKAN JIKA PENELITIAN DIMAKSUDKAN UNTUK MENJELASKAN KARAKTERISTIK TIAP ELEMEN DI SATU POPULASI

7 HUBUNGAN SAMPEL DAN POPULASI
BERDASARKAN SEBAGIAN DARI ELEMEN POPULASI YANG DIKUMPULKAN DAN ANALISIS, HASILNYA DIHARAPKAN DAPAT MENJELASKAN KARAKTERISTIK SELURUH POPULASI 2. ANALISIS DATA SAMPEL SECARA KUANTITATIF MENGHASILKAN STATISTIK SAMPEL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI STATISTIK MERUPAKAN UKURAN NUMERIS YANG DIHITUNG DARI PENGUKURAN SAMPEL PARAMETER ADALAH UKURAN DIKRIPSI NUMERIS YANG DIHITUNG DARI PENGUKURAN SAMPEL

8 KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL
. 1. PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN SAMPEL YANG REPRESENTATIF AKAN MEMBERIKAN HASIL YANG MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK DIGENERALISASI 2. KRITERIA SAMPEL MENCAKUP: AKURASI DAN PRESISI 3. AKURASI: UKURAN SAMPEL YANG AKURAT ADALAH SEJAUH MANA STATISTIK SAMPEL DAPAT MENGESTIMASIPARAMETER POPULASI DENGAN TEPAT PRESISI: SEJAUH MANA HASIL PENELITIAN BERDASAR SAMPEL DAPAT MEREFLEKSIKAN REALITAS POPULASI DENGAN TELITI

9 PROSEDUR PEMILIHAN SAMPEL
1. MENGIDENTIFIKASI POPULASI T ARGET YAITU POPULASI SPESIFIK YANG RELEVAN DENGAN TUJUAN MASALAH PENELITIAN 2. MEMILIH KERANGKA PEMILIHAN SAMPEL 3. MENENTUKAN METODE PEMILIHAN SAMPEL 4. MERENCANAKAN PROSEDUR PEMILIHAN UNIT SAMPEL 5. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL 6. MENENTUKAN UNIT SAMPEL

10 KERANGKA SAMPEL ELEMEN POPULASI YANG DIJADIKAN
1. KERANGKA SAMPEL ADALAH DAFTAR ELEMEN POPULASI YANG DIJADIKAN DASAR UNTUK MENGAMBIL SAMPEL 2. METODE PEMILIHAN SAMPEL SECARA GARIS BESAR: PEMILIHAN SAMPE ACAK DAN TIDAK ACAK

11 PEMILIHAN SAMPEL SECARA ACAK (PROBABILITY SAMPLING METHOD)
1. DISEBUT JUGA PROBABILITY SAMPLING METHOD ATAU RANDOMLY SAMPLING METHOD YANG TERDIRI DARI: 2. SIMPLE RANDOM SAMPLING 3. SYSTEMATIC SAMPLING 4. STRATIFIED RANDOM SAMPLING 5. CLUSTER SAMPLING 6. AREA SAMPLING

12 METODE PEMILIHAN SAMPEL DENGAN NON PROBABILITY
1. CONVENIENCE SAMPLING 2. JUDGEMENT SAMPLING QUOTA SAMPLING PERBEDAAN METODE PROBABILISTIK DAN NON PROBABILISTIK TERLETAK PADA KESEMPATAN TERPILIH SEBAGAI SAMPEL.

13 UNIT SAMPEL SUATU ELEMEN ATAU SEKELOMPOK ELEMEN
YANG MENJADI DASAR UTK DIPILIH SEBAGAI SAMPEL PEMILIHAN SAMPEL BERDASARKAN KERANGKA SAMPEL DAPAT DILAKUKAN MELALUI PROSEDUR SATU TAHAP ATAU BEBERAPA TAHAP

14 TEORI DAN DISTRIBUSI SAMPLE
TEORI DAN DISTRIBUSI PEMILIHAN SAMPLE PROBABILITAS (PROBABILITY SAMPLING THEORY) AND DISTRIBUTION. 2. DIGUNAKAN UNTUK MEMPEROLEH SAMPLE YANG MENCERMINKAN KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK POPULASINYA SECARA TEPAT TERGANTUNG DARI DUA FAKTOR: METODE PEMILIHAN DAN PENENTUAN UKURAN SAMPEL PEMILIHAN SAMPEL SECARA ACAK LEBIH MEMUNGKINKAN UNTUK MEMPEROLEH SAMPEL YANG REPRESENTATIF DIBANDINGKAN DENGAN MEMILIH SAMPEL SECARA TIDAK ACAK

15 SIMPLE RANDOM SAMPLING MEMBERIKA KESEMPATAN YANG
SAMA DAN TIDAK TERBATAS PADA SETIAP ELEMEN POPULASI UNTUK DIPILIH SEBAGAI SAMPEL

16 PEMILIHAN SAMPEL ACAK BERDASARKAN STRATA
STRATIFIED RANDOM SAMPLING DAPAT DILAKUKAN DENGAN TERLEBIH DAHULU MENGKLASIFIKASI SUATU POPULASI KE DALAM SUB POPULASI BERDASAR KARAKTERISTIK TERTENTU DARI ELEMEN POPULASI DASAR YANG DIGUNAKAN UNTUK STRATIFIKASI SUB POPULASI DIPERTIMBANGKAN ASPEK RELEVANSINYA DENGAN TUJUAN PENELITIAN TERDAPAT 2 JENIS STRATIFIED RANDOM SAMPLING: PROPOSIONAL DAN TIDAK PROPOSIONAL

17 PEMILIHAN SAMPEL SISTEMATIK (SYSTEMATIC SAMPLING)
MEMILIH SECARA ACAK SETIAP ELEMEN DENGAN NOMOR TERTENTU DARI TABEL NOMOR SEBAGAI KERANGKA SAMPEL KELEMAHAN: MEMUNGHKINKAN TERJADINYA BIAS SISTEMATIS YAITU PENYIMPANGAN SAMPEL DARI TUJUAN KARENA SISTEMATISASI YANG DIGUNAKAN OLEH PENELITI DALAM PEMILIHAN SAMPEL

18 PEMILIHAN SAMPEL BERDASARKAN KELOMPOK
(CLUSTERED SAMPLING) PEMILIHAN SAMPEL BERDASARKAN ELOMPOK DAPAT DILAKUKAN MELALUI SATU TAHAP/ONE STAGE ATAU BEBERAPA TAHAP (MULTIPLE STAGE, PENENTUAN UNIT SAMPLE. ELEMEN POPULASI DIKELOMPOKAN KE UNIT- UNIT SAMPEL SEPERTI YANG DILAKUKAN DALAM METODE PEMILIHAN SAMPEL DENGAN STRATIFIED. PERBEDAANNYA: METODE INI LEBIH MENEKANKAN PADA HETEROGENITAS KARAKTERISTIK ELEMEN-ELEMEN PADA MASING MASING UNIT SAMPEL TETAPI KARAKTERISTIK ELEMEN ANTARA KELOMPOK YANG SATU DENGAN YANG LAIN RELATIF HOMOGEN.

19 PEMILIHAN SAMPEL AREA METODE INI MERUPAKAN METODE
PEMILIHAN SAMPEL ACAK BERDASARKAN KELOMPOK YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMILIH SAMPEL DARI POPULASI YANG LOKASI GEOGRAFISNYA TERPENCAR DITERAPKAN JIKA FAKTOR LOKASI MENJADI PERTIMBANGAN PENTING

20 METODE PEMILIHAN SAMPEL
NON PROBABILITY CONVENIENCE SAMPLING ELEMEN POPULASI YANG DIPILIH DARI SUBJEK SAMPLE ADALAH TIDAK TERBATAS SEHINGGA PENELITI MEMILIKI KEBEBASAN UNTUK MEMILIH SAMPEL YANG PALING CEPAT DAN MURAH PEMILIHAN SAMPEL BERTUJUAN: (PURPOSIVE SAMPLING) PEMILIHAN SAMPEL BERDASARKAN PERTIMBANGAN/JUDGEMENT SAMPLING, TIPE PEMILIHAN SAMPEL TIDAK ACAK YANG INFORMASINYA DIPEROLEH DENGAN MENGGUNAKAN PERTIMBANGAN TERTENTU (UMUMNYA DISESUAIKAN DENGAN TUJUAN DAN MASALAH PENELITIAN). QUOTA SAMPLING: PEMILIHAN SAMPEL TIDAK ACAK BERDASAR QUOTA

21 KESALAHAN STATISTIK DISEBABKAN .........
1. KESALAHAN PEMILIHAN SAMPEL: KESALAHAN KERANGKA SAMPEL, KESALAHAN UNIT SAMPEL, KESALAHAN PEMILIHAN SAMPEL ACAK 2. KESALAHAN SISTEMATIK: KESALAHAN RESPONDEN TDK MENGISI SESUAI KENYATAAN, NON RESPONSE BIAS 3 .RESPONSE BIAS KESALAHAN ADMINISTRATIF KESALAHAN PEMROSESAN DATA KESALAHAN PENAWARAN KESALAHAN PEWAWANCARA KECURANGAN PEWAWANCARA

22

23 PERENCANAAN SAMPEL METODE PENARIKAN CONTOH (MPC) ATAU SAMPel (MPS)
DR. MUNAJAT, M.Si STIKES DARUL MAARIF AL - INSAN BATURAJA

24 METODE PENARIKAN CONTOH (MPC) ATAU SAMPLING (MPS)
SECARA UMUM mpC ATAU MPS DI KATEGORIKAN : 1. MPC/MPS BERPELUANG A. MPC ACAK SEDERHANA B. MPC ACAK BERLAPIS/STRATIFIKASI c. Mpc Acak sistematis d. MPC Acak bertahap MPC/MPS TIDAK BERPELUANG A. PURPOSIVE SAMPLING b. Accidental sampling c. Convenience sampling d. Sampling kuota e. Sampling jenuh f. Snowball sampling

25 1. MPC/MPS BERPELUANG A. MPC ACAK SEDERHANA MPC ini paling sederhana dalam tekhnik sampling berpeluang. Sekali kerangka penarikan contoh (KPC) sudah dimiliki, pengacakan sudah langsung bisa dilakukan MPC ini sangat cocok digunakan bila populasi (yang terdapat dalam KPC) diyakini cukup homogen ditinjau dari segi variabel yang diukur

26 Biasanya ukuran contoh sebesar
c. Langkah-langkahnya adalah : Peneliti harus memiliki KPC = sampling frame, yaitu daftar urutan keseluruhan anggota populasi Tentukan ukuran contoh dengan meningat faktor-faktor penentu dan faktor pembatas. Biasanya ukuran contoh sebesar n = 10 % x N (NASIR MOHAMMAD, 1988). Idealnya ukuran contoh ditentukan juga dengan memperhatikan keragaman populasi, jadi ukuran contoh diperhitungkan dengan metode statistik Pada KPC, tiap anggota populasi di beri nomor. Lalu nomor-nomor yang ditarik sebagai contoh untuk mewakili populasi ditetapkan dengan cara : a. Menarik undian b. Menggunakan tabel random (misalnya yang ada dalam buku METODE STATISTIK ANDI HAKIM NASUTION) Contoh : Mahasiswa STIKES AL MAARIF semester VII program Kesehatan Masyarakat. Masalahnya a. Ingin melihat curahan waktu belajar yang ada pada mahasiswa tersebut b. Ingin melihat tinggi badan pada mahasiswa tersebut

27 B. MPC ACAK BERLAPIS/STRATIFIKASI
Tujuan dari pelapisan adalah untuk menatur homogenitas dari populasi yang heterogen Keuntungan yang diperoleh dengan pelapisan adalah a) ukuran contoh dari masing-masing lapisan relatif kecil, sehingga waktu, biaya, dan tenaga kerja dapat di hemat. b) Ketelitian/akuarsi dan ketepatan/presisi dapat lebih mudah atau lebih mungkin dicapai (dapat dihinari adanya klp tertentu yg tdk mencerminkan populasi) c) Peneliti dapat membandingkan kondisi setiap strata shg analisa lebih tajam

28 C. MPC. ACAK SISTEMATIS Pada prinsifnya MPC Acak sistematis tidak berbeda dengan MPC acak sederhana, secara statistik hasil yag dicapai tidaklah berbeda . Hanya secara praktis metode ini di cirikan oleh cara pelaksanaan pengacakan yang lebih sistematis. Pengampilan sampel sistematik adalah suatu metode pengambilan sampel dimana hanya unsur pertama saja dari sampel yang dipilih secara acak/random , dan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu dengan jarak (interval) yang sama. Sampling sistematis merupakan tekhnik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari populasi yang telah diberi nomor urut dari 1 sampai N (N= jumlah anggota populasi)

29 Interval ditentukan dengan mempertimbangkan jumlah populasi (N) dan jumlah sampel yg akan diambil (n), maka nilai interval (b) = N/n Contoh N = 1000, n = 200 maka b = 1000/200 = 5, jadi interval adalah 5 Selanjutnya menentukan angka pertama misalnya secara acak diperoleh angka 9 Jadi sampelnya 9, 14, 19, 24, 39, dst Sampai sejumlah 200 sampel

30 D. MPC ACAK BERTAHAP (MULTISTAGE SAMPLING)
MPC ini dapat juga disebut “Cluster Sampling” MPC iacak bertahap dapat ditandai oleh 2, 3 atau lebih tahapan penarikan contoh, setiap tahap harus dilakukan menurut kaedah pengacakan. Sesungguhnya Sampling bertahap adalah tekhnik pengambilan sampel dengan mengkombinasikan berbagai tekhnik samplinmg probabilitas yang ada Misalnya peneliti ingin menganalisis rata-rata pasien TBC yang konsultasi ke puskesmas per minggunya di Sumatera selatan. Karena pasien di Sumsel cakupannya luas dan mungkin sampling frame untuk fenomena tersebut tidak tersedia secara lengkap, maka dilakukan sampling bertahap.

31 Untuk contoh tersebut pasien TBC di Propinsi Sumsel di kelompokan (kluster) misalkan berdasarkan Kabupaten, dipilih secara acak 2 atau 3 kabupaten, sesuai tujuan penelitian. Kemudian dari kabupaten dipilih beberapa kecamatan dan selanjutnya dipilih desa, dari desa dipilih diambil sampel/contoh paien TBC secara acak sederhana atau strtatifikasi random sampling, sesuai tujuan penelitian

32 2. MPC/MPS TIDAK BERPELUANG
A. PURVOSIVE SAMPLING Samping purvosive adalah tekhnik pemilihan sampel dengan pertimbangan (tujuan ) tertentu. Misalnya penelitian tentang Implementasi Kebijakan Raskin (beras untuk keluarga miskin) di Kecamatan baturaja Timur, OKU. Maka sampelnya ditentukan secara purvosive (sengaja) siapa-siapa saja yang terlibat dalam program raskin Samping purvosive sesuai untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak ditujukan untuk generalisasi

33 B. ACCIDENTAL SAMPLING Tekhnik pengampilan sampel yang di dasarkan pada faktor kebetulan (yang paling mudah ditemui) Dalam hal ini siapa saja yang secara kebetulan/insidental ditemui peneliti dapat digunakan sebagai sampel/contoh, manakala orang tersebut tepat sebagai sumber data.

34 C. CONVENIENCE SAMPLING
CS merupakan tekhnik untuk mengambil sampel berdasarkan keinginan peneliti. Umumnya penelitian menggunakan cara ini untuk mendapatkan jawaban daftar pertanyaan yang banyak dan lengkap secara cepat dan hemat. Tekhnik sampling ini cocok untuk penelitian eksploratif sebagai pendahuluan sebuah penelitian yg menggunakan tekhnik sampling berpeluang

35 D. SAMPLING KUOTA Sampling Kuota merupakan tekhnik pengambilan sampel dimana untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (quota) tertentu yg diinginkan. Dalam metode ini penelitian menentukan target quota yang diinginkan Contohnya: Respon masyarakat terhadap Program kesehatan gratis. Maka dari anggota populasi, akan diambil sampel sebanyak 150 orang, yang terdiri dari 30 orang PNS, 20 orang wiraswasta, 10 orang ABRI, 65 orang petani dan 25 orang nelayan.

36 E. SAMPLING JENUH Sampling jenuh merupakan cara pengambilan sampel jika semua unit sampling dalam populasi dijadikan sampel. Umumnya ini dilakukan jika jumlah unit sampling relatif sedikit (kurang 30), atau jika penelitian ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil. Sampling jenuh identik dengan cara pengambilan sampel sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel Sampel jenuh juga diartikan sampel yg sudah maksimum, artinya penambahan unit sampling yg diambil tidak akan merubah keterwakilan. Sampling jenuh umumnya digunakan pada penelitian kualitatif

37 F. SNOWBALL SAMPLING Snowball Sampling adalah prosedur pengambilan sampel dimana dalam penentuan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua responden dengan metode probabilitas, kemudian responden selanjutnya diperoleh berdasarkan informasi yg diberikan oleh responden sebelumnya, demikian seterusnya sampai peneliti memperoleh jawaban/data sebagaimana yg diinginkan sesuai tujuan penelitian

38 Tekhnik sampling ini umumnya digunakan pada penelitian kualitatif
Jumlah sampel yg semula kecil lama-lama membesar ibarat bola salju yg mengelinding dari kecil semakin besar Tekhnik sampling ini umumnya digunakan pada penelitian kualitatif Dari berbagai jenis tekhnik sampling tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekeurangan. Peneliti harus mempertimbangkan berbagai faktor sebelum menentukan tekhnik sampling mana yang di gunakan.... LIHAT BUKU “ Metode Penelitian Sosail” karangan Prof. DR. Sriati. Universitas Sriwijaya

39

40 DR. MUNAJAT, M.SI STIKES DARUL MAARIF AL –INSAN BATURAJA
PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH TEKHNIK SAMPLING DAN FAKTOR PENENTU JUMLAH (UKURAN) SAMPEL SERTA PROSES PEMILIHAN SAMPEL DR. MUNAJAT, M.SI STIKES DARUL MAARIF AL –INSAN BATURAJA

41 PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH TEKHNIK SAMPLING
Tekhnik sampling yang dipilih harus mewakili populasinya (representatif). Terdapat empat parameter yang umumnya dianggap menentukan representatif suatu penelitian (1) variabel populasi, (2) besar sampel (3) tekhnik penentuan sampel (4) kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel

42 variabel populasi Variabelitas populasi merupakan hal yang sudah “given” artinya peneliti harus menerima sebagaimana adanya dan tidak bisa memenaipulasikannya. Sementara ke -3 parameter yang lain tidak demikian halnya, peneliti dapat memanipulasinya guna meningkatkan tingkat representativeness (keterwakilan) sampel

43 Besar sampel Semakin banyak sampel yang diambil akan semakin tinggi tingkat representativenessnya. Ketentuan ini berlaku selama populasinya tidak homogen secara sempurna. Jika populasinya homogen sempurna besar sampel tidak mempengaruhi tingkat representativ nya sampel (3) Tekhnik Penentuan sampel Makin tinggi tingkat rambang (acak) dalam suatu penentuan sampel, maka semakin tinggi tingkat tingkat representatif sampelnya. Ketentuan ini berlaku selama populasinya. tidak homogen secara sempurna. Jika populasinya homogen sempurna besar sampel tidak mempengaruhi tingkat representatif nya sampel

44 (4) Kecermatan memasukan ciri- ciri populasi
Semakin lengkap ciri-ciri populasi yang dimasukan ke dalam sampel maka akan semakin tinggi tingkat representatifnya sampel. Dengan mempertimbangkan parameter- para meter tersebut peneliti dapat menentukan sampel yang paling tinggi tingkat representatifnya.

45 KARAKTERISTIK SAMPEL YANG BAIK
Sampel yang memungkinkan peneliti mengambil keputusan yang berhubungan dengan besaran sampel dlm memperoleh jawaban yang dikehendaki Sampel yang dpt mengidentifikasi probablitas dari setiap unit analisis Sampel yang memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh (misalnya kesalahan) dibanding harus melakukan sensus Sampel yang memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan yg diterapkan dalam estimasi populasi dari sampel statistik

46 FAKTOR YANG MENENTUKAN JUMLAH (UKURAN) SAMPEL
Derajat Keragaman populasi (tingkat homogenitas) Derajat kepercayaan Presisi yang dikehendaki (ketelitian) Rencana analisis Tenaga, waktu, dan biaya (sumberdaya)

47 FAKTOR YANG MENENTUKAN JUMLAH (UKURAN) SAMPEL
Derajat Keragaman populasi (tingkat homogenitas) Derajat kepercayaan Presisi yang dikehendaki (ketelitian) Rencana analisis Tenaga, waktu, dan biaya (sumberdaya)

48 JUMLAH SAMPEL YANG REPRESENTATIF BERDASARKAN ACUAN BEBERAPA AHLI :
GAY DAN DIEHL (1996) Utk penelitian diskriptif, sampel minimal 10% dari populasi, sementara utk populasi lebih kecil diperlukan minimal 20% Utk penelitian korelasional, diperlukan minimal 30 sampel utk menguji ada tidaknya hubungan Utk penelitian kausal-komparatif, dianjurkan minimal 30 sampel per kelompok Utk penelitian eksprimen, minimal 15 subyek perkelompok

49 JUMLAH SAMPEL YANG REPRESENTATIF BERDASARKAN ACUAN BEBERAPA AHLI :
SOLVIN dalam MUHAMAD (2008) Jumlah sampel ditentukan dengan rumus: n = N/ (1 + N x e2), dimana n = ukuran sampel N= Ukuran populasi e = % kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel, misalnya 1%, 5% atau 10%

50 JUMLAH SAMPEL YANG REPRESENTATIF BERDASARKAN ACUAN BEBERAPA AHLI :
Lanjutan Contoh, Misal jika N = 1500, tk kesalahan 5%, maka sampel yang diambil adalah sbb: n = N/ (1 + N x e2), n = 1500/ ( x ( 0,05)2) n = 315,7894 dibulatkan 316

51 JUMLAH SAMPEL YANG REPRESENTATIF BERDASARKAN ACUAN BEBERAPA AHLI :
Cara Interval Taksiran Cara interval taksiran digunakan bila jumlah populasi relatif besar, sehingga tidak memungkinkan menggunakan tabel Contoh memetukan ukuran sampel jika parameter taksiran adalah rata-rata (miu) n = no / (1 + no/N), dimana no = Zα/2 (S)/ d

52 JUMLAH SAMPEL YANG REPRESENTATIF BERDASARKAN ACUAN BEBERAPA AHLI :
dimana N= Ukuran populasi S = Simpangan baku, yang bersumber dari : Pendapat para pakar dibidang yg diteliti Menggunakan penelitian org lain yg sejenis Melakukan studi pendahuluan Menggunakan Deming’s emperical rule Metode dua tahap (two step methode)

53 JUMLAH SAMPEL YANG REPRESENTATIF BERDASARKAN ACUAN BEBERAPA AHLI :
Lanjutan Menentukan ukuran sampel jika yg dipakai sbg dasar adalah proporsi (%) Contoh memetukan ukuran sampel jika parameter taksiran adalah proporsi (P) p = Zα/2 Vpo (1 – Po)2 E dimana Po adalah % yg akan dicari

54 PROSES PEMILIHAN SAMPEL
PPS adalah suatu rangkaian kegiatan berurutan dlm penelitian sehingga penelitian mendapatkan sumber data. Proses pemilihan sampel meliputi tahap : Penentuan target populasi Penentuan kerangka pemilihan sampel Penentuan metode pemilihan sampel Penentuan prosedur pemilihan sampel Penntuan jumlah sampel Pemilihan unit sampel aktual

55 Thank You


Download ppt "STIKES DARUL MAARIF AL –INSAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google