Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehVerawati Hartono Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Kebijakan Pendidikan Tinggi Prof. Munawar Ketua LP3M-UB
Disampaikan dalam “PEKERTI” Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, diselenggarakan di Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Brawijaya Malang, Maret 2017.
2
Untuk apa memahami Kebijakan PT ?
Untuk menyadarkan diri kita: Sebagai dosen yang memiliki tugas Tri Dharma Sebagai bagian dari Prodi, Jurusan, Fakultas, Universitas di mana kita berada. Agar bisa berkontribusi terhadap Kebijakan Pendidikan Tinggi Kebijakan Pembangunan Nasional Tujuan Pembangunan Nasional “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
3
Visi-Misi 2015-2019: Kemenristekdikti & Nasional
Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa. Misi: Meningkatnya relevansi, kuantitas dan kualitas pendidikan tinggi untuk keunggulan daya saing bangsa Meningkatnyai novasi untuk keunggulan daya saing bangsa Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien dan berintegritas dalam rangka reformasi birokrasi Visi: Terwujudnya Indonesia yang Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan beerkepribadian berlandaskan gotong-royong. Misi (ke 4, 5, dan 7): Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Kebijakan Dikti Iptek, inovasi, dan daya saing Hidup yang lebih baik dan berkepribadian
4
Orang Asing (yang baik) melihat Indonesia
Indonesia saat ini (2012) Indonesia 2030 Urutan 16 besar ekonomi dunia. 45 juta anggota masyarakat konsumen. 53% penduduk tinggal di kota dan menghasilkan 74% GDP. 55 juta tenaga ahli dalam perekonomian. $0,5 triliun peluang pasar untuk konsumsi jasa, pertanian, perikanan, sumber daya dan pendidikan Urutan 7 besar ekonomi dunia. 135 juta anggota masyarakat konsumen. 71% penduduk tinggal di kota dan menghasilkan 86% GDP. 113 juta tenaga ahli dibutuhkan. $1,8 triliun peluang pasar untuk konsumsi jasa, pertanian, perikanan, sumber daya dan pendidikan Sumber: The archipelago economy: Unleashing Indonesia's potential, 2012 (September).
5
Posisi Daya Saing Indonesia 2016/17
Sumber: Global Competitiveness Index, edition Daya saing Indonesia turun ke urutan 41 (2016/17) dari 38 (2013/14), 34 (2014/15), dan ke 37 (2015/16).
6
Indikator Daya Saing Indonesia 2016/17
Di bawah skor daya saing (<4,5): Di atas skor daya saing (>4,5): Melek tekonologi (3,5) Aplikasi paten. Efisiensi pasar kerja (3,8) Kapasitas negara untuk mempertahankan bakat. Kapasitas negara untuk menarik bakat. Bayaran dan produktivitas. Inovasi (4,0) Pengadaan pemerintah untuk produk teknologi. Kolaborasi industri dan universitas untuk R&D. Ukuran pasar (5,7). Lingkungan makroekonomi (5,5). Kesehatan dan pendidikan dasar (5,3). Kelemahan daya saing Indonesia terletak pada: (1) tingkat melek teknologi, (2) kondisi pasar kerja, dan (3) inovasi
7
Alumni PT malah sebagai pencari kerja
Kualitas SDM Indonesia, 2016 Sumber: BPS, 2017 Pekerja menurut pendidikan: Pekerja menurut jenis pekerjaan: Pekerja dng lulusan SD mendominasi (43%), dan lulusan PT sedikit (11%). Pencipta lap. kerja bagi orang lain 21%, dan pencari kerja 38%. Lulusan PT menurut Jenis Pekerjaan (%): Pengangguran menurut pendidikan (%): PT bukan solusi pengangguran Alumni PT malah sebagai pencari kerja
8
Sumber: Rencana Pengembangan Pendidikan Tinggi 2015 – 2019, Dirjen Kelembagaan dan Kerjasama Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, 2016.
9
Perubahan Prioritas Sasaran Strategis Dikti
Akses Relevansi Mutu Daya Saing Tata Kelola Peningkatan mutu PT menjadi prioritas pertama dari sasaran strategis Dikti
10
Arah Pengembangan PT dan Lembaga Penelitian
Harapan masyarakat terhadap PT Agent of Education Agent of R & D Agent of Culture and Tecnology Transfer Agent of Economic Development Kemampuan melakukan penelitian Teaching University Research University Entrepreneureal University Otonomi pengelolaan keuangan SATKER BLU PTN-BH Kelemba-gaan Riset Lembaga Penelitian Akademik Lembaga Penelitian Inovatif Pusat Unggulan IPTEK (PUI) Science and Techno Park (STP)
11
Indikator Kinerja Program (IKP) Penguatan Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2015-2019 (Revisi)
No Indikator Program TARGET Kete-rangan 2015 2016 2017 2018 2019 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi 26,86% 28.16% 29.54% 31,07% 32.56% Nomonal 2. Jumlah mahasiswa yang berwirausaha 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 3. Prosentase lulusan bersertifikat kompetensi dan profesi 55% 60% 65% 70% 75% 4. Prosentase prodi terakreditasi B - 40% 42% 44% 46% Komulatif 5. Persentase lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja 50% 6. Persentase perguruan tinggi yang menerapkan SNDIKTI 80% 90% 7. Jumlah mahasiswa berprestasi 390 405 410 420 8. Jumlah LPTK yang meningkat mutu penyelenggaraan pendidikan akademik 46 Sumber: Bahan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Rakernas Dikti, 2017.
12
IKP Penguatan Riset dan Pengembangan, 2015-2019 (Revisi)
IKP Peningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti, (Revisi) No Indikator Program TARGET Kete-rangan 2015 2016 2017 2018 2019 1. Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia 2 3 4 5 Komulatif 2. Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul) 29 39 53 80 110 3. Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang mature 6 14 16 19 22 4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek 12 15 30 35 40 IKP Penguatan Riset dan Pengembangan, (Revisi) No Indikator Program TARGET Kete-rangan 2015 2016 2017 2018 2019 1. Jumlah publikasi internasional 5.008 6.229 12.000 16.000 20.000 Komulatif 2. Jumlah HKI yang didaftarkan 1.580 1.735 1.910 2.200 2.400 3. Jumlah prototipe R&D 530 632 783 1.000 1.200 4. Jumlah prototipe industri 15 20 25 30 Sumber: Bahan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Rakernas Dikti, 2017.
13
Rancangan Pengembangan PT 2015-2025
INOVASI Untuk dapat mencapai target-target tridharma pendidikan tinggi yang sangat menantang diperlukan inovasi/terobosan di semua aspek pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. KELAS DUNIA Sampai tahun 2025 paling sedikit ada 7 perguruan tinggi Indonesia yang masuk 500 perguruan tinggi terbaik dunia. AFIRMASI Indonesia mempunyai sekitar 4300 perguruan tinggi negeri dan swasta. Perbedaan mutu antara perguruan tinggi terbaik dan terjelek sangat lebar. Perbedaan juga terjadi antar wilayak, antara perguruan tinggi di Jawa dan di luar Jawa. Harus ada kebijakan afirmasi untuk mengurangi perbedaan mutu antara perguruan tinggi di Jawa dan di luar jawa. DEREGULASI Untuk bisa melaksanakan inovasi, mengimplementasikan program-program untuk mencapai world class dan melaksankan program afirmasi perlu dilakukan deregulasi terhadap aturan-aturan tergait pendidikan tinggi yang menjerat.
14
Wassalam Semoga bermanfaat
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.