Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MODUL 09 – 1/ 19 MODUL 09 INVENTORY (2/3)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MODUL 09 – 1/ 19 MODUL 09 INVENTORY (2/3)"— Transcript presentasi:

1 MODUL 09 – 1/ 19 MODUL 09 INVENTORY (2/3)
1. MODEL STATIS ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Model quantity order ekonomis (economic order quantity, EOQ) adalah salah satu teknik pengendalian inventory yang paling dikenal secara luas. Teknik ini secara relatif mudah untuk digunakan tetapi didasarkan pada beberapa asumsi:  Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan.  Demand diketahui, tetap, dan independent.  Lead time (ancang-ancang) yaitu waktu antara ordering dan penerimaan order— diketahui dan konstan.  Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia (instantaneously) atau tingkat produksi (production rate) barang yang dipesan berlimpah (tak terhingga). Penerimaan inventory bersifat seketika dan lengkap. Dengan kata lain, inventory dari sebuah order tiba dalam satu batch sekaligus. Setiap order diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan.  Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau ordering (setup cost) dan holding cost atau menyimpan inventory dari waktu ke waktu (holding cost atau penggudangan).  Kosongnya inventory (kekurangan) dapat dihindari sepenuhnya jika ordering dilakukan pada waktu yang tepat.  Tidak ada order ulang (back order) karena kehabisan inventory (shortage).  Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian yang banyak (quantity discount). Tujuan model tersebut adalah untuk menentukan jumlah ekonomis setiap kali ordering (EOQ) sehingga meminimasi biaya total inventory di mana : Biaya Total inventory = Ordering Cost + Holding Cost + Purchasing Cost Parameter-parameter yang dipakai dalam metode tersebut adalah : D S = jumlah kebutuhan barang selama satu periode (misalnya: 1 tahun) = ordering cost setiap kali pesan Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Manufacturing Planning and Control [MPC]) Indra Almahdy Ir MSc MODUL 09 – 1/ 19 PERSEDIAAN (2/3)

2  Jumlah kebutuhan barang selama 1 perioda (D) Jumlah setiap kali pemesanan (Q) Dari keterangan di atas, dapat dituliskan bahwa frekuensi pemesanan = D/Q Ordering cost per-perioda = (D/Q)S Komponen biaya kedua, yaitu holding cost dipengaruhi oleh jumlah barang yang disimpan dan lamanya barang disimpan. Setiap hari jumlah barang yang disimpan akan berkurang karena dipakai/terjual, sehingga lama penyimpanan antara satu unit barang dan barang yang lain juga berbeda. Karena itu perlu diperhatikan tingkat persediaan rata-rata. Karena persediaan bergerak dari Q unit ke nol unit dengan tingkat pengurangan konstan (gradien – D) selama waktu – t, maka persediaan rata-rata untuk setiap siklus adalah: Q 0 2 Q 2  sehingga: Holding cost per perioda = H(Q/2) Komponen biaya ketiga, yaitu purchasing cost merupakan natar kebutuhan barang selama perioda (D) dengan harga barang per-unit (c) sehingga: Purchasing cost per perioda = Dc Dengan menggabungkan ketiga komponen biaya persediaan di atas, maka: Biaya Total Persediaan (TC) = (D/Q)S + H(Q/2) + Dc Tujuan model EOQ tersebut adalah untuk menentukan nilai Q sehingga meminimumkan biaya total persediaan. Tetapi yang perlu diperhitungkan dalam penentuan nilai Q adalah biaya-biaya yang relevan saja (Biaya Incremental). Komponen biaya ketiga, yaitu purchasing cost dapat diabaikan karena biaya tersebut akan timbul tanpa bergantung kepada frekuensi pemesanan, sehingga tujuan model EOQ tersebut dalah meminimasi biaya total persediaan dengan komponen biaya ordering cost dan holding cost saja, atau : Biaya persediaan: Incremental (TC) = (D/Q) S + H(Q/2) Jumlah pemesanan yang optimal (EOQ) secara matematis dihitung dengan mendeferensialkan persamaan tersebut terhadap Q, dan persamaan diferensial itu diberi harga nol, sehingga: TC = (D/Q) S + H (Q/2) dTC/dQ = -D/Q² S + H/2 = 0 Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Manufacturing Planning and Control [MPC]) Indra Almahdy Ir MSc MODUL 09 – 3/ 19 PERSEDIAAN (2/3)

3 Jumlah hari kerja per tahun
yang dikeluarkan. Sebaliknya bila Q makin besar, berarti makin jarang pemesanan dialkukan dan makin kecil biaya pemesanan yang dikeluarkan. Bila digambarkan secara grafis, maka semakin besar Q, semakin menurunlah kurva ordering cost. Holding cost mempunyai bentuk garis lurus karena komponen biaya tersebut bergantung kepada tingkat persediaan rata-rata. Garis tersebut dimulai dari titik Q = 0, di mana tingkat persediaan rata-rata semakin membesar secara proporsional dengan gradien yang sama. Contoh – Soal - Sharp, Inc., sebuah perusahaan yang menjual jarum suntik tanpa rasa sakit ke rumah sakit, bermaksud mengurangi biaya persediaannya dengan menentukan jumlah jarum suntik yang optimum untuk setiap pemesanan. Demand tahunan adalah 1,000 unit; setup atau ordering cost adalah $10 setiap order; dan holding cost per unit per tahun adalah $0.50. Dengan menggunakan angka ini, jumlah unit yang optimum per order dapat dihitung: Q* 2DS H 2(1,000)(10) 0.50 Q*  40,000 200 Jumlah order yang diharapkan sepanjang tahun (N) dan waktu antar ordering yang diharapkan (T) juga dapat ditentukan,sebagai berikut : Demand Kuantitas pemesanan D Q * Jumlah pesanan yang diharapkan N  Waktu antar pemesanan yang diharapkan T Jumlah hari kerja per tahun N Contoh – Soal - Dengan menggunakan data dari Sharp, Inc sebelumnya, dan menggunakan asumsi bahwa hari kerja per tahun adalah 250 hari, maka banyaknya order (N) dan waktu antara ordering yang diharapkan (T) didapatkan sebagai berikut: Demand Kuantitas pemesanan 1,000 200 N   5 order per tahun T Jumlah hari kerja per tahun Jumlah pesanan yang diharapkan  250 hari kerja 5 pesanan  50 hari antar ordering Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Manufacturing Planning and Control [MPC]) Indra Almahdy Ir MSc MODUL 09 – 5/ 19 PERSEDIAAN (2/3)


Download ppt "MODUL 09 – 1/ 19 MODUL 09 INVENTORY (2/3)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google