Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYandi Rachman Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
ASPEK PEMBANGUNAN MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
2
DASAR PEMIKIRAN (INGAT KULIAH KE-6 TENTANG TEORI-TEORI PEMBANGUNAN)
TEORI PEMBANGUNAN MANUSIA Manusia adalah fokus/modal utama dalam pembangunan ekonomi. Peningkatan standar hidup (kesehatan, harapan hidup, pendidikan dsb) adalah fokus dari pembangunan ekonomi. Modal manusia (Human Capital) : investasi perekonomian yang menganggap manusia sebagai unit modal dengan tingkat kemampuan (skill), kesehatan, pendidikan dsb (Todaro&Smith, 2015, hal. 360).
3
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Adalah ukuran utama pembangunan manusia dalam pembangunan ekonomi. Merupakan indeks yang menjelaskan akumulasi angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan konsumsi per kapita riil yang disesuaikan dari sebuah negara. Standar penghitungan di seluruh dunia mengikuti yang ditentukan oleh United Nations Development Program (UNDP). Secara berkala setiap negara melakukan penghitungan IPM-nya dan di Indonesia dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) serta dapat dilihat dalam publikasi Statistik Sosial BPS.
4
Cont’d (Contoh Penghitungan IPM)
Standar UNDP menunjukkan demikian: Indikator Komponen IPM Nilai maksimum Nilai Minimum Catatan Angka Harapan Hidup 85 25 Sesuai standar global (UNDP) Angka Melek Huruf 100 Rata-rata lama sekolah 15 Konsumsi per kapita yang disesuaikan dalam Rupiah UNDP menggunakan PDB per kapita riil yang disesuaikan dengan mata uang negara yang dihitung
5
Cont’d (Contoh Penghitungan IPM)
Kondisi Sebuah Negara adalah sebagai berikut (untuk angka-angka Indonesia dapat diperoleh lewat BPS): Angka harapan hidup : 64,93 (tahun) Angka melek huruf : 93,94 (%) Rata-rata lama sekolah : 7,04 (tahun) Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan dalam Rupiah : Rp ,-
6
Cont’d (Contoh Penghitungan IPM)
Indeks angka harapan hidup : (64,93 – 25) / (85 – 25) = 0,6655 Indeks angka melek huruf : (93,10 – 0) / (100 – 0) = 0,9310 Indeks rata-rata lama sekolah : (7,04 – 0) / (15 – 0) = 0,4693 Indeks pendidikan : 2/3 (0,9310) + 1/3 (0,4693) = 0,7771 (Porsi Angka Melek Huruf lebih dari rata-rata lama sekolah karena mayoritas masyarakat dapat melek huruf tanpa sekolah dalam waktu lama; keduanya sama-sama dikategorikan sebagai indeks pendidikan) Indeks Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan : (551,35 – 300) / (732,72 – 300) = 0,5808 IPM Negara Bersangkutan = 1/3 (0, , ,5808) = 0,6745 Sebagai perbandingan, IPM tertinggi di dunia saat ini adalah Norwegia dengan nilai IPM 0,944 (2015); data tahun 2015 menunjukkan IPM Indonesia adalah 0,734 atau berada di urutan 111 di dunia dan dikategorikan menengah hingga baik (UNDP, 2016)
7
GENDER GAP Salah satu ukuran pembangunan manusia lainnya adalah sejauh mana perekonomian memberikan gap berdasarkan jenis kelamin. Di negara-negara kurang maju, pembangunan manusia terkesan jomplang antara laki-laki dan perempuan di mana laki-laki lebih mendapatkan fasilitas ketimbang perempuan yang sering dianggap sebagai warga kelas dua. Secara perekonomian, hal tersebut kurang menguntungkan karena negara kurang dapat memanfaatkan modal manusia secara keseluruhan dengan kurang memperhitungkan perempuan sebagai bagian unit produktif dalam mendorong pembangunan ekonomi.
8
Cont’d Gambar di atas adalah contoh data mengenai gap jender berdasarakan pendidikan (educational gender gap) di mana di beberapa belahan dunia (Timur Tengah, Afrika, Asia Selatan) tingkat melek huruf penduduk laki-laki meninggalkan tingkat melek huruf perempuan. Hal ini disebabkan masih terdapatnya paradigma bahwa perempuan tidak perlu diberikan pendidikan. Ingat kuliah ke-4: baik MDGs dan SDGs menempatkan kesetaraan gender sebagai tujuan pembangunan global.
9
STUDI KASUS: BONUS DEMOGRAFI DI INDONESIA
Bonus demografi adalah keuntungan ekonomis yang disebabkan penurunan proporsi penduduk muda yang mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan kebutuhannya, sehingga sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Bonus demografi hanya akan dialami sekali oleh sebuah bangsa. Apabila momentum bonus demografi dapat dijaga maka akan tercipta jendela kesempatan (window of opportunity) untuk mengakselerasi pembangunan. Ini merupakan saat ideal untuk melakukan pembangunan manusia dimana pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan penduduk muda sangat minimal, tetapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yakni kalau tenaga kerja yang ada mendapatkan kesempatan kerja produktif, mempunyai tabungan yang diinvestasikan, serta tersedianya modal manusia yang mampu memanfaatkan the window of opportunity tersebut (Bloom, 2003). Usia ketergantungan di Indonesia adalah 0 – 15 (anak) dan lebih dari 64 tahun (lansia); usia produktif adalah 15 – 64 tahun.
10
Grafik di atas adalah prediksi bonus demografi Indonesia (Bank Dunia, 2013). Sejak pertengahan 80-an usia produktif Indonesia (angkatan kerja) merupakan proporsi penduduk terbesar. Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2020 – 2035 di mana penduduk angkatan kerja terus naik dan penduduk ketergantungan terus turun; pemanfaatan bonus demografi ditentukan pula oleh tingkat IPM di Indonesia.
11
STUDI KASUS: PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA DAN LIBERALISASI SEKTOR JASA ASEAN
Di sektor jasa ASEAN telah disepakati pengaturan saling pengakuan (Mutual Recognition Arrangements /MRAs) bagi 8 jenis kualifikasi profesional: Engineering Services (jasa teknik rekayasa); Nursing Services (jasa keperawatan); Architectural Services (jasa arsitektur); Surveying services (jasa pemetaan); Tourism Professional (jasa profesi pariwisata); Accountancy Services (jasa akuntansi); Medical Practitioners (jasa medis); Dental Practitioners (jasa dokter gigi). Dengan kata lain, untuk 8 sektor di atas maka alur perpindahan tenaga kerja antar negara ASEAN akan dibebaskan (contoh: dokter gigi dari Singapura ke depannya dimungkinkan untuk berpraktik di Indonesia).
12
Cont’d Dalam arus ekspor tenaga kerja, Indonesia berada di peringkat 20 terbesar di dunia dalam hal tingkat penghasilan devisa tahunan (ILO, 2011). Sayangnya, ekspor tenaga kerja Indonesia ke luar tersebut banyaknya fokus pada tenaga kerja dengan tingkat keterampilan rendah (contoh: pembantu rumah tangga). Indonesia harus berhati-hati dengan dua negara ASEAN terdekat, Singapura dan Malaysia, yang IPM-nya mengungguli Indonesia di mana bisa saja keduanya memanfaatkan mekanisme AFTA untuk membanjiri tenaga kerja terampil dan berpendidikan di Indonesia sebaliknya Indonesia hanya dapat mensuplai tenaga kerja dengan tingkat keterampilan rendah ke sana. Indonesia juga perlu memperhitungkan Filipina yang juga tingkat IPM-nya hampir mendekati Indonesia. Filipina punya keunggulan di mana tingkat profisiensi (kemampuan) bahasa Inggris dari penduduknya jauh mengungguli Indonesia (Kajian Komisi VI DPR RI, 2016).
13
Cont’d Tren IPM di ASEAN
14
Referensi Economic Development 11th Edition (Todaro&Smith, 2012; Chapter 8)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.