Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
BAB XIV. ANALISIS INDUSTRI
PENGERTIAN INDUSTRI PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI ESTIMASI TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI ESTIMASI EARNING PER SHARE (EPS) INDUSTRI PERSAINGAN DAN RETURN INDUSTRI YANG DIHARAPKAN ESTIMASI EARNING MULTIPLIER INDUSTRI
2
ANALISIS INDUSTRI Analisis industri merupakan tahap kedua dalam analisis fundamental secara top-down approach. Dalam analisis industri, investor mencoba memperbandingkan kinerja dari berbagai industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek paling baik ataupun sebaliknya.
3
ANALISIS INDUSTRI Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis industri tersebut, investor akan menggunakan informasi tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan saham-saham dari kelompok industri mana sajakah yang akan dimasukkan dalam portofolio.
4
PENGERTIAN INDUSTRI Pengelompokan suatu industri dalam kenyatannya tidaklah sesederhana yang dibayangkan, karena banyak perusahaan yang bergerak dalam lini bisnis yang berbeda. Untuk menyiasati permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode pengklasifikasian industri. Salah satu metode pengklasifikasian industri ke dalam berbagai divisi, atau disebut sistem Standard Industrial Classification (SIC),
5
PENGERTIAN INDUSTRI Standar pengelompokan industri di Indonesia disebut Jakarta Stock Exchange Sectoral Industry Classfification (JASICA). Klasifikasi JASICA ini terdiri dari 9 divisi, dan masing-masing divisi tersebut dibagi lagi menjadi kelompok industri utama dan diberi kode dua digit. Contoh klasifikasi industri JASICA di BEJ dapat dilihat pada tabel 14.1.
6
Tabel 14.1 Klasifikasi Industri di Indonesia
1. PERTANIAN 1.1. Pertanian 1.2. Perkebunan 1.3. Pertenakan 1.4. Perikanan 1.5. Kehutanan 1.6. Lain-lain yang belum terklasifikasi 2. PERTAMBANGAN 2.1. Pertambangan batu bara 2.2. Pertambangan minyak dan gas bumi 2.3. Pertambangan logam & mineral lainnya 2.4. Pengalian batu atau tanah 2.5. Lain-lain yang belum terklasifikasi 3. INDUSTRI DASAR DAN KIMIA 3.1. Semen 3.2. Keramik, gelas, porselen 3.3. Produk logam dan sejenisnya 3.4. Kimia 3.5. Plastik 3.6. Pakan ternak 3.7. Industri kayu & pengolahannya 3.8. Pulp dan kertas 3.9. Lain-lain yang belum terklasifikasi
7
Tabel 14.1 Klasifikasi Industri di Indonesia
4. ANEKA INDUSTRI 4.1. Mesin dan alat berat 4.2. Otomotif dan komponenya 4.3. Tesktil dan garmen 4.4. Alas kaki 4.5. Kabel 4.6. Elektronik 4.7. Lain-lain yang belum terklasifikasi 5. INDUSTRI BARANG KONSUMSI 5.1. Makanan dan minuman 5.2. Industri tembakau 5.3. Farmasi 5.4. Kosmetik & barang rumah tangga 5.5. Lain-lain yang belum terklasifikasi 6. KONSTRUKSI, PROPERTI & REAL ESTAT 6.1. Konstruksi 6.2. Propeti dan real estat 6.3. Lain-lain yang belum terklasifikasi 7. INFRASTRUKTUR, UTILITAS & TRANSPORTASI 7.1. Energi 7.2. Jalan tol, bandaran, pelabuhan dan sejenisnya 7.3. Telekomunikasi 7.4. Transportasi 7.5. Lain-lain yang belum terklasifikasi
8
Tabel 14.1 Klasifikasi Industri di Indonesia
8. KEUANGAN 8.1. Bank 8.2. Lembaga pembiayaan 8.3. Perusahaan efek 8.4. Asuransi 8.5. Reksa dana 8.6 Lain-lain yang belum terklasifikasi 9. PERDAGANGAN DAN JASA 9.1. Perdagangan besar barang industri 9.2. Perdagangan besar barang konsumsi 9.3. Perdagangan eceran 9.4. Hotel dan restoran 9.5. Pariwisata dan hiburan 9.6. Periklanan dan media massa 9.7. Jasa komputer dan perangkatnya 9.8. Lain-lain yang belum terklasifikasi
9
PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI
Mengapa analisis industri merupakan tahap penting dalam investasi? Beberapa hasil penelitian empiris dirangkum oleh Reilly dan Brown (1997), menyimpulkan: 1. Industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda pula, sehingga analisis industri perlu dilakukan untuk mengetahui perbedaan kinerja antar industri.
10
PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI
2. Tingkat return masing-masing industri berbeda di setiap tahunnya. Oleh karena itu, analis dan investor juga perlu menambahkan dengan beberapa data lain yang relevan untuk mengestimasi return industri di masa yang datang. 3. Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama, terlihat cukup beragam.
11
PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI
4. Tingkat risiko berbagai industri juga beragam, sehingga analis dan investor perlu mempelajari dan mengestimasi faktor-faktor risiko yang relevan untuk suatu industri tertentu seperti halnya estimasi return. 5. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu, sehingga analisis risiko berdasarkan data historis dapat digunakan untuk mengestimasi risiko industri di masa datang.
12
ESTIMASI RETURN INDUSTRI
Untuk menilai return yang diharapkan dari suatu industri, bisa dilakukan dengan langkah berikut: 1. Estimasi earning per share (EPS) yang diharapkan dari suatu industri 2. Estimasi Price Earning Ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga sebagai expected earning multiplier industri.
13
ESTIMASI RETURN INDUSTRI
3. Mengalikan kedua hasil estimasi tersebut sehingga diperoleh nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri (expected ending value of industry). 4. Menentukan return yang diharapkan dari suatu industri, dengan cara menjumlahkan nilai yang diharapkan dari suatu industri dengan dividen yang diharapkan dari suatu industri, kemudian dibagi dengan nilai awal industri tersebut pada periode sebelumnya.
14
ESTIMASI EPS INDUSTRI Bagaimana cara mengestimasi EPS industri?
Ada tiga teknik yang bisa dipakai: 1. Daur hidup industri (industry life cycle) 2. Analisis input output 3. Hubungan industri dengan lingkungan ekonomi.
15
PERSAINGAN & RETURN INDUSTRI
Tingkat return yang diharapkan dari suatu industri juga tergantung pada intensitas persaingan yang ada dalam industri. Intensitas persaingan dalam suatu industri akan menentukan kemampuan industri untuk tetap memperoleh tingkat return di atas rata-rata. Intensitas persaingan merupakan gambaran dari lima faktor utama persaingan.
16
Persaingan antara perusahaan
Gambar Lima faktor persaingan yang menentukan profitabilitas industri Pemain baru potensial Ancaman pemain baru Bargaining power pemasok Pesaing industri Persaingan antara perusahaan dalam industri Pembeli Pemasok Bargaining power pembeli Ancaman barang substitusi Barang Substitusi
17
ESTIMASI EARNING MULTIPLIER INDUSTRI
Bagaimana cara mengestimasi earning multiplier industri? 1. Analisis makro mempelajari hubungan antara earning multiplier industri dengan earning multiplier pasar. 2. Analisis mikro mengamati variabel-variabel yang mempengaruhi earning multiplier industri, seperti dividend-payout ratio (DPR), tingkat return yang disyaratkan dalam industri (k), dan tingkat pertumbuhan earning dan dividen industri yang diharapkan (g).
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.