Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PROSES KONVERSI VISBREAKING
2
THERMAL CRACKING Hal-hal yang mendasari pemikiran penemuan proses cracking adalah penemuan-penemuan baru dalam bidang transportasi kendaraan bermotor. Proses thermal cracking ditemukan pada tahun oleh Dr. William M. Burton dan Plant komersial dimulai tahun 1913. Dengan ditemukannya proses cracking yang didahului dengan thermal cracking dan untuk kemudian diikuti dengan catalytic cracking. Teknologi dan Rekayasa
3
VISBREAKING Visbreaking adalah salah satu modifikasi dari proses thermal cracking, dimana adalah suatu operasi thermal cracking medium untuk memperbaiki viscositas residue atmospheric dan vakum pada dasarnya adalah memecah fraksi berat menjadi fraksi ringan untuk memperoleh fuel oil yang viscositasnya sesuai. Teknologi dan Rekayasa
4
UOP visbreaking desain antara lain untuk :
Visbreaking adalah cracking fase cair dimana feed dicrack ringan didalam heater berlangsung pada temperatur 455 sampai dengan 500oC tekanan out let heating oil pada 50 sampai dengan 300 psig. UOP visbreaking desain antara lain untuk : Fuel Oil produksi. Produksi Gasoil Maximum produksi diesel dengan gasoil – carcking. Teknologi dan Rekayasa
5
DISKRIPSI PROSES Feed dialirkan melalui furnace dipanaskan hingga suhu 480oC tekanan out let 130 psig. Heating coil didalam furnace tersusun sedemikian rupa sehingga melengkapi soaking section dimana feed mengalami proses visbreaking Aliran keluar heater di quench untuk menghentikan reaksi thermal pada kondisi yang diinginkan dan mencegah pembentukan coke. Dari proses visbreaking produk utama adalah fuel oil dihasilkan juga gasoil dan gasoline.
6
DISKRIPSI PROSES Hasil cracking dialirkan ke dalam flash distillation chamber, dari overhead chamber kemudian masuk dalam kolom fraksniasi kemudian dipisahkan menjadi fraksi-fraksinya. Produk cair dari flash chamber didinginkan kemudian dikirim ke fraksionator untuk dipisahkan heavy distilaate dan tar yang berkurang viskositasnya.
7
Hasil-hasil visbreaking tergantung pada :
VARIABEL PROSES Hasil-hasil visbreaking tergantung pada : Sifat-sifat umpan. Temperatur Tekanan Waktu tinggal (residence time)
8
VARIABEL PROSES Pada umumnya, suatu kenaikan temperatur, tekanan atau residence time menaikkan severity visbreaking. Severity yang lebih tinggi menaikkan produk gas, gasoline dan pada waktu yang sama menurunkan hasil dan viscositas cracked residue. Dalam praktek severity visbreaking dibatasi oleh stabilitas residue atau produk fuel oil.
9
Feed stock dipanasi dan di crack dalam suatu fire heater.
VISBREAKING FUEL OIL Feed stock dipanasi dan di crack dalam suatu fire heater. Aliran keluar heater didinginkan cepat untuk mencegah over cracking, kemudian diflashkan dalam fraksinator untuk memisahkan fraksi ringan dan residue dengan flash point yang diinginkan. Tujuan utama operasi visbreaking ini untuk menurunkan produk fuel oil berat dengan menurunkan viscositas feed stock.
10
VISBREAKING FUEL OIL Ini memungkinkan untuk memproduksi fuel oil dengan specifikasi viscositas dengan sedikit atau tidak ada penambahan minyak ringan dan cutter stock yang lebih berharga. Dalam operasi ini hasil gasoline dan gas umumnya tidak lebih dari 10% berat umpan.
11
HASIL VISBREAKING Wt % oAPI Vol % S % Visc. 50oC cst Cetane Index Feed
Produk : H2S C4- C5 - C6 C oC 371+ 100 0,2 2,1 1,4 4,7 10,7 80,9 16,9 8,2 51,3 33,2 14,7 2,0 5,8 11,9 70,7 3,0 0,8 0,9 1,3 3,2 480 2,6 300 49 -
12
HASIL VISBREAKING Fraksionator Gas + Gasoline Feed Steam Furnace
Light Gas Oil Quenching Residu
13
Feed segar dipanaskan hingga suhu visbreaking yang diinginkan.
VISBREAKING GASOIL Feed segar dipanaskan hingga suhu visbreaking yang diinginkan. Aliran keluar heater di quence dengan cairan recycle dan langsung ke flash kolom fraksinasi. Gas dan gasoline diambil dari puncak kolom fraksinasi, terus ke unit kondensasi gas. Untuk memungut C3 dan C4 aliran gas olefin dan stabilisasi fraksi gasoline.
14
Produk LGO dapat diblending menjadi diesel fuel setelah di treating.
VISBREAKING GASOIL Sebagai alternatif, net cairan overhead flash fraksinator dapat masuk ke kolom stabilizer dengan gas-gas ringan dilangsungkan ke fuel. LGO diambil sebagai suatu side cut dari fraksinator. Sebagian dari flash LGO dapat dipakai sebagai quence ke dasar fraksinator dan ke heater outlet. Produk LGO dapat diblending menjadi diesel fuel setelah di treating.
15
VISBREAKING GASOIL Flash fraksionator dasar kemudian dimasukkan ke vakum fraksionator dimana HVGO (heavy vacuum Gasoil) dan residu visbreaker dipungut. HVGO dapat dipakai untuk catalytic cracker, hydrocrecker atau thermal cracker. Biasanya residue vacuum vicbreaker dibakar dalam refinery sebagai bahan bakar. Teragntung spesifikasi feed stock, memungkinkan mengubah 25 – 40% vol menjadi produk distillate.
16
HASIL VISBREAKING GASOIL ARABIAN CRUDE
WT % OAPI Vol % S,Wt % N, ppm Bromine No Pour/Flash oC Viscosity Cst at 50oC Feed 100 7 4 3100 62 40/.. Produk 0,3 82 2 1 50 29/74 6.000 H2S 2,2 51 6,1 C4- 1,3 8 92 C5 – C6 4,6 C7 – 185oC 91,6 185oC +
18
VISBREAKING PLUS GASOIL
Visbreaking Plus Gasoil Untuk Maximum Diesel. Biasanya digunakan untuk feed stock residue atmospherik. Feed dipanaskan dan tercrack dalam suatu heater. Aliran keluar heater didinginkan cepat dan diflashkan dalam fraksionator. Hasil botom fraksionator dimasukkan ke vakum fraksionator dimana dipungut residue vakum visbreaker dan lagi HVGO di recycle dan di crack dalam suatu coil heater terpisah menjadi LGO dan fraksi-fraksi yang lebih ringan.
19
VISBREAKING PLUS GASOIL
Dalam operasi visbreaking ini, tujuan utama adalah untuk mekanisme LGO yang cocok untuk diesel oil. Suatu tujuan lain dapat untuk menghasilkan produk fuel, pour point rendah dari residue pour point tinggi. Ini dapat disesuaikan dengan blending dengan sedikit produk LGO ke dalam residue vakum visbreaker hingga ditemukan tujuan viscositas dan pour point fuel oil. Untuk menghemat cutter stock, digunakan sebanyak mungkin residue vakum visbreaker untuk bahan bakar boiler plant.
21
Hasil-hasil Visbreaking untuk Gasoil Recovery (Light Arabian Reduced Crude)
Wt % oAPI Vol % S,WT % N, ppm Bromine on Pour/ flash Viscosity Calcul. cetane index oC Cst at 50oC Charge 100 17 3 1600 60 15/.. 480 49 Product : 0,2 82 2 0,8 30 -0,015 2,6 H2S 2,1 52 5,8 0,9 600 26 70 C4 – 1,4 33 12 1,3 1300 10 300000 C5 – C6 4,7 21 59 2,5 C7– 185oC 11 5 oC 58 371oC+Gasoil 24 Vakum residue
22
Type Unit Visbreaking dan Thermal Cracking UP IV Cilacap.
Visbreaking dan Thermal Cracking adalah proses dimana visbreaking (viscosity breaking) merupakan proses cracking inrtensitas rendah dari minyak berat (residue) menggunakan media pemanas. Pemanasan dari visbreaking ini dibatasi oleh stabilitas residue visbreaker yang akan digunakan sebagai fuel oil component.
23
UP IV CILACAP Gabungan visbreaking dan thermal cracking ini mempunyai tujuan antara lain : Minimize produk fuel oil Memperbaiki pour point fuel oil selama proses visbreaking mengolah waxy feed stock. Maximize distillate 350oC EP dan lighter distillate. Mendapatkan fuel oil yang memenugi market specification.
24
Feed properties adalah sebagai berikut :
UP IV CILACAP Capasitas unit : BPSD (8.840 M3/D) dengan feed stock asal dari residue bottom crude fraksionator. Feed properties adalah sebagai berikut : oAPI : 17,5 IBP, oC : 350 Sulphur content % wt : 0,18 Nitrogen content % wt : 0,08 Pour point oC : 52
25
PRODUK UP IV CILACAP No. Jenis % wt Kegunaan 1. 2. 3. 4. 5. Gas
Naphtha Light Gasoil Heavy Gasoil Bottom vacuum residue 8 15 18 19 40 Fuel gas component Feed stock Merox Unit Sebagai cut back fuel oil dan feed thermal distillate hydrotreater. Sebagai cut back fuel oil dan feed thermal distilate hydrotreater. Sebagai fuel oil component.
26
Unit ini terdiri atas 6 seksi operasi :
UP IV CILACAP Unit ini terdiri atas 6 seksi operasi : Seksi Visbreaking Seksi Thermal Cracking Seksi Vakum Seksi Fraksinator Seksi Naphtha Stabilizer Seksi Pembangkit Steam.
28
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.