Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MEDICAL SOCIOLOGICAL DIAGNOSIS

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MEDICAL SOCIOLOGICAL DIAGNOSIS"— Transcript presentasi:

1 MEDICAL SOCIOLOGICAL DIAGNOSIS
Oleh : Ketut Suarayasa

2 SOSIOLOGI KEDOKTERAN Kebutuhan untuk memahami faktor-faktor sosial yg berhubungan dengan penyebaran penyakit  Sosiologi Kedokteran Mencakup : - Studi tentang faktor sosial yg mempengaruhi kesehatan (Determinan sosial) - Hub. antara dokter dan masyarakat

3 HARUS DI INGAT BAHWA: Upaya penanggulangan penyakit mayarakat merupakan tanggung jawab bersama petugas kesehatan ( interaksi dokter – petugas kesehatan dan masyarakat ) Perlu dipahami konsep : 1. Emik  perilaku ( sudut pandang si pelaku) 2. Etik  menganalisa perilaku dari pandangan orang luar

4 PERSEPSI SEHAT- SAKIT DAN PERILAKU SAKIT
Penyakit (desease) adalah fungsi fisiologis dari suatu organisme sbg akibat infeksi atau tekanan dari lingkungan (Sifatnya Obyektif) Sakit (Illnes, ala masyarakat umum)  orang kehilangan nafsu makan & gairah kerja

5 ARTI KESEHATAN BAGI INDIVIDU MANUSIA ADALAH MAKHLUK
Berbagai peristiwa hidup yang dialami individu dan masyarakat, berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi mereka. Tapi semua orang menginginkan kesehatan bagi dirinya, meskipun tidak semua orang mampu membuat dirinya menjadi sehat. Oleh karena itu “health promotion” menjadi penting. MANUSIA ADALAH MAKHLUK BIO-PSIKO-SOSIAL

6 PROMOSI KESEHATAN Merupakan Kegiatan Komunikasi Untuk merubah Peri-laku Sasaran, dari “Perilaku yang tak disadari merugi-kan kesehatan” menjadi “Perilaku yang disadari-mengun-tungkan kesehatan”, baik individu maupun masyarakat secara keseluruhan. disadari tak disadari Tugas promosi kesehatan adalah merubah : dari perilaku yang tak disadari- menguntungkan kesehatan (3) men- jadi perilaku yang disadari–me- nguntungkan kesehatan (1), dari perilaku yang tak disadari-merugikan kesehatan (4), menjadi perilaku yang disadari merugikan kesehatan (2), selanjutnya menjadi perilaku yang disadari-mengun-tungkan kesehatan (1), 1 3 Menguntung-kan kesehatan Merugikan kesehatan 2 4

7 . Bagaimana terbentuknya perilaku individu ?
Perilaku secara mendasar berorientasi kepada tujuan, dengan kata lain bahwa perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Namun kita seringkali heran ”mengapa saya melakukan sesuatu”, alasan bagi tindakan kita itu tidak selalu jelas dalam pikiran sadar kita (Hersey & Blanchard, 1982)

8 Bagan Terbentuknya Perilaku
Nilai, norma, tradisi, ke-percayaan, iptek dan ke-biasaan sosial dan lain-lain Predisposing, Enabling, Reinforcing Fact Pengetahuan kebudayaan Perilaku Dipengaruhi Mempengaruhi Kebutuhan yg. ingin dipenuhi Upaya memenu-hi kebutuhan Model Baderel Munir,1997 EKOSISTEM (Lingkungan Fisik dan Sosial)

9 Kebutuhan, sebagai sumber perilaku individu
Pada dasarnya, kebutuhan hidup manusia bersifat universal, berlaku bagi setiap orang kebutuhan primer atau kebutuhan utama, meliputi aspek-aspek biologis/organisma tubuh manusia; kebutuhan sekunder atau kebutuhan sosial; yang terwujud sebagai aki-bat dari adanya usaha-usaha untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan primernya, yang harus dipenuhinya dengan cara melibatkan sejumlah orang lain; kebutuhan yang bersifat integratif, yang muncul dan terpancar dari hakekat manusia sebagal makhluk pemikir dan bermoral yang fungsinya adalah mengintegrasikan berbagai kebutuhan dan kebudayaan menjadi satuan sistem yang bulat dan menyeluruh serta masuk akal bagi para pendukung kebudayaan tersebut, yakni:

10 Beraneka ragamnya kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, baik secara terpisah maupun bersama-­sama sebagai satu satuan kegiatan, telah menyebabkan terwujudnya beraneka ragam model pengetahuan yang menjadi pedoman hidupnya, yang berguna atau relevan untuk usaha memenuhi kebutuhan hidupnya Dengan demikian, pada hakekatnya setiap tindakan atau perilaku manusia adalah perwujudan dari upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk melakukan suatu tindadakan apapun manusia selalu berpedoman kepada model-model penge-tahuan yang sesuai, yang diperolehnya dari pengalaman dan dari kebudayaannya, antara lain berupa nilai-nilai, norma-norma, tradisi, etika serta pengetahuan dan teknologi.

11 PERUBAHAN PERILAKU Melalui Promosi kesehatan, diharapkan secara mandiri, individu dan masyarakat memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan dari peruilaku yang disadari atau tak disadari merugikan kesehatan menjadi perilaku yang disadari menguntungkan kesehatan. Diharapkan terjadinya perubahan: Dari perilaku yang tak disadari me-rugikan kesehatan (4) menjadi peri-laku yang disadari merugikan kese-hatan (2), kemudian berubah lagi menjadi perilaku yang disadari me-nguntungkan kesehatan (1) Dari perilaku yang tak disadari-me- nguntungkan kesehatan (3) menjadi perilaku yang disadari menguntung- kan kesehatan. disadari Tak disadari 1 3 menguntung-kan kesehatan merugikan kesehatan 2 4

12 Proses penerimaan inovasi baru ini terjadi dalam tiga tahap dalam pikiran individu :
Tahap analisis, yaitu tahap dimana didalam pikiran individu warga masyarakat terjadi proses analisis ter-hadap ciri kebudayaan baru dan lama. Tahap mencocokkan dan Identifikasi, yaitu tahap di-mana individu warga masyarakat tersebut mencocok-kan dan memilah-milah kesamaan yang terdapat di-antara masing-masing ciri-ciri kebudayaan baru dan lama. Tahap substitusi, yaitu tahap dimana setelah mereka merasakan bahwa ciri-ciri kebu-dayaan baru tersebut rnasih tetap berfungsi dan memberi makna bagi ke-hidupan mereka, barulah mereka melakukan substitusi ciri-ciri kebudayaan baru tersebut kedalam kebudaya-an mereka.

13 Mengapa orang Mau Berubah....?
Menurut Barnett, kunci jawabannya : Adanya kecenderungan manusia untuk me-menuhi berbagai keinginan atau kebutuhan-nya, sebagai pendorong bagi mereka untuk melakukan inovasi. Perlunya memahami aspek kebudayaan suatu masyarakat untuk mengkaji tingkat/corak pengembangan inovasinya, baik yang telah dan sedang berlangsung maupun yang akan diberlakukan kepada mereka.

14 KESULITAN DALAM DIAGNOSA SOSIAL KARENA :
ADANYA PERBEDAAN DALAM KONSEP SEHAT DAN SAKIT

15 Inovator kesehatan yang berorientasi kepada sistem medis modern, melihat penyakit sebagal disease, yaitu terjadinya kelainan atau tidak berfungsinya salah satu organ tubuh manusia, Sedangkan masyarakat tradisionil melihat penyakit sebagai illness, yaitu kondisi dimana individu tidak mampu melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya secara wajar dalam Iingkungan keluanga dan masyarakatnya. Selama mereka masih bisa melaksanakan fungsi-fungsi sosial di lingkungan keluarga atau masyarakatnya, mereka tidak merasa berada dalam kondisi sakit. Itulah sebabnya mengapa penyakit flu, batuk ataupun penyakit panu dan pe-nyakit lainnya yang belum sampai ketingkat yang menyebabkan mereka tak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, belum mereka rasakan sebagai mende-rita sakit.

16 Hambatan lain dalam proses Intervensi  misal dlm bentuk INOVASI adalah :
Bahwa inovasi baru itu dianggap menguntungkan calon penerima inovasi, menurut pikiran dan panda-ngan pembawa inovasi saja, yaitu cara berfikir yang didasari oleh pengetahuan, pengalaman dan nilai-nilai yang dianutnya sendiri (pendekatan etik). Yang seharusnya adalah: inovator menggali hal-hal yang menguntungkan penerima inovasi berdasarkan pada pengetahuan, pengalaman dan nilai-nilai yang mereka anut (pendekatan emik).

17 Penting ..!!! Kegagalan untuk memahami pengetahuan, kerangka berpikir dan nilai-nilai serta norma-norma yang mereka anut, kerap kali menjadi hambatan dan menimbulkan kegagalan dalam melakukan upaya perubahan terhadap satu atau beberapa aspek perilaku masyarakat sasaran, termasuk perilaku kesehatan.

18 Kalau inovasi baru, termasuk inovasi kesehatan, sbg materi promosi kesehatan ingin diterima oleh suatu sistem sosial budaya tertentu secara permanen, maka hendaknya provider tersebut melakukan pen-dekatan emik, yaitu menggali keuntungan apa yang diperoleh atau yang dapat dirasakan oleh masyarakat menurut pola pikir mereka sendiri, artinya berangkat dari pengalaman, pengetahuan dan nilai-nilai yang mereka anut dan yakini. Tentu saja masukan seperti ini diharapkan diperoleh dari masyarakat itu sendiri, bukan direka-reka oleh pembawa inovasi. Selain itu inovasi baru atau ciri-ciri kebudayaan baru tersebut, agar bisa diterima oleh warga masyarakat, jika perlu dimodifikasi sedemi-kian rupa dan dilaksanakan secara bijaksana, dengan bertitik tolak dari kerangka berpikir yang sama dengan sasaran, atau sekurang-­kurangnya tidak bertentangan seca-rafrontal dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kebudayaan mereka.

19 Promosi Kesehatan  Komunikasi Antar Individu
Proses komunikasi antar individu melibatkan kegiatan mental dalam diri mereka, di dalamnya terjadi proses persepsi dan interpretasi terhadap objek-objek yang sedang mereka hadapi. Proses persepsi dan interpretasi terhadap sesuatu objek bersifat individual, sangat dipengaruh oleh pengetahuan sebelumnya tentang objek, kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional serta unsur-unsur kebudayaan lain-nya diantara kedua pihak yang saling berkomunikasi. Kondisi seperti ini sangat menentukan apakah pesan ko-munikasi dari penyuluh (pengirim pesan) bisa diterima oleh sasaran (penerima pesan) secara utuh atau sebagi-an saja atau sama sekali ditolak.

20 KESIMPULAN Adanya perbedaan persepsi Sehat-Sakit antara petugas kesehatan dg masyarakat Dalam diagnosa sosial utk pembuatan rencana/intervensi Promkes, perlu memperhatikan aspek EMIK (dari sudut pandang masyarakat/pelaku), disamping EPIK (sudut pandang ptgs kesehatan) Tujuan intervensi Promkes utk merubah perilaku masyarakat, memandirikan masyarakat utk hidup sehat

21 TERIMA KASIH


Download ppt "MEDICAL SOCIOLOGICAL DIAGNOSIS"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google