Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
IDENTIFIKASI DAN TATA NAMA TUMBUHAN
Yesi Susanti Zahra Fathya c Kurnia Handayani Resta Cintia Uji Yoga Kelompok 3
2
1. Identifikasi dan Sistem Identifikasi
6. Jenis-jenis kunci determinasi 4. Determinasi 2. Identifikasi tumbuhan yang belum di kenal dunia ilmu pengetahuan 7. Tatanama tumbuhan atau Nomenklatur 5. Menggunakan kunci determinasi 3. Identifikasi tumbuhan yang belum di ketahui tetapi telah di ketahui oleh dunia ilmu pengetahuan 8. Takson sesuai dengan KITT
3
1. Identifikasi dan Sistem Identifikasi
Identifikasi merupakan kegiatan dasar dalam taksonomi. Identifikasi mencakup dua kegiatan , yaitu klasifikasi dan tatanama 1. Identifikasi dan Sistem Identifikasi
4
2. Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan
Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan yaitu identifikasi tumbuhan yang mana kita belum mengetahui untuk taksonomi tumbuhan tersebut, akan tetapi sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
5
3. Identifikasi tumbuhan yang belum kita ketahui, tetapi telah diketahui oleh ilmu pengetahuan
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan lain-lainnya). SELANJUTNYA
6
Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini: 1. Ingatan 2. Bantuan orang 3. Spesimen Acuan 4. Pustaka 5. Komputer SELANJUTNYA
7
1. Ingatan Pendeterminasian ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenis tumbuhan yang sama sudah kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkan di kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah diberitahukan orang lain dan lain-lain. BACK
8
2. Bantuan orang Pendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani sistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika, atausiapa saja yang bisa memberikan pertolongan. Seorang ahli umumnya dapat cepat melakukan pendeterminasian karena pengalamannya, dan kalau menemui kesulitan maka dia akan menggunakan kedua cara berikutnya. BACK
9
3. Spesimen acuan Pendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang biasanyadiberi label nama. Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan hidup, misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum dipakai adalah koleksi kering atau herbarium. BACK
10
4. Pustaka Cara lain untuk mendeterminasi tumbuhan adalah dengan membandingkan atau mencocokkan ciriciri tumbuhan yang akan dideterminasi dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang adadalam pustaka. Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian botani sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku pegangan ataupun bentuk lainnya. BACK
11
5. Komputer Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika akan ada mesin elektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan memberikan kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapat dilakukan dengan bantuan komputer. BACK
12
4. Determinasi Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan ataudipersamakan).
13
5. Menggunakan kunci determinasi
Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang ciri tumbuhan yang akan dideterminasi (kalau ada lengkap vegetatif dan generatif). Pilih kunci yang sesuai dengan materi tumbuhan dan daerah geografi di tumbuhan tersebut diperoleh. Baca pengantar kunci tersebut dan semua singkatan atau hal-hal lain yang lebih rinci. Perhatikan pilihan yang ada secara hati-hati SELANJUTNYA
14
Hendaknya semua istilah yang ada dipahami artinya
Hendaknya semua istilah yang ada dipahami artinya. Gunakan glossar atau kamus. Bila spesimen tersebut tidak cocok dengan semua kunci dan semua Pilihan layaknya tidak kena, mungkin terjadi kesalahan, ulangi kebelakang. Apabila kedua pilihannya mugkin, coba ikuti keduanya. Konfirmasikan pilihan tersebut dengan membaca deskripsinya. Spesimen yang berhasil dideterminasi sebaiknya diverifikasi dengan ilustrasi atau spesimen herbarium
15
6. Jenis-jenis kunci determinasi
1. Kunci analisis Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. 2. Kunci perbandingan Dalam kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri utamanya dicantumkan sekaligus
16
7. Tatanama Tumbuhan atau Nomenklatur
Cara pemberian nama itu melibatkan asas-asas yang diatur oleh peraturan-peraturan yang dibuat dan disahkan Kongres Botani sedunia. Peraturan-peraturan tersebut secara formal dimuat pada Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature). YAITU….
17
1. Prinsip dan Peraturan Tatanama Tumbuhan 2. Komposisi Nama Ilmiah
3. Nama-nama genera 4. Penunjuk Jenis 5. Author 6. Penamaan cultivar dan varietas
18
Tatanama botani tidak berhubungan dengan tatanama zoologi
Tatanama botani tidak berhubungan dengan tatanama zoologi. Nama yang sama yang diberikan pada tumbuhan bisa juga digunakan ahli zoologi pada hewan. Pelaksanaan penamaan di dalam kelompok taksonomi ditentukan dengan menggunakan tipe tatanama. Tipe untuk famili adalah genus, tipe untuk genus adalah jenis, tipe untuk jenis adalah spesimen dan seterusnya. Tatanama dari kelompok taksonomi haruslah berdasar pada prioritas publikasi, dan nama yang benar adalah nama yang telah dipublikasi terlebih dahulu dan mengacu pada aturan-aturan. Tatanama yang telah dipublikasikan lebih dulu harus dipakaisebagai dasar pada publikasi berikutnya. Setiap kelompok taksonomi, batasannya, posisinya dan urutannya bisa membuat satu nama yang benar. Nama ilmiah kelompok taksonomi disajikan dalam bahasa Latin tanpa menghiraukan asalnya. Aturan untuk penamaan genus dan penunjuk jenis sama juga dengan yang lain harus dalam bahasa Latin Aturan tatanama adalah berlaku surut kecuali hal-hal yang kecil. Suatu nama yang sah tidak boleh ditolak karena alas an tidak disukai atau karena kehilangan arti aslinya. Contoh: Hibiscus rosa-sinensis aslinya bukan di Cina. Perubahan nama hanya boleh dilakukan biala sudah betul-betul diteliti taksonominya. Back
19
Nama ilmiah suatu jenis merupakan penggabungan 3 hal : 1. Genus
2. Spesies epithet (penunjuk jenis) 3. Author Back
20
2. Setelah penulisan pertama pada genus yang sama boleh disingkat
1. Kata benda tunggal dalam bahasa Latin atau dilatinkan dengan inisial huruf besar 2. Setelah penulisan pertama pada genus yang sama boleh disingkat contoh: Quercus alba à Q. alba, Q. Rubra 3. Tidak boleh terlalu panjang 4. Tidak boleh menggunakan nama yang sama dengan Jenisnya. Contoh: Salacca zalacca tidak dianjurkan Back
21
1. Biasanya berupa kata sifat, akhirannya disesuaikan denga nama
Marga. Contoh: Syzygium aromaticum 2. Dalam bahasa Latin atau dilatinkan 3. Bisa berasal dari berbagai bentuk (nama orang, nama tempat nama umum) dan lain-lain. 4. Tidak boleh terlalu panjang 5. Tidak boleh mengulang nama marga 6. Ditulis dengan huruf kecil dan apabila terdiri dari 2 suku kata harus diberi tanda sambung. Contoh: Hibiscus rosa-sinensis atau Ipomea pes-capre Back
22
Author adalah nama pengarang yang menerbitkan nama sah takson itu untuk pertama kali. Tujuan pencantuman nama author adalah supaya penunjukan nama suatu takson tepat dan lengkap serta memudah kanpenelitian tentang keabsahan nama. Contoh : Daucus carota L. (L. Linnaeus) Vernonia acaulis (Walter) Gleason Back
23
1. Nama cultivar biasa disingkat dengan c. v
1. Nama cultivar biasa disingkat dengan c.v. tidak dalam bahasa Latin atau dilatinkan. Contoh : Mangifera indica c.v. harum manis atau Citrullus lanatus c.v. Crimson sweet. 2. Nama varietas biasa disingkat var. ditulis dalam bahasa Latin atau dilatinkan. Contoh : Licuala gracilis var. Gracilis atau Oryza sativa var. Javanica. Back
24
8. Tatanama Takson Sesuai dengan KITT
Spesies Genus Familia Ordo Classis Divisio Regnum Tingkat takson di bawah spesies
25
Spesies Spesies (bahasa latin)=Spesies(bahasa Inggris)=Soort (bahasa Belanda)=L’espece(bahasa perancis)=Art(bahasa Jerman)=jenis (bahasa indonesia) Nama jenis adalah kombinasi biner atau binominal (nama ganda)yang terdiri atas nama marga di susul dengan sebutan jenis (epitheton specificum),yang dalam penulisannya hanya huruf pertama saja yang di tulis dalam huruf besar bagian lainnya termasuk sebutan jenisnya, semua di tulis dengan huruf kecil. Sebutan jenis yang terdiri atas dua kata atau lebih harus di satukan atau di beri tanda penghubung. Sebutan jenis bukan nama jenis (spesific name). Hibiscus rosa-sinensis L , 3 kata untuk menjadi dua kata harus ada tanda penghubung. Di belakang nama spesies harus di tuliskan nama orang yang pertama kali memberi nama spesies (Author). Hibiscus teleaceus L, L singkatan Linnaeus tidak di tulis miring atau di garis bawah. Sebutan jenis boleh terdiri atas kata yang merupakan ulangan yang sama atau hampir sama nama marga , dengan atau tanpa di tambah lambang yang telah di transkipkan . Contoh : Boldu boldus, Linaria linaria , Nasturtium nasturtium-aquanicum. Back
26
Genus Genus(bahasa Latin)=Genus(bahasa Inggris)=Geslacht(bahasa Belanda)=Le Genre(bahasa perancis)=Gattung(bahasa Jerman)=Marga(bahasa Indonesia) Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad(kata), atau kata lain yang di perlakukan sebagai kata yang bersifat demikian . Nama marga dalam bahasa Latin terdiri dari satu kata, misalnya Morus L,Gossypium L, Mimosa, Jasminum L. Nama marga tidak di benarkan berupa istilah yang lazim di gunakan dalam morfologi tumbuhan , seperti : Radicula atau Tuber , kecuali bila pemberian nama itu telah terjadi sebelum 1 Januari 1912. Nama marga tidak boleh terdiri dari dua kata atau ke dua kata itu harus di satukan dengan tanda penghubung misalnya: Uva-ursi. SELANJUTNYA
27
6. Saran untuk membentuk nama marga :
5. Kata-kata yang tidak maksud sebagai nama marga tidak dapat di anggap sebagai nama marga , misalnya : Anonymus (kata ini oleh penulisnya di gunakamn untuk beberapa marga yang belum ada namanya), Schoenoides, (mirip Schoenus)dan Scirpoides(mirip Scirpus) 6. Saran untuk membentuk nama marga : agar sedapat mungkin menggunakan bentuk Latin menghindarkan penggunaan kata-kata yang tidak mudah di sesuaikan dengan bahasa Latin tidak menggunkan kata yang panjang dan sukar di lafalkan dalam bahasa Latin tidak menggunakan gabungan kata bahasa yang berlainan menghindarkan penggunaan kata sifat sebagai benda tidak menggunakan nama orangyang tidak ada kaitannya dengan ilmu tumbuhan tidak menggunakan kata yang di jabarkan dari sebutan jenis (epitheton spesificum) SELANJUTNYA
28
7. Contoh nama genus Caesalpinia pulcherrima Swarth. Berasal dari kata Caesalpino seorang ahli botani bangsa Itali. Cinchona ledgerina Moens. Berasal dari kata De Cichon,nama bangsawan Spayol. Back
29
3. Familia 1. Familia(bahasa Latin) =Family(bahasa Inggris) =Lafamille(bahasa Perancis )=Familie(bahasa Belanda) =Familie(bahasa Jerman) =suku(bahasa Indonesia). 2. Nama-nama suku merupakan satu kata sifat yang di perlakukan sebagai kata benda yang berbentuk jamak , biasanya di ambil dari nama marga yang di pilih sebagai tatanamanya di tambah akhiran –aceae, misalnya : Malvaceace (dari Malva di tambah aceae), Poaceae dari (poa di tambah aceae). SELANJUTNYA
30
3. Kadang-kadang nama yang tidak sesuai dengan peraturan di atas tetap di pakai karena dengan nama ini dapat menunjukan ciri khas dan takson tersebut, pada familia di kenal dengan nomina familicrum conservada, contohnya: Palmae (=Arecaceae, tipe Areca), mempunyai habitus “Palm”, Gramineae (=Poaceae, tipe Poa), “Gramen” ya itu sebagian besar tanaman ini anggotanya dpat di gunakan sebagai makanan ternak, Cruciferae (=Brassica), “Crucifer”, mempunyai mahkota bunga 4 tersusun seperti salib kalau di proyeksikan pada bidang datar, Leguminosae(=Fabaceae, tipe Faba)” Legumen” semua jenis yang termasuk familia ini mempunyai buah polong,Compositae (Asteraceae, tipe Aster) mempunyai bunga majemuk berbentuk kepala atau cawan ,Labiatae (=Lamiacae tipe Lamium), mempunyai daun mahkota terbagi dua , yang memberi kesan seperti bibir. Back
31
4. Ordo a. Ordo (bahasa Latin)= Ordo (bahasa Inggris)= Orde (bahasa Belanda )= L’ordre (bahasa Perancis) = Bangsa (bahasa Indonesia). b. Nama ordo dalam tumbuh-tumbuhan adalah nama dalam bahasa Latin , terdiri dari satu kata di dasarkan pada kata pokok salah satu familia yang termasuk ordo itu. Akhiran –ceae di ganti akhiran –ales. c. Pada ordo juga di kenal namina ordoriarum conservada, contohnya: Polycarpaceae = Ranuculales = Ranales ; pada jenis tumbuhan yang termasuk ordo ini mempunyai banyak daun buah (carpela) pada bakal buahnya. Columniferae = Malvales , semua jenis tumbuhan yang termasuk ordo ini tangkai benang sari bagian bawah berlekatan membentuk bangun seperti tugu.Glumniflorae = Poales. Semua anggota pada ordo ini mempunyai glumae (daun pelindung seperti sisik dan kaku). Spadithiflorae = Arales , “spatha” anggota ordo ini keindahan bunga terletak pada seludung bunga. Back
32
5. Classis 1. Classes (bahasa Latin ) = Class (bahasa Inggris) = Klasse (bahasa Belanda ) = La Classe (bahasa Perancis ) = Klasse (bahasa Jerman) = Kelas (bahasa Indonesia). 2. Nama kelas adalah nama dalam bahasa Latin , terdiri dari nama marga dan di beri nama akhiran phycease bagi Algae , mycetes bagi fungi, opsida bagi Cormophyta, inae untuk tumbuhan paku dan biji. 3. Ada juga nomina clasiarum conservada, contoh : Bacteria = Schizomycetes; Diatomae = Bacilariophycea Back
33
6. Divisio a. Divisio (bahasa Latin) = Divisio ( bahasa Inggris) = Afdeling (bahasa Belanda) = L’embranchement (bahasa Perancis) = Abteilung ( bahasa Jerman ) = Divisi (Bahasa Indonesia). b. Nama divisi biasanya di dasarkan atas ciri-ciri yang menunjukan kodrat atau sifat divisi itu sebaik-baiknya. c. Untukm nama divisi di gunakan satu kata majemuk berbentuk jamak yang di ambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua warga divisi dengan tambahan akhirnya –phyta kecuali untuk jamur yang di sarankan untuk di beri akhiran –mycota. d. Dikenal juga nomina divisarum conservada , contohnya : Phanerogamea = Embryophta-Siphonogama = Spermathophyta = Anthophyta. Phanerogamae artinya mempunyai alat kelamin nyata, dapat di bedakan dengan alat vegetatif. Embryophyta-Siphonogama artinya terjadi embrio , dimana pertemuan sel kelamin jantan dan betina harus melalui pembuluh. e. Istilah Phylum yang masih di jumpai dalam pustaka-pusataka taksonomi lama , tidak lagi di gunakan dalam taksonomi tumbuhan , yang di gunakan adalah istilah divisio Back
34
7. Regnum Regnum (bahasa Latin ) = Kingdom (bahasa Inggris )= Rijk (bahasa Belanda) = Regne (bahasa Perancis) = Rich (bahasa Jerman ) = Dunia (bahasa Indonesia). Konsep dunia di gunakan untuk menunjuk keseluruhan tumbuhan atau hewan yang lalu masing-masing di sebut dunia tumbuhan (Regnum Plantarum) dan dunia hewan (Regnum Animal). Back
35
8. Tingkat takson di bawah spesies
Dalam suatu jenis dapat di bedakan beberapa kategori , berturut-turut adalah : anak jenis (subspecies), varietas, anak varietas(subvarietas), forma, dan anak forma(sub forma). Nama takson di bawah tingkat jenis terdiri atas nama jenis dan suatu sebutan yang di hubungkan dengan istilah untuk takson di bawah tingkat jenis yang di maksud . Sehingga nama itu sekarang kurang terdiri atas 4 kata , 2 kata untuk nama jenis , 1 kata untuk takson di bawah tingkat jenis, dan 1 kata yang merupakan istilah untuk takson di bawah tingkat jenis yang di maksud .Contoh : Pedllanthus tithymaloides subspesies retusus , Hibiseus sabdarifa varietas alba, Trifolium stellatum forma nanum.
36
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.