Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Sistem Informasi Produksi
9 C h a p t e r 1 Sistem Informasi Produksi Program Studi Sistem Informasi
2
Overview Bagian Pemasaran bertanggung jawab menentukan apa yang diinginkan dan dibutuhkan pelanggan, setelah penentuan ini dibuat, dan pihak eksekutif perusahaan memutuskan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut, maka proses dilanjutkan ke bagian produksi untuk melakukan serangkaian tahapan untuk memproduksi barang ataupun jasa.
3
Definisi Produksi Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
4
Contoh Proses Produksi: Baju
Mengukur Membuat Pola Menggunting Menjahit
5
Tipe Proses Produksi Proses kimia adalah proses produksi yang menggunakan sifat kimia. Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dengan merubah bentuk. Proses asembling adalah proses produksi menggabungkan komponen-komponen mejadi produk akhir. Proses transportasi adalah proses produksi menciptakan perpindahan barang. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi adalah proses produksi berupa penyiapan data informasi yang diperlukan.
6
Definisi Sistem Informasi Produksi
Sistem Informasi Produksi adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa. Ruang lingkup sistem informasi Produksi meliputi Rencana produksi, Rencana tenaga kerja, Rencana kebutuhan bahan baku dan Sistem pengendalian produksi.
7
Tujuan Sistem Informasi Produksi
Digunakan dalam merencanakan, monitoring dan mengontrol proses produksi yang terjadi sehingga lebih efisien. Menghasilkan efisiensi proses produksi, kontrol kualitas yang ketat serta menghasilkan produk yang lebih bagus. Mengurangi biaya dari penggunaan berbagai inventarisasi dengan mendapatkan kontrol material yang baik. Digunakan sebagai alat persaingan secara kompetitif antara organisasi bisnis.
8
Model Sistem Informasi Produksi
9
Data internal dan data eksternal
Data Input Data internal dan data eksternal Data internal merupakan data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna, meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain‐lain.
10
Data internal dan data eksternal
Data Input Data internal dan data eksternal Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.
11
Sistem informasi akuntansi
Sub Sistem Input Sistem informasi akuntansi Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai produksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan keyboard.
12
Sistem industrial engineering (IE)
Sub Sistem Input Sistem industrial engineering (IE) Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat saran‐saran perbaikan. Industrial engineering terdiri dari proyek‐proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
13
Sistem Intelijen Manufaktur
Sub Sistem Input Sistem Intelijen Manufaktur Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber‐sumber pekerja, material dan mesin.
14
Sub Sistem Input Sistem Intelijen Manufaktur
Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak berjangka maupun borongan. Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar. Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.
15
Sub Sistem Output Sub sistem produksi Adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi kerja ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
16
Sub Sistem Output Sub sistem persediaan
Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang besar dimana suatu barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya, dan tingkat persediaan rata‐rata dapat diperkirakan dari separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock.
17
Sub Sistem Output Sub sistem persediaan
Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock , dan lain‐lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input, biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Fungsi dari sub sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi.
18
Sub Sistem Output Sub sistem kualitas
Adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur kualitas material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material.
19
Sub Sistem Output Sub sistem kualitas
Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas produksinya dengan menggunakan Total Quality Management (TQM) yaitu manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi semua pelanggan.
20
Sub Sistem Output Sub sistem biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama proses produksi terjadi.
21
Sub Sistem Output Sub sistem biaya
Unsur‐unsur pengendalian biaya yaitu standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu: Biaya Pemeliharaan, yaitu biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi. Biaya Pembelian, mencakup biaya‐biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya telp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dsb
22
Komputer dalam Sistem Fisik Manufaktur
Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam produksi fisik. Menggunakan teknologi komputer dari segi fisik antara lain: Computer Aided Design (CAD) Computer Aided Manufacturing (CAM) Robotik
23
1. Computer Aided Design (CAD)
Melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk yang akan dimanufaktur Program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis‐garis maupun simbol‐simbol yang memiliki makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD yang lebihsering disebut Computer Aided Engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk yang dimanufaktur. Contoh Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.
24
Contoh Aplikasi CAD
25
2. Computer Aided Manufacturing (CAM)
Penerapan komputer dalam proses produksi dimana mesin yang dikendalikan komputer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari database rancangan. Otomatisasi perusahaan menerapkan teknologi CAM, karena produksi dapat berlangsung lebih cepat dan tepat dibandingkan bila menerapkan tenaga manusia seutuhnya sehingga memungkinkan berkurangnya sisa bahan produksi yang tidakberguna. CAM biasanya digunakan oleh para insinyur dan arsitek dalam penerapannya.
26
Contoh CAM
27
3. Robotik Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik industrial (1974). Alat yang secara otomatis menjalankan tugas‐tugas tertentu dalam proses manufaktur yang memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi Digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti melakukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.
28
Contoh Robotik
29
Sistem Informasi Manufaktur
Merupakan subsistem CBIS yg menyediakan informasi mengenai operasi produksi. Pendekatan mengelola manufaktur (Komputer sebagai sistem informasi) ROP (Reorder Point) MRP (Material Requirement Planning) MRP II JIT (Just In Time) CIM
30
a) Reorder Point Pendekatan reaktif yg sederhana yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali (re‐order point/ROP)
31
Mengapa Inventory harus dikelola
Inventory Management Mengapa Inventory harus dikelola Jika tidak disimpan dapat menganggu kelancaran proses produksi atau kehilangan kesempatan Persediaan adalah idle resources sehingga terlalu banyak yang menumpuk (WASTE) Mengurangi tingkat pelayanan kepada pelanggan
32
R = LU +S Dimana: R= titik pemesanan kembali
Rumus Matematik R = LU +S Dimana: R= titik pemesanan kembali L = lead pemasok (dalam hari) U = tingkat pemakaian (jumlah unit yang digunakan atau terjual perhari) S = tingkat safety(dalam unit)
33
Metode Pemesanan Kembali
Pemesanan dapat dilakukan dalam 2 cara Jika tercapai tingkat persediaan sebesar r = reorder point (METODE Q) Continous Inventory Pada r = waktu tertentu, misalnya sebulan sekali. (METODE P) Periodic Inventory
34
METODE Q : Fixed Order Quantity Model
35
Grafik Reorder Point
36
Pemesanan dilakukan dalam jumlah lot pesanan yang sama
Metode Q Pemesanan dilakukan dalam jumlah lot pesanan yang sama Dilakukan pada saat persediaan mencapai titik tertentu. Kriteria Permintaan bersifat konstan Lead time bersifat tetap Harga per unit tetap
37
Metode P Periode pemesanan tetap = T (every month/every year)
Jumlah yang dipesan sangat tergantung dari sisa inventory pada saat periode pemesanan tercapai sehingga ukuran lot pesanan tidak sama. Terdapat kemungkinan persediaan habis tetapi periode pemesanan belum tercapai Membutuhkan safety stock lebih besar (variasi permintaan)\
38
Aplikasi Reorder Point
39
Aplikasi Reorder Point
40
Aplikasi Reorder Point
41
Material Requirements Planning (MRP)
Strategi material proaktif Daripada hanya menunggu hingga saat memesan, MRP melihat kemasa depan dan mengindentifikasikan material yang akan diperlukan,jumlahnya dan tanggal diperlukan. Komponen MRP (Sistem penjadwalan produksi, Sistem material requirement planning, Perencanaan kebutuhan kapasitas, Sistem pelepasan pesanan)
42
Aplikasi Perencanaan Produksi
43
Aplikasi MRP
44
Aplikasi MRP
45
Pendekatan Just In Time
Menjaga arus material melalui pabrik sehingga minimum dengan menjadwalkan material agar tiba distasiun kerja” tepat waktunya” Konsep JIT Menempatkan segala sesuatu hanya pada saat diperlukan. Metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua proses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
46
Just In Time Jus In Time (JIT) adalah filofosi manufacturing untuk menghilangkan pemborosan waktu dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. Pengertian sederhana pemborosan: Kalau sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan.
47
Penyebab Pemborosan Over produksi Waktu menunggu Transportasi
Pemrosesan Tingkat persediaan barang Gerak Cacat produksi
48
Filosofi JIT Fokus pada produksi bukan teknologi Zero Defect Zero Inventory Dapat digunakan untuk Repetitive Manufacturing (produce the same part over and over)
49
Filosofi JIT
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.