Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Model Pembelajaran Living History

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Model Pembelajaran Living History"— Transcript presentasi:

1 Model Pembelajaran Living History

2 Bagaimana kondisi pembelajaran sejarah saat ini?
Kurang menarik, membosankan, dan sulit mengulang materi Bersifat informatif Materi tradisional

3 Bagaimana dengan strategi pembelajaran yang dikembangkan?
Banyak mentoleransi budaya diam Pembelajaran hafalan Chalk and talk Monoton Terlalu teoritis dan abstrak

4 Peluang untuk mengatasi permasalahan
Tuntutan kurikulum: Kesempatan kepada guru mengembangkan berbagai potensi kemampuan anak didik Mengembangkan materi sesuai dengan situasi dan kondisi anak didik --) pembelajaran sejarah menjadi lebih kontekstual dan bermakna Membuka dominasi kajian pada local history -

5 Membuka dominasi kajian pada local history
mampu menerobos batas antara teori dan kenyataan siswa langsung mengenal lingkungan masyarakat mengembangkan pembelajaran aktif-kreatif

6 Model pembelajaran apa yang cocok dengan masalah tersebut?
Living History memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. salah satu cara mengkaji sejarah yang ada dalam lingkungan sekitar siswa melalui teknik2 penelitian sejarah dan bagaimana menulis sejarah Model pembelajaran ini akan membimbing peserta didik dalam melakukan penelusuran peristiwa sejarah yang terdapat di lingkungan sekitarnya, tempat peserta didik menjalani kehidupan kesehariannya

7 Model pembelajaran living history
membawa peserta didik secara langsung dalam mengenal serta menghayati lingkungan masyarakatnya mendukung prinsip pengembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir aktif-kreatif mendorong peserta didik untuk lebih peka terhadap lingkungan mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang bersifat discovery dan inquiry, seperti mengobservasi, melaksanakan wawancara, menyeleksi bahan/sumber sejarah, mengklasifikasi, menemukan sesuatu, bahkan dalam menggeneralisasi

8 Bagaimana implementasinya?
mengambil contoh-contoh dari kejadian lokal untuk memberi ilustrasi yang lebih hidup dari uraian sejarah nasional maupun sejarah dunia yang sedang diajarkan mengadakan kegiatan penjelajahan lingkungan (lawatan) studi khusus serta cukup mendalam mengenai berbagai aspek kesejarahan di lingkungan sekitar peserta didik

9 Kapan pelaksanaannya? 1. Disesuaikan dengan jam pelajaran 2. Memberikan penugasan 3. Jam-jam kosong

10 Bagaimana cara melaksanakan model living history
Tentukan topik-topik, baiknya diserahkan pada siswa Susun rencana kerja oleh setiap kelompok Pelaksanaan kegiatan: mencari dan mengumpulkan sumber ---) teknik oral history Penulisan Laporan Diskusi

11 Kyvig dan Marty (1984) dan Mahoney (1981) mengklasifikasikan topik-topik living history
Menyusun Sejarah Keluarga --)genealogi siapakah ayah dan ibu dari siswa? siapakah ayah dari ibu? siapakah ibu dari ibu? siapakah ayah dari ayah? siapakah ibu dari ayah? berapa jumlah anggota keluarga, siapakah dia?

12 Lanjutan Mengamati Pola Kehidupan Menetap Penduduk bagaimana terbentuknya keluarga sampai menjadi beberapa keluarga dalam satu RT, RW, desa atau kelurahan, bahkan boleh jadi dalam satu kota kecil Mengamati Perkembangan Penduduk Mengamati Monumen Bersejarah di Lingkungan Terdekat Peserta Didik Mengamati Perkembangan atau Perubahan Sosial.

13 Lanjutan Mengamati Perkembangan Kehidupan Ekonomi Masyarakat
Mengamati Masuknya Teknologi Baru di Desa Mengamati Perkembangan Pemerintahan Desa

14 Mengamati monumen bersejarah
Misalnya; prasasti, mesjid, gereja, candi, kuburan, patung, gapula, dll dimanakah tempatnya monumen itu? bagaimana kondisinya sekarang? siapakah dia? (kalau patung tokoh) apa peranannya?

15 Beberapa tindakan yang harus diperhatikan oleh guru dalam pelaksanaan model pembelajaran living history di lapangan Membimbing peserta didik dalam memilih topik yang sesuai dengan minat dan kemampuannya Membimbing peserta didik dalam melakukan persiapan-persiapan yang akan dikerjakan di lapangan Membantu dan membimbing peserta didik dalam menyusun pedoman observasi dan wawancara

16 Lanjutan Membimbing peserta didik dalam melaksanakan penelusuran peristiwa sejarah yang telah dipilihnya dengan baik Menciptakan situasi kompetitif antar kelompok dan kekompakan di antara anggota kelompok Mengadakan diskusi kelompok dan kelas untuk membahas pelaksanaan model pembelajaran living history Membantu kelompok peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya di lapangan.

17 Lanjutan 8. Membantu dan membimbing peserta didik dalam menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan Membimbing peserta didik dalam menyusun laporan hasil penelitian lapangan Menyediakan waktu dan tempat untuk mendiskusikan hasil penelitian di kelas

18 Sikap Nasionalisme Pengertian Nasionalisme
Menurut Ernest Renan, Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara. Menurut Otto Bauar, Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib Menurut Louis Sneyder, Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual

19 Pengertian Nasionalisme
Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National Counciousness; dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Menurut L. Stoddard, Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa

20 Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya; keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.

21 Penyebab Semakin Memudarnya Sikap Nasionalisme di Kalangan Pemuda
Faktor Penyebab Internal Faktor Penyebab Eksternal

22 Faktor Penyebab Internal
Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini; terkuaknya kasus-kasus korupsi, penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan. Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut; para pemuda merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya

23 Faktor Penyebab Internal
3. Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya sifat malas, egois dan, emosional 4. Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia 5. Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.

24 Faktor Penyebab Eksternal
Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa

25 Upaya Untuk Menumbuhkan Kembali Sikap Nasionalisme di Kalangan Pemuda
Peran Keluarga Peran Pendidikan Peran Pemerintah

26 Peran Keluarga Memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme terhadap bangsa Indonesia Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar Selalu menggunakan produk dalam negeri

27 Peran Pendidikan Memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan juga bela Negara Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan upacara setiap hari senin Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional

28 Peran Pemerintah Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme, seperti seminar dan pameran kebudayaan Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil pada hari tertentu, hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa. Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia agar lebih baik lagi


Download ppt "Model Pembelajaran Living History"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google