Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehShinta Setiawan Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
KOPLING & REM Fanni Hilma N (214321003) Ryanto Satya (214321020)
Luthfi Fattah B ( ) KOPLING & REM
2
KOPLING & REM
3
3
4
2
5
1
8
KOPLING
9
Pengertian Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya.
10
Klasifikasi Kopling Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap
11
Kopling Tetap Sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya. Selalu dalam keadaan terpasang, untuk memisahkannya harus dilakukan pembongkaran =
12
Kopling Tetap Dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan sumbu segaris, dan dipakai pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik-pabrik Kopling Kaku Kopling bus Kopling flens kaku Kopling flens tempa
13
Kopling Kaku Kopling Bus
Kopling ini digunakan apabila dua buah poros saling disambungkan sentrik dengan teliti. Kopling ini sering digunakan pada bubungan, baling-baling kapal, dan juga pada poros baling-baling. Kopling Bus
14
Kopling Kaku Kopling Flens Kaku
Kopling flens kaku terdiri atas naaf dengan flens yang terbuat dari besi cor atau baja dan dipasang pada ujung dengan diberi pasak serta diikat dengan baut pada flensnya Kopling Flens Kaku
15
Kopling Kaku Kopling Flens Tempa
Kopling ini flensnya ditempa menjadi satu dengan poros pada ujung poros dan disebut poros flens tempa. Keuntungannya adalah diameter flens dibuat kecil karena tidak memerlukan naaf. Kopling Flens Tempa
16
Kopling Tetap Memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan sumbu poros
Kopling Luwes Kopling flens luwes Kopling karet bintang Kopling gigi Kopling rantai Kopling karet ban
17
Kopling Luwes Kopling Flens Luwes
Kopling ini adalah kopling tetap yang menggunakan baut untuk menghubungkan kedua poros dimana dilengkapi dengan bus karet atau kulit sehingga memungkinkan poros tidak pada satu garis. Kopling Flens Luwes
18
Kopling Luwes Kopling Karet Ban
Kopling ini dihubungkan oleh suatu lapisan karet pada bagian luarnya. Pada lapisan karet ini diperkuat oleh rangkaian kawat dan dipasang oleh baut pada sekeliling poros. Dengan adanya karet ban ini memungkinkan poros tidak pada satu garis lurus. Kopling Karet Ban
19
Kopling Luwes Kopling Karet Bintang
Kopling ini juga hampir sama kerjanya dimana digunakan karet sehingga memungkinkan poros ikut berputar tidak pada satu garis. Kopling Karet Bintang
20
Kopling Luwes Kopling Rantai
Sesuai dengan namanya kopling ini menggunakan rantai untuk menghubungkan kedua buah poros. Kopling Rantai
21
Kopling Luwes Kopling Gigi
Kopling ini pada bagaian sillinder dalam terdapat gigi-gigi yang dihubungkan dengan silinder luar. Silinder luar ini dihubungkan dengan menggunakan baut. Kopling Gigi
22
Kopling Tetap Digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup besar Kopling Universal Kopling universal Kecepatan Tetap Kopling universal Hook
23
Kopling Universal Hook
Kopling ini dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memindahkan putaran walaupun poros tidak sejenis Kopling Universal Hook
24
Kopling Tidak Tetap Dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut dalam keadaan diam maupun berputar tanpa harus menghentikan putaran dari poros penggerak =
25
Kopling Tidak Tetap Meneruskan momen dengan kontak positif (tidak dengan perantara gesekan ) Kopling Cakar (Rahang) Kopling Cakar Persegi Kopling Cakar Spiral
26
Kopling Tidak Tetap Menggunakan satu pelat atau lebih yang dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut Kopling Pelat
27
Kopling Tidak Tetap Gaya aksial yang kecil dapat ditransmisikan momen yang besar. Bidang gesek berupa kerucut. Kopling Kerucut
28
Kopling Tidak Tetap Dapat lepas dengan sendirinya bila porospenggerak mulaiberputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari porosyang digerakan Kopling Friwil
29
Klasifikasi Kopling Kopling ditinjau dari mekanisme dapat dibedakan atas tiga jenis: 1. Kopling Gesek 2. Kopling Magnet 3. Kopling Satu Arah
30
Kopling Gesek = Pemindahan tenaga melalui gesekan antara bagian penggerak dengan yang akan digerakan.
31
Plat Kopling(Disc Clutch)
Kopling Gesek Kopling Tunggal 1 Fly wheel 2 Canvas Plat Kopling(Disc Clutch) 3 3 4 1 4 Pegas Diaprhagma 5 Cover Clutch 5 2
32
Kopling Gesek Kopling Ganda 4 3 1 5 2 6 1 Cover Clutch 2 Canvas 3
Plat Pengangkat 4 Pegas 5 Pena Penghantar 1 2 3 4 5 6 6 Batang Pendorong
33
= Kopling Magnet Memindahkan daya dengan maget ( magnet remanent)
Pada kompresor AC
35
Kopling Satu Arah = Merupakan kopling otomatis yang memutus dan menghubungkan poros penggerak (drivingshaft) dan yang digerakkan (driven shaft) tergantung pada perbandingan kecepatan putaran sudut dari poros-poros tersebut.
38
KOPLING & REM
39
3
40
2
41
1
44
REM
45
Pengertian REM adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menghentikan atau memperlambat putaran poros dan mencegah putaran yang tidak dikehendaki.
46
Klasifikasi Rem Rem dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Rem Manual
2. Rem Otomatis
47
Rem Manual Rem Blok Rem Cakram Rem Blok Tunggal Rem Blok Ganda
48
Rem Manual Rem Blok Rem Blok Tunggal
Rem blok yang paling sederhana terdiri dari satu blok rem yang ditekan terhadap drum rem.
49
Rem Manual Rem Blok Rem Blok Ganda
Pengembangan dari rem blok tunggal, dimana pada jenis ini menggunakan dua blok rem yang menekan drum dari dua arah yang berlawanan, baik sebelah luar atau dalam drum Rem Blok Ganda
50
Rem Manual Menyerupai rem sepeda, memiliki kaliper yang mencekam bantalan yang melawan putaran roda. Pada rem cakram, bantalan rem mencekam cakram (rotor) bukan roda dan pengereman dilakukan secara hidrolik bukan melalui kabel. Rem Cakram
51
Rem Otomatis suatu sistem pengereman yang memanfaatkan induksi elektromagnetik Rem Elektromagnetik sisa putaran pada motor terhenti dengan seketika terjadi medan magnet diantara disc dan rem elektrik
53
Sistem Rem Sistem Rem dibedakan atas tiga macam: 1. Sistem Rem Mekanik
2. Sistem Rem Hidrolik 3. Sistem Rem Pneumatik
54
Sistem Rem Mekanik Paling sederhana dan tidak terlalu banyak memakai komponen. Gerakan dorong dari tuas diteruskan ke sepatu rem dengan menggunakan kawat Semakin kuat/panjang tuas bergerak maka semakin kuat sepatu rem menekan tromol atau lintasan. =
55
Sistem Rem Mekanik
56
Sistem Rem Hidrolik Bekerja apabila tuas pedal rem diinjak akan meneruskan gerakan ke master cylinder Dalam Master Cylinder terjadi perubahan energi menjadi tekanan, kemudian diteruskan menuju Actuactor Cylinder Gaya tekan dirubah menjadi gerakan/kinetik oleh Actuactor supaya terjadi proses pengereman =
57
Sistem Rem Hidrolik
58
Sistem Rem Pneumatik = Menggunakan media fluida gas sebagai penghantar/penyalur gerakan Umumnya dipasang pada kendaraan berat dan besar karena membutuhkan daya pengereman yang besar
59
Sistem Rem Pneumatik
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.