Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuharto Tan Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
INTERNAL AUDIT 1. Sejarah Audit Internal TM 1
SEJARAH, PERKEMBANGAN DAN GAMBARAN UMUM “IA” 1. Sejarah Audit Internal Sejarah audit internal berkembang dari waktu ke waktu mengikuti perubahan yang terjadi pada dunia usaha. Audit internal telah dimulai tahun SM yaitu semenjak jaman peradaban Mesopotamia. Sejarah mencatat beberapa Negara pada waktu itu seperti : Mesir, Cina, Yahudi mulai menerapkan internal audit masih sangat sederhana, misal : setiap penyerahan hasil pertanian ke organisasi desa mensyaratkan adanya dokumen yang syah, sehingga mudah diperiksa dan diverifikasi oleh yang berwenang. Berbeda di Yunani dimana orang-orang Yunani lebih mementingkan control atas transaksi-transaksi keuangan, sedangkan Kerajaan Romawi kuno menerapkan “sistem dengar laporan” dimana verifikasi melalui pelaporan lisan atas semua transaksi keuangan. Audit Internal di Abad Pertengahan Pada abad ke 13 dimulai pencatatan keuangan melalui system pembukuan berpasangan (double entry) yaitu setiap transaksi dicatat pada sisi debit dan kredit. Sistem ini memudahkan mengawasi arus kas masuk dan kas keluar sehingga seorang auditor mudah untuk memeriksa keuangan perusahaan maupun keuangan negara. Audit Internal di Masa Revolusi Industri Dimulai ketika terjadi revolusi industri di Inggris, dimana perusahaan-perusahaan mulai mempekerjakan akuntan untuk memeriksa catatan keuangannya melalui jurnal maupun laporan keuangan dan dokumen-dokumen lainnya sebagai bahan bukti. Audit Internal di Abad 19 Orang-orang kaya Inggris mulai berinvestasi ke lintas negara seperti ke Amerika Serikat dan mereka menginginkan verifikasi keuangan secara independent atas investasinya memalui auditor-auditor dari Inggris dengan memakai metode dan prosedur audit yang bisa diterima oleh pihak-pihak yang terkait. ‘12 1 Auditing Internal Suparno, SE. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
2
3. Definisi Audit Internal
Menurut Amirican Accounting Association, mendifinisikan bahwa “Audit Internal adalah proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kreteria yang ditetapkan ke pengguna yang berkepentingan. IIA memperkenalkan Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dengan definisi sbb : “Audit internal adalah fungsi penilaian independent yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan” Pada tahun 1998 IIA membentuk kelompok kerja yang merumuskan pedoman (Guidance Task Force - GTF) yang ditugaskan untuk mempertimbangkan perubahan yang mungkin dilakukan terhadap Standard an pedoman lainnya. Pada tahun 1999 menyerahkan definisi berikut yang ditanggapi oleh para anggota IIA : Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan obyektif yang dikelola secara independent di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan control dan pengelolaan organisasi. Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses, dan teknologi. Prifesionalisme dan komitmen yang tinggi difasilitasi dengan bekerja dalam kerangka praktik professional yang dikembangkan oleh Institute of Internal Auditor (IIA). Selanjutnya pada bulan Juli 1999 Dewan Direksi IIA mengadopsi definisi berikut ini : ‘12 Auditing Internal Suparno, SE. MM. 3 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
3
5. Pernyataan Tanggung jawab Audit Internal
5. Publikasi jurnal yang bertujuan untuk meningkatkan eahlian praktik. Institute of Internal Audit (IIA) mempublikasikan jurnal teknis, yang bernama Internal Auditor, serta buku teknis, jurnal penelitian, monografi, penyajian secara audio visual, dan bahan-bahan instruksional lainnya. Konstribusi tulisan diberikan oleh para praktisi dan juga akademisi serta para ahli lainnya. 6. Menguji pengetahuan para kandidat auditor berdertifikat. Institute of Internal Audit (IIA) memulai program sertifikat di tahun 1974. Kandidat harus lulus ujian yang diselenggarakan selama dua hari yang mencakup beberapa materi. Kandidat yang lolos berhak mendapatkan gelar Certified Internal Audit (CIA). 7. Lisensi oleh Negara atau sertifikasi oleh Dewan. Profesi auditor internal tidak dibatasi oleh ijin. Siapapun yang dapat meyakinkan pemberi kerja mengenai kemampuannya di bidang audit internal bisa direkrut, dan di beberapa orgnaisasi tidak adanya sertifikasi tidak perlu menjadi masalah. Siapapun yang bekerja sebagai auditor internal dapat menandatangani laporan audit internal dan menyerahkan opini audit internal. 5. Pernyataan Tanggung jawab Audit Internal Pada tahun 1947 IIA menerbitkan Statement of Responsibilities of Internal Auditing (Pernyataan Tanggung Jawab Audit Internal). Hal ini merupakan langkah berani pada waktu itu karena mampu menunjukan perhatian auditor internal terhadap operasional perusahaan, meskipun masih ditekankan pada aspek akuntansi dan keuangan. Pernyataan tahun 1947 merupakan satu-satunya pernyataan tanggung jawab audit internal, namun pernyataan tahun 1981 dan 1990 diterbitkan setelah penerapan Sandard an berperan sebagai pelengkap Standard. Pernyataan ini disebut sebagai petunjuk ringkas, pembaca dianjurkan membaca Standar untuk “mengetahui pedoman yang lebih spesifik” Dengan adanya Standar baru yang berlaku efektif 1 Januari 2002, maka Pernyataan Tanggung Jawab dinyatakan tidak berlaku lagi. ‘12 5 Auditing Internal Suparno, SE. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.