Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuhendra Herman Setiabudi Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)
Pertemuan ke Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Media Ajar Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR) Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-tugas Web 2 Dapat menjelaskan evaluasi perawatan alat berat Ruang lingkup: Kesiapan dan daya guna alat Material dan biaya perawatan Downtime Waktu: 1x menit √ - TCL, SCL Baca bahan ajar sebelum kuliah, diskusi kelompok, Memandu diskusi dan menjelaskan di depan kelas. Pengajar: Andi Ahmad Ismail, ST, MEng Franciscus Urip Tri Wahyudi,ST. Pustaka : 1) Bahan pustaka : Maintenance Management and System Preventive Maintenance and Program, PT. Hexindo Adiperkasa Tbk, Jakarta.
2
Pertemuan 2 BAB 1 Manajemen Perawatan Diskripsi singkat Setelah memahami Dasar – dasar Manajemen Perawatan Alat Berat, mahasiswa dikenalkan dengan tahapan awal sebelum memulai proses perawatan, seperti peringatan umum dan prosedur perawatan yang benar. Manfaat Mahasiswa dapat memahami prosedur inspeksi dan perawatan yang benar. Learning outcomes Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur inspeksi dan perawatan alat berat yang benar. Relevansi Mahasiswa dapat melaksanakan prosedur inspeksi dan perawatan alat berat yang benar.
3
BAB I MANAJEMEN PERAWATAN
Kesiapan Alat dan Daya Guna Alat Kesiapan alat dan daya guna alat adalah istilah-istilah yang banyak dijumpai dalam lingkup kerja perawatan alat berat. Kesiapan alat maksudnya adalah suatu kondisi di mana alat berat siap melakukan fungsinya secara proporsional prima dengan batas ataupun standard yang telah dicanangkan. Kesiapan alat = Kesiapan alat secara faktual (HM) Kesiapan alat dalam perencanaan (HM) X 100 % Sedangkan daya guna alat maksudnya adalah suatu kondisi di mana alat berat dapat melakukan fungsinya secara proporsional prima dengan batas ataupun standard yang sesuai spesifikasi. Daya Guna Alat = Penggunaan alat secara faktual (HM) Kesiapan alat dalam perencanaan (HM) X 100 %
4
Kerusakan dalam kontrol (Under control breakdown).
Kerusakan Alat ( Break Down Unit) Istilah lainnya yang juga akan banyak didengar dalam perawatan alat berat adalah Breakdown Unit (kerusakan alat). Maksudnya adalah suatu kondisi di mana alat tidak siap melakukan fungsinya secara prima dengan batas ataupun standard yang telah dicanangkan. Kerusakan Alat = Kerusakan alat secara faktual (HM) Kesiapan alat dalam perencanaan (HM) X 100 % Breakdown Unit dapat dibagi dalam beberapa hal sesuai dengan jenis kerusakan yang terjadi . Adapun contoh penggolongan dapat dilakukan sebagai berikut ; Kerusakan dalam kontrol (Under control breakdown). Kerusakan diluar kontrol (Out of control breakdown).
5
KERUSAKAN ALAT (BREAKDOWN UNIT) Kecelakaan (accident)
untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari diagram alur berikut ini : Kerusakan dalam kontrol (under control breakdown) Perawatan harian (Daily maintenance) Perawatan Periodik (Periodik maintenance) Jadual Turun Mesin (Overhoul Schedule ) KERUSAKAN ALAT (BREAKDOWN UNIT) Program Perbaikan (Repair Program) etc Kerusakan diluar kontrol (out of control breakdown) Kecelakaan (accident) etc
6
CONSUMABLE GOODS MATERIAL
Material Perawatan dan Biaya Perawatan Dalam melaksanakan kegiatan perawatan alat berat, kita akan dihadapkan kepada penggunaan beberapa material perawatan. Secara ringkas, dapat dilihat dari diaram alir berikut ini : RAG. SLING & NYLON BELT. DETERGENT. OTHERS CONSUMABLE GOODS MATERIAL SPECIFICATION MATERIAL OPERATIONAL MATERIAL FUEL. OIL LUBRICATION. GREASE. OTHERS OTHERS
7
USE FREQUENTCY of PARTS
Dalam pelaksanaanya, penggunaan material perawatan juga memerlukan pengawasan atau control untuk menghindari pengeluaran yang berlebihan dan tanpa pengawasan. COST CONTROL of C/GOODS = ACTUAL COST BUDGET PLAN FUEL CONTROL = FUEL CONSUMPTION HOUR METER RECORD OIL CONTROL = PERIODIC SERVICE + OIL CONSUMPTION BUDGET PLAN PARTS INVENTORY CONTROL = USE FREQUENTCY of PARTS PARTS STOCK
8
Berbicara mengenai perawatan alat berat pada akhirnya akan bermuara kepada masalah biaya perawatan alat berat itu sendiri. Biaya perawatan di sini terbagi menjadu dua, yaitu biaya perawatan terencana biaya perawatan tidak terencana. Kedua macam biaya ini masih terbagi lagi menjadi biaya dalam batas dan biaya di luar batas yang diijinkan.
9
Untuk lebih memahami masalah biaya perawatan alat berat ini secara lebih terperinci, dapat dilihat dalam diagram alir Biaya Perawatan di bawah ini : BIAYA PERAWATAN BIAYA PERAWATAN TIDAK TERENCANA BIAYA PERAWATAN TERENCANA BIAYA DALAM BATAS YANG DIIJINKAN BIAYA DILUAR BATAS YANG DIIJINKAN BIAYA SESUAI DENGAN BATAS PERENCANAAN Produksi terganggu Pengaturan kerja sulit. Penyediaan dana sulit. Dll PROSES KERJA OK! BIAYA DILUAR BATAS YANG DIRENCANAKAN Kesalahan perencanaan Kesalahan pelaksanaan. Konsolidasi kerja buruk. BIAYA PERAWATAN TIDAK TERENCANA TIDAK DAPAT DIHILANGKAN. Timbul mendadak karena kebutuhan. Kekurangan tenaga keja perawtan. Suku-cadang yang tidak tersedia. Dll.
10
Dari diagram alir di atas, dapat dilihat beberapa poin penting.
Bila terjadi over budget (pembengkakan biaya) pada biaya perawatan terencana, maka hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kesalahan perencanaan, kesalahan perencanaan, konsolidasi yang buruk, dll. Bila over budget terjadi pada biaya perawatan tidak terencana, maka akan menyebabkan terganggunya produksi, kesulitan pengaturan kerja, kesulitan penyediaan dana, dll. Biaya perawatan tidak terencana tetap harus dimasukkan dalam perencanaan karena untuk antisipasi terhadap kebutuhan yang timbul mendadak, suku cadang yang tidak tersedia, dan kurangnya tenaga kerja perawatan.
11
Berikut ini dilampirkan contoh form yang dapat digunakan untuk melaksanakan control terhadap biaya perawatan : Contoh 1 : form control biaya perawatan Catatan : Adalah biaya perawatan pada bulan atau tahun bersangkutan, besarnya biaya dapat diperkirakan berdasarkan jadual perawatan dari pabrik atau berdasar pada data pengalaman. Adalah jam kerja yang direncanakan untuk setiap unit atau total unit yang dikelola dalam suatu lingkungan daerah kerja. Adalah biaya perawatan kumulatif per jam kerja kumulatif, sehingga merupakan ratio biaya.
12
Contoh 2 : form control biaya perawatan
Contoh 3 : grafik monitoring jam kerja unit
13
Contoh 4 : grafik monitoring jam kerja unit
Contoh 5 : grafik rasio biaya perawatan
14
Down Time Maintenance (perawatan waktu rusak) Waktu rusak (down time) adalah waktu yang dipakai untuk merawat alat berat. Semakin tinggi waktu rusak berarti semakin rendah kesiapan guna (availability) alat tersebut. Pada umumnya waktu rusak akan meningkat berkorelasi dengan umur serta kualitas perawatan yang dilaksanakan. Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan perawatan akan mengurangi produktivitas atau produksi alat akan terganggu. Kerugian ini dapat diperhitungkan dengan menghitung biaya sewa umum atau dikalkulasi dengan data dari peralatan tersebut.
16
RANGKUMAN Beberapa istilah penting yang berkaitan erat dengan manajemen perawatan, diantaranya adalah : Kesiapan Alat dan Daya Guna Alat, Kerusakan Alat ( Break Down Unit), Material Perawatan dan Biaya Perawatan, Down Time Maintenance (perawatan waktu rusak) Latihan Soal 1. Apa yang dimaksud dengan kesiapan alat dan daya guna alat? 2. Apa yang dimaksud dengan Break Down Unit? Kunci jawaban 1. Kesiapan alat maksudnya adalah suatu kondisi di mana alat berat siap melakukan fungsinya secara proporsional prima dengan batas ataupun standard yang telah dicanangkan. Sedangkan daya guna alat maksudnya adalah suatu kondisi di mana alat berat dapat melakukan fungsinya secara proporsional prima dengan batas ataupun standard yang sesuai spesifikasi. 2. kondisi di mana alat tidak siap melakukan fungsinya secara prima dengan batas ataupun standard yang telah dicanangkan.
17
Petunjuk Penilaian dan Umpan Balik Nilai maksimal penyelesaian tes formatif adalah 100, sehingga tiap soal memiliki bobot 100/n (n adalah jumlah soal). Dari nilai pengerjaan tes formatif, tingkat serapan materi ajar oleh mahasiswa dapat diukur. Hasil ukuran tersebut akan digunakan sebagai evaluasi pembelajaran materi berikutnya. Tindak Lanjut Kompetensi mahasiswa diharapkan dapat diukur dari nilai pengerjaan tugas, latihan dan tes formatif. Bagi mahasiswa yang memiliki nilai dibawah 40, dianggap belum memenuhi kompetensi, dan diharuskan melakukan ujian ulang.
18
Thank you for your attentions
END OF 2ND MEETING Thank you for your attentions
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.