Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIrwan Budiman Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
PEMERIKSAAN / IDENTIFIKASI STATUS REPRODUKSI SEBAGAI TITIK AWAL UPAYA KHUSUS SAPI INDUKAN WAJIB BUNTING (UPSUS SIWAB)
2
Pendahuluan Pemerintah berupaya mempercepat peningkatan Populasi Sapi/kerbau Program UPSUS SIWAB. Percepatan Peningkatan Populasi dgn UPSUS SIWAB dilakukan melalui Sistem Manajemen Reproduksi Sistem Manajemen Reproduksi : Pemeriksaan Status Reproduksi & Gangrep Pelayanan IB dan Kawin Alam Pemenuhan Semen Beku & N2 Cair Pengendalian Betina Produktif Pemenuhan HPT & Konsentrat
3
Pemeriksaan / Identifikasi Status Reproduksi
Kegiatan Pemeriksaan/Identifikasi Status Reproduksi titik awal program UPSUS SIWAB Pemeriksaan / Identifkasi Status Reproduksi : Pengumpulan ternak yang terjadwal Serentak Terintegrasi Pemeriksaan / Identifkasi Status Reproduksi dgn cara Palpasi Rectal / USG Pemeriksaan / Identifkasi Status Reproduksi dilakukan oleh ATR / Medik Reproduksi
4
Pemeriksaan / Identifikasi Status Reproduksi
Pemeriksaan / Identifkasi Status Reproduksi utk mengetahui : Bunting Tidak Bunting, Reproduksi Normal Tidak Bunting, mengalami Gangrep Tidak Bunting, mengalami Gangrep Permanen Hasil Pemeriksaan Status Reproduksi oleh ATR bahan rekomendasi kpd Medik Reproduksi Dasar Penetapan Surat Keterangan Status Reproduksi (SKSR)
5
Pemeriksaa n Status Reproduksi Ternak
BCS < 2.0 PENETAPAN STATUS REPRODUKSI SKSR -Bunting IB/KA -Tidak Bunting bunting Lahir (normal) Pemeriksaa n Status Reproduksi Ternak BCS ≥ Anamnesa 1. Setelah 14 hari melahirkan 2. Ada discharge abnormal 3. Ada siklus estrus abnormal 4. Estrus tidak teramati setelah 50 hari melahirkan 5. Dikawinkan 2 kali tidak bunting 6. Setelah 2 bulan di IB 7. Sapi yang bunting lebih dari 280 hari 8. Sapi yang mengalami abortus, prematur atau lahir mati Periksa I IB/KA Sembuh Bunting Lahir SKSR IB/KA bunting h Lahir Gangrep Tidak Tidak SKSR Sembu Infausta Infausta Tidak Bunting Periksa II Sembu Sembuh Periksa III h (potong) SKSR (potong)
6
Alokasi Operasionalisasi Kegiatan Pemeriksaan / Identifikasi Status Reproduksi
No. Kabupaten Alokasi pada Sub Output IB dan Sinkronisasi Birahi Introduksi & Pengembangan Kawin Alam Total 1 Paser 723 1.249 1.972 2 Kutai Barat 341 589 930 3 Kutai Kartanegara 2.473 4.275 6.748 4 Kutai Timur 1.227 2.122 3.349 5 Berau 532 919 1.451 6 Penajam Paser Utara 640 1.106 1.746 7 Balikpapan 473 817 1.290 8 Samarinda 442 766 1.208 9 Bontang 91 157 248 Jumlah 6.942 12.000 18.942
7
Rencana Aksi Tim Pelaksana Kabupaten/Kota, berperan sbb :
Membuat SK Tim Pelaksana Menginventarisasi data petugas kesehatan hewan yg berkompeten di bidang reproduksi ternak Menetapkan wilayah sasaran kegiatan Melakukan sosialisasi dan koordinasi kegiatan ke kelompok ternak dan masyarakat Menyusun jadwal kegiatan di tiap Kecamatan
8
Tahap Pelaksanaan
9
Tahap Pelaksanaan Tim Pelaksana Kab/Kota Jadwal Kegiatan bs disampaikan ke Group Whatsapp “UPSUS SIWAB”. Pemetaan wilayah sasaran Tahap ini diawali dengan menginventarisasi populasi sapi betina Pemetaan Wilayah Sasaran Operasionalisasi : Penentuan diagnosa status reproduksi ternak dilakukan oleh tim operasional teknis
10
Tahap Pelaksanaan Operasionalisasi :
Anamnese dan pemeriksaan klinis dasar penentuan status reproduksi ternak SKSR Sapi Betina Fase Luteal Sinkronisasi Birahi (Pemeriksaan Status Kebuntingan harus cermat, Evaluasi Kegiatan GBIB 2015 terjadi aborsi di beberapa lokasi) Lokasi / Kecamatan minim/tidak ada Petugas Reproduksi diback up dari SDM Provinsi
11
Tahap Pelaksanaan Pendataan Hasil :
Data hasil kegiatan pemeriksaan Status Reproduksi SKSR Per tanggal 01 Maret 2017, Laporan hasil Kegiatan (SKSR) disampaikan via iSIKHNAS Pertanggungjawaban : Surat Perintah Operasional + Form SKSR + Foto Kegiatan + Data iSIKHNAS (per 01 Maret 2017)
12
BIDANG KESEHATAN HEWAN
. Terima Kasih BIDANG KESEHATAN HEWAN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.