Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

WOUND MANAGEMENT Ira Handriani.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "WOUND MANAGEMENT Ira Handriani."— Transcript presentasi:

1 WOUND MANAGEMENT Ira Handriani

2 KULIT DAN LUKA Luka kerusakan arsitektur jaringan dan metabolisme seluler. Luka menyebabkan terganggunya fungsi kulit: 1. Estetik dan Penampilan 2. Regulasi temperatur 3. Sensorik 4. Pertahanan tubuh 5. Pencegahan Evaporasi 6. Fungsi Metabolik

3 (LUKA BAKAR) Angka Morbiditas dan Mortalitas cukup tinggi
Terjadi denaturasi protein dan kerusakan metabolisme seluler akibat kontak termal, listrik, atau kimia Membutuhkan penanganan Kegawatdaruratan (ABC) dan penanganan spesifik luka bakar Penanganan luka bakar terdiri dari: Penanganan Kegawatdaruratan  initial assessment dan resusitasi Penanganan Spesifik Luka Bakar  penilaian derajat luka bakar, problem penutupan luka, dan pencegahan komplikasi

4 PERTOLONGAN PERTAMA Prinsip pertolongan pertama pada luka bakar:
Menghentikan proses luka bakar. Mendinginkan kulit yang terkena luka bakar Elevasi Penanganan area luka bakar khusus Penanganan Nyeri

5 Menghentikan Proses Luka Bakar
Hentikan kontak dengan sumber panas dengan cara: Berguling di tanah Lepaskan pakaian yang melekat Bersihkan segera bahan yang meleleh akibat panas

6 Mendinginkan Kulit yang Terkena Luka Bakar
Fungsi: vasokonstriksi, mengurangi inflamasi dan pelepasan mediator inflamasi, analgesia. Dilakukan dengan: air mengalir, 20 menit, 8-25’C (ideal 15’C) Penggunaan es, air es, spons basah, handuk basah,perendaman dalam air/ air es  tidak efektif Pada anak-anak : hati-hati bahaya hipotermia!!

7 Elevasi Untuk luka bakar pada extremitas Fungsi: - Mengurangi edema
- Mengurangi gangguan aliran darah, sehingga nutrisi sel dapat dipertahankan.

8 Penanganan Nyeri Dinilai dengan VAS (Visual Analog Scale)
Analgetik diberikan segera setelah terjadinya trauma Dapat dengan obat-obat analgesia maupun penggunaan dressing luka modern.

9 MANAJEMEN PRIMER LUKA BAKAR
Manajemen luka pada luka bakar berdasarkan pada kedalaman luka, terdapat 3 kategori : Luka Bakar Superfisial (Grade II A) Luka Bakar Intermediet (Grade IIAB) Luka Bakar Dalam/Full Thickness (Grade III)

10 MANAJEMEN PRIMER LUKA BAKAR

11 PEMBEDAHAN PADA LUKA BAKAR
Secara umum pembedahan pada luka bakar terdiri atas: Perawatan Bedah Luka Bakar Rekonstruksi Luka Bakar

12 Tindakan Bedah Luka Bakar
Immediate Pembedahan dalam 24 jam pertama setelah kejadian Escharotomy untuk life saving dan limb saving Necrotomy / Escharectomy (tangensial eksisi) Skin Grafting Early Pembedahan dilakukan 72 jam setelah trauma. Tangensial Eksisi Elektif / Serial eksisi Dalam masa perawatan di ruangan/unit luka bakar Tangensial eksisi Flap

13 Perawatan Luka Bakar Prinsip Utama Perawatan Luka Bakar:
1. Pembersihan Luka (Cleansing) dan Preparasi Bed Luka 2. Penutupan Luka (Closure) 3. Perlindungan Luka (Dressing) Luka Bakar menimbulkan jaringan nekrotik dan denaturasi protein Eschar Escharotomylife saving (Eschar melingkar pada dada)  limb saving (eschar melingkar pada extremitas)

14 Preparasi Bed Luka Tiga Hal Utama dalam Preparasi Bed Luka:
Debridement  1. Surgical Debridement 2. Autolytic Debridement 3. Mechanical Debridement 4. Biological Debridement 5. Enzymatic Debridement Bacterial Balance Exudate Management

15 Debridement Upaya menghilangkan jaringan nekrotik
Memperbaiki sirkulasi darah ke area luka Mencegah infeksi Mempercepat penyembuhan luka

16 Surgical Debridement Debridement Bula Eksisi Fasia Eksisi Tangensial

17 Surgical Debridement Luasnya debridement tergantung :
1. kondisi hemodinamik penderita 2. kemampuan ahli bedah (SDM) 3. keputusan bersama tim yang merawat Beberapa kondisi yang menyebabkan pembedahan tidak mungkin dilakukan: 1.Keadaan umum penderita jelek. 2. Persyaratan pembiusan (kadar hemoglobin, kadarguladarah, albumin, elektrolit, batukpilek, dll. 3. Tidak ada yang mengurus penderita 4. Antrian jadwal operasi 5. Tidak ada biaya

18 Mechanical Debridement
Menerapkan prinsip pengangkatan jaringan yang mati secara mekanis dengan kasa yang menempel pada bed luka. Dilakukan berulang 2-6 kali Nyeri, merusak jaringan granulasi, dapat mengangkat epitel yang masih baru, potensi maserasi.

19 Autolytic Debridement
Mempertahankan suasana lembab pada luka. Suasana lembab produksi enzim autolisis meningkat  jaringan non vital terdegradasi Contoh: Hydrogel, Hydrocolloid

20 Enzymatic Debridement
Dengan menggunakan Enzim Collagenase  mencerna struktur kolagen jaringan non vital Efektif untuk: pressure ulcer, arterial dan venous ulcer, diabetic ulcers.

21 Biological Debridement
Menggunakan Maggot Debridement Therapy dengan larva Phaenicia sericata (green blow fly) Larva secara selektif mencerna jaringan non vital sekaligus membunuh bakteri

22 Memilih Debridement yang Sesuai
Faktor yang dipertimbangkan Pembedahan Enzimatik Otolitik Mekanik Kecepatan 1 2 4 3 Selektivitas Nyeri Eksudat Infeksi Biaya Kategori pilihan = 1 (Pilihan utama) (Kurang dipilih)

23 BACTERIAL BALANCE Upaya mengontrol keseimbangan daya tahan luka dengan jumlah mikroorganisme pada luka Organisme : <10.000/gr jaringaninfeksi 6% /gr jar  inf. 89% > /gr jar mengganggu penyembuhan luka Upaya mengontrol Bacterial Balance: Debridement yang Adekuat Antimikroba Topikal

24 EXUDATE MANAGEMENT Upaya untuk mengontrol produksi eksudasi padaluka
Dengan menggunakan dressing yang tepat (produk absorbtif).

25 PENUTUPAN LUKA (CLOSURE)
Bila bed luka telah siap untuk dilakukan penutupan Jaringan non vital telah terdebridement dg baik Bacterial balance yang adekuat Pengelolaan eksudat yang baik PrinsipPenutupan Luka :

26 Penutupan Luka pada Luka Bakar
Diupayakan untuk sembuh per secundam Skin grafting : Untuk derajat luka yang lebih dalam (tidak dapat sembuh per secundam) Dipilih STG (Split Thickness Grafting Mesh Grafting: digunakan bila ketersediaan donor <dari total defek luka bakar Alternatif lain : Autograf, Allograf, Xenograf, Biological dressing, Cadaver skin, dan produk tissue engineer lain.

27 SKIN GRAFTING

28

29

30 DRESSING LUKA Melindungi luka dari infeksi (kontak luar) dan trauma
Memberikan suasana lembab  mempercepat penyembuhan (reepitelialisasi, akselerasi angiogenesis, promote macrofag)

31 HYDROCOLLOID FOAM DRESSING HYDROGEL TRANSPARENT FILM ALGINATE

32 Prinsip Pemilihan Dressing
Dressing harus menjaga suasana luka tetap lembab Dressing mampu mengontrol eksudat denganbaik Waktu penggantian yang lebih panjang Mengisi tiap rongga pada luka Mengontrol bau

33 TERIMA KASIH


Download ppt "WOUND MANAGEMENT Ira Handriani."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google