KEMENTERIAN AGAMA R.I Direktorat JENderal BIMAS BUDDHA

Presentasi berjudul: "KEMENTERIAN AGAMA R.I Direktorat JENderal BIMAS BUDDHA"— Transcript presentasi:

1 KEGIATAN SOSIALISASI KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA Babel, 27 Februari 2016
KEMENTERIAN AGAMA R.I Direktorat JENderal BIMAS BUDDHA Kementerian agama RI Paniran, S.Ag, M.Si, M.Pd.B

2 KEGIATAN SOSIALISASI KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATIKA DAN TEKNOLOGI (IT) Oleh Paniran, S.Ag, M.Si, M.Pd.B Babel, 27 Februari 2016

3 BIODATA NARASUMBER Nama : Paniran, S.Ag,M.Si,M.Pd.B
Tmpt/Tgl lhr: Lampung, 15 Juli 1965 Alamat : PTI II Blok D 95 Rt.010/07 Kel. Mustikasari Kota Bekasi Telp Telp Tempat Tgs: Ditjen Bimas Buddha

4 LANJUTAN BIODATA Rwt Pddkan : 1. STAB Nalanda ( S1 ) di Jakarta, lulus th Unkris ( S2 ) di Jakarta, lulus tahun STAB Maha Prajna ( S2 ) di Jakarta, lulus th 2010

5 LANJUTAN BIODATA Pglm Kerja : 1. Kepala Seksi Pemberdayaan umat Ditjen Bimas Buddha th sd Pendiri STAB Maha Prajna Jakarta th smp skrg 3. Pembimas Buddha Kanwil Agama Prov. Sultra tahun 2004 sd 2006

6 LANJUTAN BIODATA 4. Puket Bidang Administrasi Umum STABN Sriwijaya Tangerang, th sd 2009 5. Pendiri Program Pascasarjana STAB Maha Prajna Jakarta Th smp skrg 6. Kepala Bagian AAKU STABN Sriwijaya Tangerang, th sd 2011 7. Kasubdit Kelembagaan Ditjen Bimas Buddha, tahun sd 2012

7 LANJUTAN BIODATA 8. Kepala Bagian Keuangan dan Umum Ditjen Bimas Buddha th sd Kasubdit Penyuluhan Ditjen Bimas Buddha tahun 2014 sampai sekarang.

8 KEPUTUSAN DIRJEN BIMAS BUDDHA NOMOR : 32 TAHUN 2016 TANGGAL, 2 FEBRUARI 2016 TENTANG JUKNIS PERHITUNGAN BEBAN KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA

9 “VISI DAN MISI DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT BUDDHA KEMENTERIAN AGAMA RI“ TAHUN

10 Direktorat JENderal BIMAS BUDDHA Kementerian agama RI
VISI TAAT BERAGAMA, Terwujudnya Masyarakat Buddha Indinesia yang Rukun, Harmonis, Cerdas dan Sejahtera Direktorat JENderal BIMAS BUDDHA Kementerian agama RI

11 MENINGKATKAN KUALITAS PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN AJARAN AGAMA BUDDHA
2. MEMPERKOKOH KERUKUNAN INTERN UMAT BERAGAMA BUDDHA M I S I 3. MENYEDIAKAN PELAYANAN KEHIDUPAN BERAGAMA BUDDHAYANG MERATA DAN BERKUALITAS 4. MENINGKATKAN AKSES DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN 5. MENINGKATKAN KUALITAS TATA KELOLA PEMERINTAHAN YG BERSIH, AKUNTABEL DAN TERPERCAYA Direktorat JENderal BIMAS BUDDHA Kementerian agama RI

12 TUGAS DITJEN BIMAS BUDDHA
KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT BUDDHA TUGAS DITJEN BIMAS BUDDHA PMA Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama Menyelenggarakan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis pelayanan dan bimbingan di bidang urusan masyarakat Buddha dan pendidikan Agama Buddha berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Agama RI

13 ARAH KEBIJAKAN DITJEN BIMAS BUDDHA
KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT BUDDHA ARAH KEBIJAKAN DITJEN BIMAS BUDDHA Melaksanakan kebijakan dibidang kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama Buddha Melaksanakan kebijakan dibidang kerukunan intern umat beragama Buddha Melaksanakan kebijakan dibidang pelayanan kehidupan beragama Buddha yg merata dan berkualitas Melaksanakan kebijakan dibidang akses dan mutu pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Melaksanakan kebijakan dibidang tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel dan terpercaya

14 KEMENTERIAN AGAMA R.I. DIREKTORAT JENDERAL BIMAS BUDDHA
TUGAS DIREKTUR URUSAN DAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA Melaksanakan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama Buddha Melaksanakan kerukunan intern umat beragama Buddha Melaksanakan pelayanan kehidupan beragama Buddha yang merata dan berkualitas Melaksanakan akses dan mutu pendidikan agama dan pendidikan keagamaan

15 KEMENTERIAN AGAMA R.I. DIREKTORAT JENDERAL BIMAS BUDDHA
Arah Kebijakan Akses dan Mutu Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, yaitu : a. Pendidikan Agama dilaksanakan secara formal, yaitu : pendidikan agama di tingkat SD, SMP, SMA di Perguruan Tinggi. b. Pendidikan Keagaamaan, dilaksanakan secara non formal, yaitu : Pendidikan Sekolah Minggu, Pendidikan Dhammasekha dan Pendidikan Pabajja Samanera.

16 KEMENTERIAN AGAMA R.I. DIREKTORAT JENDERAL BIMAS BUDDHA
DARI ARAH KEBIJAKAN DIRJEN BIMAS BUDDHA, DIBIDANG DARI AKSES DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN, INILAH PERLU DIIMPLEMENTASIKAN SALAH SATUNYA , MENSOSIALISASIKAN KURIKULUM 2013 DALAM PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATIKA DAN TEKNOLOGI ( IT ).

17 KEMENTERIAN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL BIMAS BUDDHA
KURIKULUM 2013 Kelebihan : 1. Siswa dituntut untuk aktif, kreaktif dlm setiap pemecahan masalah yg mereka hadapi di sekolah. 2. Adanya penilaian dr semua aspek. Penentuan bg siswa bukan hanya di dpt dr nilai ujian saja, tetapi juga di dpt dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain.

18 KEMENTERIAN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL BIMAS BUDDHA
Lanjutan kelebihan : 3. Kompetensi yg diajarkan menggambarkan, sikap ketrampilan, dan pengetahuan. 4. Setandar penilaiannya mengarah kepada penilaian yg berbasis kompetensi seperti: sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proposional. 5. Guru berperan sebagai pasilitator. 6. Pembelajaran berpusat pada siswa

19 KEMENTERIAN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL BIMAS BUDDHA
Kelemahannya : 1. Banyak guru yg blm siap secara mental utk mema- kai kurikulum karena kurangnya pemaham- an guru dg konsep pendekatan scientific ( Mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring ). 2. Kurangnya keterampilan guru dlm merancang RPP.

20 KEMENTERIAN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL BIMAS BUDDHA
Lanjutan kelemahan : 3. Guru tdk byk yg menguasai penilaian autentik (Menilai siswa dilakukan satu persatu ). 4. Penguasaan teknologi dan Informasi utk pembela- jaran msh terbatas. 5.Tingkat keaktifan siswa blm merata. (Jumal Ahmad, 27 April 2014)

21 KEMENTERIAN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL BIMAS BUDDHA
Peran Guru, yaitu : a. Guru mendesain pembelajaran b. Guru sebagai seniman pembelajaran c. Guru sebagai motivator pembelajaran d. Guru sebagai mediator Pembelajaran e. Guru sebagai Inspirator pembelajaran

22 Perubahan Prilaku Guru :
a. Guru sedikit ceramah, siswa banyak mencari tahu b. Guru tangan terbuka “welcome” terhadap kesalahan, siswa kreaktif c. Guru memperhatikan siswa yg memerlukan motivasi / bantuan d. Guru mendengarkan keluhan dan kebutuhan siswa yg masing masing mempunyai kekhasan

23 Perubahan Pola Pikir Pembelajaran :
a. Diawali dg mengajak siswa utk mengamati dan menanya : - Menahan diri utk memberitahu. - Menahan diri utk tdk bertanya, mengajak siswa utk bertanya. b. Bahasa Indonesia sbg pengenalan pengetahuan c. Keterampilan berbahasa (semi formal dan formal).

24 Lanjutan pola pikir ; d. Keterampilan dpt berbentuk penyajian dan tindakan. e. Memberi motivasi, membuat siswa menggemari pelajaran dan pembelajarannya. f. Penguatan pengetahuan prosedural, mata pelajar- an menekankan pentingnya prosedur, detil, sistematis.

25 Lanjutan Pola Pikir : g. Mata pelajaran berangkat dari pengamatan terhdp benda/kejadian/kegiatan konkret, kemudian dibahas melalui abstaksinya. h. Mata pelajaran meminta siswa mempraktikkan pengetahuan yang telah dipelajarinya.

26 PERUBAHAN POLA PIKIR PEMBELAJARAN
LAHIRNYA PANGERAN SIDHARTA

27 PERUBAHAN POLA PIKIR PEMBELAJARAN
PANGERAN SIDHARTA MENCAPAI PENERANGAN SEMPURNA

28 PERUBAHAN POLA PIKIR PEMBELAJARAN
CONTOH SANG BUDDHA MEMBABARKAN DHARMA

29 PERUBAHAN POLA PIKIR PEMBELAJARAN
Contoh : gambar burung

30 PERUBAHAN POLA PIKIR PEMBELAJARAN
CONTOH AKIBAT KARMA BURUK

31 PERUBAHAN POLA PIKIR PEMBELAJARAN
CONTOH AKIBAT KARMA BURUK

32 Pengalaman Penyerapan belajar :
a. Siswa membaca, penyerapan hanya % b. Siswa mendengar, penyerapan hanya % c. Siswa melihat gambar, melihat vidio/film dan melihat demontrasi, penyerapan hanya 30% d. Siswa terlibat dlm diskusi, penyerapan % e. Siswa menyajikan dan presentasi % f. Siswa bermain peran, melakukan simulasi dan mengerjakan yg nyata % (sumber : Wyatt & Looper, 1999)

33 Langkah langkah pembelajaran :
a. Mengamati ( observing ) Dlm kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi memberi kesempatan kepada siswa didikutk melakukan pengamatan melalui kegiatan : melihat, mendengar, menyimak dan membaca.

34 Lanjutan langkah langkah......
b. Menanya ( Questioning ) Dlm kegiatan menanya, guru membuka kesempat- an secara luas kepada siswa didik utk bertanya mengenai apa yg sudah dilihat, didengar, disimak dan dibaca.

35 Lanjutan langkah langkah.......
c. Mengumpulkan informasi (explore) atau mencoba (experimenting). Dlm tahap ini siswa didik dpt melakukan kegiatan belajar membaca buku yg lbh byk, baik buku teks atau buku buku yg relevan dan memperhatikan, mengamati fenomena atu objek pengamatan dg lbh cermat dan teliti.

36 Lanjutan langkah langkah.....
d. Mengasosiasi (associating). Dlm tahap asosiasi/menalar, siswa didik mempro- ses informasi utk menemukan keterkaitan satu informasi dg informasi yg lainnya. Siswa didik dibimbing utk menemukan pola keterkaitan dari informasi yg di dpt bahkan mengambil berbagai simpulan dari pola yg ditemukan.

37 Lanjutan langkah langkah......
e. Mengkomunikasikan ( communicating ). Dlm tahap ini siswa didik diberi kesempatan untuk memaparkan, menampilkan, mendialogkan, dan menyimpulkanapa yg telah didapat dari tahap sebelumnya.

38 KEMENTERIAN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL BIMAS BUDDHA
Media Pembelajaran adalah : Alat bantu proses belajar mengajar Alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Manfaat Media Pembelajaran Memperlanjar interaksi antara guru dan siswa, sehingga pembelajaran akan lbh efektif dan efisien. Memperjelas penyajian pesan dan informasi, sehing ga dpt memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

39 KEMENTERIAN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL BIMAS BUDDHA
Jenis Media Pembelajaran, yaitu ; Media audio visual gerak : Film bersuara, film pd televisi, Televisi dan animasi. Media Audio visual diam : Slide Audio semi bergerak : Tulisan bergerak bersuara Media visual bergerak : Film bisu Media visual diam : slide bisu, halaman cetak, foto Media audio : radio, telepon, pita audio Media cetak : buku dan modul

40 Media dapat dikelompokan :
a. Media visual : media yg hanya dpt dilihat, seperti foto, gambar poster, kartun, grafik dan lainnya. b. Media audio : media yg hanya dpt dedengar saja, seperti : kaset audio, mp3, radio. c. Media audio visual : media yg dpt didengar sekali- gus dilihat, seperti : film bersuara, sound slide.

41 CONTOH MEDIA VISUAL

42 Lanjutan d. Multimedia : media yg dpt menyajikan unsur media secara lengkap, seperti : animasi. Multimedia sering diidentikkan dg komputer, internet dan pembelajaran berbasis komputer. e. Media realita : media nyata yg ada dilingkungan alam, baik digunakan dlm keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti : berbagai binatang.

43 CONTOH MEDIA REALITA