Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
TATA KELOLA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) BERBASIS GEOSPASIAL
Jakarta, 31 Mei 2012 Ketut Wikantika [1]. Ketua Kelompok Keilmuan Penginderaan Jauh dan Sains Informasi Geografis, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian – ITB [2]. Kepala Pusat Penginderaan Jauh – ITB power Point Template :
2
Outline Pendahuluan Sistem Bumi (Earth System) & Ketahanan NKRI
State of the Art: Teknologi Geospasial Kecerdasan Geospasial &Geospatial Awareness Paradigma Sintesis-Holistik Berbasis Geospasial Kepemimpinan Berpengetahuan Geospasial Penginderaan Jauh Sebagai Sistem Pentingnya Tiga Pilar Tata Guna Lahan, Populasi dan Bencana Aplikasi Teknologi Penginderaan Jauh dan SIG Kebijakan Penginderaan Jauh Indonesia Penutup
4
1. Pendahuluan Komponen sistem bumi: land, ocean, atmosphere. Adanya interaksi-interaksi antara land-ocean, land-atmosphere, ocean-atmosphere; Adanya perubahan-perubahan pada level global, regional dan lokal. Hal ini akan berpengaruh terhadap fungsi sistem bumi itu sendiri; Perubahan global berdampak terhadap kondisi regional dan lokal begitu juga sebaliknya; Perubahan dan fenomena tersebut dapat diamati dan dikaji dengan teknologi geospasial berbasis terestris, airborne system dan spaceborne system; Teknologi geospasial adalah teknologi yang dapat merekam, menganalisa, menggambarkan, dan memodelkan obyek atau fenomena beserta hubungan-hubungan dan perubahannya; Dalam konteks tata kelola NKRI, maka teknologi geospasial berperan dalam proses monitoring, evaluasi, pemodelan, prediksi, serta proses pengambilan keputusan terkait dengan eksistensi, keberlanjutan serta martabat bangsa dan negara.
5
Perubahan Global Goldewijk and Battjes (1997) FAO
U.S. Bureau of the Census Richards (1991), WRI (1990)
6
2. Sistem Bumi & Ketahanan NKRI
(sumber: KETAHANAN NKRI : bentuk, prosedur atau sistem perlindungan terhadap wilayah berdaulat untuk menghindari atau mengurangi bahaya, kerusakan, kehilangan yang dapat berpengaruh terhadap keberlanjutan hidup rakyat (Wikantika, 2012)
7
3. Teknologi Geospasial: Terestris
Sumber: (Pusat Penginderaan Jauh ITB, 2007)
8
3. Teknologi Geospasial: Airborne
9
3. Teknologi Geospasial: Spaceborne
10
4. Kecerdasan Geospasial & Geospatial Awareness
Tiga pilar utama pembentuk kecerdasan geo-spasial : kecerdasan logik-matematik (memberi solusi secara logis), kecerdasan visual-spasial (pengenalan obyek secara gambar/keruangan) dan kecerdasan naturalis (mengenal lingkungan). Kecerdasan geo-spasial adalah: “kemampuan seseorang mengenal dan memahami sesuatu (obyek atau fenomena) secara keruangan yang ada di atas, permukaan dan bawah permukaan bumi” (Wikantika, 2012) (sumber:
11
4. Kecerdasan Geospasial & Geospatial Awareness (2)
Pemetaan Secara Konvensional: Biaya : Rp. 800,000 /hektar 5 hektar 1 hari/1 tim Luas area rusak : 300,000 ha 1 tim = 164 tahun !!!!!!! 10 tim = 16 tahun !!!! 100 tim = 1.6 tahun !! 1000 tim = 2 bulan ! 60,000 tim = 1 hari !!!! Biaya total : Rp. 240 Milyar !!! Pemetaan Foto Udara (Digital) : Biaya : Rp. 100,000 – Rp 130,000 /ha 1 perusahaan 50,000 ha/tahun Luas area rusak : 300,000 ha 1 perusahaan = 6 tahun !! 2 perusahaan = 3 tahun ! 3 perusahaan = 2 tahun 5 perusahaan = 1.2 tahun 10 perusahaan = 6 bulan ! Biaya total : Rp Milyar !!!
12
5. Paradigma Sintesis-Holistik Berbasis Geospasial
(Wikantika dkk., 2007)
13
Kenapa Pemimpin Berpengetahuan Geospasial Menjadi Penting?
14
6. Kepemimpinan Berpengetahuan Geo-spasial
Soekarno sebagai pencetus, konseptor dasar negara dan pemberi nama Pancasila; Soekarno sebagai arsitek, telah menghasilkan beberapa karya monumental George Washington sebagai surveyor dan tentara; Antara melakukan pemetaan persil tanah (200) dengan luas 6,5 juta meter per segi di 37 lokasi;
15
7. Penginderaan Jauh Sebagai Sistem
16
8. Pentingnya Tiga Pilar Tutupan Lahan/Tata Guna Lahan, Populasi dan Bencana
Population LU-LC Disaster Land for living, infrastructure, land use changes Extensive use of land, uncontrolled land use and land mismanagement Population growth, land expansion, increase in needs of land (Wikantika dkk., 2009)
17
9. Aplikasi Penginderaan Jauh dalam Konteks Tata Kelola Tutupan & Tata Guna Lahan, Populasi (Penduduk) dan Bencana Distribusi Penduduk Model 3D Perkotaan Model 3D Vegetasi Tutupan Lahan & Tata Guna Lahan Kawasan Bandung Utara Estimasi Karbon Ketahanan Pangan Batas Wilayah Negara Tumpahan Minyak Analisis Kerusakan Gempa Pengembangan Sistem INSIG-UAV
18
Distribusi Penduduk
19
Model 3D Perkotaan Ortofoto LiDAR Point Clouds
airbornelasermapping.com LiDAR Point Clouds Ortofoto
20
Model 3D Vegetasi
21
Tutupan Lahan – Tata Guna Lahan
22
Kawasan Bandung Utara Kawasan Bandung Utara G. Bukit Tunggul
G. Tangkuban Parahu G. Manglayang Kawasan Bandung Utara Vegetasi : >15 % Areal terbangun : >15 % Areal terbangun : <15 % Vegetasi Areal terbangun
23
Estimasi Karbon
24
Ketahanan Pangan
25
Batas Wilayah Negara Band 7 Band 5 Band 4 Band 3 Band 1 Band 2
26
Tumpahan Minyak
27
Analisis Kerusakan Gempa
28
INSIG - UAV Item Wingspan 200 cm Length 120 cm Weight 1200 gr
Carrier Weight 1000 gr Fuel Methanol / Gasoline Flight Time 90 – 120 minutes Distance Range 10 km/flight mission Area Cover 25 ha/flight mission
29
10. Kebijakan Penginderaan Jauh Indonesia 2012-2020
: Penguatan jejaring dan kerjasama yang lebih sistematik antara pusat penelitian, laboratorium, lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam pengembangan dan aplikasi teknologi penginderaan jauh; : Pengembangan produk-produk lanjutan teknologi penginderaan jauh buatan dalam negeri: handheld spektroradiometer (terrestrial system), sistem tanpa awak dan sistem berawak (airborne system). : Terbangunnya sistem penginderaan jauh multi-platform (terrestrial, airborne, spaceborne) yang terintegrasi.
30
11. Penutup Perlu dibangun dan ditumbuhkembangkan kemampuan berpikir dan berpengetahuan geospasial di semua level kepemimpinan; Teknologi penginderaan jauh dapat melakukan perekaman secara sistematik, menganalisis, memodelkan dalam sistem dinamis serta dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan dan penentuan suatu kebijakan; Dengan kemampuan analisis multi-level, teknologi ini dapat digunakan sebagai alat strategis dalam mengelola aset negara sekaligus mendukung tata kelola NKRI sebagai satu kesatuan wilayah yang berdaulat; Melalui implementasi ASA (ASEAN Space Agency), Indonesia berinisiatif untuk menjaga perdamaian, persatuan dan kesatuan ASEAN, sehingga pengalaman Indonesia dalam menjaga NKRI akan dapat pula diterapkan dalam menjaga keutuhan ASEAN pada masa mendatang.
31
Terima Kasih Ketut Wikantika http://wikantika.wordpress.com
[1]. Kelompok Keilmuan Penginderaan Jauh dan Sains Informasi Geografis, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian [2]. Pusat Penginderaan Jauh Institut Teknologi Bandung Gedung LabTek IX-C, Lantai-3 Jl. Ganesha 10, Bandung (40132) Telp Fax Ketut Wikantika
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.