Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSusanti Budiman Telah diubah "7 tahun yang lalu
2
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
3
Kapan Islam datang ke Indonesia ?
Berita Dari Luar Negri : Berita Cina (Abad Ke 7) Catatan perjalanan Marco Polo (1292) Ibnu Batutah (Abad Ke 14)
4
Kapan Islam datang ke Indonesia ?
Berita Dari Dalam Negri Makam Fatimah Binti Maimun (Tahun 1111) Makam Malik Al Saleh (Tahun 1297) Makam Maulana Malik Ibrahim (Tahun 1419) Komplek Makan Troloyo dan Trowulan Jawa Timur Para ahli Islam sepakat proses Islamisasi terjadi sekitar abad ke 14 dan ke-15 Setiap daerah tidak bersamaan
5
Golongan pembawa agama Islam
Para pedagang Juru Dakwah Wali Songo Tuan Tunggang Parangan, Dato’ri Bandang, Tuan Di Bandang
6
Wali Songo : Berjumlah Sembilan
Orang Yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa : Maulana Malik Ibrahim Sunan Ampel Sunan Giri Sunan Bonang Sunan Drajat Sunan Kudus Sunan Muria Sunan Kalijaga Sunan Gunung Jati
7
Golongan penerima Islam
Golongan elit Raja, bangsawan dan penguasa Golongan masayarakat rendahan Para pedagang
8
Saluran-saluran Islamisasi
Perkawinan Perdagangan Kesenian Pendidikan Tasawuf
9
Kerajaan Perlak Merupakan kerajaan tertua
Memiliki mata uang sendiri yang terbuat dari: emas (dirham), perak (kupang) tembaga atau kuningan
10
Raja-Raja Kerajaan Perlak
Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah (225 – 249 H / 840 – 964 M). Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat ( H/ M). Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat ( H/ M).
11
Kerajaan Samudera Pasai
Didirikan oleh Malik As Saleh Terletak di sebelah utara utara Perlak di daerah Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh).
12
Peta Kerajaan Samudera Pasai
13
Raja-Raja Samudera Pasai
Sultan Malik Al-saleh Sultan Muhammad (Sultan Malik al Tahir I) kerajaan Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai. Sultan Malik al Tahir II ( M). Tahun 1522 Samudra Pasai diduduki oleh Portugis
14
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
15
Silsilah raja-raja Pasai
16
Raja-Raja Kerajaan Malaka :
Kesultanan Malaka Pendiri : Muhamad Iskandar Syah (1414 – 1424) Raja-Raja Kerajaan Malaka : Sultan Mansur Syah ( ) Sultan Alaudin Syah ( ) Sultan Mahmud Syah ( ),
17
Kesultanan Malaka Wilayah Kesultanan Malaka: Pahang, Indragiri, Kampar, Tumasik, Sumatera Utara, Aceh Memiliki hubungan politik dan dagang dengan Gujarat, Cina, Benggala serta pelabuhan-pelabuhan di Jawa. Sistem birokrasi dan feodalisme sultan, pembesar dan golongan bangsawan melemahkan Malaka di bidang politik dan pertahanan. Kesultanan Malaka mengalami keruntuhan karena : serangan Bangsa Portugsi dibawah pimpinan Alfonso d’Alberquerqe
18
Struktur pemerintahan Kesultanan Malaka
Patih/Paduka Sultan Laksamana Bendahara Tumenggung Syahbandar
19
Kerajaan Aceh Didirikan oleh Sultan Ibrahim
yang bergelar Ali Mughayat Syah ( ) Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja. Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: kaum bangsawan, (golongan teuku) kaum ulama (golongan tengku atau teungku). Cap Sikeureung, Lambang pemerintahan kerajaan Aceh tempoe doeloe
20
Kerajaan Aceh Aceh mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda ( ). Wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh meliputi : Johor, Pahang, Kedah, Perak di Semenanjung Melayu dan Indragiri, Pulau Bintan, dan Nias. Iskandar Muda menyusun undang-undang tata pemerintahan yang disebut Adat Mahkota Alam.
21
Kerajaan Aceh . Aceh mengalami kemunduran di bawah pimpinan Sultan Iskandar Thani ( ). Dia kemudian digantikan oleh permaisurinya, Putri Sri Alam Permaisuri ( ). Akhirnya, Belanda berhasil menguasai Aceh pada tahun 1904.
22
Kerajaan Aceh . Pada sekitar abad ke-16 dan 17 terdapat empat orang ahli tasawuf di Aceh, yaitu Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumtrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdurrauf dari Singkil. Aceh menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya alam seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.
23
Peta wilayah Kerajaan Aceh
24
Kerajaan Demak Didirikan oleh Raden Patah (1500-1518)
bergelar Sultan Alam Akhbar al Fatah Kekuasaannya meliputi: Demak, Semarang, Tegal, Jepara dan sekitarnya, dan cukup berpengaruh di Palembang dan Jambi, serta beberapa wilayah di Kalimantan. Karena memiliki bandar-bandar penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik,
25
Kerajaan Demak Kekuasaannya meliputi:
Demak, Semarang, Tegal, Jepara dan sekitarnya, dan cukup berpengaruh di Palembang dan Jambi, serta beberapa wilayah di Kalimantan.
26
Peta Wilayah Kerajaan Demak
27
Silsilah Raja-Raja Demak
28
Silsilah Raja-Raja Demak
Raja Pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah Raden Patah digantikan oleh Adipati Unus ( ). panglima perang yang berani. Ia berusaha membendung pengaruh Portugis jangan sampai meluas ke Jawa. Adipati Unus digantikan adiknya, Sultan Trenggono ( ), Demak mengalami masa kejayaan
29
Silsilah Raja-Raja Demak
Tahun 1522, pasukan Demak pimpinan Fatahillah menyerang Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut. Dalam penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono gugur. Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen, saudara Sultan Trenggono yang seharusnya menjadi raja dan Sunan Prawoto, putra sulung Sultan Trenggono. Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh Arya Penangsang, anak Pengeran Sekar Sedolepen.
30
Silsilah Raja-Raja Demak
Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen, saudara Sultan Trenggono yang seharusnya menjadi raja dan Sunan Prawoto, putra sulung Sultan Trenggono. Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh Arya Penangsang, anak Pengeran Sekar Sedolepen. Arya Penangsang kemudian dibunuh oleh Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang menjadi Adipati di Pajang. Joko Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya ( ) memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang.
31
Peninggalan Kerajaan Demak
Masjid Agung Demak
32
Kerajaan Pajang Didirikan oleh Joko Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya ( ) Setelah Sultan Hadiwijaya meninggal, ia digantikan oleh putranya Sultan Benowo. Pada masa pemerintahannya anak Arya Panggiri (anak Sultan Prawoto) melakukan pemberontakan Atas bantuan anak angkatnya Sutawijaya, pemberontakan tersebut berhasil ditumpas Sutawijaya memindahkan pusat kerajaan ke Mataram
33
Kerajaan Mataram Didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama ( ) Setelah Senopati wafat, putranya Mas Jolang ( ) naik tahta dan bergelar Sultan Anyakrawati. Dia berhasil menguasai Kertosono, Kediri, dan Mojoagung. Ia wafat dalam pertempuran di daerah Krapyak kemudian dikenal dengan Pangeran Sedo Krapyak.
34
Raja-Raja Mataram Islam
35
Mas Jolang kemudian digantikan oleh Mas Rangsang ( ) bergelar Sultan Agung Senopati ing Alogo Ngabdurracham atau Sultan Agung. Pada masa pemerintahannya, Mataram mencapai masa keemasan. Pusat pemerintahan dipindahkan ke Plered. Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Sultan Agung kemudian berniat untuk merebut Banten.
36
Namun, niatnya itu terhambat karena ada VOC yang menguasai Sunda Kelapa.
VOC juga tidak menyukai Mataram. A kibatnya, Sultan Agung harus berhadapan dulu dengan VOC. Sultan Agung dua kali berusaha menyerang VOC: tahun 1628 dan 1629. Penyerangan tersebut tidak berhasil, tetapi dapat membendung pengaruh VOC di Jawa. digantikan oleh Amangkurat I ( ).
37
Raja-raja Mataram Sultan Agung wafat tahun 1645
Amangkurat I ( ). Amangkurat II ( ). wilayah Kerajaan Mataram makin menyempit karena diambil oleh Belanda.
38
Perjanjian Giyanti Terjadi Tahun 1755, Mataram terpecah menjadi dua : Ngayogyakarta Hadiningrat (Kesultanan Yogyakarta) yang berpusat di Yogyakarta dengan raja Mangkubumi yang bergelar Hamengku Buwono I dan Kesuhunan Surakarta yang berpusat di Surakarta dengan raja Susuhunan Pakubuwono III. Dengan demikian, berakhirlah Kerajaan Mataram.
39
Perjanjian Salatiga Terjadi Tahun 1757 Mataram terpecah menjadi empat yaitu : Kesultanan Yogyakarta Kasultanan Surakarta Pakualaman Mangkunegara
40
Peta Wilayah Kerajaan Mataram
41
Pemecahan wilayah Kerajaan Mataram Islam
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat 1813 Pakualaman Kesunanan Surakarta Hadiningrat Mangkunegaran Perjanjian Salatiga 1757 Perjanjian Giyanti (1755 )
42
Kesultanan Cirebon Didirikan oleh salah seorang anggota Walisongo, Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif Hidayatullah. Raja-raja Cirebon: a. Pangeran Ratu (Panembahan Yusuf) b. Panembahan Girilaya ( ) c. Martawijaya (Panembahan Sepuh) d. Kartawijaya (Panembahan Anom)
43
Pada tahun 1679, Cirebon terpaksa dibagi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
Kasultanan Kanoman dibagi dua menjadi Kasultanan Kanoman dan Kacirebonan. Dengan demikian, kekuasaan Cirebon terbagi menjadi 3, yakni Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Cirebon berhasil dikuasai VOC pada akhir abad ke-17 berdasarkan Perjanjian Kartasura 1705.
44
Silsilah Raja-Raja Cirebon
45
Kesultanan Banten Pelabuhan Banten Lokasi kerajaan Banten
Pelabuban Banten
46
Banten Abad Ke-18
47
Raja-raja Banten Sultan Hasanudin (1522-1527)
Pengaruh Banten sampai ke Lampung Maulana Muhammad 1595 menyerang Palembang dan gugur Abu’lmufakir Sultan Ageng Titayasa Kerajaa Banten maju pesat Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji) Memihak VOC Abu’ma’ali Ahmad Rahmatullah Pangeran Yusuf ( ) Berhasil merebut Pajajaran dan Pakuan
48
Salah Peninggalan Kerajaan Banten
49
Kerajaan Gowa-Tallo (Kesultanan Makassar)
Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana ( ) raja terkenal dari Kerajaan Gowa-Tallo yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur (De Hantjes van Het Oosten) Sultan Hasanuddin lahir tahun 1631 dengan nama I Mallombesi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape dan wafat tanggal 12 Juni 1670.
50
Kerajaan Gowa-Tallo Perang 12 April 1668
Sultan Hasanuddin menyerahkan tahta kepada Amir Hamzah 1605, Sultan Gowa-Tallo Memeluk Islam, Bergelar Sultan Alaudin Awwalul Islam 1639, Sultan Alaudin wafat, dan digantikan Sultan Muhammad Said ( ) Sultan Hasanuddin menjadi raja ( ) Sultan Hasanuddin memperluas wilayah sampai ke Sumbawa dan Ternate Belanda menyerang Makassar dan terjadi Perjanjian Bongaya 1667
51
Perjanjian Bongaya 18 November 1667
Belanda mendapat monopoli dagang di Makassar Makassar harus melepaskan jajahannya Belanda boleh mendirikan benteng di Makassar Aru Palaka harus diakui sebagai Raja Bone
52
Peta wilayah Kerajaan Gowa-Tallo
53
Peta kerajaan Ternate dan Tidore
54
Kesultanan Ternate Ternate berdiri abad ke-13 dengan raja Zainal Abidin ( ). Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512 Portugis dan Belanda bukan hanya berdagang tetapi juga berusaha menyebarkan ajaran agama mereka. Penyebaran agama ini mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun ( ). Ketika diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan Khairun dibunuh oleh Portugis. Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Baabullah ( ). Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Keberhasilan itu tidak terlepas dari bantuan Sultan Tidore.
55
Kesultanan Tidore Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan Mansur sebagai raja. Kerajaan Tidore mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore sampai ke Halmahera, Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian. Dengan masuknya Spanyol dan Portugis ke Maluku, kehidupan beragama dan bermasyarakat di Maluku jadi beragam: ada Katolik, Protestan, dan Islam. Pengaruh Islam sangat terasa di Ternate dan Tidore. Pengaruh Protestan sangat terasa di Maluku bagian tengah dan pengaruh Katolik sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan.
56
Kesultanan Banjar Didirikan oleh Pangeran Samudra
Pada saat Islam masuk ke Kerajaan Banjar ia memakai gelar Sultan Suryanullah atau Suryansyah. Pada abad ke-16 kota-kota pelabuhan Banjarmasin mengalami perkembangan pesat sebab banyak didatangi oleh para pedagang. Pangeran Hidayatullah Kraton Kesultanan Banjar
57
Raja-Raja Kerajaan Banjar
1. Pangeran Samudra (Sultan Suriansyah, Raja pertama) 2. Sultan Rahmatullah – 1570 3. Sultan Hidayatullah 4. Sultan Mustain Billah – 1620 5. Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah 6. Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah – 1642 7. Adipati Halid sebagai Wali Sultan, karena Amirullah Bagus Kesuma belum dewasa – 1660 8. Amirullah Bagus Kesuma 9. Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah) – 1679 10. Sultan Tahlilullah – 1700 11. Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning – 1734 12. Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah : 14. Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin : 15. Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah : 16. Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman : 17 . Pangeran Tamjidillah : 18. Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu'mina : 19. Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Banjar
58
Lokasi Kesultanan Banjar
59
Referensi Ricklefs, M.C Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. I Wayan Badrika. Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas XI Program IPA. Jakarta: Erlangga Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto Jakarta: Balai Pustaka. Sartono Kartodirdjo Pengantar Sejarah Indonesia Baru. Jilid 1-2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nana Supriatna Sejarah Untuk SMA Program IPA. Jakarta: Grafindo Media Pratama.
60
Penyusun Hery Purwanto, SS SMAN 3 Kota Bengkulu EDITOR :
Dra. Agnes Maria Eni Purwani
61
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.