Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PELAYANAN PENYAKIT MENULAR (TUBERKULOSIS) di KELUARGA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PELAYANAN PENYAKIT MENULAR (TUBERKULOSIS) di KELUARGA"— Transcript presentasi:

1 PELAYANAN PENYAKIT MENULAR (TUBERKULOSIS) di KELUARGA

2 TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta mampu memahami pelayanan tuberkulosis di dalam keluarga Tujuan Pembelajaran Khusus Menjelaskan pelayanan dasar TB di keluarga Menjelaskan Instrumen pendataan Pelayanan Dasar TB

3 POKOK BAHASAN & SUB POKOK BAHASAN
A. Pelayanan dasar TB 1. Definisi dan Tipe TB Definisi TB Tipe TB 2. Penyebab TB 3. Cara Penularan TB 4. Cara Penemuan Terduga TB 5 Cara merujuk penemuan terduga TB 6. Pengobatan TB Tujuan Pengobatan TB Prinsip Pengobatan TB Pengawas menelan obat 7. Pencegahan TB B. Instrumen pendataan pelayanan Dasar TB

4 Mengapa TB Penting Beban masalah TB yang tinggi (kasus, kematian tinggi), cakupan rendah Menjadi komitmen global : MDGs (goal 6 target 6 C) dilanjutkan SDGs End TB strategy Komitmen nasional RPJMN Program Prioritas Percepatan Pembangunan Nasional (100 program prioritas, janji presiden) Renstra Kementerian Kesehatan Standar Pelayanan Minimal Meningkatnya komitmen pemerintah

5 BEBAN PERMASALAHAN TB DI INDONESIA 2015
(Global Report, 2015) 5 Indikator Tingkat Total kasus TB per Rate per Tahun Hari Jam Prevalensi Global 35.616 1.484 174 Indonesia 4.384 183 647 Insidensi 21.918 913 133 2.740 114 399 Kematian 3.014 126 16 274 11 41 Case Detection Rate, semua bentuk 32

6 Kasus TB yang Hilang (Missing Cases)
68%

7 Milestone menuju Eliminasi TB
Visi: Indonesia bebas TB Tujuan: Eliminasi TB di Indonesia tahun 2035 Peluncuran Strategi TOSS-TB : Peta jalan Eliminasi TB Penemuan Intensif, Aktif, Massif Kemitraan dan mobilisasi sosial 2016 Target dampak pada 2020: 20% penurunan insiden TB 40% penurunan kematian TB dibandingkan tahun 2014 Target dampak pada 2025: 50% penurunan insiden TB 70% penurunan kematian TB dibandingkan tahun 2014 2020 2025 Target dampak pada 2030: 80% penurunan insiden TB 90% penurunan kematian TB dibandingkan tahun 2014 Target dampak pada 2035: 90% penurunan insiden TB 95% penurunan kematian TB dibandingkan tahun 2014 2030 2035

8 Prinsip dan Strategi Penguatan Kepemimpinan program dan dukungan system Peningkatan Akses layanan TOSS-TB bermutu dan berpihak pasien TB Pengendalian faktor risiko penularan TB Peningkatan kemitraan TB melalui forum Gerdunas TB Peningkatan kemandirian masyarakat dalam pengendalian TB Penguatan manajemen program Desentralisasi Program pada tingkat Kabupaten/kota Penguatan Kepemimpinan Program Kontribusi terhadap Penguatan sistem kesehatan Keberpihakan kepada masyarakat dan pasien TB Inklusif, proaktif, efektif, profesional dan akuntabel

9 Mengenal Tuberkulosis
Dikenal dengan nama TBC, TB (=Tubercle Bacillus) Penyakit menular langsung Disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis = Mtb). Dapat disembuhkan. Bukan disebabkan oleh guna-guna, kutukan, keturunan. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi juga organ atau bagian tubuh lainnya (misalnya: tulang, kelenjar, kulit, dll). TB dapat menyerang terutama usia produktif/masih aktif bekerja (15-50 tahun) dan anak-anak. TB dapat menyebabkan kematian bila tidak diobati segera.

10 Robert Koch 11 Desember 1843 – 27 Mei 1919
24 Maret 1882 : mengumumkan penemuan Mycobacterium tuberculosis 1905 : menerima Hadiah Nobel bidang Physiology of Medicine Saudara sekalian yang saya hormati, Seperti telah kita ketahui bersama dan kita akan selalu kita diingatkan bahwa kuman penyebab tuberkulosis (TB) diketemukan oleh dr. Robert Koch dan penemuan tersebut diumumkan pada tanggal 24 Maret Sehingga saat ini kita semua memperingati tanggal tersebut sebagai Hari TB Sedunia.

11 Bersin : 4500 – 1 juta partikel
Kontak TB Bicara : partikel Batuk : partikel Bersin : 4500 – 1 juta partikel

12 1 pasien TB menularkan kepada 10-15 orang pertahunnya
Penularan TB TB menular melalui udara Sumber penularan adalah “dahak” penderita Batuk atau bersin Dipengaruhi oleh : Jumlah kuman Lamanya kontak Daya tahan tubuh Penderita Orang lain Kuman dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab 1 pasien TB menularkan kepada orang pertahunnya

13 GEJALA TB PARU Batuk berdahak Batuk bercampur darah
Sesak nafas dan nyeri dada Badan lemas Nafsu makan berkurang Berat badan turun Rasa kurang enak badan (lemas) Demam/ meriang berkepanjangan Berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan Faktor risiko, seperti : kontak erat dengan pasien TB, Imunokompromis (ODHA, DM dll) di tempat khusus (Lapas/Rutan, tempat kerja, asrama, pondok pesantren, sekolah, panti jompo dll).

14 Penemuan Pasien TB Penemuan Pasif dengan Jejaring Layanan TB (PPM)
Intensif : HIV, DM, PAL, MTBS, Wajib melaporkan DPM IDI RS Swasta Lab Swasta Apotik Klinik IAI RSU Daerah RS Paru Puskesmas Dikes Kab/kota Labkesda Cakupan 60% BPPM Penemuan Aktif pendekatan keluarga dan masyarakat Cakupan 40% Investigasi kontak : 10 – 15 orang Penemuan di tempat khusus : asrama, lapas, rutan, pengungsi, tempat kerja, sekolah Penemuan di masyarakat : penemuan massal Kader, posyandu, pos TB desa, Chase survey

15 Cara Menemukan Pasien TB (1)
1. Pemeriksaan Bakteriologi Pemeriksaan Mikroskopis Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 2 contoh uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak Sewaktu-Pagi (SP) atau Sewaktu-Sewaktu (SS): S (Sewaktu) : dahak ditampung di fasyankes. P (Pagi) : dahak ditampung pada pagi segera setelah bangun tidur. Dapat dilakukan dirumah pasien atau di bangsal rawat inap bilamana pasien menjalani rawat inap. Jika hasil pemeriksaan dahak positif maka artinya dahak tersebut mengandung kuman TB. Jika hasil pemeriksaan dahak negatif, maka harus dilanjutkan pemeriksaan penunjang lainnya dan pada pasien tersebut harus dirujuk kelayanan kesehatan yang lebih lengkap

16 Cara Menemukan Pasien TB (2)
B. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) TB Dapat mendiagnosis dalam 2 jam dan bisa menentukan resistensi terhadap rifampisin. Hanya untuk diagnosisi namun tidak dapat dimanfaatkan untuk evaluasi hasil pengobatan. C. Pemeriksaan Biakan Pemeriksaan biakan dapat dilakukan dengan media padat (Lowenstein-Jensen) dan media cair (Mycobacteria Growth Indicator Tube) untuk identifikasi Mycobacterium tuberkulosis (M.tb). D. Pemeriksaan uji kepekaan obat Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT. E. Pemeriksaan Penunjang Lainnya Pemeriksaan foto toraks. Pemeriksaan histopatologi pada kasus yang dicurigai TB ekstraparu.

17 TB Pada Anak Batuk bukan merupakan gejala utama TB pada anak. Diagnosis TB pada anak menggunakan Sistem Skoring (penilaian dilakukan oleh dokter). Gejala dan Tanda anak yang dicurigai TB adalah: Adanya kontak erat dengan pasien TB dewasa Demam ≥ 2 minggu tanpa sebab yang jelas Demam Batuk lama selama ≥2 minggu. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan meskipun gizi telah diperbaiki Lesu atau malaise ≥ 2 minggu.

18 Pasien TB ekstra paru. TB ekstra paru banyak ditemukan pada anak, Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, ditentukan oleh dokter.

19 Tipe Pasien TB 1. Pasien Baru
Tipe Pasien TB 1.  Pasien Baru Adalah pasien TB yang belum pernah diobati dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu). 2.  Pasien Kambuh (Relaps) Adalah pasien TB yang telah sembuh atau mendapat pengobatan lengkap, kemudian dinyatakan sakit TB kembali dengan hasil BTA positif. 3.  Pasien Pengobatan Setelah Putus Berobat (Default ) Adalah pasien TB yang putus berobat selama 2 bulan atau lebih, kemudian dinyatakan masih sakit TB dengan hasil BTA positif. 4.  Pasien Gagal (Failure) Adalah pasien TB yang mulai pengobatan kembali setelah hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan ke-5 atau lebih, pada masa pengobatan sebelumnya. 5.  Pasien Pindahan (Transfer In) Adalah pasien TB yang dipindahkan dari Puskesmas/Rumah Sakit antar Kabupaten/Kota yang berbeda untuk melanjutkan pengobatannya. 6.  Lain-lain: Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok ini termasuk pasien dengan Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan. Catatan: TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh, gagal, default maupun menjadi kasus kronik. Hal ini sangat jarang terjadi dan harus dibuktikan melalui pemeriksaan lebih lanjut.

20 Prinsip Pengobatan TB Dengan pemberian obat anti Tuberkulosis.
Tahap awal (2 atau 3 bln) Obat diminum setiap hari Tahap lanjutan (4 atau 5 bln) Obat diminum 3 kali seminggu Dengan pemberian obat anti Tuberkulosis. Tidak boleh monoterapi Lama pengobatan relatif lama (6 – 8 bulan) yang di bagi dalam 2 tahap: Fase Awal (2-3 bulan) dengan minum obat setiap hari Fase lanjutan (4-5 bulan) dengan minum obat 3 x seminggu Harus tuntas. Minum obat di depan pengawas Menelan Obat (PMO)

21 Pengobatan TB Paduan pengobatan yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan TB di Indonesia: Kategori 1 diberikan kepada pasien baru TB paru BTA positif, Pasien TB paru BTA negatif rontgen positif dan pasien TB ekstra paru Kategori 2 diberikan kepada pasien TB BTA positif yang telah diobati sebelumnya (pasien kambuh, pasien gagal dan pasien pengobatan setelah putus berobat) Kategori Anak diberikan kepada pasien TB anak

22

23

24

25 Pemantauan Kemajuan Pengobatan Pada Anak:

26 Pengawas Menelan Obat (PMO)
Definisi: Seseorang yang secara sukarela membantu pasien TB dalam masa pengobatan hingga sembuh Kriteria PMO Sehat jasmani dan rohani serta bisa baca tulis Bersedia membantu pasien dengan sukarela Tinggal dekat dengan pasien Dikenal, dipercaya dan disegani oleh pasien Disetujui oleh pasien dan petugas kesehatan Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien

27 TUGAS PMO Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal pengobatan sampai sembuh. Mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada pasien agar dapat menjalani pengobatan secara lengkap dan teratur. Mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa ulang dahak sesuai jadwal. Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping OAT dan merujuk ke Sarana Pelayanan Kesehatan. Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien sesuai petunjuk (petunjuk terdapat di sudut bawah kartu kontrol). Memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga pasien atau orang yang tinggal serumah

28 Efek Samping Pada Pengobatan TB
Yang harus dilakukan Warna kemerahan pada air seni (urin) Jelaskan kepada pasien untuk tidak perlu khawatir karena warna merah berasal dari salah satu obat yang diminum Tidak ada nafsu makan, mual, sakit perut Jelaskan kepada pasien agar obat diminum malam sebelum tidur Nyeri sendi Segera rujuk ke Petugas kesehatan Kesemutan sampai dengan rasa terbakar di kaki

29 Efek Samping Berat Gejala Efek Samping Berat :
Gatal dan kemerahan kulit Tuli Gangguan keseimbangan/limbung Kuning pada mata dan atau kulit tanpa penyebab lain Gelisah dan muntah-muntah Gangguan penglihatan Bintik-bintik kemerahan pada kulit dan renjatan/syok   Bila ditemukan gejala-gejala diatas, pasien harus menghentikan pengobatannya dan segera rujuk ke petugas kesehatan.

30 Bahaya Pengobatan Tidak Tuntas / Melalaikan Pengobatan
Pasien akan berisiko : Penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang lain Penyakit bertambah parah dan bisa berakibat kematian Kebal terhadap Obat Anti TB (OAT), sehingga pasien tidak bisa disembuhkan, harus menggunakan penanganan yang lebih mahal dan waktu pengobatan lebih lama.

31

32 PESAN PENTING UNTUK PASIEN TB
Menelan OAT secara teratur sampai tuntas sesuai jadual dan aturan yang diberikan oleh dokter. Selalu menutup hidung dan mulutnya dengan tisu/sapu tangan/lengan tangan jika batuk atau bersin. Tidak membuang dahak di sebarang tempat, tetapi dibuang pada tempat khusus dan tertutup. Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antara lain : Menjemur alat tidur dan membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk. Aliran udara (ventilasi) yang baik dapat mengurangi jumlah kuman di udara. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman. Makan makanan bergizi dan beristirahat cukup Tidak merokok dan minum minuman keras Olahraga secara teratur Mencuci tangan hingga bersih,

33 Bagaimanakah etika batuk yang benar?
Palingkan muka dari orang lain atau makanan Tutup hidung dan mulut dengan tisu/saputangan/lengan tangan ketika batuk dan bersin Setelah batuk atau bersin segera cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol Hindari batuk di tempat keramaian Gunakan masker atau penutup mulut dan hidung bila sedang batuk/flu Jangan bertukar saputangan atau masker dengan orang lain

34 Definisi Operasional Standar Pelayanan TB
Penderita Tuberkulosis Paru yang berobat sesuai standar adalah : Terduga TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai kewenangannya di FKTP (puskesmas dan jaringannya) Pengobatan dengan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan panduan OAT standar. Pasien meminum obat sesuai jadwal sampai tuntas dibantu PMO

35 Instrumen pendataan pelayanan Dasar TB
Berlaku untuk ART berumur ≥ 15 tahun 5 Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita tuberkulosis (TB) paru? 1. Ya Tidak  P.7 6 Bila ya, apakah meminum obat TBC secara teratur (selama 6 bulan)? 1. Ya  P Tidak  P.8 7 Apakah Saudara pernah menderita batuk berdahak > 2 minggu disertai satu atau lebih gejala: 1. Ya Tidak

36 INSTRUMEN PENDATAAN PELAYANAN DASAR TB
Indikator untuk Program TB pada Keluarga Sehat (No.6) adalah: Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar: (ART > 15 tahun ) a. Pernah didiagnosis menderita TB Paru b. Meminum obat TB Paru secara standar c. ART pernah menderita batuk berdahak > 2 minggu disertai satu atau lebih gejala

37 Kontak.. Subdit TB,Direktorat P2PML,Ditjen P2P Gedung B Lantai 4
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 Telp , Fax

38 THANK YOU


Download ppt "PELAYANAN PENYAKIT MENULAR (TUBERKULOSIS) di KELUARGA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google