Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BENTUK-BENTUK TES HASIL BELAJAR

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BENTUK-BENTUK TES HASIL BELAJAR"— Transcript presentasi:

1 BENTUK-BENTUK TES HASIL BELAJAR
Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd. Jurusan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

2 Tes Hasil Belajar merupakan salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. Ditinjau dari segi bentuk, ada 2 macam: Tes Hasil Belajar Bentuk Uraian. Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif.

3 TES URAIAN Karakteristik Tes Uraian (Subjective test) :
Berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat (umumnya cukup panjang). Perintah menuntut kepada testee untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan, dsb.

4 Jumlah butir soal umumnya terbatas, berkisar antara 5 sampai 10 butir.
Lanjutan…. Jumlah butir soal umumnya terbatas, berkisar antara 5 sampai 10 butir. Pada umunya diawali dengan kata-kata: “jelaskan…”, “mengapa…”,terangkan…”, “uraikan…”, “bagaimana”, atau dengan kata-kata lain yang serupa.

5 Tes uraian dapat digolongkan menjadi 2 macam :
Tes uraian bebas/terbuka. Jawaban sepenuhnya diserahkan kepada testee. 2. Tes uraian terbatas. Jawaban yang dikehendaki sifatnya sudah lebih terarah (dibatasi).

6 KELEBIHAN TES URAIAN Mudah dan cepat pembuatannya
Dapat dicegah kemungkinan timbulnya spekulasi Tester akan dapat mengetahui seberapa jauh tingkat penguasaan testee dalam memahami materi yang ditanyakan Mendorong dan membiasakan testee untuk berani mengemukakan pendapat dengan susunan dan gaya kalimat hasil olahan daya pikirnya sendiri.

7 KELEMAHAN TES URAIAN Pada umunya kurang dapat menampung atau mencakup isi dan luasnya materi pelajaran yang telah diberikan kepada testee Cara mengoreksi jawaban soal tes uraian cukup sulit Dalam pemberian skor ada kecenderungan lebih banyak subyektif Koreksi lembar jawaban sulit diserahkan kepada orang lain Daya ketepatan mengukur (valididitas) dan daya keajegan(reliabilitas) yang dimiliki tes uaraian pada umunya rendah.

8 PETUNJUK OPRASIONAL PENYUSUNAN TES SUBJEKTIF
Diusahakan agar butir soal yang dibuat mencakup ide-ide pokok materi yang diajarkan atau telah diperintahkan kepada testee untuk mempelajarinya Susunan kalimat soal hendaknya berlainan dengan yang terdapat dalam buku atau bahan lain yang diminta untuk dipelajari Setelah soal dibuat, segera pula dibuat kunci jawaban atau setidaknya “ancar-ancar” jawaban, sehingga subyektivitas dapat dikurangi.

9 Lanjutan…. Diusahakan agar pertanyaan jangan dibuat seragam, melainkan dibuat secara bervariasi Soal hendaknya ditulis secara ringkas, padat, dan jelas sehingga cepat dipahami dan tidak menimbulkan kebingungan bagi testee dalam menjawabnya Dikemukakan pedoman tentang cara mengerjakan atau menjawab butir-butir soal.

10 TES OBYEKTIF Dikenal juga dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test),tes ya-tidak (yes-no test), tes model baru (new type test). Definisi: Salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu di antara kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items,atau mengisikan jawaban berupa kata-kata atau simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan.

11 BENTUK TES OBYEKTIF Benar salah (True-False Test)
Menjodohkan (Matching Test) Melengkapi (Completion Test) Isian (Fill in Test) Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test)

12 TES BENAR-SALAH (TRUE-FALSE TEST)
Soal yang diajukan berupa pernyataan (statement), yang berupa pernyataan benar dan salah. Tugas testee membubuhkan tanda (simbol) tertentu Jadi, tes ini bentuknya adalah kalimat atau pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban: benar atau salah, dan testee diminta menentukan pendapatnya mengenai pernyataan tersebut sesuai petunjuk yang ada dalam soal.

13 KEUNGGULAN TES BENAR-SALAH
Pembuatannya mudah Dapat digunakan berulangkali Dapat mencakup bahan pelajaran yg. Luas Tidak terlalu banyak lembaran kertas Bagi testee, cara mengerjakannya mudah Bagi tester, cara mengoreksinya mudah

14 KELEMAHAN TES BENAR-SALAH
Membuka peluang bagi testee untuk berspekulasi dalam memberikan jawaban Sifatnya terbatas, hanya mengungkap daya ingat dan pengenalan kembali Pada umumnya reliabilitasnya rendah Dapat terjadi bahwa butir soal jenis ini, tidak dapat dijawab dengan dua kemungkinan saja, benar atau salah.

15 PETUNJUK OPERASIONAL PENYUSUNAN TES BENAR-SALAH
Seyogyanya tuliskan B-S di depan pernyataan, jangan di belakangnya Jumlah soal hendaknya berkisar antara 10 sampai 20 butir Jumlah soal yang benar sebaiknya sama atau seimbang dengan jumlah soal yang salah Urutan soal yang jawabannya B dan S hendaknya jangan dibuat ajeg, tapi buatlah dengan selang-seling

16 Lanjutan…. Butir soal yang jawabannya B sebaiknya tidak mempunyai corak yang berbeda dengan yang jawabannya S Hindarilah pernyataan-pernyataan yang kalimatnya sama dengan yang ada di buku Hindari sejauh mungkin butir-butir soal yang jawabannya bersifat relatif (ada kemungkinan jawaban B dan S).

17 TES MENJODOHKAN (MATCHING TEST)
Ciri-ciri tes menjodohkan: Tes terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban Tugas testee adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang tersedia, sehingga sesuai atau cocok atau merupakan pasangan atau merupakan “jodoh” dari pertanyaannya.

18 KELEBIHAN TES MENJODOHKAN
Pembuatannya mudah Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan obyektif Apabila tes ini dibuat dengan baik, maka faktor menebak praktis dapat dihilangkan Tes jenis ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal, misal: antara problem dan penyelesaiannya, sebab dan akibatnya, istilah dan definisinya, singkatan dan kata-kata lengkapnya, dll.

19 KELEMAHAN TES MENJODOHKAN
Cenderung lebih banyak mengungkap aspek hafalan atau daya ingat saja Acapkali dijadikan “pelarian” bagi pengajar, karena mudah disusun Kurang baik untuk mengevaluasi pengertian dan kemampuan membuat tafsiran (interpretasi) Tanpa disengaja, sering menyelinap atau masuk hal-hal yang sebenarnya kurang perlu untuk diujikan.

20 PETUNJUK OPERASIONAL PENYUSUNAN TES MENJODOHKAN
Jumlahnya tidak kurang dari 10 dan jangan lebih dari 15 butir soal Pada tiap kelompok item hendaknya ditambah 20 % kemungkinan jawab Daftar yang berada di sebelah kiri hendaknya dibuat lebih panjang Diatur sedemikian rupa sehingga soal dan jawaban berada dalam satu lembar kertas Petunjuk mengerjakan dibuat seringkas dan setegas mungkin.

21 TES ISIAN (FILL IN) Tes bentuk ini biasanya berbentuk cerita atau karangan. Kata-kata penting dalam cerita atau karangan beberapa di antaranya dikosongkan (tidak dinyatakan) Tugas testee adalah mengisi bagian-bagian yang telah dikosongkan itu.

22 KELEBIHAN TES ISIAN Masalah yang diujikan tertuang secara keseluruhan dalam konteksnya Butir-butir item tes ini berguna sekali untuk mengungkap pengetahuan testee secara bulat mengenai suatu bidang Cara penyusunan itemnya mudah.

23 KELEMAHAN TES ISIAN Cenderung lebih banyak mengungkap aspek penegetahuan atau pengenalan saja Umumnya banyak memakan tempat, karena berbentuk rangkaian cerita Sifatnya kurang komprehensif, sebab hanya mengungkap sebagian bahan saja Terbuka peluang bagi testee untuk bermain tebak terka.

24 PETUNJUK OPERASIONAL PENYUSUNAN TES ISIAN
Agar dapat digunakan secara efektif, jawaban ditulis pada lembar terpisah Cerita hendaknya disusun secara ringkas dan padat, untuk menghemat kertas dan waktu penyusunannya Diusahakan selain mengungkap aspek pengetahuan juga mengungkap taraf kompetensi lain yang lebih mendalam Jika memungkinkan soal dapat dituangkan dalam bentuk gambar, peta,dsb.

25 TES MELENGKAPI (COMPLETION TEST)
Tes obyektif yang mempunyai ciri-ciri: Terdiri atas susunan kalimat yang bagian-bagiannya sudah dihilangkan (dihapuskan) Bagian-bagian yang dihilangkan diganti dengan titi-titik (………….) Titik-titik harus diisi atau dilengkapi atau disempurnakan oleh testee, dengan jawaban telah dihilangkan oleh tester

26 KELEBIHAN TES MELENGKAPI
Mudah dalam penyusunannya Jika dibandingkan dengan fill in test lebih menghemat tempat (kertas) Karena bahan yang disajikan cukup banyak dan beragam maka tes ini lebih komprehensif Dapat mengukur berbagai taraf kompetensi, tidak sekedar aspek pengenalan dan hafalan saja.

27 KELEMAHAN TES MELENGKAPI
Tester lebih cenderung menggunakan tes ini untuk mengungkap daya ingat atau hafalan saja Dapat terjadi butir-butir item tes ini kurang relevan untuk diujikan Karena pembuatannya mudah, tester kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat-kalimat soalnya (asal jadi).

28 TES PILIHAN GANDA Bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai,untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawaban. Terdiri atas dua bagian: Item atau soal, dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan Option atau alternatif, yaitu kemungkinan-kemungkinan jawaban yang dapat dipilih oleh testee

29 Option atau alternatif terdiri atas dua bagian:
Satu jawaban betul, yang biasa disebut kunci jawaban Beberapa pengecoh atau distraktor, yang jumlahnya berkisar antara dua sampai lima buah

30 Contoh soal berbentuk pertanyaan
Pada tanggal berapakah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan oleh Soekarno-Hatta? A. 17 Agustus 1945 B. 16 Agustus 1945 C. 15 Agustus 1945 D. 14 Agustus 1945 E. 13 Agustus 1945

31 Contoh soal berbentuk pernyataan
Orang yang menggantikan puasa Ramadhandengan memberi makan kepada fakir miskin, disebut membayar… A. Jariyah B. Fidiyah C. Shadaqah D. Hibbah E. Wakaf

32 MODEL-MODEL TES PILIHAN GANDA
Model melengkapi lima pilihan Model asosiasi dengan lima atau empat pilihan Model melengkapi berganda Model analisis hubungan antar hal Model analisis kasus Model hal kecuali Model hubungan dinamik Model perbandingan kuantitatif Model pemakaian diagram, grafik, peta atau gambar.

33 TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA SEMOGA SAJIAN INI BERMANFAAT
Selamat Belajar ….


Download ppt "BENTUK-BENTUK TES HASIL BELAJAR"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google