Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENILAIAN SEMEN, TEKNIS, MAKSUD DAN TUJUAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENILAIAN SEMEN, TEKNIS, MAKSUD DAN TUJUAN"— Transcript presentasi:

1 PENILAIAN SEMEN, TEKNIS, MAKSUD DAN TUJUAN
DOSEN : Ir. SETYO UTOMO,M.P

2 PENILAIAN SEMEN / SPERMA
LAKUKAN DENGAN SINGKAT SETELAH PENAMPUNGAN HAL-HAL YG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MENILAI SPERMA ADALAH VB HARUS BERSIH, SAAT PENAMPUNGAN JANGAN SAMPAI TERCAMPUR DENGAN KOTORAN / SEL-SEL TANGGAL, SMEGMA PRAEPUTII, AIR, URIN DSB. ADANYA DARAH DAN SERUM AKAN MERUSAK SPERMA PEMANASAN DAN PENDINGINAN YG TERLALU CEPAT AKAN MEMATIKAN SPERMATOZOA PENGGOYANGAN / PENGOCOKAN YG TERLALU KERAS DAPAT ERUSAK SPERMATOZOA PENYINARAN MATAHARI SECARA LANGSUNG HARUS DIHINDARI MAKSUD PENILAIAN SEMEN : UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI BERAPA KALI SEMEN HARUS DIENCERAN INFORMASI KESUBURAN PEJANTAN ALAT : MIKROSKOP PERBESARAN 10X10 DAN 45X10, PIPET BERBAGAI UKURAN, OBJECT GLASS DAN COVER GLASS, TABUNG REAKSI, HEATING TABLE, KERTAS LAKMUS, SPECTROFOTOMETER, DSB.

3 1. MAKROSKOPIS VOLUME WARNA KONSISTENSI PH 2. MIKROSKOPIS GERAK MASSA GERAK INDIVIDU MORFOLOGI ABNORMALITAS SPERMA KONSENTRASI PENILAIAN : KONSISTENSI : CARANYA ADALAH DENGAN MENGGETAR-GETARKAN TABUNG YG BERISI SEMEN SEMEN YG BAIK LEBIH KENTAL DARI AIR SUSU DENGAN KANDUNGAN LEMAK TINGGI SEMEN JELEK SEPERTI AIR KELAPA (BUKAN SANTAN) BENING MAKA KONSISTENSI SANGAT RENDAH

4 WARNA : ASPREMIA = VOLUME SEDIKIT SEKALI DARI BIASANYA
HYPOSPERMIA = VOLUME KURANG DARI BIASANYA HIPERSPERMIA = VOLUME LEBIH DARI BIASANYA VOLUME JENIS TERNAK PENAMPUNGAN/MINGGU KONS/ml.10⁶ JML SPZ/ej.10⁶ VOLUME (ml) SAPI 3 – 5 x 1.200 6.000 4 - 6 DOMBA 7 – 25 x 3.000 1 BABI 270 58.000 215 KUDA 7 – 10 x 120 15.000 125 NORMAL = CREM KEPUTIH-PUTIHAN = AIR SUSU PAKAN SEGAR = KREM LEBIH TUA MASSAGE = KEMERAH-MERAHAN/KECOKLATAN KADANG CAMPUR DARAH SAKIT/INFEKSI = KEHIJAU-HIJAUAN (CAMPUR NANAH) WARNA :

5 KEADAAN EJAKULAT/SEMEN/SPERMA/MANI BEBERAPA JENIS TERNAK JENIS TERNAK
WARNA KONSISTENSI VOL (ml) KONS(10⁶/m³ pH SAPI KUNING GADING/KUNING KEPUTIHAN KONS TINGGI SPT ROOM, RENDAH SPT SUSU LEMAK RENDAH/AIR KELAPA MUDA RENDAH RATA-RATA 3 – 6 (1,5-12) MIN; 0,4, RATA-RATA ; 0,8-1,2; MAX: 6 6,6 – 7,4 DOMBA/KAMBING idem Min; 0,5, rata-rata; 1 – 1,25; max;3,5 Db min;0,8,rt2;2-5, max;8. kb min;<1, rt2;3-5, max; 7 6,5 – 7,2 KUDA KELABU/KEPUTIH-PUTIHAN ENCER SPT AIR SUSU+BAHAN2 SPT LENDIR MIN; 40, RT2:80-120, MAX: 480 MIN:0,04, RT2:0,08-0,2; MAX:0,8 7 -7,6 BABI KEPUTIH-PUTIHAN SEPERTI AIR SUSU Min:100,rt2: , max:1000 Min:0,05; rt2:0,1-0,4; max:1 7,2 - 8 SEMEN DOMBA SEDIKIT TETAPI BERWARNA KERUH BERAWAN SEMEN KEHIJAU-HIJAUAN KARENA ADANYA PERADANGAN KRONIS PADA SALURAN REPRODUKSI TERDAPAT PSEUDOMONAS AUROGINOSA

6 TABEL HUBUNGAN WARNA SPERMA, KONSISTENSI DAN KONSENTRASI
SOEBADI PARTODIHARDJO KREM KEPUTIH-PUTIHAN KENTAL 1.10⁹ SPZ LEBIH JERNIH DARI AIR SUSU ENCER 500.10⁶ SPZ SAMA DENGAN AIR KELAPA SANGAT ENCER < ⁶ SPZ MOZES R TOELIHERE KREM KEPUTIH-PUTIHAN KENTAL 1.10⁹ ⁹SPZ LEBIH JERNIH DARI AIR SUSU ENCER 500.10⁶ ⁶ SPZ SAMA DENGAN AIR KELAPA SANGAT ENCER 100.10⁶ SPZ pH. TINGKAT KEASAMAN SEMEN YANG DISEBABKAN KARENA AKTIFITAS METABOLISME AN AEROB MENJADI ASAM LAKTAT. pH SEMEN SEGAR (SAPI) 5 – 6 – 7 pH KUDA = BABI = 7

7 PENILAIAN MIKROSKOPIS :
1. MENILAI GERAK MASA GUNAKAN PERBESARAN 10 x 10 : SANGAT BAIK/BAIK SEKALI DENGAN TANDA +++ : GELOMBANG BESAR, BANYAK, GELAP, TEBAL DAN AKTIF SEPERTI GUMPALAN AWAN HITAM DEKAT WAKTU HUJAN DAN BERGERAK CEPAT BERPINDAH-PINDAH TEMPAT BAIK DENGAN TANDA ++ : GELOMBANG KECIL, TIPIS, JARANG, KURANG JELAS DAN LAMBAN KURANG BAIK/CUKUP DENGAN TANDA +; TIDAK TERLIHAT GELOMBANG MELAINKAN HANYA GERAKAN-GERAKAN INDIVIDU TIDAK PROGRESIF. BURUK/JELEK DENGAN TANDA N/0, SPERMATOZOA HANYA SEDIKIT ATAU TIDAK ADA SAMA SEKALI GERAKAN INDIVIDU.

8 MENILAI GERAK INDIVIDU (MOTILITAS): PERBESARAN YG DIGUNAKAN 45 x 10
0 SPERMATOZOA INMOTIL/TDK BERGERAK GERAKAN BERPUTAR DI TEMPAT GERAKAN BERAYUN/MELINGKAR, < 50% BERGERAK PROGRESIF, TIDAK ADA GELOMBANG 50 – 80% SPERMATOZOA BERGERAK PROGRESIF DAN ADA GERAK MASA GERAK PROGRESIF YANG GESIT DAN SEGERA MEMBENTUK GELOMBANG DENGAN 90% MOTIL GERAK PROGRESIF, GELOMBANG SANGAT CEPAT, 100% MOTIL GERAKAN INDIVIDU : GERAK PROGRESIF/GERAK AKTIF MAJU KEDEPAN DENGAN TANDA p Gerak mundur/reserve dengan tanda r Gerak berputar/vibratory dengan tanda v Gerak berputar/sirkuler dengan tanda c Persentase spermatozoa kurang dari 40% menunjukkan nilai sperma kurang baik dan infertil, sedangkan yang dapat diterima adalah sekitar 50 – 80% spermatozoa motil aktif dan progresif.

9 MOTILITAS ADANYA METABOLISME SEHINGGA DIHASILKAN ENERGI, AKIBATNYA SPERMATOZOA MAMPU BERGERAK DALAMMEDIA CAIR UNTUK MEMPERTAHANKAN HIDUPNYA SEBELUM TAHUN 1970 SEBAGAI PENGGERAK ADALAH BADAN DAN EKOR, SETELAH TAHUN 1970 PUSAT PERGERAKAN ADA DISERUH BAGIAN TUBUH OLEH KARENA RELAKSASI DAN KONTRAKSI SEBAGAIMANA PADA OTOT YANG DIAKIBATKAN ADANYA ENERGI HASIL METABOLISME DISELURUH BAGIAN TUBUHNYA. GERAKAN SPERMATOZOA MAMALIA PADA SUHU 37⁰C KECEPATAN GERAKNYA ADALAH 100 μm/detik atau 6 – 7 mm / menit; SPERMATOZOA DOMBA KECEPATAB GERAKNYA ADALAH 4,8 mm/menit dan UNTUK SPERMATOZOA SAPI 5,8 – 6,8 mm/menit. KECEPATAN GERAK SPERMATOZOA PADA SUHU 41 – 42 ⁰C KECEPATAN GERAKNYA MAKSIMUM KECEPATAN GERAK DIPENGARUHI OLEH : TEMPERATUR, VISKOSITAS MEDIUM, pH MEDIUM DAN UMUR SPERMATOZOA.

10 MACAM PERGERAKAN SPERMATOZOA :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HIDUP SPERMATOZOA : TEMPERATUR (SPERMATOZOA SAPI + CITRAT KT PADA 5 ⁰C MAMPU BERTAHAN 10 HARI DENGAN MOTILITAS 5 – 10% TETAPI PADA SUHU 46,6 ⁰C MAMPU BERTAHAN 60 MENIT. CAHAYA MATAHARI, MENGAKIBATKAN REAKSI FOTOKIMIA SEHINGGA MENIMBULKAN HIDROGEN PEROKSIDA (H2O2) YANG BERSIFAT TOXIC Ph (derajat keasaman), SPERMATOZOA CENDERUNG BERGERAK LAMBAT DALAM SUASANA ASAM, DAN CENDERUNG CEPAT DALAM SUASANA BASA, Ph 3 aktifitas spermatozoa terhenti dan pH 10 aktifitas spermatozoa juga terhenti. UNTUK MENJAGA STABILITAS ph PERLU DITAMBAHKAN BUFFER (Na- CITRAT, Na- PHOSPAT). TEKANAN OSMOSA BAHAN-BAHAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT. GERAKAN NORMAL YAITU GERAK SPERMATOZOA MAJU KE DEPAN (SIMBOL = p; PROGRESIVE). SEPERTI GERAKAN PADA CAMBUK MAJU KE DEPAN GERAK CIRCULATE (= C) BERGERAK DENGAN GERAKAN MELINGKAR YANG DISEBABKAN MORFOLOGI YANG TIDAK NORMAL GERAK OSCILASI (= O) GERAK DITEMPAT PAD A TEMPERATUR 7 ⁰C SPERMATOZOA DIAM

11 MENGHITUNG SPERMATOZOA YG HIDUP DAN MATI :
DENGAN METODA PEWARNAAN : HANYA UNTUK SEMEN SEGAR AFINITAS SEL SEME YG DISIMPAN TIDAK BISA KARENA AFINITAS RENDAH OLEH KARENA PERMAEBILITAS RENDAH SPERMATOZOA YANG TDK BERGERAK BELUM TENTU MATI ZAT WARNA YG DIGUNAKAN : 1 gr EOSIN + 5 gr NIGROSIN + 25 gr Na Citrat cc aquadest EOSIN 0,2 gr + Na Citrat 0,5 gr + 10 ml aquadest

12 CARA MEMBUAT PREPARAT ULAS :
ZAT WARNA DIPANASI HINGGA BERSUHU 37 ⁰C, KEMUDIAN TETESKAN DI ATAS OBYEK GLASS YANG PANASNYA </= 37 ⁰C DI BAGIAN PINGGIR. SEMEN DITEGARKAN HINGGA HOMOGEN, AMBIL DENGAN PIPET LALU PUTAR-PUTAR DENGAN ZAT PEWARNA HINGGA HOMOGEN. SETELAH HOMOGEN AMBIL OBYEK GELAS YG LAIN, TEMPELKAN UJUNGNYA PADA CAMPURAN ITU DENGAN POSISI MIRING BERSUDUT LANCIP, DORONG SEPANJANG GELAS OBYEK 1 UNTUK MENDAPATKAN SELAPIS SEMEN YANG TELAH DIWARNAI SEDIKIT MUNGKIN LALU PANASKAN 37 ⁰C ATAU CUKUP DIANGIN-ANGINKAN SAJA. HITUNG DIBAWAH MIKROSKOP 45x10 ATAU 10x100 (+MINYAK EMERSI). HITUNG SEL SPERMA SAMPAI SEJUMLAH 100 EKOR, CATAT BERAPA % YANG BERWARNA MERAH DAN BERAPA % YANG BENING (TDK BERWARNA) YG BENING MENUNJUKAN HIDUP, SEDANGKAN BERWARNA MENUNJUKAN SUDAH MATI SAAT DILAKUKAN PEWARNAAN. ULANGI SAMPEL 2 – 3 KALI PENGAMATAN.

13 Konsetrasi spermatoza
Perbesaran 45x10 DENSUM (D) : PADAT; JARAK DUA KEPALA SPERMATOZOA KURANG DARI PANJANG SATU KEPALA (KONSENTRASI DIDUGA – 2 M/ml SEMI DENSUM (SD) : SEDANG ; JARAK ANTARA 2 KEPALA = 1 – 1, PANJANG KEPALA, KONSENTRASI DIPERKIRAKAN 500 JUTA – 1 M/ml RARUM (R) : JARANG, JARAK ANTARA 2 KEPALA SPERMATOZOA LEBIH PANJANG DARI KEPALA ATAU SAMA DENGAN KEPALA LEHER SPERMATOZOA; KONSENTRASI ANTARA 200 – JUTA / ml OLIGOSPERMIA (OS) : SEDIKIT SEKALI BILA JARAKNYA SAMA DENGAN PANJANG SPERMATOZOA; KONSENTRASI < 200 JUTA/ml ASPERMIA (A) : TIDAK ADA SPERMATOZOA KONSENTRASI SPERMATOZOA DAPAT DIHITUNG MENGGUNAKAN : HEMOCYTOMETER SPECTROFOTOMETER

14 PENILAIAN MORFOLOGIK MACAM ZAT WARNA YG DAPAT DIGUNAKAN :
TINTA CINA/INDIA CAMPURAN EOSIN – ANILIN BIRU NIGROSIN – EOSIN CITRAT ABNORMALITAS PRIMER GANGGUAN DALAM TESTES TANDA-TANDANYA ; KEPALA KECIL, KEPALA BESAR, KEPALA KERUCUT, KEPALA MIRING, KEPALA DUA,KEPALA SALAH BENTUK, BEREKOR DUA,ACROSOMA SALAH BENTUK, BERLEHER BESAR DAN KEPALA BULAT. ABNORMALITAS SPERMATOZOA ABNORMALITAS SEKUNDER KESALAHAN DALAM PENANGANAN PASCA PENAMPUNGAN SEMEN, EX : KOCOKAN TERLALU KERAS, COLD SHOCK, PEMANASAN TERLALU TINGGI, PEMBUATAN SEDIAAN KURANG HATI-HATI, DSB. CONTOH DARI ABNORMALITAS INI ADALAH : KEPALA LEPAS, LEHER PATAH, LEHER DAN EKOR KUSUT, EKOR PATAH DAN EKOR BERGELUNG.

15 PENILAIAN DALAM 1 LAPANG PANDANG TOTAL YANG DIHITUNG ADALAH 200 – 500 EKOR. BILA ABNORMALITAS PRIMER > / = 20% JELEK BILA ABNORMALITAS EKUNDER >/= 25% PREPARAT HARUS DIULANG BILA ABN. PRIMER + ABN. SEKUNDER = 20% NORMAL SAPI ABN. SPERMATOZOA > 30 – 35% SEMEN INFERTIL DOMBA ABN. SPERMATOZOA 5 – 15% SEMEN INFERTIL BABI ‘’ – 10% SEMEN FERTIL

16 PEMERIKSAAN SPERMATOZOA SECARA KIMIA-FISIK
ADALAH PEMERIKSAAN DAYA TAHAN SPERMATOZOA TERHADAP PENGARUH SUHU ATAU SESUATU ZAT KIMIA TERTENTU 1. PEMERIKSAAN RESISTENSI SPERMA SAPI SEBANYAK 0,5 – 1 ML DENGAN KONSETRASI DAN PERSEN HIDUP MATI SUDAH DIKETAHUI SPERMA DIMASUKAN DALAM AIR ES SELAMA 10 MENIT KEMUDIAN PERIKSA DI BAWAH MIKROSKOP LAKUKAN PEMERIKSAAN HIDUP MATI LAGI BANDINGKAN PERSEN HIDUP MATI SEBELUM DIMASUKAN KE DALA ES DENGAN SESUDAH DIMASUKAN MENUNJUKAN DAYA TAHAN SPERMATOZOA YG DIPERIKSA (RESISTENSI TEST) 2. PEMERIKSAAN SPERMA BEKU DILAKUKAN TERHADAP 1 STRAW SEMEN BEKU YG DIPERIKSA ADALAH KANDUNGAN GOT (GLUTAMIC OXALOCETIK TRANSAMILASE) SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEKUAN. SPERMA BEKU DIINKUBASIKAN PADA SUHU 37⁰C SELAMA 1 – 2JAM KEMUDIAN DIUKUR LAGI KADAR GOT KEMUDIAN BANDINGKAN.

17 JIKA SETELAH PEMBEKUAN GOT LEBIH TINGGI MAKA BERARTI TERJADI KERUSAKAN SEL SELAMA PEMBEKUAN INDIKASINYA ADALAH GOT AKAN KELUAR DARI TUBUH SPERMATOZOA (MELALUI MEMBRAN) SEHINGGA GOT DALAM SEMEN MENJADI LEBIH TINGGI. MAKIN TINGGI GOT MAKA BERARTI MAKIN BANYAK SPERMATOZOA YANG MATI. PADA MANUSIA PENGUKURAN GPT, JIKA KADAR GPT TINGGI BERARTI BANYAK TERJADI KERUSAKAN JARINGAN. CARA MENGATASINYA : PENAMBAHAN GLISEROL, DMSO PENURUNAN SUHU SECARA BERTAHAP/BERTINGKAT

18 R = V/v PENGUKURAN RESISTENSI TERHADAP CL⁻ (BERSIFAT MERUSAK SEL)
1. PENGENCERAN BERTINGKAT PENAMBAHAN Na Cl 1% DILAKUKAN SEDIKIT DEMI SEDIKIT / BERTINGKAT, UNTUK SPERATOZOA SAPI DIGUNAKAN Na Cl 1% SEBANYAK 0,02 ml, KUDA DAN BABI 0,5 ml. PENAMBAHAN Na Cl , TIAP KALI PENAMBAHAN 10 ml Na Cl 1% DICAMPUR HATI-HATI KEMUDIAN DIPERIKSA MOTILOTASNYA (GERAK p) DI BAWAH MIKROSKOPE. Bila masih ada gerakan maju kedepan maka tambah lagi 10 ml Na Cl 1% dicampur sedikit demi sedikit dst sampai hilang sama sekali gerakan progresivenya. Jika gerakan p ada terus maka akhiri saja pada menit ke 15. Perhitungan angka resistensinya adalah : R = V/v CONTOH : pada sapi V = 100 ml, v = 0,02 ml maka R = 100/0,02 = 5.000 Pada sapi R > 5.000, R makin tinggi semakin baik PADA KUDA DAN BABI ANGKA R LEBIH RENDAH. V = BANYAKNYA VOLUME NaCl 1% YG DITAMBAHKAN (cc). V = VOLUME SPERMA

19 2. PENGENCERAN KONSTAN Na Cl DITAMBAHKAN SEKALIGUS SEBANYAK 100 ml, YG DIPERIKSA ADALAH GERAKAN MAJU (PROGRESIVENYA = p) SETIAP 5 MENIT SEKALI, SETERUSNYA SAMPAI GERAKAN MAJU SAMA SEKALI TIDAK ADA SETIAP 5 MENIT SEKALI, HITUNG WAKTUNYA PADA SAAT GERAKAN HILANG SAMA SEKALI. WAKTU INI MENUNJUKAN WAKTU RESISTENSI = w x V Rw = v W = waktu V = volume Na Cl v = volume sperma V/v merupakan bilangan konstan (sapi 0,01 ml dan kuda/babi= 0,1 ml) yang berubah adalah hanya W (waktu) Rw SAPI > 30 MENIT BAIK SEMAKIN LAMA SEMAKIN BAIK RESISTENSINYA

20 4. PEMERIKSAAN BIOKIMIAWI
UNTUK MENGETAHUI AKTIFITAS METABOLISME SPERMATOZOA SEBAGAI DASAR KUALITAS SPERMATOZOA PADA SPERMATOZOA YANG HIDUP TERDAPAT ENZYM DEHIDROGENASE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR PEMERIKSAAN AKTIFITAS METABOLISME SEL SEBAGAI INDIKATOR ADALAH MB, ZAT YANG DIMETABOLISMEKAN ADALAH MONOKARBOHIDRAT (GLUKOSA, FRUKTOSA DAN MANOSA). DASAR : FRUKTOSA ASAM LAKTAT H + 2 ATP An-aerob INDIKATOR MB + 2 ATOM H SUASANA ANAEROB AKAN MENJADI LEUCOMETHILEN BLUE (TIDAK BERWARNA). UJI SORRENSEN BECK AND SALISBURRY

21 PERTANYAAN : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas dan singkat Apa maksud dan tujuan dilakukannya penilaian semen ? Jelaskan bagaimana korelasi uji makroskopis dengan konsentrasi jika IB di lapangan tidak tersedia peralatan seperti mikroskop? Jelaskan batasan penilaian secara mikroskopis untuk gerak masa hubungannya dengan fertilitas untuk ternak domba, sapi dan babi? Persen hidup mati dari semen dapat dihitung dengan afinitas sel terhadap zat warna, jelaskan metodanya! Perhitungan konsentrasi dapat ditaksir melalui metoda perhitungan jarak antar 2 kepala spermatozoa, jelaskan peringkat D, SD, R, OS dan A, apa maksudnya? Jawab pada e mail : Thank You……


Download ppt "PENILAIAN SEMEN, TEKNIS, MAKSUD DAN TUJUAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google