Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Filosofi Teknologi Internet

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Filosofi Teknologi Internet"— Transcript presentasi:

1 Filosofi Teknologi Internet
Onno W. Purbo

2 Referensi Buku TCP/IP konsep, disain & implementasi.
Teknologi Warung Internet Internet Radio Paket Toko Buku Gramedia (Elexmedia)

3 Referensi Web http://louis.idaman.com/idkf http://louis.regex.com/idkf
ftp://kmrg.lib.itb.ac.id/incoming/idkf/ ~600 file ~400 Mbyte

4 Diskusi di Internet sysop-l@itb.ac.id asosiasi-warnet@egroups.com

5 Fokus Inti TCP/IP Teknologi Internet

6 Outline Overview Arsitektur Internet Sedikit Fisik Jaringan Routing
Domain Name System (DNS)

7 OSI Model Application Presentation Session Transport Network Data Link
Physical

8 TCP/IP Model Application Layer Transport Layer Internet Layer
Network Layer

9 Enkapulasi Data dalam TCP/IP
Application header Transport Internet Network Access

10 Relay Data ke Tujuan Router Application Application Transport
Internet Internet Internet Network Access Network Access Network Access

11 IP Address (IPv4) Pengalamatan harus unik 32 bit bilangan biner

12 Klasifikasi IP Address
Address kelas A bit pertama IP Address-nya “0” Address kelas B 2 bit pertama IP Address-nya “10” Address kelas C 3 bit pertama IP Address-nya “110” Address kelas D 3 bit pertama IP Address-nya “111”

13 Mengartikan suatu Address
26 104 19 128 66 12 1 192 178 16 1

14 Mengartikan suatu Address
26 104 19 Host dari network 26 (Klas A) 128 66 192 178 16 1

15 Mengartikan suatu Address
26 104 19 128 66 12 1 Host 12.1 dari network (Klas B) 192 178

16 Mengartikan suatu Address
26 104 19 Host 1 dari network (Kelas C) 128 66 192 178 16 1

17 Mekanisme Routing Application Transport Internet Internet Internet

18 Mekanisme Routing Tujuan gateway 128.66.1.0 128.66.1.5
Default Mekanisme Routing Application Transport tujuan gateway default tujuan gateway default

19 Name Service Memetakan Nama ke IP address

20 Lebih Jauh Dengan Routing

21 Kesalahan Routing IP Paket tidak dapat mencapai host tujuan
Tidak bisa berhubungan dengan komputer lain Pekerjaan tidak selesai Aaaargh!!

22 Internet Protocol Protokol network layer
Addressing berada pada level ini, sehingga independen dari media fisik Tumpuan seluruh aplikasi network untuk menemukan host tujuan

23 Format IP Datagram SOURCE ADDRESS DESTINATION ADDRESS TTL

24 Parameter Penting Time To Live (TTL) Source Address
Destination Address Mekanisme Connection Less

25 Peng-alamat-an!

26 IP Address Class A 0-127 0-255 0nnnnnnn hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host Ciri : bit pertama = 0 Standar: 8 bit network dan 24 bit host Ada 128 buah kelas A di dunia Satu kelas A dapat menampung sampai lebih dari 16 juta host ( )

27 IP Address Class B Ciri : dua bit pertama = 10
0-255 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh Bit-bit Network Bit-bit Host Ciri : dua bit pertama = 10 Standar : 16 bit network & 16 bit host Ada 64 x 256 kelas B di dunia Satu kelas B dapat menampung sampai lebih dari 64 ribu host ( )

28 IP Address Class C 192-223 0-255 110nnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host Ciri : tiga bit pertama = 110 Standar : 24 bit network & 8 bit host Ada 32 x 256 x 256 kelas C di dunia Satu kelas C dapat menampung sampai 254 host

29 Sub-netting .. Pembagian satu kelas network atas sejumlah subnetwork
Pemindahan “garis pemisah” antara bit-bit network dengan bit-bit host Sejumlah bit pada kelompok bit host dialihkan menjadi bit-bit network

30 Mengapa Sub-Netting? Efisiensi penggunaan IP Address
Pendelegasian kekuasaan untuk pengaturan IP Address Mengatasi masalah perbedaan hardware dan topologi fisik jaringan

31 Address Khusus .. Default Route ( Network 0 )
Loopback Address ( Network 127 ) Network Address Broadcast Address Multicast Address (Network 224)

32 Network Address Set bit-bit host = 0 Identifikasi suatu network
Seluruh host pada satu network akan memiliki network address yang sama Informasi routing yang sederhana bagi host-host pada network yang lain

33 Broadcast Address Set bit-bit host = 1
Untuk mengirim informasi umum / broadcast ke seluruh host dalam suatu network Seluruh host pada satu network akan memiliki broadcast address yang sama

34 Contoh IP Address Kelas A
44 132 1 20 Bit-bit Network Bit-bit Host Nomor network : 44 Nomor host : Network Address : Broadcast Address :

35 Contoh IP Address Class B
167 205 9 21 Bit-bit Network Bit-bit Host Nomor network : Nomor host : 9.21 Network Address : Broadcast Address :

36 Contoh IP Address Class C
202 81 252 Bit-bit Network Bit-bit Host Nomor network : Nomor host : 252 Network Address : Broadcast Address :

37 Implementasi Sub-Netting
Menggunakan subnetmask Format subnetmask sama dengan format IP Address ( 32 bit ) Bit-bit IP Address yang dimasking akan dianggap sebagai bit-bit network Level masking pada umumnya dinyatakan dengan jumlah bit

38 Contoh Subnetting ( atau FF.FF.0.0) ( atau FF.FF.FF.0) ( atau FF.FF.FF.E0)

39 Masking 16 bit untuk kelas A

40 Masking 24 bit untuk kelas A

41 Masking 27 bit untuk kelas B

42 Keterangan 27 bit pertama adalah bit-bit network, sedangkan 5 bit terakhir adalah bit-bit host Ada 32 ( 25 ) kombinasi bit host Bit host ==> network address Bit host ==> broadcast address Setiap subnetwork dapat menampung 30 host ( selain nomor dan )

43 Subnet 27 bit mask

44 Keterangan Dari satu kelas C mendapatkan 8 subnet
Segmentasi : 1 x 256 ==> 8 x 32 Masing-masing segmen mempunyai broadcast address dan network address sendiri

45 Konfigurasi Network & Routing

46 Syarat Mengetahui Konfigurasi Network Mengetahui IP Address Gateway

47 Contoh Konfigurasi Jaringan

48

49 ifconfig ed netmask broadcast

50 ifconfig ed netmask broadcast ifconfig ed netmask broadcast

51

52 $ netstat -nr

53 $ netstat -nr Routing tables Destination Gateway Flag Interface UH lo0 U ed0 U ed1

54 Routing .. Proses pengambilan keputusan : lewat gateway yang mana paket harus dilalukan Routing dilakukan untuk setiap paket

55 Beberapa Routing .. Minimal Routing Static Routing Dynamic Routing

56 Minimal Routing Informasi minimum yang harus ada bagi host yang tersambung ke suatu network Rute untuk mencapai host-host yang terhubung langsung pada network yang sama Terbentuk pada saat konfigurasi interface

57 Static Routing Informasi routing tambahan melalui gateway
Dibentuk secara manual oleh administrator berdasarkan konfigurasi network Cocok untuk network yang hanya memiliki beberapa gateway

58 Dynamic Routing Informasi routing diberikan secara periodik oleh gateway Digunakan pada network dengan banyak gateway / perkembangan yang pesat Menggunakan routing protocol untuk pertukaran informasi routing

59 Mengapa Dynamic Routing
Network bukan sebuah sistem yang statis Perkembangan network pada umumnya sangat pesat Static routing memerlukan operator untuk maintenance Dynamic routing secara otomatis akan beradaptasi dengan perkembangan network

60 Routing Protocol Perangkat lunak yang mempertukarkan routing information untuk membentuk routing table Melakukan update routing table secara periodik Berfungsi untuk menentukan rute terbaik ( jika terdapat beberapa rute untuk tujuan yang sama )

61 Membangun Routing Table

62 Static Routing Table Menggunakan perintah : route
Berdasarkan konfigurasi network Jika hanya ada satu gateway, dapat memakai default route

63 Static Routing

64

65 $ netstat -nr

66 $ netstat -nr Routing tables Destination Gateway Flags Interface UH lo0 U ed0

67

68 # route add default add net default: gateway

69 $ netstat -nr # route add default 167.205.20.11 1
add net default: gateway $ netstat -nr

70 add net default: gateway 167.205.20.11
# route add default add net default: gateway $ netstat -nr Routing tables Destination Gateway Flags Interface UH lo0 U ed0 Default U ed1

71

72 $ netstat -nr

73 $ netstat -nr Routing tables Destination Gateway Flags Interface UH lo0 U ed0

74

75 # route add -net add net : gateway

76 # route add -net add net : gateway # route add -net add net : gateway

77 # route add -net add net : gateway # route add -net add net : gateway # route add default add net default: gateway

78

79 $ netstat -nr

80 $ netstat -nr Routing tables Destination Gateway Flags Interface UH lo0 U ed0 UG ed0 UG ed0 Default UG ed0

81 Routing Information Protocol
Merupakan protocol routing yang digunakan secara luas di Internet Memanfaatkan broadcast address untuk distribusi informasi routing Menentukan rute terbaik dengan “hop count” terkecil Update routing dilakukan secara terus menerus

82 Cara Kerja RIP Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan

83 Cara Kerja RIP Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung

84 Implementasi RIP Semua sistem UNIX pada umumnya dilengkapi routed ( routing daemon ) Cukup jalankan perintah UNIX # routed Tambahkan script untuk routed pada boot files untuk menjalankan RIP setiap kali komputer diboot

85 Penjelasan Implementasi RIP

86 Domain Name System (DNS)

87 Mengapa DNS? Manusia “ingat” nama, komputer kenal angka.
Perkembangan jaringan pesat. File /etc/hosts tidak memadai. Desentralisasi pemeliharaan jaringan.

88 Prinsip Kerja DNS TCP/IP Application Resolver DNS Client query answer
Server DNS Client query answer

89 Informasi DNS IP address Canonical Name Mail Exchanger
Informasi Hardware Sistem Operasi Hostname

90 Implementasi DNS DNS server /etc/named named.boot zona file Resolver
/etc/resolv.conf Atau /etc/host.conf

91 Implementasi Host Table
/etc/hosts /windows/hosts Format Penulisan <ip_address> <hostname> <cname> Contoh /etc/hosts maingtw.paume.itb.ac.id. www localhost

92 Kenapa /etc/hosts Jumlah host sedikit
Jaringan tidak terhubung ke Internet /etc/hosts digunakan oleh NIS (pada Sun) Tidak semua host pakai UNIX

93 Top Level Domain & Subdomain

94 Known TLD World edu : nsf.mit.edu Com : ibm.com gov : nasa.gov
mil : navy.mil net : nsf.net org : ampr.org In other countries jp ; Jepang nl ; Netherland au ; Australia uk ; Inggris de ; Jerman th ; Thailand

95 Domain ID Top Level Domain : id Beberapa Sub-Domain
ac.id : Lemb. Pendidikan go.id : Lemb. Pemerintahan co.id : Lemb. Komersial or.id : Lemb. Non Profit net.id : Network Provider sch.id : Sekolah

96 Konfigurasi DNS Server
File-file yang dibutuhkan /etc/named (executable file) boot script (default : /etc/named.boot) zona file DNS server run sebagai “daemon” proses

97 Konfigurasi boot script
Directory Primary Secondary Cache forwarders Penyimpanan zona file Server sebagai primary Server sebagai secondary Cache only server Server sebagai forwarder

98 Konfigurasi Cache-only server
Konfigurasi minimal dari DNS server Setiap query akan diteruskan ke root server format cache . db.cache

99 Primary & Secondary Server
Primary server “memelihara” langsung zona file Secondary server sebagai “image” dari primary server Proses updating dengan “zona transfer” DNS server dapat merupakan primary dan secondary dari beberapa domain

100 Format Contoh Primary <domain> <zona file>
Secondary <domain> <server> <image file> Contoh Directory /etc/named.data Primary itb.ac.id db.itb Secondary ee.itb.ac.id db.ee Secondary telkom.go.id db.telkom Secondary bppt.go.id db.bppt

101 Server ee.itb.ac.id Server telkom.go.id DNS Server Server bppt.go.id Resolver query answer

102 Reserve Domain Server Memetakan IP address ke hostname
Diperlukan untuk log file dan security IP address digunakan sebagai domain Top Level domain in-addr.arpa Sub-Domain dibentuk dari IP address mulai dari Most Significant Digit

103 Reverse Domain Tree arpa in-addr 255 1 2 167 1 2 205

104 Contoh Reverse Domain ex : Network dengan IP address klas B xx.xx mempunyai reverse domain in-addr.arpa ex : Network dengan IP address klas C xx mempunyai reverse domain in-adr.arpa

105 Deklarasi Reverse Domain Server pada boot script
Format (sbg primary dan secondary) primary <rev_domain> zona file secondary <rev_domain> <server> zona file Contoh primary in-addr.arpa db secondary in-addr.arpa db.202

106 Standard Resource Record
Start of Authority Record (SOA) Name Server (NS) Address Record (A) Mail Exchanger Record (MX) Canonical Name Record (CNAME) Host Information Record (HINFO) Well Known Services Record (WKS)

107 Start of Authority (SOA)
Format [zone] IN SOA origin contact ( serial refresh retry expire minimum )

108 Name Server Record (NS)
Mendeklarasikan DNS server untuk zona file (Boleh lebih dari satu host) Format [domain] IN NS server

109 Address Record (A) Mendeklarasikan IP address dari host-host yang terdapat pada zona file Format [host] IN A address

110 Mail Exchanger Record (MX)
Mendeklarasikan Mail Server untuk suatu domain ataupun suatu host Format [name] IN MX preference host

111 Canonical Name (CNAME)
Mendeklarasikan alias name untuk suatu host Format nickname IN CNAME host

112 Host Information (HINFO)
Mendeklarasikan informasi singkat tentang hardware dan sistem operasi dari suatu host Format [host] IN HONFO hardware software

113 Well Known Services (WKS)
Memberikan informasi tentang layanan yang disediakan oleh suatu host Format [host] IN WKS address protocol services

114 Pointer to Hostname (PTR)
Memberi informasi hostname dari IP address suatu host Format [number_in_Class] IN PTR FQDN

115 Konfigurasi Cache File
Digunakan untuk mengakses root server ex : IN NS ns.nic.ddn.mil ns.nic.ddn.mil IN A

116 Start DNS Server Di run bila boot script dan zona file telah dibuat sebelumnya

117 Run dari Shell Command # named -b /etc/named.boot

118 Konfigurasi Resolver Bagaimana Client akses DNS server?

119 File /etc/resolve.conf
Format domain <domain_name> server <IP_addr_DNS_Sercer> ex: domain itb.ac.id server

120 DNS dan Mail Bagaimana Electronic Mail Menggunakan MX Record pada DNS Server..? Bagaimana mengirimkan ke host yang tidak menjalankan aplikasi Mail Server

121 Proses Pengiriman Mail
Remote host akan mengirim pertama kali ke Mail Server dengan preference terendah (prioritas tertinggi) Remote host dengan preference paling tinggi merupakan prioritas terendah MX record dapat digunakan untuk Wide Domain Aliases

122 Proses Mail Catatan : Prioritas tertinggi adalah host itu sendiri
System IN MX 40 mail.bppt.go.id IN MX 30 gtw.itb.ac.id IN Mx 20 system.itb.ac.id Catatan : Prioritas tertinggi adalah host itu sendiri

123 Utility nslookup Untuk mengetahui apakah DNS server dapat berjalan sebagaiman mestinya ...

124 Menggunakan nslookup Dari shell prompt
maingtw # nslookup itbgtw.itb.ac.id Server: maingtw.paume.itb.ac.id Address: Name: itbgtw.itb.ac.id Addresses: ,

125 Menggunakan nslookup Secara Interaktif maingtw # nslookup
Server:maingtw.paume.itb.ac.id Address: > ?

126 Pemeliharaan & Updating DNS
Bagaimana perubahan zona file dapat diupdate oleh secondary server..?

127 Tips Updating SOA diikuti dengan menambah serial number
Gunakan beberapa secondary server untuk kehandalan system Koordinasi dengan Adminintrator DNS lainnya. Updating root server


Download ppt "Filosofi Teknologi Internet"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google