Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Estetika INdia Hindu dan Buddha Agus Setiawan, M.Sn.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Estetika INdia Hindu dan Buddha Agus Setiawan, M.Sn."— Transcript presentasi:

1 Estetika INdia Hindu dan Buddha Agus Setiawan, M.Sn

2 penyebaran pada abad 1 – 10

3 Konsep hindu: menyatu dengan seluruh alam, meraih kebajikan abadi
Kata Hindu berkaitan dengan kata Hindustan, nama lain bagi tanah India. Filsuf Hindu berpikir utk mencari jalan lepas dari ikatan suniawi dan masuk ke dalam kebebasan yang baginya merupakan kesempurnaan Filsafat Hindu menyelediki alam, dicari intisarinya, diselami hakikatnya, dicari sebab-sebab yang sedalam-dalamnya, tujuan lebih lanjut: kebebasan.

4 veda Dewa rita korban brahmana masyarakat Wakil dari kekuatan alam
Wahyu kosmik (wahyu yang diperoleh manusia dari hasil kontemplasi menghayati alam semesta Binatang ternak, padi, mentega, minuman Dewa Vishnu, Agni, Surya, Vayu rita brahmana Mencakup hukum dan aturan yang tisak boleh diabaikan atau dilanggar. Meliputi segala-galanya, baik dewa maupun isinya. 1. Rig veda berisi pujian 2. Sama veda berisi nyanyian-nyanyian yang dinyanyikan utgatar (penyanyi) 3. Yajur veda berisi mantra dalam bentuk prosa 4. Atharwa veda beridi uraian dan doa-soa yang harus dikenal para brahmana masyarakat Brahmana Ksatria (bangsawan, raja dan keturunannya) Waisya (pedagang) Sudra (pekerja)

5 Pengertian tentang yang maha kuasa
brahma korban Merujuk pada pengertian Yang Maha Kuasa Pusat alam semesta brahman Untuk membedakan dengan Dewa Brahma

6 Dewa dan dewi: cerminan sifat-sifat yang maha kuasa
Konsep satu Tuhan Dewa matahari, bulan Bentuk manusia atau spiritual = Wishnu dengan empat bentuk brahman Tiga aspek yang berbeda Tidak mengambil satu bentuk khusus tertentu Memahami keberagaman “penampakan” Yang Maha Kuasa” sebagai cara manusia memahami kemahakuasaan dan keterbatasan Brahman Avatar, Dewa, Dewi Trimurti: Brahma, Wishnu, dan Siwa

7 Konsep buddha: pencerahan yang membebaskan
Tokoh awal Budhisme adalah Sidharta Gautama, seorang pangeran dari keluarga istana di Nepal. Ialah yang disebut dengan Buddha (yang sudah dicerahi). Ada reinkarnasi menurut kepercayaan Hindu yang sebagian besar diterima oleh agama Buddha, roda kehidupan dan kematian yang selalu berputar. Ada hukum sebab-akibat yaitu karma. Jadi persoalan penderitaan tanpa batas. Terang besar turun ke atas Sidharta di bawah pohon Bo. Ia menjadi Buddha atau yang tercerahkan.

8 Kebenaran mulia: inti ajaran buddha
Kebenaran mulia tentang penderitaan Kebenaran mulia tentang sebab penderitaan Kebenaran mulia tentang melenyapkan penderitaan Kebenaran mulia tentang jalan menuju pelenyapan penderitaan

9 keinginan penderitaan dukha
Kelahiran, umur tua, sakit, mati, dipisahkan dari orang yang dikasihi, tidak lulus, tidak bisa kuliah, semua yang melekat di dunia keinginan penderitaan Pikiran Perasaan tindakan Penglihatan yang benar Keinginan yang benar Perkataan yang benar perbuatan yang benar hidup yang benar usaha yang benar Pikiran yang benar Semadi yang benar dukha Kebijaksanaan Kelurusan semadi

10 Tiga ciri pokok benda-benda menurut ajaran budhisme
1. Segala sesuatu bersifat fana Setiap benda berubah-ubah, tak ada yang tetap. “segala sesuatu mengalir”. Menurut Buddha perubahan benda inilah yang menyebabkan penderitaan. 2. Segala sesuatu mengandung penderitaan Benda-benda yang kita tangkap dengan panca indra memiliki potensi menimbulkan penderitaan. Menyadari diri tanpa ego akan membantu manusia untuk menyadari bahwa keinginannya pun bukan keinginan nyata karena muncul dari ego yang tak nyata. 3. Segala sesuatu adalah tanpa ego

11

12 Konsep desain seperti dalam estetika Hindu bermakna “baik-indah”
-    Rupabheda, artinya pembedaan bentuk. Maksudnya, bentuk- bentuk yang digambarkan harus dapat segera dikenal oleh audience yng melihat. Bunga harus segera dapat dikenali sebagai bunga, pohon sebagai pohon. Pokoknya dalam hal ini ketrampilan seniman menyatakan bentuk harus jelas dan tak meragukan. -    Sadrsya, kesamaan dalam penglihatan. Maksudnya, bentuk- bentuk yang digambarkan harus sesuai dengan ide yang terkandung didalamnya. Misalnya sebuah pohon dengan bunga- bunga dan buah-buah yang dimaksudkan sebagai lambang kesuburan, haruslah digambarkan dengan memberikan sugesti yang cukup mengenai kesuburan ini. Misalnya dengan menggambarkan batang-batangnya yang serba membulat segar, bunganya yang merekah dengan kelopak tebal seolah-olah dialiri air yang pada dasarnya esensi dari kesuburan -    Pramana, sesuai dengan ukuran yang tepat. Sebagai konsekuensi dari prinsip ini. Maka tradisi menentukan patokan mengenai ukuran-ukuran dari tokoh-tokoh mitologis yang pada dasarnya adalah perwujudan dari ide-ide tertentu. Ide-ide yang tetap ini harus  diteguhkan dengan ukuran-ukuran yang tetap pula. Disini proporsi menjadi sangat penting.

13 Warnikabhangga, yaitu penguraian dan pembikinan warna
  Warnikabhangga, yaitu penguraian dan pembikinan warna. Seperti dalam seni lukis, warna mempunyai porsi sangat penting. Syarat ini adalah meliputi : pembuatan warna-warna dasar dan penyediaan alat- alat lukis, percampuran warna dan pemakaian warna secara tepat. -    Bhawa, bisa diartikan sebagai suasana dan sekaligus pancaran roso. Disini perasaan audience akan menjadi tolak ukur dari sebuah karya. -    Lawanya, keindahan, daya pesona. Dalam hal ini sebuah karya dinilai secara kualitas, suatu hasil seni akan menimbulkan   kesan yang dalam bagi penikmat seni bahkan bisa mempengaruhi batinnya. Seperti misalnya melihat sebuah patung Budha dari sarnath (zaman Gupta) yang dengan kesederhanaan komposisi tapi didampingi dengan keluwesan garis-garis dan pembidangannya, memancarkan keagungan, ketentraman dan kekhidmatan.


Download ppt "Estetika INdia Hindu dan Buddha Agus Setiawan, M.Sn."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google