Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYuliani Santoso Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Dinamika Kelompok Dan Perkembangan Partispatif “Keberhasilan Kelompok Tani”
Oleh: 1. Rori Fusilawati ( ) 2. Dian Agustina ( ) 3. Aulia Menatri ( )
2
Pengertian Kelompok Tani
Kelompok Tani adalah kumpulan orang-orang tani (Dewasa, wanita, pemuda) yang terikat secara informal atas dasar keserasaian dalam kebutuhan bersama serta didalam pengaruh lingkungan dan pempinan seorang kontak tani. Kelompok tani adalah petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) keakraban dan keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua (Trimo, 2006). Menurut Purwanto (2007), kelompoktani adalah kumpulan petani-nelayan yang didasarkan atas kesamaan, keserasian satu lingkungan sosial budaya untuk mencapai tujuan yang sama.
3
Ciri-ciri Kelompok Tani
Beranggotakan petani-nelayan; Hubungan antara anggota erat; Mempunyai pandangan, kepentingan yang sama dalam mengelolah usahataninya; Mempunyai kesamaan jenis komoditas usaha; Usahatani yang diusahakan merupakan sebuah ikatan fungsional/bisnis; Mempunyai tujuan yang sama; Ada interaksi antar anggota yang berlangsung secara kontinyu untuk waktu yang relatif lama; Setiap anggota menyadari bahwa ia merupakan bagian dari kelompok, dan sebaliknya kelompoknyapun mengakuinya sebagai anggota; Adanya kesepakatan bersama antar anggota mengenai norma-norma yang berlaku, nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan dicapai.
4
Peran Kelompok Tani Lembaga pengubah (change institution)
2. Lembaga pembaharu (reform institution) 3. Lembaga pemodernisasi (modernizing institution) Peran Kelompok Tani
5
Peran Fungsi-Fungsi Kelompok Tani
Kelas Belajar Unit Produksi Kelompok Usaha Wahana Kerjasama
6
Keuntungan Membentuk Kelompok Tani
Sedangkan alasan utama dibentuknya kelompok tani adalah : Untuk memanfaatkan secara lebih baik (optimal) semua sumber daya yang tersedia. Dikembangkan oleh pemerintah sebagai alat pembangunan. Adanya alasan ideologis yang “mewajibkan” para petani untuk terikat oleh suatu amanat suci yang harus mereka amalkan melalui kelompok taninya. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani. Semakin cepatnya proses difusi penerapan inovasi atau teknologi baru. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang petani. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan (input) atau produk yang dihasilkannya. Semakin dapat membantu efesiensi pembagian air irigasi serta pengawasannya oleh petani sendiri.
7
Klasifikasi Kelompok Tani
Kelas Pemula, merupakan kelas terbawah dan terendah dengan mempunyai nilai 0 sampai dengan 250. Dengan piagam yang ditandatangani oleh Kepala Desa. Kelas Lanjut, merupakan kelas yang lebih tinggi dari kelas pemula dimana kelompoktani-nelayan sudah melakukan kegiatan perencanaan meskipun masih terbatas, dengan mempunyai nilai 251 sampai dengan 500. Dengan piagam yang ditandatangani oleh Camat. Kelas Madya, merupakan kelas berikutnya setelah kelas lanjut dimana kemampuan kelompoktani-nelayan lebih tingggi dari kelas lanjut yaitu dengan nilai 501 sampai dengan 750. Dengan piagam yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota. Kelas Utama, merupakan kelas kemampuan kelompok yang tertinggi, dimana kelompoktani-nelayan sudah berjalan dengan sendirinya atas dasar prakarsa dan swadaya sendiri. Nilai kemampuan diatas 750. Dengan piagam yang ditandatangani oleh Gubernur.
8
Contoh Kasus Keberhasilan Kelompok Tani
9
Lanjutan... H. Winata telah memotivasi para anggota kelompok untuk menabung guna melepaskan diri dari para bank keliling. Kegiatan simpan pinjam ini telah dirintis sebanyak 3 (tiga) kali dan hasilnya selalu kandas setelah simpanan anggota berkembang dari 1 kuintal menjadi 5 kuintal. Salah satu alasan mereka membubarkan diri karena ketiadaan gudang sebagai penyimpan gabahnya Pada tahun 2010 Kelompok Tani Rukem Jaya I memperoleh kepercayaan dari pemerintah mendapatkan stimulan dana bantuan program untuk pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat sebesar Rp. 10 juta (21 kuintal). Mengingat di wilayah kelompok tani tersebut tidak ada yang kekurangan pangan, maka stimulan tersebut dikembangkan kepada anggota kelompok tani. H. Winata pun memotivasi para anggota kelompok tani untuk menabung. Dari hasil motivasi tersebut sebanyak 19 orang anggota (aktif) bersepakat untuk menabung gabah sebanyak 1 kuintal per orang. Sehingga terkumpul gabah sebanyak 40 kuintal.
10
Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Kelompok Tani
A. Faktor yang berasal dari kelompok tani: Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Inisiatif dan selalu proaktif. Berorientasi pada prestasi. Berani mengambil risiko. Kerja keras Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya. baik sekarang maupun yang akan datang. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak baik dari ketua ke anggota, anggota ke ketua maupun pada para anggota.
11
Lanjutan... B. Faktor dari Kontak Tani/Ketua Kelompok Tani
Kontak tani bisa dikatakan sebagai pengerak utama dari keberhasilan suatu kelompok tani. Berikut ini beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang kontak tani yakni: Sabar. Kontak tani harus sabar dalam menanggapi para anggota kelompok yang berasal dari berbagai kalangan dan pendidikan, Jujur dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari apa yang dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan sesuai dengan kemampuannya, Bersedia mendengar dan menghargai pendapat orang lain, Bertanggung jawab dalam pekerjaan sebagai pemegan wewenang, Mampu memotivasi anggotanya, Mampu menengahi perbedaan pendapat di antara anggota, dan Mampu mengambil prakarsa-prakarsa untuk kemajuan kelompok.
12
Lanjutan... C. Faktor Penghambat Keberhasilan Kelompok Tani
Tidak memiliki visi dan tujuan yang jelas sehingga dalam prosesnya tidak memiliki perencanaan yang matang; Pasif. Baik ketua maupun anggota hanya menunggu sesuatu terjadi dan menerima nasib; Tidak berorientasi pada prestasi, baik ketua maupun anggota merasa cukup dengan apa yang tekah dilakukan; Tidak berani mengambil resiko sehingga berada pada satu tahap saja; Tidak bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang; Bersikap tidak peduli antar sesama anggota kelompok. Sehingga tidak terjaganya hubungan diantara para anggota kelompok.
13
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.