Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Konsep Berpikir Sejarah
AM/X/SEM1
2
Pengertian Sejarah Peristiwa yang terjadi dalam masyarakat manusia di masa lampau. JW. BYRCE: Sejarah adalah catatan-catatan tentang apa yang dipikirkan, dirasakan dan diperbuat oleh umat manusia di masa lampau. IBNU KHALDUN: Sejarah adalah catatan tentang umat manusia atau peradaban dunia dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat
3
Ciri-ciri Sejarah Peristiwa sejarah itu abadi, karena peristiwa tersebut tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa sejarah itu penting, karena memiliki arti dalam menentukan kehidupan orang banyak. Peristiwa sejarah itu unik, karena hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang secara persis untuk kedua kalinya.
4
Ruang Lingkup Sejarah Sejarah sebagai Peristiwa: sejarah ditempatkan sebagai fakta kejadian dan kenyataan yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sejarah sebagai Kisah: sejarah yang menyangkut penulisan suatu peristiwa oleh seseorang sesuai dengan konteks zaman dan latar belakangnya. Sejarah sebagai Ilmu: pengetahuan yang didapat berdasarkan pengalaman. Sejarah sebagai Seni: imajinasi terhadap fakta-fakta sejarah sehingga didapatkan gambaran kehidupan manusia di masa lampau.
5
Menurut Kuntowijoyo, seorang sejarawan dari Indonesia
Menurut Kuntowijoyo, seorang sejarawan dari Indonesia. Sejarah sebagai ilmu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Bersifat Empiris: sejarah melakukan kajian atas peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau. Memiliki Objek: perubahan/perkembangan aktivitas manusia dalam dimensi waktu. Memiliki Teori: merupakan pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa. Memiliki Metode: cara yang teratur dan berpikir baik untuk mencapai suatu maksud. Mempunyai Generalisasi: kesimpulan umum dari pengamatan dan pemahaman penulis.
6
Cara Berpikir Diakronik (Kronologis)
Adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya peristiwa. Ciri-ciri: Memanjang dalam ruang dan waktu, Bergerak dan selalu ada hubungan sebab-akibat, Dinamis, Bersifat vertikal, Cakupannya lebih luas, Menggunakan konsep perbandingan, dan Menekankan pada proses.
7
Cara Berpikir Sinkronik
Mempelajari peristiwa sejarah dengan berbagai aspek, pada kurun waktu tertentu/terbatas. Ciri-ciri: Mengkaji pada masa tertentu, Menitikberatkan pengkajian pada strukturnya (karakternya), Bersifat horizontal, Tidak ada konsep perbandiangan, Cakupan lebih sempit, Memiliki sistematis yang tinggi, dan Bersifat lebih serius dan sulit.
8
Penelitian Sejarah Heuristik: mengumpulkan sumber,
Verifikasi: mengadakan penilaian sumber atau kritik terhadap sumber, Interpretasi: penafsiran data, Historiografi: penulisan kisah sejarah.
9
Indonesia pada Masa Praaksara
AM/X/SEM1
10
Pembagian secara Geologis
Arkezoikum Masa awal pembentukan bumi. Paleozoikum Zaman bumi purba. Sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan bersel satu dan bersel banyak. Mesozoikum Muncul hewan-hewan bertubuh besar, seperti reptil pemakan daging.
11
Neozoikum (Kainozoikum) Zaman baru. Terbagi menjadi 2 era:
Zaman Tersier Muncul primata dan burung tak bergigi berukuran besar, fauna laut (ikan dan moluska), tumbuhan berbunga (semak belukar, tumbuhan merambat, dan rumput). Zaman Kuarter Pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan seiring dengan perubahan cuaca secara global. Kala Pleistosen Muncul manusia purba Pitecanthropus erectus. Kala Holosen Muncul manusia modern.
12
Manusia Purba di Indonesia
Meganthropus Paleojavanicus Manusia purba yang besar dan tertua di Jawa. Ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald. Pithecanthropus Erectus Ditemukan oleh Eugene Dubois di Trinil dekat Bengawan Solo. Manusia kera yang berjalan tegak, memiliki tinggi antara cm, volume otak mencapai 900 cc, serta memiliki alat pengunyah yang kuat. Pithecanthropus Mojokertensis Ditemukan oleh Tjokrohandoyo di bawah pimpinan Duyfjes. Berbadan tegap, tingginya cm, tulang rahang dan geraham kuat serta bagian kening menonjol, tidak memiliki dagu, volume otak cc, tulang atap tengkorak tebal, alat pengunyah berbentuk lonjong dan otot tengkuk sudah mengecil.
13
Manusia Purba (Homo) Manusia purba yang berumur paling muda
Manusia Purba (Homo) Manusia purba yang berumur paling muda. Sudah merupakan manusia (Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthropus). Berikut adalah manusia (homo) yang tersebar di Indonesia: Homo Soloensis Ditemukan oleh von Koeningswald dan Weidenrich. Homo Wajakensis Ditemukan oleh Eugene Dubois di Wajak, Jawa Timur.
14
- Homo Floresiensis Di temukan di Liang Bua, Flores oleh tim Arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional Indonesia dan University of New England, Australia. Memiliki ciri-ciri: Tinggi badan kurang dari 1 meter, Berbadan tegap, Berjalan secara bipedal (dua kaki), Volume otak sekitar 417cc, dan Tidak memiliki dagu.
15
Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara
Masa berburu dan Meramu (Kala Pleistosen) Mereka mengambil makanan secara langsung dari alam yang biasa disebut food gathering. Masyarakatnya memilih tinggal di dataran-dataran rendah dan dekat dengan sumber air. Masih nomaden, dan sangat bergantung dengan alam. Memiliki hasil kebudayaan yang terbuat dari kayu, batu, dan tulang.
16
Masa Bercocok Tanam Manusia purba sudah melakukan usaha pertanian secara berpindah-pindah, dengan melakukan metode slash and burn. Sudah mengenal kepercayaan. Memiliki hasil kebudayaan berupa gerabah, tenunan, gelang-gelang dari batu indah dan manik-manik. Masa Hidup Menetap (Sedenter) Sudah terbentuk perkampungan. Kemudian memilih pemimpin berdasarkan prinsip primus interpares. Hidup mereka sudah dapat dipenuhi dengan bercocok tanam, memelihara tanah, menangkap ikan, juga berdagang. Menghasilkan kebudayaan berwujud benda atau alat-alat dengan teknologi tinggi, dengan memanfaatkan logam. Di Indonesia terbagi ke dalam dua zaman, yaitu Zaman Perunggu dan Zaman Besi.
17
Pembagian secara Arkeologis
Paleolitikum Mesolitikum Neolitikum Megalitikum Zaman Logam
18
Kebudayaan Zaman Paleolitikum
Kebudayaan ini berlangsung kira-kira tahun yang lalu, ditandai oleh pemakaian alat-alat serpih, berbahan dasar batu yang dikerjakan secara kasar, dan tidak diasah/dipolis. Kebudayaan Pacitan Alat batu, kapak genggam (belum bertangkai, sangat kasar, dan belum dihaluskan). Kapak ini disebut kapak Penetak. Kebudayaan Ngandong Alat-alat dari tulang, flakes (alat yang terbuat dari batu kalsedon, digunakan untuk mengupas makanan), alat penusuk dari tanduk rusa, ujung tombak bergigi, kapak genggam (chopper), kapak perimbas, penemuan lukisan pada dinding gua, masih nomaden, berburu (food gathering), dan menangkap ikan.
19
Kebudayaan Zaman Mesolitikum
Kjokkenmoddinger (sampah dapur), Pebble Culture, Pebble (kapak genggam sumatra/sumatralith), Hachecourt (kapak pendek), Pipisan (batu-batu penggiling beserta landasannya), digunakan untuk tradisi religi dan mistis. Bone Culture, Flakes Culture, Abris sous roche, Penemuan api, Berburu, Bercocok tanam, Perkembangan teknologi pertanian, Tinggal di gua alam atau di gua-gua payung atau ceruk (rockshelters), namun belum menetap.
20
Kebudayaan Zaman Neolitikum
Food producing, Sudah menetap, Beliung/kapak persegi, Kapak lonjong, Melakukan upacara penguburan, Bercocok tanam, Mata panah, Gerabah, Perhiasan, Alat pemukul kulit kayu, Sudah mengenal pakaian, dan Bangunan Megalitikum (batu besar) Menhir, Dolmen, Peti kubur, Sarkofagus, Punden berundak, dan Waruga.
21
Kebudayaan Zaman Megalitikum
Menhir: Tugu batu untuk memuja arwah Sarkofagus: Tempat menaruh sesaji untuk arwah nenek moyang Punden berundak: Tempat pemujaan berupa batu bertingkat
22
Kebudayaan Zaman Logam
Berikut adalah peralatan yang dibuat dari bahan perunggu: Nekara (dandang), Pejana perunggu, Moko (genderang kecil), Kapak corong, Arca perunggu, Perhiasan, dan Bekal kubur dengan barang-barang mewah. Zaman Perunggu Peralatan pada masa ini dibuat dengan 2 teknik; Teknik cetak lilin (a cire perdue), dan Teknik cetak setangkup (bivalve), dengan cara menuangkan dengan membuat cetakan dari batu. Pada masa ini terdapat pembagian masyarakat sesuai dengan keahliannya hal ini disebut sebagai masa Perundagian.
23
Nekara berbentuk seperti tambur atau dandang terbalik
Nekara berbentuk seperti tambur atau dandang terbalik. Digunakan pada upacara adat sebagai alat pemujaan roh nenek moyang, dan benda pusaka Moko merupakan genderang kecil terbuat dari perunggu. Biasanya digunakan sebagai alat upacara keagamaan atau sebagai mas kawin, dianggap sebagai benda pusaka, dan penanda status sosial.
24
Zaman Besi Menggunakan bijih besi untuk pembuatan alat-alat dan senjata. Peralatan ini dinilai lebih sempurna dibandingkan pembuatan alat pada zaman sebelumnya. Berikut berupa alat yang ditemukan pada zaman besi: Mata panah, Perhiasan, Mata pisau, Mata sabit, Mata pedang, dan Perisai perunggu.
25
Sistem Kepercayaan Dinamisme Percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Manusia purba melakukannya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung. Totemisme Percaya pada binatang yang dianggap suci dan memiliki kekuatan.
26
Animisme Percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi kehidupan mereka. upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji, sudah mengenal ritual pemujaan arwah dengan membangun beberapa sarana yang dianggap memiliki kekuatan supranatural.
27
Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Ras Mongoloid Berkulit kuning, tinggi badan cukup, hidung menonjol sedikit, menyebar ke Asia Tengah, Asia Timur, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Ras Kaukasoid Berkulit putih, tinggi, hidung mancung, menyebar di Eropa dan Timur Tengah. Ras Negroid Berkulit hitam, bibir tebal, dan rambut keriting. Menyebar di Afrika, Australia, dan Iran.
28
Jalur migrasi persebaran nenek moyang pada gelombang I:
Melewati Malaka – Sumatera – Jawa – Bali – Kalimantan Barat didukung oleh ras Mongoloid. Melewati Tiongkok Selatan – Filipina – Sulawesi – Maluku – Papua didukung oleh ras Austro Melanesoid.
29
Proto Melayu (Melayu Tua)
Memasuki wilayah Indonesia sekitar tahun – 500 SM, melalui 2 rute yaitu jalan barat (Semenanjung Malaya – Sumatera – daerah lain) dan jalan timur (Filipina – Sulawesi – daerah lain). Memiliki kebudayaan Batu Muda (Neolitikum). Keturunan Proto Melayu berdiam di Indonesia bagian timur, seperti Dayak, Toraja, Mentawai, Nias dan Papua. Sedangkan di Indonesia bagian barat terdapat di daerah, Batak, Palembang, Malaka, dan Siak.
30
Deutro Melayu (Melayu Muda)
Masuk kawasan Indonesia sekitar 500 SM, melalui jalur barat (Semenanjung Malaya – Sumatera – ke daerah-daerah lain). Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Dongson, dimana sudah menggunakan logam yang terbuat dari tuangan (cetakan). Keturunan Deutro Melayu: Melayu, Sunda, Jawa, Bugis, Minang.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.