Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
CARA KERJA HORMONE ]BY.MAIYANTI
2
Hormon adalah zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin (seperti kelenjar, hipotalamus, hipofyse, epifise di otak, kelenjar kelamin testes di pria dan ovarium di wanita, kelenjar anak ginjal, tiroid, para tiroid di leher, dan kelenjar pankreas di dekat lambung), masuk langsung ke aliran darah guna memberikan efek fungsi kerja yang normal kepada organ yang memerlukannya Penggunaan Obat Hormon: Guna menggantikan (substitusi) kekurangan yang terjadi akibat hipofungsi Kelenjar endokrin, seperti : Kekurangan insulin pada hipofungsi pankreas & Kekurangan estrogen setelah masa menopouse Tetapi yang terbanyak adalah penggunaan untuk tujuan terapi tertentu seperti : Kotikosteroid untuk mengatasi peradangan Hormon kelamin wanita untuk pil anti hamil Dulu langsung diambil dari kelenjar hewan (sapi, babi, domba) yang dikeringkan. Sekarang dibuat secara sintetis.
3
HORMON PERTUMBUHAN (GH = SOMATOTROPIN)
Hormon pertumbuhan berupa polipeptida dengan berat molekul besar yaitu hormone ini merupakan 10% dari berat kelenjar hipopfisis kering. PERTUMBUHAN Fungsi hormone pertumbuhan yang paling jelas adalah terhadap pertumbuhan. Kekurangan hormone ini menyebabkan kekerdilan (dwarfisme),sedang kelibihan hormone ini menyebabkan gigantisme pada anak dan akromegali pada orang dewasa.beberapa hormone lain juga dalam berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan normal yaitu hormone tiroid, insulin, androgen, dan estrogen.
4
Ada 2 GH rekombinan (rhGH) yang saat ini digunakan yaitu somatropin yang identik dengan GH manusia yang alamiah dan somatrem yang memiliki tambahan residu metionin. Keduanya memiliki potensi yamg sama. 1. Somatrem Hormon pertumbuhan yang dihasilkan dengan cara rekayasa ginetik ini memiliki 1 gugus metionin tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi penyebab timbulnya antibody dalam kadar rendah terhadap sediaan ini pada ± 30% pasien,efek biologisnya sama dengan somatropin. Satu milligram somatrem setara dengan 2.6 IU hormone partumbuhan. KEGUNAAN KLINIK. Diindikasikan untuk defisiensi hormone pertumbuhan pada anak. Suntikan lepas lambat yang melepas obat perlahan-lahan dapat diberikan subkutan sebulan sekali. Ada pula yang diberikan 3-6 kali per minggu. Kadar puncak dicapai dalam 2-4 jam dan kadar terapi bertahan 36 jam. Bila terapi tidak berhasil pengobatan harus dihentikan. Dosisnya harus disesuaikan dengan kebutuhan perorangan, dan diberikan oleh spesialis. Dosis total seminggu dapat juga dibagi 6-7 kali pemberian, beberapa penelitian menunjukan bahwa respon lebih baik bila obat diberikan setiap hari. Pengobatan diteruskan sampai terjadinya penutupan epifisis atau bila tidak ada lagi respons. EFEK SAMPING. Hiperglekimia dan ketosis (diabetoginetik) bisa terjadi dengan pasien dengan riwayat diabetes mellitus.
5
Somatropin. Secara kimia identik dengan hormone pertumbuhan manusia, tetapi dibuat dengan rekayasa ginetik. Efek biologic sama tetapi tidak ada resiko kontaminasi virus penyebab penyakit Creutzfeldt-jacob. Satu milligram obat ini setara 2,6 IU hormone pertumbuhan. KEGUNAAN KLINIK. Sama dengan somatrem. EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT. Pembentukan antibodi hanya pada 2% pasien, antebodi ini juga tidak menghambat efek perangsangan pertumbuhan. Glukokortikoid diduga dapat menghambat perangsangan pertumbuhan oleh hormone ini. CARA PEMBERIAN. IM dan SC seperti somatrem, begitu pula lama pengobatan. Dosis maksimum dibagi tiga kali pemberian dalam seminggu, atau 6-7 kali pemberian dalam seminggu. Ada juga pemberian dosis sama dengan somatrem. Suatu penelitian menunjukan penaikan dosis pada saat respon menurun dapat kembali meningkatkan respon, tampa efek samping pada metabolism karbohidrat maupun lipid. Penurunan respon disebabkan oleh penutupa efipisis atau ada masalah lain, misal malnutrisi atau hipotiroidisme. Saat penyuntikan mungkin mempengaruhi hasil. Penyuntikan malam hari kurang mempengaruhi metabolisme (asam lemak rantai medium, serum alanin, laktat) dibandingkan pada siang hari.
6
Somatomedin C (Igf-1). Somatomedin adalah sekelompok mediator faktor pertumbuhan mula-mula ditemukan dalam seru tikus normal. In vitro, somatomedin meningkat inkorporasi sulfat kedalam jaringan tulang rawan, karna itu dulu zat ini disebut sulfation factor. Kemudian ternyata banyak efek lain yang ditimbulkannya sehingga zat ini disebut somatomedin. Somatomedin terdapat dalam serum manusia;zat ini bertambah pada akromegali dan menghilang pada hipopituitarisme. In vitro, zat ini juga merangsang DNA, RNA dan protein oleh kondrosit. Ternyata efek somatomedin sangat luas, mencakup bebagai efek hormone pertumbuhan. Meskipun demikian, telah terbukti tidak semua efek hormone pertumbuhan diperantai oleh somatomedin. Somatomedin dibuat terutama di hepar,selain itu juga di ginjal dan otot. Zat-zat ini disitesis sebagi respon terhadap hormone pertumbuhan dan tidak disimpan. Somatomedin menghambat sekresi hormone pertumbuhan melalui mekanisme umoan balik. Sejumlah kecil dengan gangguan pertumbuhan familia tak memiliki cakup somatomedin meskipun kadr hormone pertumbuhan normal,dan pemberian hormone pertumbuhan pada pasien ini tidak memperbaiki pertumbuhan.
7
. Mekasermin Diindikasikan untuk kasus defisiensi IGF-1 yang tidak responsive terhadap GH karna terjadi mutasi pada reseptor dan terbentuknya antibody yang menetralisir GH. Mekasermin adalah kompleks rhlGF-1 dan recombinant human IGF-binding protein 3 (rhlGFBP-3). Efek sampingnya yang utama hipoglikimia, untuk mencegah efek samping ini harus makan dulu 20 menit sebelum atau sesudah pemberian mekasermin subkutan. Beberapa pasien menderita peningkatan tekanan intrktranial dan peningkatan enzim hepar. 5. Antagonis Gh. Adenoma hipofisis dapat menyebabkan gigantisme dan akromegali. Oktreotid adalah analog somatostatin yang pontensinya 45 kali lebih besar dalam menghambat GH, tetapi hanya 2 kali dalam penurunan insuilin. Bromokriptin menurunkan oroduksi GH. Pegvisoman menghambat kerja GH di reseptor dan di paki untuk kasus akromegali. TOKSITAS DAN KONTRAINDIKASI. Anak-anak mempunyai toleransi yang tinggi terhadap terapi dengan GH. Jarang terjadi peningkatan tekanan intrkranial dengan gejala sakit kepala, gangguan penglihatan, mual, dan muntah. Pada anak akan timbul skoliosis pada saat percepatan pertubuhan. Perlu pemeriksaan tiroid karna pengobatan pada GH dapat muncul hipotiroidisme, pankreatitis, ginekomastia, dan pertumbuhan nepus.
8
. PROLAKTIN Walaupun peranan prolaktin pada berbagai sepsis telah lama diketahui, baru belakang terbuktinya terdapat prolaktin pada manusia. Kini telah diakui prolaktin pada manusia berperan dalam fungsi fisiologik dan keadan patologik tertentu. Rumus kimia prolaktin sangat mirip hormone pertumbuhan,sebagian rantai polipeptidanya identik dengan hormone tersebut, begitu pula mirip laktogen plasenta. Prolaktin burung 80% identik dengan prolaktin manusia yang juga sangat mirip dengan prolaktin biri-biri.
9
GONADOTROPIN Hipofisis menghasilkan 2 jenis hormone gonodatropin yang mengatur fungsi alat reproduksi, yaitu hormone pemacu folikel (FSH = follicle stimulating hormone ) dan luteinizing hormone (LH). Pada sepesies tertentu hipofisis penting selama kehamilan, sedangkan pada umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa hipofisis. Dalam kehamiln plsenta dapat mengeluarkan hormone chorionic gonadotropin (HCG) yang mempunyai efek pada alat reproduksi juga. Gonadotropin hipofisis maupun plasenta adalah hormone glikoprotein (peptida) dan hanya efektif bila di berikan dalam bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur dengan radioimmunoassay berdasarkan antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan masing-masing hormone hipofisis.
10
A. HORMON TIROID 1. Biosintesis Kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid, yang akan disimpan sebagai residu asam amino dari tiroglobulin. Triglobulin merupakan glikoprotein yang menempati sebagian besar folikel koloid kelenjar tiroid. Secara garis besar, sintesis, penyimpanan, sekresi, dan konversi hormone terdiri dari beberapa tahapan : Ambilan yodida. Yodium dari makanan mencapai sirkulasi dalam bentuk yodida. Pada keadaan normal kadarnya dalam darah sangat rendah (0,2-0,4 µg/dL), tetapi kelenjar tiroid mampu menyerap yodida cukup kuat, hingga yodida dalam kelenjar mencapai kali. Mekanisme transpor yodida ke kelenjar dihambat beberapa ion (tiosinat dan perklorat). System transfor yodida di picu hormone titropin dari adenohipofisis (thyroid-stimulating hormone, TSH). Oksidasi dan yodinasi. Oksidasi yodinasi menjadi aktif diperantarai tiroid peroksidase. Enzim ini berada di membrane sel dan terkonsentrasi di permukaan paling atas dari kelenjar. Reaksi ini menghasilkan residu monoyodotirosil (MT) dan diyodotirosil (DIT) dalam tiroglobulin. Reaksi tersebut dirangsang TSH. Pembentukan tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3) dari yodotirosin. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim tiroid peroksidase dimana kecepatannya dipengaruhi oleh kadar TSH dan yodida. Penurunan jumlah yodium hanya akan berpengaruh terhadap jumlah hormone tiroid yang keluar dari kelenjar. Resorpsi, Proteolisis koloid, dan sekresi hormone tiroid. Proses proteolisis dimulai dari endositosis koloid dari lumen folikel pada permukaan sel, dengan bantuan reseptor tiroglobulin (megalin). Tiroglobulin dipecah menjadi gugus-gugus asam amino yang dipicu oleh hormone tirotropin, agar hormone tiroid dapat dilepaskan yang dibantu oleh TSH. Konversi tiroksin menjadi triyodotironin dijaringan perifer. Sebagian besar konvensi tiroksin menjadi triyodotironin diluar kelenjar, yakni di hati. Pada keadaan normal sekitar 41% tiroksin akan dikonversi menjadi triyodotironin, 38% menjadi reverse triyodotironin yang tidak aktif, dan 21% dimetabolisme melalui koojugasi dihati dan diekskresikan melalui empedu.
11
Regulasi Fungsi Tiroid
TSH disekresikan secara pulsatif dan bersifat sirkadian, kadarnya dalam sirkulasi paling tinggi pada saat tidur malam hari. Sekresinya dipengaruhi oleh thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus dan kadar hormone tiroid yang bebas dalam sirkulasi. Bila kecepatan sekresi hormone tiroid dari kelenjar tiroid menurun, akan terjadi peningkatan sekresi TSH agar dapat merangsang kelenjar tiroid untuk mengsekresikan lebih banyak hormone tiroid. Efek hormone tiroid pada TSH ialah terjadinya penurunan sekresi TRH dari hipotalamus dan berkurangnya jumlah reseptor TRH di sel-sel adenohipofisis.
12
. Efek Hormone Tiroid Mekanisme Kerja Hormone Tiroid. Hormone tiroid bekerja melalui reseptornya di inti sel yang berikatan dengan afinitas yang tinggi, kemudian terikat pada sekuen DNA yang spesifik (thyroid hormone response element, TREs) pada gen target. Disini T3 memodulasi transkripsi gen, dan terjadi sintesis protein. Pertumbuhan Dan Perkembangan. Hormone tiroid mempunyai peran yang sangat penting pada pertumbuhan otak. Apabila hormone tiroid tidak ada pada usia 0-6 bulan pasca persalinan dapat terjadi retardasi mental yang ireversibel (kretinisme)dan akan diikuti oleh gangguan morfologik multipel pada otak. Pemberian hormone tiroid dalam masa 2 minggu pasca melahirkan dapat mencegah berkembangnya gangguan morfologik tersebut.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.