Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
kinerja "BALANCE SCORECARD"
By. Elia Ardyan
2
KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
3
UKURAN KINERJA Segala sesuatu perlu diukur kinerjanya.
Kalau perusahaan kinerjanya diukur misalnya dari laba. Namun laba saja ternyata tidak cukup untuk mengukur kinerja perusahaan.
4
LATAR BELAKANG Perusahaan Alat ukur untuk mengetahui baik buruknya suatu perusahaan. Obyek Bagian Keuangan mengapa? “keuangan berbicara mengenai angka, sesuatu yang mudah dihitung dan dianalisa” Balanced ScoreCard tercipta pada awal th 1990, oleh David P Norton & Robert Kaplah “Pengukuran Kinerja dlm Organisasi masa depan.” Balanced (Berimbang) ScoreCard (Kartu Skor) Balanced ScoreCard : Kartu skor yg digunakan untuk mengukur kinerja memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek & jangka panjang, serta melibatkan faktor internal & faktor eksternal.
5
BALANCE SCORECARD PERSPEKTIF KEUANGAN PERSPEKTIF PELANGGAN
PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL PERSPEKTIF PROSES BELAJAR DAN BERKEMBANG
6
1. PERPEKTIF KEUANGAN Terdapat dua tolok ukur : laba dan ROI (kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total investasinya =laba bersih/total aset) Terdapat tiga tahap dalam siklus yang memperngaruhi
7
FINANCIAL BERORIENTASI pada “Pemegang Saham”
8
2. Perspektif Pelanggan Manajemen harus mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar dimana unit bisnis tersebut akan bersaing Ukuran utamannya adalah kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi [pelanggan baru, dan pangsa pasar.
9
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu bagi customer dan juga para pemegang saham.
10
Fokus Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu: proses inovasi, proses operasi, proses pasca penjualan
11
Proses Inovasi Dalam proses penciptaan nilai tambah bagi customer, proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi dan efektivitas serta ketepatan waktu dari proses inovasi ini akan mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan nilai tambah bagi customer.
12
Lanjutan Secara garis besar proses inovasi dapat dibagi menjadi dua yaitu (1) Pengukuran terhadap proses inovasi yang bersifat penelitian dasar dan terapan (2) Pengukuran terhadap proses pengembangan produk.
13
Proses Operasi Pada proses operasi yang dilakukan oleh masing-masing organisasi bisnis, lebih menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi dan ketepatan waktu dari barang dan jasa yang diberikan kepada customer. Pada proses operasi, pengukuran terhadap kinerja dilakukan terhadap tiga dimensi Yaitu: time measurement, quality process measurement dan process cost measurement.
14
Pengukuran terhadap efisiensi waktu yang diperlukan (time measurements).
Pengukuran terhadap efisiensi waktu yang diperlukan untuk menghasilkan produk (waktu proses produksi) sangat berkaitan erat dengan keseluruhan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan produk sampai produk siap untuk dijual. Pengukuran efisiensi waktu ini dilakukan dengan Rasio Perbandingan : Throughput Time Processing Time Manufactur ing Cycle Efectiveness (MCE) =processing time Sehingga dalam hal ini pengukuran waktu proses awal (cycle time) dapat dilakukan sejak diterimanya order pelanggan, order pelanggan tersebut (produksi dalam batch) dijadualkan untuk diproduksi, dibuatnya order permintaan bahan baku untuk keperluan proses produksi, bahan baku tersebut diterima, dan ketika produksi direncanakan. Sedangkan akhir proses (end cycle time) dideteksi dari produksi dalam unit atau batch telah diselesaikan, order (barang jadi) siap untuk dikirim dan disimpan dalam persediaan barang jadi, order dikirimkan kepada customer, order diterima oleh customer.
15
Pengukuran terhadap kualitas proses produksi (quality process measurements)
Dalam hal kualitas proses produksi, perusahaan diharapkan dapat melakukan berbagai macam pengukuran terhadap proses produksi yang dideteksi dari adanya hal-hal sebagai berikut tingkat kerusakan produk dari proses produksi, perbandingan produk bagus yang dihasilkan dengan produk bagus yang masuk dalam proses, bahan buangan (waste), bahan sisa (scrap), besarnya angka pengerjaan kembali (rework), besarnya tingkat pengembalian barang dari customer, kesesuaian prosentase kualitas proses dengan statistical process control
16
Pengukuran terhadap efisiensi biaya proses produksi (process cost measurements)
Dimensi ketiga dari pengukuran terhadap proses operasi adalah pengukuran sejumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan produk. Pada sistem pembebanan biaya tradisional, sistem akuntansi telah banyak melakukan pengukuran atas biaya yang dikeluarkan atas penggunaan sumber-sumber dalam departemen, dalam proses operasi ataupun kewajiban individu.
17
Tetapi sistem ini tidak banyak memberikan kontribusi dalam mengkalkulasi biaya aktivitas yang muncul dalam rangka menghasilkan produk (proses operasi). Sehingga dikembangkan sistem Activity Based Costing (ABC) dan sistem ini mampu membantu manajer dalam meakukan akumulasi terhadap keseluruhan biaya yang tejadi pada proses operasi. Sistem ABC ini (bersama-sama dengan pengukuran kualitas dan waktu proses produksi) akan menghasilkan tiga parameter penting untuk mengkarakteristikkan pengukuran proses bisnis internal.
18
Pelayanan Purna Jual Tahap terakhir dalam pengukuran proses bisnis internal adalah dilakukannya pengukuran terhadap pelayanan purna jual kepada customer. Pengukuran ini menjadi bagian yang cukup penting dalam proses bisnis internal, karena pelayanan purna jual ini akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Yang termasuk dalam aktivitas purna jual diantaranya adalah : garansi dan aktivitas reparasi, perlakuan terhadap produk cacat atau rusak, proses pembayaran yang dilakukan oleh customer pada transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit.
19
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Fokusnya adalah manusia, sistem, dan prosedur perubahan Perusahaan akan melakukan investasi pada pelatihan, meningkatkan tehnologi dan sistem informasi, serta menyelaraskan berbagai metode dan kegiatan operasional perusahaan.
20
Hasil pengukuran ke 3 perspektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, sistem dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang handal. Untuk memperkecil kesenjangan ini perusahaan harus melakukan investasi kedalam 3 faktor tersebut untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan jangka panjang.
21
Menurut pendapat Kaplan dan Norton (1996) dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ada tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu : • Kemampuan pekerja ( Employee capabilities ) • Kemampuan sistem informasi ( Information system capabilities ) • Motivasi, Pemberdayaan dan Penyetaraan ( Motivation, empowerment, and alignment )
22
Konsep hubungan sebab-akibat memegang peranan yang sangat penting dalam Balance Scorecard, terutama dalam penjabaran tujuan dan pengukuran masing-masing perspektif. Unsur sebab-akibat tersebut akan berkaitan antara keempat perspektif yang telah disebutkan sebelumnya.
23
Terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.