Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHadi Tedjo Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
URBANISASI DAN MIGRASI DESA – KOTA : TEORI DAN KEBIJAKAN
BAB 7 Pertemuan 13 STIE CIREBON 2015 EMAN SULAIMAN, ST, MM
2
PENGERTIAN Kesalahan pola pikir warga desa yang beranggapan bahwa kota besar dan ibu kota adalah kota impian yang menjanjikan kehidupan layak bagi mereka. Padahal, untuk menjalankan impian mereka dibutuhkan pengalaman tinggi, kemampuan, ilmu, pengalaman kerja, dan gaya hidup yang sesuai untuk hidup di kota
3
APA ITU URBANISASI ???? Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua
4
Faktor – Faktor Urbanisasi
PENARIK PENDORONG
5
Faktor Penarik Ketersediaan sarana dan prasarana yang lebih lengkap. Peluang melanjutkan pendidikan yang lebih besar. Jenis lapangan kerja lebih banyak dan bervariasi
6
Faktor Pendorong Lapangan kerja yang terbatas, kemiskinan, keterbatasan sarana dan prasarana transportasi,ekonomi, pendidikan dan kesehatan, keterbatasan lahan pertanian penduduk terutama di pulau jawa
7
KEUNTUNGAN URBANISASI
Memoderenisasikan warga desa Menambah pengetahuan warga desa Menjalin kerja sama yang baik antar warga suatu daerah Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
8
Akibat urbanisasi Terbentuknya subur tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota Makin meningkatnya tuna karya (orang- orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap) Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
9
Dilema Migrasi dan Urbanisasi
Urbanisasi: kecenderungan dan proyeksi Peranan kota Distrik industri Skala perkotaan yang efisien Masalah yang ditimbulkan kota raksasa
10
DEFINISI Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampui batas politik/negara ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara migrasi sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
11
Aspek Tempat Tinggal Adanya perubahan tempat tinggal (usual place residence) Lamanya tinggal Niat tinggal di tempat tujuan Sensus/Survei menggunakan pendekatan usual place of residence (de jure) atau current place of residence (de facto)
12
Aspek Waktu Perhatikan dimensi waktu dalam perpindahan: apakah 1 tahun, 6 bulan atau 24 jam sebagai batasan migrasi Mobilitas : mobilitas permanen (migrasi) & mobilitas non permanen Ada migrasi risen, migrasi seumur hidup, migrasi total, migrasi kembali, migrasi bertahap. Mobilitas non permanen : musiman, sirkuler dan commuting/ulang alik
13
Aspek Aktifitas Adanya perubahan aktifitas sehari-hari
Beberapa analis menyatakan bahwa mobilitas harus menyangkut tempat tinggal dan perubahan tempat aktifitas Tempat aktifitas berubah, tempat tinggal tidak berubah, atau tempat tinggal berubah aktifitas tidak
14
JENIS MIGRASI Berdasarkan Cara
Migrasi Masuk : Migrasi masuk ke suatu wilayah tertentu Migrasi Keluar : Migrasi keluar dari suatu wilayah tertentu Migrasi Neto : Selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar wilayah tertentu Migrasi Bruto : jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
15
JENIS MIGRASI Berdasarkan wilayah administrasi
Migrasi Total : mereka yang tempat tinggal sekarang berbeda dengan tempat tinggal sebelumnya tanpa melihat kapan perpindahannya Migrasi Semasa Hidup : mereka yang tempat tinggal sekarang berbeda dengan tempat kelahirannya Migrasi Risen : mereka yang pindah melalui batas administrasi (desa/kec/kab/propinsi) dalam waktu kurun 5 tahun sebelum survei
16
Jenis Migrasi Berdasarkan Arus Migrasi
Migrasi Parsial (Partial Migration) adalah jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari satu daerah asal, atau dari daerah asal ke suatu daerah tujuan. Migrasi ini merupakan ukuran dari arus migrasi antara dua daerah asal dan tujuan. Arus Migrasi (Migration Stream) adalah jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu. Urbanisasi (Urbanization) adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke perkotaan dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan.
17
Jenis Migrasi Transmigrasi (Transmigration) resettlement atau settlement. Transmigrasi adalah pemindahan dan atau kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia (Undang-Undang No. 3 Tahun 1972) Migrasi Kembali : mereka yang tempat tinggal sekarang sama dengan tempat kelahirannya tetapi tidak sama dengan tempattinggal terakhir sebelumnya
18
Faktor Penyebab Migrasi
Faktor pendorong Makin berkurangnya sumber daya alam Menyempitnya kesempatan kerja di tempat asal Adanya tekanan politik, agama, suku dan ras di daerah asal Tidak cocok lagi dg budaya setempat Alasan pekerjaan/pendidikan/perkawinan Bencana alam
19
Faktor Penarik Ada rasa superior di tempat baru atau peluang memasuki lapangan kerja yg cocok Kesempatan mendapat pekerjaan dan upah yg lebih baik Kesempatan pendidikan Kondisi lingkungan yg menyenangkan Ajakan teman, famili, orang lain informasi audio maupun visual (Media cetak dan elektronik) Daya tarik kota besar (multi fasilitas)
20
The Law of Migration (EG. Ravenstein, 1885)
Migrasi dan jarak banyak migran pada jarak dekat migran jarak jauh tertuju pada pusat2 perdagangan & industri 2. Migrasi bertahap arus migrasi terarah adanya migrasi desa kota, kota kecil-kota besar 3. Arus dan Arus balik 4. Perbedaan mencolok 5. Perempuan melakukan migrasi pada jarak yang lebih dekat dibanding laki-laki 6. Teknologi dan migrasi 7. Motif ekonomi
21
ALASAN BER MIGRASI Proses mempertahankan hidup (perang, bencana alam, pekerjaan dll) motif ekonomi (mencari peluang kerja dg tingkat upah yang lebih tinggi) motif paksaan (migrasi dukalara) penggusuran, bedol desa dll motif non ekonomi (perkawinan, sekolah, dll) Keputusan berpindah dari seseorang bisanya bukan saja keputusan individu tetapi juga oleh faktor lingkungan terutama keluarga lingkungan keluarga biasanya melakukan upaya menyesuaikan diri untuk mengurangi faktor resiko terhadap kegagalan yang terjadi remitance untuk menopang hidup keluarga di daerah asal
22
SUMBER DATA Sensus Penduduk : dapat dilihat dari propinsi tempat lahir, lama tinggal, tempat tinggal terakhir, tempat tinggal 5 tahun yang lalu, tempat tinggal sekarang Registrasi Penduduk: tidak mengumpulkan informasi yang detil untuk analisis yang intensif tentang determinan dan konsekuensi migrasi. Untuk negara berkembang belum baik kualitasnya Survei: data migrasi yang lazim digunakan adalah SUPAS atau survei mikro khusus analisis migrasi
23
Jenis-jenis Migrasi (9)
Untuk perhitungan angka migrasi, populasi yang dihitung adalah penduduk usia 5 tahun ke atas. Karena itu, dalam perhitungan angka migrasi menurut kelompok umur, penduduk usia 0-4 tahun datanya tidak tersedia Untuk mengatasi hal ini, khusus kelompok umur 0-4 tahun, digunakan data migrasi seumur hidup untuk penduduk berusia 0-4 tahun.
24
Ukuran-Ukuran Migrasi
Angka migrasi masuk (mi), yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam satu tahun. Angka migrasi keluar (mo), yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk di kabupaten/kota asal dalam satu tahun. Angka migrasi neto (mn), yaitu selisih banyaknya migran masuk dan keluar ke dan dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk dalam satu tahun.
25
Transisi Mobilitas Zelinsky (1971)
Tahap pertama. (the pre-modern traditional society) rendahnya arus perpindahan penduduk. Mobilitas terjadi sebatas pd pemanfaatan lahan, perdagangan, perang dll Tahap kedua (the early trantitional society) pergerakan penduduk desa-kota dlm jumlah besar ada kecenderungan perpindahan ke luar negeri ada kecenderungan mendatangan migran ahli dr luar negeri mobilitas sirkuler mulai berkembang
26
Transisi Mobilitas Zelinsky (1971)
Tahap ketiga. (the late trantitional society) migrasi desa-kota mulai menurun, walau masih besar menurunnya pergerakan penduduk ke daerah2 baru menurunnya migrasi keluar negeri mobilitas sirkuler makin berkembang dg bentuk dan pola yg makin kompleks Tahap keempat (the advanced society) migrasi desa-kota makin menurun peningkatan migrasi antara kota dalam suatu sistem pemusatan/aglomerasi yg sama migrasi tenaga kerja yg kurang berkualitas dari daerah yg belum berkembang peningkatan migrasi sirkuler (pelesiran dan ekonomi) dan migrasi internasional tenaga kerja terdidik
27
Transisi Mobilitas Zelinsky (1971)
Tahap kelima (a future super advance society) migrasi permanen menurun migrasi sirkuler meningkat krn sistem komunikasi, transportasi makin membaik migrasi tenaga kerja kurang trampil dr berbagai negara terutama negara berkembang terus berlangsung peningkatan pola migrasi sirkuler akan memunculkan bentuk migrasi sirkuler yg baru Indonesia terletak pada tahap kedua atau keempat (?)
28
Sejak manusia neanderthal 3 juta - 10.000 tahun sm
MIGRASI DI INDONESIA Sejak manusia neanderthal 3 juta tahun sm Penduduk P. Jawa mobile arus perdagangan antar pulau - antar negara Akibat kesuburan tanah Jawa akhirnya muncul budaya menetap Saat ini penduduk cukup mobile terutama dg program transmigrasi dan makin meningkatnya teknologi transportasi dan komunikasi
29
Kebijakan makro mobilitas penduduk
MIGRASI DI INDONESIA Kebijakan makro mobilitas penduduk ekonomi makro , pemusatan industri manufaktur di Jakarta dan pesisir Jawa urbanisasi meningkat 1980, mekanisasi sektor pertanian yg berakibat penurunan daya serap TK sektor pertanian migrasi desa - kota & peningkatan transmigrasi paruh tahun dasawarsa 80-an dan pengembangan KTI
30
KEBIJAKAN MOBILITAS PENDUDUK ANTAR WILAYAH
Umumnya kebijakan kependudukan dapat bersifat langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) Ada 3 pendekatan dlm kebijakan mobilitas penduduk 1. Merangsang perpindahan penduduk migrasi spontan 2. Menghambat perpindahan penduduk Jakarta kota tertutup 3. Mengarahkan perpindahan penduduk sesuai kepentingan nasional : transmigrasi
31
Kecenderungan dan Pola (1)
Pada bagian ini disajikan pembahasan migrasi risen lima tahun antar propinsi berdasrkan SP 1980, 1990, dan serta SUPAS 1995 (Tabel 2). Gambaran pola mobilitas antar propinsi memperlihatkan bahwa pangsa terbesar arus migrasi di Indonesia utamanya didominasi oleh propinsi-propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Lampung.
32
Kecenderungan dan Pola (2)
Jawa Tengah dan Jawa Timur selalu memperlihatkan pola yang konsisten, yaitu sebagai daerah pengirim migran yang penting di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan persentase migran risen keluar yang paling tinggi pada periode Jawa Tengah (25,5%) Jawa Timur (16%) Pada periode propinsi Jawa Barat mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dimana lebih dari seperempat migran risen masuk menuju ke propinsi ini
33
Kecenderungan dan Pola (3)
Perkembangan daerah metropolitan Jakarta-Bogor-Depok- Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) yang menjadikan Jawa Barat sebagai daerah yang terkena dampak tumpahan (spill-over effect) penduduk dari DKI Jakarta
35
Jenis transmigrasi Transmigrasi Nelayan Transmigrasi DBS (Dengan Biaya Sendiri), diadakan tahun 1954 yang kemudian berubah menjadi transmigrasi spontan atau transmigrasi swakarsa Transmigrasi BRN (Biro Rekonstruksi Nasional) atau Transmigrasi Veteran dan Demobilisasi (Transved) Transmigrasi Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa (Transkopemada)
37
Migrasi Internasional
Mc Falls (1998) tahun 90-an diperkirakan 120 juta penduduk tinggal di luar negara tempat kelahiran mereka Remitan mencapai 70 Milyar USD (1995) Firdausy (1998) Mobilitas penduduk di Asia Tenggara meningkat ditinjau dr kuantitas, kompleksitas, gender, sosial ekonomi dan budaya selama dekade terakhir ini. Terjadi peningkatan redistribusi potensial di antara negara2 Asia Tenggara berikut permasalahannya
38
Migrasi Internasional
Stalker Teori Struktural dual labour market jenis pekerjaan berupah tinggi jenis pekerjaan dirty, dangerous and difficult Teori Keluarga dan Individu manusia makhluk rasional yg mampu menilai kondisi negara tujuan dan memilih kombinasi yg optimal (upah, keamanan dan biaya perjalanan migrasi merupakan pilihan kelompok atau kelg sbg salah satu cara mengurangi resiko Teori Sistem Jaringan Terbentuknya sistem jaringan migrasi, ada pihak perintis ada arus yg mengikutinya.
39
Migrasi Internasional
Migrasi Internasional dr Indonesia didominasi overseas contract workers ke Arab Saudi, Malaysia, Singapura, Taiwan, Hongkong teori Migrasi vs gender teori : migrasi didominasi oleh laki-laki, berumur produktif dan karena alasan ekonomi Kenyataan terjadi peningkatan migran perempuan baik alasan pribadi, keluarga, pendidikan, mengungsi, selain ekonomi.
41
Peningkatan Pendapatan Peningkatan devisa negara
Dampak Migrasi Internasional THD Pendapatan Keluarga dan Pembangunan Nasional Peningkatan Pendapatan Peningkatan devisa negara Peningkatan Ketrampilan Pengurangan masalah pengangguran
42
Ciri Pelaku Mobilitas Non Permanen
Pada umumnya Menuju Daerah Perkotaan, dalam jarak dekat walaupun ada kecenderungan mulai menempuh jarak jauh Berada pada kelompok umur muda Lebih Banyak Laki-laki dibandingkan Perempuan Berpendidikan rendah Lebih banyak dari kelompok ekonomi menengah bawah Karakter hidup hemat Sebagai agent of Change kehidupan perkotaan di daerah asal
44
Kecenderungan di Masa Depan
Mobilitas desa-kota masih akan meningkat dibarengi dengan mobilitas antar kecamatan dan antar daerah Mobilitas sirkuler akan digantikan dg mobilitas ulang alik Pelaku Mobilitas Perempuan akan meningkat baik secara internal maupun internasional Masih didominasi pada kelompok umur muda Makin terdidik Masih sebagai tenaga kerja kasar (Dirty, dangerous, difficult)
45
Alternatif Penanganan
Pendataan komprehensif Kerjasama antar daerah Kebijakan berpihak pada masyarakat Peningkatan pembangunan antar daerah Peningkatan prasarana dan sarana transportasi dan alternatifnya Pemberian informasi kondisi ekonomi, peluang kerja, persyaratan yang harus dipenuhi secara jelas
46
Populasi perkotaan diberbagai kawasan utama dunia
47
Lima belas kota terbesar
48
Presentase penghuni pemukiman kumuh dan liar terhadap jumlah penduduk perkotaan
50
Peranan migrasi desa ke kota
51
BIAS TERHADAP KOTA UTAMA
52
Sektor informal di perkotaan
Kebijakan untuk sektor informal perkotaan Kaum wanita dalam sektor informal Pengangguran diperkotaan Salah satu konsekuensi pokok atas melonjaknya arus urbanisasi adalah meledaknya jumlah pencari kerja, baik di sektor modern (formal) maupun disektor informal dalam perekonomian perkotaan.
53
Pengangguran terbuka diperkotaan
54
Solusi Permasalahan Urbanisasi di Indonesia
Pemerintah-pemerintah daerah membentuk tim khusus yang terpadu dengan tugas secara selektif menyaring mereka yang berkeinginan melakukan urbanisasi khusunya mereka yang memiliki keterampilan, pendidikan, kepastian tempat yang dituju kota dan pekerjaan Memberi limitasi waktu kepada kaum urban tersebut, jika mereka tidak bisa survive di kota tujuan dalam jangka enam bulan misalnya, maka akan dipulangkan ke daerah asal.
55
agar tidak membludak maka ada kuota urbanisasi setiap tahun dan yang belum berkesempatan lolos pada tahun ini bisa mengikuti seleksi pada tahun berikutnya, rentang waktu menunggu ini dimanfaatkan untuk menambah kapasitas keterampilan dan pendidikan
56
Teori Ekonomi tentang Migrasi Desa-Kota
Pembangunan Ekonomi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat berkaitan erat dengan kenyataan didefinisikan sebagai perpindahan tenaga kerja dari daerah pedesaan ke kota-kota. Karena perekonomian pedesaan didominasi oleh sektor pertanian, sedangkan di perkotaan memusatkan kegiatan di sektor perindustrian
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.