Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dr. Razia Begum Suroyo, M.Sc. M.kes

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dr. Razia Begum Suroyo, M.Sc. M.kes"— Transcript presentasi:

1 Dr. Razia Begum Suroyo, M.Sc. M.kes
DIABETES MILITUS Dr. Razia Begum Suroyo, M.Sc. M.kes

2 Diabetes Melitus. Kebanyakan kasus diabetes yang didiagnose oleh kita sebelum atau terdeteksi pada kehamilan adalah insulin-dependent diabetes melitus (IDDM)dan ini terjadi pada wanita hamil antara 0,1 dan 0,3 persen wanita hamil mengalami intolerasi ada wanita hamil.Disamping itu antara 1,5 dan 2,5 persen wanita hamil mengalami intolerasi glukose selama kehamilan (diabetes kehamilan).

3 Alasannya adalah bahwa para wanita hamil ini kurang mampu mengatasi perubahan metabolime karbohidrat pada kehamilan, yang menyebabkan perlambatan pertukaran glukose antara darah dan jaringan Penyebab perlambatan ini tidak diketahui dengan pasti, kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen dan peningkatan kadar human plasenta lactogen (hPL)untuk memobilisasi asam lemak sebagai sumber energi dan menghemat glukose, atau disebabkan oleh sistem yang mendegradasi insulin pada plasenta. Efek perubahan metabolik tersebut adalah IDDM menjadi lebih buruk dan diabetes kehamilan mungkin muncul selama kehamilan.

4 Hingga saat ini wanita hamil masih dianggap mempunyai kemungkinan yang lebih besar mendapat Diabetes kehamilan dan berpotensi diabetes.Wanita ini mempunyai anggota keluarga dekat yang menderita diabetes, yang melahirkan bayi dengan berat badan > 4500 gr,mempunyai riwayat kematian intrauterine yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, atau karena gemuk. Sensitivitas dan spesifitas dari markers’ diabetes ini masih kurang baik.

5 Diagnose Diabetes Komite ahli dari beberapa negara dan WHO telah menyepakati kriteria untuk mendiagnose seseorang menderita diabetes: Jika diduga diabetes harus ditentukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu atau puasa. Kadar glukose plasma vena sewaktu atau puasa. Kadar glukose plasma vena sewaktu 11,0 mmol/latau lebih, atau kadar gula puasa 8 mmol/l atau lebih, bersifat diagnostik untuk diabetes. Jika hasilnya meragukan,diberikan pembebanan glukose 75g(dicampur air)dan diminum, sesudah lebih 5menit dilakukan oral glukose tolerance test(OGGT). Jika terdapat gejala diabetes nilai glukose 2 jam cukup menegakkan diagnosis diabetes, apabila tidak ada gejala diperlukan paling sedikit satu pembacaan OGTT abnormal dan peningkatan kadar puasa atau 2 jam post prandial untuk menegakkan diagnose

6 Sambungan diagnosis diabetes
Banyak ahli obstetri melakukan skrining terhadap semua wanita hamil antara kehamilan minggu ke 20 dan 28 untuk mengetahui diabetes kehamilan dengan menggunakan OGTT 50 g atau 75 g. Kadar glukosa darah vena total 1 jam > 7,8 mmol/l dengan muatan glukosa 50 g dan > 8 mmol/l dengan muatan glukosa 75 g menunjukkan bahwa OGTT harus dilakukan secara lengkap.

7 Sambungan diagnosis diabetes
Para ahli lain, termasuk pengarang Effective Care in Pregnancy and Childbirth menyatakan bahwa ‘ Tes ini tidak dapat diulang pada 50-70% kasus, dan angka mortalitas dan morbilitas pada diabetes kehamilan. Diabetes kehamilan tidak dapat dideteksi dengan menggunakan tes urine untuk mengetahui kadar glukosa karena glikosuria umum ditemukan pada wanita hamil karena nilai ambang untuk glukosa rendah Jika diagnose kehamilan telah ditegakkan, fungsi ginjal harus dinilai dan dilakukan pemeriksaan oftalmologik.

8 Efek Kehamilan Pada Diabetes
Kebutuhan insulin meningkat, terutama pada kehamilan sepuluh minggu terakhir, darah harus dimonitor secara teratur dengan pengukuran kadar gula. Ketosis agak umum terjadi. Gangguan ini memerlukan koreksi secara cepat dan rekurensi harus dicegah untuk mengurangi risiko kematian intrauteri pada janin. Segera setelah lahir, sensitivitas insulin meningkat dan dosis insulin harus dikurangi untuk mencegah hipoglikemia dan koma.

9 Efek Diabetes Pada Kehamilan
Efek IDDM pada kehamilan telah diketahui, namuan efek diabetes kehamilan kurang jelas. Frekuensi komplikasi tergantung pada kualitas perawatan wanita diabetes, yang harus dimulai sebelum hamil, jika memungkinkan.

10 Penatalaksanaan Diabetes
Nasehat sebelum hamil Seorang wanita yang sudah diketahui menderita diabetes atau wanita yang mempunyai toleransi glukosa terganggu harus menghindari kehamilan hingga kadar hemoglobin glikosilat (Hb1c) dan glukosanya telah terkontrol dalam batas normal. Hal ini akan mengurangi resiko malformasi kongenital dan membuat pengontrolan diabetes secara optimal menjadi lebih mudah.

11 Kehamilan Beberapa prinsif tertentu yang digunakan pada kehamilan:
Euglikemia harus dipertahankan selama mungkin untuk mengurangi resiko kematian janin intrauteri. Defek konginital antara kehamilan minggu ke 14 dan 18, dan pengukuran alfa fetoprotein pada kehamilan sekitar 16 minggu. Waktu optimal untuk melahirkan harus ditentukan untuk masing-masing wanita. Neonatus harus dilahirkan di tempat yang menyediakan perawatan intensif optimal, jika diperlukan.

12 Insulin- Dependent Diabetes Mellitus
Perawatan medik dimulai ketika penilaian umum dilakukan pada kehamilan dini. Rawat inap di rumah sakit mungkin diperlukan untuk melakukan tes fungsi ginjal, pengukuran lemak darah, dan menstabilkan diabetes. Diabetes dianggap stabil apabila kadar glukosa kapiler darah lengkap dalam keadaan puasa <5,5 mmol/l dan kadar 2 jam postprandial < 4,8 mmol/l. Wanita itu harus mengukur kadar glukosa darah preprandial setiap hari dan menyerahkan hasil monitoring glukosa di rumah setiap minggu untuk dinilai dan glukometernya dikalibrasi. Ia diberi campuran insulin murni kerja singkat (misalnya Actrapid) dan insulin kerja sedang (misalnya Monotard) dua kali sehari. Kadar Hb glikosilat diukur setiap 4 minggu

13 sambungan Jika kadarnya lebih dari 10% atau jika kontrol diabetesnya tidak baik, ibu dirawat di rumah sakit untuk menstabilkan diabetesnya. Perawatan selektif dirumah sakit dilakukan pada kehamilan ke 35. Tujuan perawatan antenatal tambahan adalah untuk mencari dan mendeteksi PIH, infeksi saluran kemih, polihidrmnion dan menilai kesehatan janin dan pertumbuhannya. Penilaian dilakukan dari kehamilan minggu ke 29 dan 30 dan kondisi janin dievaluasi dengan hitung tendangan setiap minggu. Pertumbuhan janin dievaluasi dengan pemeriksaan ultrasonografi berkala dengan interval kira-kira 2 minggu.

14 Diabetes kehamilan Kebanyakan wanita ini tidak memerlukan perawatan di rumah sakit tetapi memerlukan perawatan yang sama cermatnya selama kehamilan Mereka tidak mungkin mendapatkan bayi dengan malformasi kongenital, namun bayinya mungkin besar. Disarankan dilakukan pengaturan diet dan jika ini tidak mencapai tingkat kadar gula darah yang diharapkan maka si pasien harus diobati dengan insulin.

15 Saat yang tepat untuk kelahiran
Kebanyakan wanita diabetes yang diabetesnya terkontrol dengan baik dapat melanjutkan kehamilannya hingga minggu ke 38 atau lebih dan menjalani persalinan spontan. Beberapa tim penatalaksanaan lebih suka melakukan induksi persalinan pada kehamilan minggu ke 37, asalkan memenuhi kondisi untuk induksi. Alasannya adalah bahwa saat kelahiran dapat diantisipasi dengan baik, staf rumah sakit dan fasilitas dapat dipersiapkan untuk kelahiran dan perawatan neonatus.Jika persalinan tidak berlangsung dengan cepat, menurut catatan partogram, persalinan dapat dipercepat dengan infus oksitosin, atau seksio sesarea.

16 sambungan Tim lain melakukan seksio sesarea selektif pada kehamilan minggu ke 38dengan alasan bahwa pengontrolan diabetes selama persalinan adalah kompleks dan hasil yang lebih baik didapat dengan seksio sesarea. Jika timbul hypertensi akibat induksi kehamilan dan test pada janin menunjukkan bahwa resiko kematian in utero tinggi, kehamilan perlu diakhiri dengan seksio sesarea atau induksi persalinan.

17 Penatalaksanaan persalinan
Kadar glukose darah pasien dipertahankan pada nilai batas yang diharapkan sepanjang proses persalinan dengan memasang infuse glukose 5% intravena dan menambahkan insulin agar pasien mendapatkan 5.0-7,5 u per jam, tergantung pada kebutuhan insulin total perhari. Glukose darah dimonitor setiap 2 jam. Setelah kelahiran bayi kecepatan infuse dikurangi separuh dan diteruskan selama 12 jam atau lebih lama.

18 Bayi yang baru lahir Kebanyakan bayi dari ibu yang diabetes berukuran besar. Semakin baik pengontrolan diabetes selama kehamilan semakin kecil kemungkinan akan dilahirkan bayi besar yang berlebihan. Kebanyakan bayi mengalami eksitabilitas neuro muskular dan menampakkan CUSHINGOID. Bayi dari ibu diabetes mungkin mengalami hipoglikemia, hipokalemia, polisitemia dan sindrome distres pernafasan. Pengikatan tali pusat cepat dapat mengurangi risiko polisitemia dan perawatan neonatus secara intensif mengurangi risiko gangguan lain. Pemberian makan diberikan 2-6 jam sesudah lahir.

19 Saran kepada ibu. Hindari kegemukan. Olahraga teratur Hindari merokok.
Pemeriksaan berkala untuk menghindari dan mengetahui lebih cepat hipertensi. Untuk merubah gaya hidup termasuk diet untuk mengontrol berat badan dan olahraga. Lakukan follow-up dengan test tahunan dan ini penting karena 5% wanita dengan diabetes kehamilan akan berlanjut mengalami intoleransi glukose dan 10% akan berkembang menjadi diabetes dalam 10 tahun dan >20% dalam 20 tahun.

20 TERIMA KASIH

21


Download ppt "Dr. Razia Begum Suroyo, M.Sc. M.kes"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google